TOP 10 MOVIES 2021 SO FAR….

Hola World,

Akhirnya bisa update lagi blog ini, mohon maaf sebelumnya lagi lagi aku jarang update karena seperti biasa di tengah pandemi, perusahaan tempat saya bekerja meningkatkan target dan untuk merealisasikan nya perlu usaha yang lebih extraordinary sehingga agak terabaikan sedikit blog ini.

Namun I’m back again, dan saat ini saya ingin mengulas tentang Top 10 movies 2021 (so far). Maksud dan tujuan dari tulisan ini adalah menuliskan opini terkait dengan 10 film yang saya lihat dari bulan Januari sampai dengan Juni 2021. Iya sebelum situasi memburuk lagi di akhir Juni sampai saat ini kita berada di PPKM Darurat, pandemi yang belum berakhir namun di Indonesia kegiatan tampak sudah berjalan normal pada awal Januari 2021 membuat optimisime kondisi entertainment, beberapa film yang seharusnya rilis di tahun 2020 sedikit demi sedikit berbagai studio produksi sudah menyusun strategi untuk memutar nya di tahun ini. Begitu juga di Indonesia, saya melihat bioskop cukup banyak peminat nya yang tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Streaming tetap menjadi pilihan, dan pada platform streaming juga terdapat beberapa film yang sangat menarik.

Untuk metode perhitungan daftar ini berdasarkan dari film yang baik diputar di bioskop maupun streaming. Dan perhitungan angka dari nomor 1 yang paling bagus menurut saya dan paling bawah nomor 10 yang paling kurang favorit. Dari daftar yang saya buat, ada tiga studio produksi yang bersaing ketat yaitu Warner Bros, Walt Disney, dan Netflix. Dari sisi bisnis model, ketiga studio ini adalah studio yang mampu bertahan membuat penyesuaian disrupsi yang terjadi akibat pandemi. Terbukti strategi yang mereka berikan sangat efektif. Ok berikut list daftar 10 film favorit selama 6 bulan pertama tahun 2021.

10. LUCA, Studio : Walt Disney-Pixar

Luca adalah film animasi Pixar ke 24, kita bisa melihat film ini secara streaming di platform Disney+ Hotstar sama seperti film tahun lalu yang sangat keren yaitu Soul. Namun saya terpaksa harus memasukan film ini di posisi 10 awalnya malah tidak masuk. Salah satu poin yang paling saya sukai dari film ini adalah suasana musim panas di Italia, karena setting nya menggunakan salah satu kota di Italia berama Portorosso Italia. Kemudian sutradara dan juga penulis skenarionya juga orang Italia. Suasananya juga di era 1950an-60an, namun saya lihat ada beberapa juga yang mengunakan unsur 70an-80an. Setidaknya film ini cukup membuat kita yang tidak bisa berlibur karena pandemi menjadi cukup terhibur. saya beri score 7.5/10 untuk film ini.

9. Raya and The Last Dragon, Studio Walt Disney-Pixar

Another Asian Culture Movie, yup memang trend entertainment selain nostalgia marketing (setting di tahun 90-80-70-50-40 an), adalah diversity yang melihat budaya lain terutama budaya Asia. Dan film ini sebagai salah satu film dengan budget yang lumayan dengan artis yang sekaliber Awkwafina dan Kelly Marie Tran. Uniknya adalah budaya yang diceritakan adalah budaya Asia Tenggara. Perpaduan antara Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Kemudian yang menarik adalah isu utama di film ini yaitu Kepercayaan, sehingga kisah ini menekankan perlu nya kepercayaan dan dialog untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang merupakan good point di film ini. Nilanya menurut saya adalah 7.5/10

8. Godzilla VS Kong, Studio : Warner Bros

Bisa saya katakan mulai dari trailer sampai marketing campaign dari film ini sangat extraordinary. Pada awal tahun 2021, film ini dijadikan sebagai marketing tools dari streaming platform baru dari Warner Media (AT&T and Warner Bros Studio) yaitu HBO Max terbukti setelah trailer dari film ini terjadi peningkatan yang signifikan susbcriber dari HBO Max. Namun dari segi cerita menurut saya agak sedikit berantakan, pasalnya antara karakter yang satu dengan yang lain tidak ada koneksi yang mendalam tetapi poin menariknya adalah pertarungan antara dua monster legenda ini memberikan pengalaman yang membahagiakan apalagi bagi saya yang saat itu menonton pertama kali di bioskop sejak pandemi. Tapi tetap saja karena film ini adalah marketing campaign HBO Max, hampir bisa dikatakan WB melakukan banyak spoiler sehingga kita semua bisa mudah menebak bagaimana jalan cerita dari film ini. Mungkin menurut saya WB harus belajar dari Disney mengenai cara untuk tidak terlalu banyak memberikan spoiler sehingga membuat asumsi dan tidak bisa ditebak dengan mudah. Nilai nya menurut saya adalah 7.5/10

7. Conjuring The Devil Made Me Do It, Studio : Warner Bros

Sebelum akhirnya bisokop di Jakarta ditutup kembali di masa PPKM Darurat saat ini, film terakhir yang saya lihat adalah film ini yang bisa kita katakan sebagai Conjuring 3. Kalau saya lihat banyak sekali orang yang kecewa dengan film ini, pertama karena tidak seseram film pertama dan film keduanya, ya saya akui itu benar. Kemudian kedua, sama hal nya seperti Insidious, film ketiga ini tidak disutradarai oleh James Wan, sehingga terasa sekali menurut saya perbedaan dengan film sebelumnya. Namun ada poin menarik di film ini terutama di storytelling nya, saya suka dengan tema pengadilan dengan pembelaan bukti mistis dan itu membuat saya sangat bersemangat. Kemudian kasus horor yang disertai dengan investigasi hukum dan kriminalitas juga membuat film ini stand out dari 2 film sebelumnya sehingga saya berani memberikan film ini di posisi yang lebih tinggi dari GVK dan Raya. Nilai film ini adalah 8/10

6. Mortal Kombat, Studio : Warner BrosNew Line Cinema

Film laga dengan rating R ini menjadi banyak favorit semua orang apalagi di bulan April adalah periode dimana sedang banyak kampanye kembali ke bioskop. Ditambah untuk Indonesia, ada aktor laga Joe Taslim yang membanggakan Indonesia. Review film ini sudah saya tulis dengan legkap dipostingan sebelumnya silahkan dicek untuk postingan saya itu. Walaupun ada beberapa pro dan kontra terkait dengan film ini, film ini adalah sebuah film yang sangat ditunggu dan memberikan kepuasan tersendiri kepada para penggemar lama game lawas Mortal Kombat. Nilai untuk film ini adalah 8/10

5. A Quiet Place Part 2, Studio : Paramount Pictures

Memasuki Lima Besar, ada film besutan John Kransinski yang pada tahun 2018 lalu untuk part 1 nya menjadi film horor paling mencekam sepanjang masa. Untuk part 2 nya juga dikemas sangat rapih oleh John Kransinski sebagai sang sutradara dan juga pemain. Film kedua ini lebih memfokuskan kepada peran Regan yang merupakan putri keluarga Abbot yang tunarungu, disini kita bisa melihat ada pesan untuk para penyandang disabilitas bahwa itu bukan kekurangan dan bahkan bisa bertahan di situasi apokaliftif seperti di film ini. Dan yang menarik nya adalah film ini merupakan film pertama di tahun 2021 yang berhasil meraup keuntungan besar setelah penayangan nya di bioskop. Dimana tagline Paramount adalah “Only in Theatres feel the experience”. Nilai film ini menurut saya adalah 8.5/10

4. Cruella, Studio : Walt Disney

Selain Nostalgia Marketing dan Diversity, trend entertainment adalah prekuel. Film Cruella adalah prekuel dari kisah salah satu tokoh jahat Disney di film 101 Dalmatian yaitu Cruella De Vil, yang merupakan ratu desainer dari London Inggris. Sebelumnya, Disney juga sudah melakukan hal yang sama untuk Maleficient, namun film ini jauh lebih bagus, peran Emma Stone sebagai Cruella muda sangat cemerlang, kemudian kostum nya juga wah kita akan terhibur dengan fashion show yang sangat kreatif. Ditambah ada satu lagi Emma yaitu Emma Thompson yang menjadi musuh Cruella yang merupakan atasanya yaitu Barones. Sisi emosional nya sangat terasa sehingga pelanggan termanipulasi bahwa Cruella sebenarnya adalah orang baik jadi mirip dengan kisah Joker. Nilai untuk film ini adalah 9/10

3. Nomadland, Studio : Searchlight Pictures

Film yang bersinar di ajang Oscar 2021 ini memang sangat luar biasa. Chloé Zhao untuk menjadi penulis skenario dan sutradara Nomadland. Nama filmmaker wanita asal Tiongkok ini mulai dikenal di Hollywood sejak menelurkan film The Rider (2017). Chloé Zhao mengemas cerita nomaden dalam film Nomadland ini dengan lebih melankolis dan intim. Yang memang menjadi ciri khasnya. Selain itu, untuk memperkuat penuturan kisahnya, dia juga mengajak para nomad asli untuk bermain dalam film ini. Dialog-dialog yang disajikan oleh Chloé Zhao, selaku penulis skenario, dalam film Nomadland ini, sebenarnya, cenderung singkat. Namun, maknanya sangat dalam dan kuat. Yang bisa menyentuh hati penonton tua maupun muda termasuk saya yang sangat tersentuh. Nilainya adalah 9/10

2. Army of The Dead, Studio : Netflix

Film Zombie sudah biasa, tapi kalau dipegang oleh Zack Snyder pasti jadi luar biasa. Bayangkan kreativitas Snyder yang melakukan konstruksi ulang film genre Zombie yang sangat berbeda dengan tipikal film Zombie biasanya. Film ini dikemas dalam konsep streaming di Netflix, dan menjadi film Netflix nomor 1 di 70 negara keren sangat dan terbaik. Meski plotnya cukup panjang dan bertele-tele, film ini menyajikan konsep yang segar, aksi yang seru, sadis, dan berdarah-darah, dengan sinematografi yang artistik khas Snyder. Yang pasti, Army of the Dead wajib hukumnya untuk ditonton oleh para fans Snyder dan penyuka genre Zombie. Nilainya menurut saya adalah 9/10

1 Justice League Snyder Cut, Studio : Warner Bros

Akhirnya sampai di nomor 1, film besutan Warner Bros ini merupakan film terbaik di tahun 2021. Untuk menyajikan kisah sesuai harapan penggemar DC, film Zack Snyder’s Justice League ini, awalnya, bakal dirilis dalam bentuk miniseri empat bagian. Karena durasinya memang sangat panjang. Bahkan, mencapai 240 menit! Namun, akhirnya, Zack Snyder memutuskan untuk tetap merilisnya dalam bentuk film secara utuh. Yang terdiri dari enam chapter. Di Indonesia sendiri film ini saya tonton di aplikasi HBO Go.

Film ini sangat berbeda dengan film yang dirilis pada tahun 2017. Perbedaan dari visual bisa terlihat dari penampakan Steppenwolf. Pada versi Snyder, penampilan Steppenwolf jauh lebih memberikan gambaran musuh superhero yang lebih terlihat sangar. Scoring untuk banyak scene pun diubah. Hasilnya tentu jauh lebih baik. Durasi empat jam inilah yang menjadikan cerita yang ingin disampaikan mampu tersampaikan dengan baik arah dan maksud yang diinginkan. Oleh karenanya, sisi emosional pada film ini bisa lebih terasa dibandingkan Justice League 2017. Nilai film terbaik 2021 so far ini adalah 9.5/10

Demikian film terbaik sepanjang 2021 versi Ferdi, kira kira apa daftar versi kalian. Dan semoga saja pandemi segera berakhir, sehingga kita bisa lebih leluasa menonton film di bioskop dengan aman. Paruh kedua tahun 2021 juga akan dihiasi dengan film film yang luar biasa. Bahkan Marvel Studio juga akan merilis 4 film andalan nya sampai akhir tahun 2021, wah semakin berwarna sekali ya. Ok sampai jumpa di tulisan review film selanjutnya Stay Safe semuanya Terima kasih

Ferdi Cullen

MORTAL KOMBAT 2021 REVIEW : GORE OR LORE

Hola World,

FINISH HIM

Jumpa lagi di tulisan movie review, dan kali ini saya akan menulis review tentang salah satu film yang baru saja tayang minggu lalu dan merupakan salah satu film yang saya tunggu tunggu di tahun 2021 yaitu Mortal Kombat. Mortal Kombat merupakan franchise games yang bisa saya katakan legenda karena sudah hampir 30 tahun sejak tahun 1992 pertama kali game ini dirilis. Games ini menampilkan pertarungan sadis dan penuh adegan kekerasan antara para jagoan dari tujuh dunia untuk mempertahankan dunia mereka masing-masing. Pada tahun 1995 film Mortal Kombat Original dirilis dan film ini langsung menjadi hype di seluruh dunia karena pada saat itu games nya juga baru 3 tahun dirilis dan sedang tenar tenarnya. Tapi untuk film 2021 ini merupakan versi reboot dan sangat berbeda alur ceritanya. Berikut adalah ulasan apa yang saya sukai dan ternyata ada juga yang sangat tidak saya sukai.

Mortal Kombat 2021, disutradarai oleh Simon McQuoid dan produser James Wan. Film ini dibintangi oleh salah satu aktor Indonesia yaitu Joe Taslim, yang menjadi peran Sub Zero yang merupakan tokoh favorit saya di games, saya suka sekali memainkan karakter Sub Zero di games dua puluh tahun yang lalu. Selain Joe Taslim, ada aktor Lewis Tan (Cole Young), Ludi Lin(Liu Kang), dan masih banyak lagi. Film ini sendiri diproduksi oleh Warner Bros, setelah games Mortal Kombat diambil alih oleh Netherealm Studio yang merupakan anak perusahaan Warner Media dan AT&T. Untuk perilisan di Amerika Serikat, film ini dirilis dalam format streaming di HBO Max dan sekaligus juga dapat ditonton di bioskop. Dan berdasarkan info berita terbaru dalam 3 hari sejak 23-25 April 2021 film ini sudah menghasilkan $22.5 Mio dan merupakan film nomor 2 Warner Bros setelah Godzilla vs Kong yang tertinggi dalam penghasilan Box Office dalam minggu pembukaan.

Berikut beberapa review hal yang saya rasa sangat kurang di film ini disamping ada hal menarik menurut opini pribadi saya dan saya kebetulan menonton nya dalam format bioskop dengan menggunakan protokol kesehatan.

Sensor oh Sensor

Sebagai film dengan Rating R atau disebut Red Band, film ini mendapat banyak kritikan pedas oleh netizen Indonesia karena ada sekitar kurang lebih 10 menit jika total digabung bagian yang dipotong oleh Lembaga Sensor Film karena ya tidak sesuai dengan kaidah norma yang ada di Indonesia. Kenapa sih bisa Red Band, ya karena pada film original di tahun 1995 rating film ini adalah PG13 (13 tahun ke atas) sehingga mendapat kritikan pedas dari fans fanatik games. Fatality merupakan sebuah cara untuk menghabisi lawan dalam games dengan cara yang brutal, adegan Fatality tidak ada dalam film tersebut padahal value yang ada di games adalah Fatality yang penuh dengan kekerasan itu. Dengan demikian untuk mendukung fans, film reboot di tahun 2021 dibuat dengan rating Red Band yang penuh dengan darah dan adegan kekerasan tingkat dewa. Di sisi lain juga saya rasa tidak salah juga Lembaga Sensor Film karena pada dasarnya masyarakat Indonesia tidak terbiasa dengan film Red Band yang penuh kekerasan. Alhasil pada saat saya menonton film ini, saya mendengar beberapa suara publik yang menyatakan bahwa film ini tidak menarik terlalu banyak action pack dan kurang dalam cerita ya saya tentu tidak masalah dengan pendapat tersebut, tapi kalau opini saya sendiri sebagai salah satu penggemar games Mortal Kombat, intinya Mortal Kombat adalah action pack yang sangat sadis dan bukan cerita sehingga saya yakin jika dibandingkan dengan opini para penggemar games pasti mereka memberikan pendapat yang sama dengan saya.

Siapa Cole Young

Karakter Cole Young yang mengecewakan

Iya siapa Cole Young, itu yang saya tanyakan dan saya coba ingat ingat apa saya pernah lupa dengan karakter ini di game Mortal Kombat. Peran yang dimainkan oleh Lewis Tan ini sebenarnya kurang begitu pas, apakah karena absennya sang Juara Mortal Kombat dalam kisah games Mortal Kombat yaitu Johnny Cage sehingga tokoh ini dijadikan main character protagonist. Yup spoiler Cage tidak ada di film 2021 walaupun dia menjadi peran utama di film tahun 1995 bahkan di games Cage adalah sang Juara dari Earthrealm. Dari sisi akting Tan sungguh jelek sekali di film ini, ditambah dengan aspek keluarga Cole Young yang menurut saya tidak memberikan efek apa apa pada cerita. Belum lagi dengan kemampuan Cole Young yang menurut saya masih tidak bisa dikomparasi dengan karakter iconic seperti Sub Zero, Liu Kang, maupun Kung Lao. Kemampuan nya hanya mempunyai baju zirah emas yang tahan dentuman dan kedua bilah pisau yang mirip Wolverine, jadi kurang lebih karakter Cole Young tidak memberikan nilai apapun di film ini mohon maaf.

Alur Cerita yang singkat

Saya akui untuk sebuah film adaptasi games itu sangat sulit sekali mempunyai alur cerita yang bagus, begitu juga yang terjadi di Mortal Kombat 2021. Ada beberapa karakter yang sebenarnya sangat powerful tapi setelah difilmkan malah seperti tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Sebagai Contoh adalah karakter Nitara, yang di game merupakan salah satu karakter wanita favorit di games Mortal Kombat, tapi di film ini hanya tampil 5 menit dan perlawanan yang diberikan Nitara ketika melawan Kung Lao juga sangat tidak berguna sehingga saya cukup kasihan dengan penggemar Nitara tetap semangat ya. Selain itu adegan dengan Goro dan Milena juga sangat sedikit dan seperti kurang berkesan. Disamping itu kisah kisah yang berubah dari timeline, seperti Sonya Blade yang tidak mempunyai tanda naga sempat membuat saya bingung dan merubah alur cerita jadi kacau menurut saya.

Demikian 3 hal di atas yang menjadi kekurangan dari film ini menurut pndapat saya. Berikutnya saya akan bahas hal menarik yang menjadi favorit saya di film ini.

Representasi Asia

Max Huang sebagai Kung Lao ternyata aktor Asia Jerman Keturunan Indonesia

Mortal Kombat 2021 lebih banyak aktor Asia dibandingkan dengan film Mortal Kombat 1995. Mulai dari Bang Jota kita yang luar biasa itu sebagai Bi Han Sub Zero, kemudian ada Hiroyuki Sanada sebagai Hanzo Hasashi Scorpion, Tadanobu Asano sebagai Raiden, Chin Han sebagai Shang Tsung, Ludi Lin sebagai Liu Kang, dan Max Huang sebagai Kung Lao. Pokoknya terbaik aktor Asia yang tidak hanya dari China tapi dari Jepang, Singapore, dan Indonesia karena pada dasarnya Mortal Kombat mengambil banyak budaya Asia jadi representasi Asia membuat film ini semakin mantap. Oh iya jangan salah loh ada dua aktor Indonesia di film ini satu adalah Joe taslim dan satu lagi Max Huang yang walaupun adalah orang Asia Jerman dia merupakan keturunan Indonesia dari Sumatera yang sudah bermukim di Jerman.

Kano Win

Di luar ekspektasi, karakter Kano yang merupakan salah satu karakter Antagonis di games Mortal Kombat mendapatkan kesan yang sangat menyenangkan di film ini. Pada film tahun 1995, bahkan Kano sangat tidak berguna tidak mengeluarkan senjata andalan nya yaitu laser di matanya, apalagi Fatality pengambil jantung lawan yang dulu saya ingat pada saat main games bersama temen, dimana temen-temen akan bersorak sorai ketika kami berhasil membuat Fatality Kano yang sangat sadis ini. Selain menjadi figur yang banyak lelucon “recehnya” tapi Kano yang diperankan oleh Josh Lawson melakukan improvisasi yang membuat film ini jadi berkesan dan bahkan aktingnya jauh lebih baik dari lawan main yang lain. Ditambah dengan pertarungan epik nya dengan Reptile dengan ujungnya dia mengucapkan “Kano Win” sambil memegang jantung yang masih berdetak keren sekali!!!

Opening Scene 10 menit Terbaik

Hanzho Hashashi vs Bi Han

Opening Scene di Mortal Kombat merupakan 10 menit terbaik. Indahnya alam Jepang, taman hutan yang damai ditambah sebuah ketulusan hati seorang Hanzo Hasashi yang akan menjadi Scorpion terhadap keluarganya. Kemudian suasana tenang pun berubah dengan suasana penuh darah bergelimpang mayat dimana mana. Adegan ini terinspirasi dari film animasi Mortal Kombat Legends : Scorpion Revenge yang dirilis tahun lalu yang mengisahkan tentang sengketa antara dua klan petarung terbaik yaitu Shirai Ryu (Jepang) dan Lin Kuei (China). Film animasi itu diproduksi oleh Warner Bros Animation dan merupakan salah satu film terbaik Mortal Kombat. Maka tidak salah memilih jalur cerita di film animasi itu untuk diadaptasi di film 2021 ini. Dan pastinya pertarungan antara Bang Jota dan Hiroyuki Sanada epik sekali. Hal ini yang menjadikan 10 menit terbaik film action dalam hidup saya.

All About Jota or Sub Zero

Joe Taslim sebagai Sub Zero sangat memukau

Sudah pada lihat berita premiere film Mortal Kombat 2021 di XXI sangat meriah sekali walaupun tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal ini terjadi karena ada Bang Joe Taslim sebagai representasi Indonesia di film ini. Film ini merupakan kesempatan yang sangat bagus buat aktor laga Indonesia yang terkenal di film Raid ini untuk semakin bersinar di kancah Hollywood. Menurut saya Bang Jota punya potensi untuk menjadi aktor laga kenamaan seperti Hiroyuki Sanada dan bahkan mungkin Jackie Chan atau Jet Lee. Selamat sekali lagi buat Bang Jota aktingnya sebagai pembunuh berdarah dingin Sub Zero patut diancungi jempol. Sukses terus buat Bang Jota.

FATALITY YANG DIRINDUKAN

Fatality Sub Zero yang super sekali!!

Bagi saya yang sudah pensiun jadi gamers begitu nostalgia melihat fatality demi fatality disuguhkan dalam film ini mendapatkan kepuasan tersendiri. Favorit saya adalah Fatality Kano yang mencabut jantung Reptile. Selain itu Fatality Kung Lao dengan topi pedang nya yang membelah Nitara juga sangat ikonik. Belum lagi Jax dengan kepalan tangan besi baja nya yang mampu menghancurkan tulang manusia dengan menghancurkan kepala Reiko. Kedua terbaik selain Kano menurut opini saya adalah jatuh kepada Fatality Sub Zero alias Bi Han alias Bang Jota yang merubah tangan Jax menjadi es dan bumm… patah berkeping keping. Benar benar Flawless Victory.

Demikian 3 hal yang saya tidak sukai dan 5 hal yang saya sukai dari Mortal Kombat 2021

KESIMPULAN NYA : GORE OR LORE

Jadi bagaimana menurut pendapat kalian, apakah kalian lebih suka adegan aksi yang luar biasa tanpa cerita (Gore) atau diselingi dengan cerita menarik (Lore). Kalau saya sudah jelas pasti akan ikut Gore karena ini film adaptasi Games yang sulit sekali untuk dibuat improvisasi cerita biarkan mengalir dengan action pack seperti di Games. Dan sebagai penggemar games ini di masa lampau, saya sangat puas dengan film ini jika bisa memberikan score saya akan pilih 8/10 untuk film ini. Walaupun harus saya akui peran cerita itu penting dalam membentuk film ini menjadi sebuah universe. Berkaca dari Marvel, Star Wars, DC, Harry Potter dan franchise lain nya untuk menjadikan suatu brand itu menjadi sebuah universe pondasi cerita memang harus mulai dibangun. Dengan info dari Warner Bros bahwa film ini akan dibuat sekuel nya bahkan infonya sampai empat film di tahun tahun depan, mari sama sama berharap semoga di film selanjutnya ada keseimbangan antara Gore dan Lore.

Terima kasih sudah membaca review ini bagaimana menurut pendapat kalian silahkan beri komentar di kolom komentar. Dan untuk berikutnya saya akan review film menarik lain nya Terima kasih dan sampai jumpa.

Penilaian Mortal Kombat 2021 di Rotten Tomatoes

FLAWLESS VICTORY

Ferdi Cullen

WANDAVISION FINAL SEASON REVIEW : ANTARA FANS KECEWA DAN NILAI MORAL TENTANG KESEDIHAN

Hola World

Akhirnya season akhir WandaVision tayang di DisneyPlus menandai berakhirnya streaming vibe dan menjawab segala teori yang fans buat selama kurang lebih 2 bulan ini. Ada yang menyatakan bahwa kisah ini sangat mengharukan karena mengajarkan nilai moral kesedihan atau grief, sedangkan di sisi lain ada fans yang kecewa. Para fans yang kecewa merupakan fans yang sepertinya terlalu memuja muja teori dan jadinya mempunyai ekspektasi yang sangat tinggi yang akhirnya yang muncul tidak sesuai harapan mereka. Namun secara keseluruhan serial ini sangat bagus, ini adalah fase 4 dari Marvel Cinematic Universe, dan Kevin Feige sang dedengkot Marvel itu melakukan eksekusi dengan baik.

Saya suka scene yang diambil inspirasinya dari The Incredibles keren sekali

Saya adalah salah satu fans yang kecewa

The Scarlet Witch

Tidak bisa dipungkiri saya adalah salah satu fans yang kecewa dengan episode akhir dari serial ini. Pada tulisan yang lalu saya sudah mengambarkan bahwa ekspektasi sampai episode 6 proses grafis dari film ini terus meningkat. Bahkan pada episode 7 saja dengan muncul nya sang Villain dengan lagunya yang jadi viral berjudul Agatha All Along, menjadikan episode ini merupakan salah satu episode terbaik. Karena ternyata teori fans bahwa Agnes merupakan Agatha Harkness yang ada di komik akhirnya diresmikan. Namun setelah masuk episode ke 8 yang merupakan episode kilas balik, sama hal nya dengan episode 4, ekspektasi terus meningkat, episode ke 8 banyak dipuji karena akting yang sangat baik dan ada adegan tentang makna kesedihan dimana banyak penonton berempati dengan kondisi Wanda di episode ini. Grafik mulai menurun, dan menurun drastis pada saat episode terakhir. Berikut akan saya informasikan opini 3 hal yang membuat saya sebagai fans yang kecewa

  1. Fake Pietro (FIETRO), iya akhirnya Evan Peters yang memerankan Pietro Maximoff ternyata hanya boneka dari Agatha Harkness dengan kemampuan sihirnya ok itu bisa diterima, tapi di episode 9 yang sangat saya kecewa, ternyata Fietro adalah Ralph dan dibelakang nya ada nama Bohner dan jadilah sebuah lelucon bernama Ralph Bxxxr, sebuah kata kiasan dalam bahasa inggris yang mempunyai makna tidak pantas. Tidak habis pikir saja seorang Evan Peters yang sangat dicintai fans atas apa yang dia lakukan di X-Men Fox Universe sebagai Quicksilver harus masuk ke MCU seperti ini. Walaupun di sosial media, Evan Peters sudah mengungkapkan bahwa dia tidak keberatan dimana ini adalah kesempatan yang sangat luar biasa bagi dia untuk masuk ke MCU, tapi saya tidak habis pikir saja betapa luar biasanya Marvel Studio membayar aktor yang sangat mahal hanya untuk sebuah lelucon tapi ya itu lah MCU. Hal ini sudah pernah terjadi di Ironman 3 pada saat Ben Kingsley sang aktor senior itu menjadi lelucon Mandarin seperti nya memang Marvel akan terus melakukan hal itu, tapi usul saya jika eksekutif Marvel membaca ini tolong hentikan lelucon ini ya, mereka adalah aktor yang berdedikasi tolong berikan mereka peran yang sesuai.
  2. Info Secret Cameo dari Paul Bettany, masih terngiang tentang The Mandalorian season 2 dengan muncul nya cameo setingkat Luke Skywalker yang tidk disangka oleh fans. Sebelumnya Paul Bettany pemeran Vision dalam salah satu interview pernah menyatakan bahwa akan ada cameo oleh aktor yang selama ini dia kagumi. Dan ternyata cameo tersebut adalah dirinya sendiri sebagai White Vision. Kehadiran white vision disini pun sangat tidak membangun cerita yang sudah terjalin karena muncul nya pada saat episode 8 dan hanya dapat porsi di episode 9 dan itupun berakhir dengan kembali nya memori White Vision dan terbang keluar sehingga menimbulkan pertanyaan baru. Bravo ya Paul Bettany lelucon nya.
  3. Banyak pertanyaan tak terjawab, kalau ini mungkin memang ciri khas nya MCU, karena mereka menyimpan yang terbaik untuk film layar lebar mereka. Mulai dari apa yang terjadi dengan salah satu agen SWORD yang disebut Beekeeper itu, kemudian siapa saksi rahasia Jimmy Woo, kemana perginya White Vision , apa yang terjadi pada saat Blip (kembali nya orang orang yang di Snap Thanos) di posisi Wanda, dan masih banyak lagi.

Tapi tentunya tidak semua saya kecewa. Penampilan Katryn Hahn sangat memukau, apalagi pada saat episode 7 dimana akhirnya karakter Agnes menyatakan bahwa diri nya adalah Agatha Harkness sang penyihir yang ada di Marvel Comic. Ditambah dengan adanya lagu yang begitu catchy didengar karangan The Lopez yang merupakan pengarang lagu Let It Go di Frozen. Lagu berjudul Agatha All Along langsung menempati tangga lagu terbaik dunia tidak tanggung tanggung.

Meskipun Doctor Strange tidak pernah muncul sebagai tamu di WandaVision, Sorcerer Supreme memang sempat disebutkan di akhir seri ini dan ini merupakan hal yang sangat saya sukai. Saat Agatha memberi tahu Wanda apa artinya menjadi Scarlet Witch, dia berkata: “Kekuatanmu melebihi kekuatan dari Sorcerer Supreme. Ini adalah takdirmu untuk menghancurkan dunia” Ini terjadi setelah Agatha menjelaskan bahwa ada satu bab penuh tentang Scarlet Witch di Darkhold, “kitab terkutuk,” yang bersinar pendar ketika Wanda melirikya di ruang bawah tanah Agatha.

Post Credit nya juga keren keren, ada dua post credit disini. Dalam adegan pasca-kredit terakhir, kita akan menemukan Wanda membuat teh untuk dirinya sendiri di kabin terpencil yang terletak di pegunungan bersalju yang indah mirip mirip gunung di Eastern Europe walaupun saya tidak tahu dimana tepatnya. Tapi saat kamera melewati Wanda saat dia berjalan menuju ketel yang berteriak, Scarlet Witch sebagai Astral Projection (roh yang keluar dari tubuh) secara bersamaan berada di kamar tidur, mengurai buku Darkhold, sebuah level multitasking (mengerjakan lebih dari satu hal) yang sangat luar biasa, sebelumnya hanya dilakukan oleh Stephen Strange (Dr. Strange).

Dan satu lagi yang saya temukan dan saya garis bawahi bahwa Matt Shakman sang sutradara pernah menyatakan bahwa memang ada beberapa rencana yang tidak berhasil mereka eksekusi termasuk team up antara si kembar, Darcy, Monica, dan Ralph (Evan Peters) dengan alasan pandemi, kebetulan episode terakhir disyuting pada saat pandemi di Amerika Serikat sedang besar besar nya. Menurut Matt, mereka tidak berhasil melengkapi Visual yang dibutuhkan pada saat itu ok baik saya terima itu.

Meme membandingkan kostum Wanda dan Magneto -Men Fox Universe

Terakhir yang saya favoritkan juga adalah kostum Wanda sebagai Scarlet Witch yang keren sekali. Ada improvisasi dari kostum yang ada di komik tapi terlihat sangat elegan sekali dikenakan oleh Wanda. Menariknya adalah muncul meme yang menampilkan persamaan antara kostum Magneto dan kostum Scarlet Witch. Jika kalian pernah baca komik Marvel, dimana Scarlet Witch aka Wanda Maximoff adalah putri dari Magneto. Walaupun tidak secara resmi dinyatakan bahwa inspirasi nya dari kostum Magneto, secara harfiah kostum keduanya menujukan kemampuan mereka yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Nilai Moral Tentang Kesedihan

Melalui sembilan episode WandaVision, yang mengakhiri musim pertamanya pada hari Jumat 5 Maret lalu, kita menyaksikan pengembangan salah satu karakter Marvel Cinematic Universe yang mungkin sedikit kurang diperhatikan berubah menjadi sorotan dan menjadi yang paling kuat. Kami menyaksikan Wanda Maximoff ditempa menjadi Scarlet Witch.

Nilai Moral Kesedihan, sangat digambarkan di serial ini

“The Scarlet Witch is not born, she is forged.”

Meskipun kemungkinan akan ada penggemar yang kecewa karena final tidak menghadirkan orang-orang seperti Reed Richards, Profesor Xavier, Clea, Mephisto, atau siapa pun yang muncul selama berminggu-minggu berteori terus-menerus, WandaVision dengan rapi mengikat acara DisneyPlus pertama MCU. dengan mengakhiri bagaimana itu dimulai: dengan Wanda dan Vision. Serial ini memicu misteri selama delapan minggu, tetapi pada akhirnya tetap menjadi cerita tentang cinta antara robot synthezoid dan penyihir yang berduka, yang akhirnya sadar dan menerima apa ada nya begitulah kira kira nilai moral dari serial ini .

Tapi sementara WandaVision mungkin sudah berakhir, kisah Scarlet Witch baru saja dimulai. Wanda telah menghadapi kesedihan bertahun-tahun secara langsung (dengan cara yang agak tidak sehat) dan sekarang membuat Westview dan Warganya lebih kuat dari sebelumnya.

Scarlet Witch tidak sabar melihat masa depan nya di MCU

Demikian review singkat saya tentang serial yang selama kurang lbih 2 bulan terakhir menjadi perbincangan warga net di dunia. Jadi apa kira kira pendapat kalian apakah kalian sangat puas dengan serial Nantikan review berikutnya yaitu masih di kisah MCU series di DisneyPlus bertajuk Falcon and The Winter Soldier yang akan tayang minggu depan. Bukan hanya itu saya juga akan review salah satu film di DC universe yang juga akan keluar minggu depan yaitu Justice League Snyder Cut.

Terima kasih dan sampai jumpa di review selanjutanya

WANDAVISION HALF SEASON REVIEW: SITCOM REFERENCE AND NOSTALGIA MARKETING

Hola World,

Sejalan dengan belum bisa traveling sejauh ini, maka saya akan sedikit menyesuaikan arah dari travel blog ini agar tetap bisa update content secara periodik. Karena terus terang lumayan bingung mau update tentang traveling apa saat ini, karena belum ada yang terbaru juga, namun setelah berpikir tiga hari tiga malam saya memutuskan untuk membawa travel blog ini jadi pop culture blog sedikit demi sedikit akan disesuaikan tanpa merubah postingan sebelumnya tentang traveling.

Episode perdana dari ferdi cullen pop culture blog adalah WandaVision yang tayang di salah satu streaming platform di dunia yaitu Disney Plus, yang mana saat ini sudah masuk ke episode ke 6 artinya sudah half season atau setengah jalan menuju season finale nya. Dan tulisan ini saya akan memberikan referensi film film serial jaman dulu yang menjadi inpirasi dari serial ini. Percaya tidak percaya, menampilkan streaming vibe adalah salah satu strategi menarik yang dilakukan oleh Disney Plus. Minggu demi minggu para penonton dibuat bingung, penasaran dan gundah dengan kelanjutan dari serial ini, streaming vibe ini yang terjadi di seluruh dunia, semua yang melihat WandaVision sangat penasaran, mulai dari misteri apa yang terjadi dalam film, kenapa berbeda dengan aksi film film Marvel sebelumnya, teori bermunculan dari para fans, dan sampai munculnya kameo yang keren sekali minggu lalu kita dihadapkan dengan kameo Evan Peters dari Fox Universe yang membuat banyak spekulasi bermunculan, apalagi di tahun 2020 Disney baru saja melakukan akusisi terhadap aset Fox Studio yang menjadi studio penghasil film X-Men dan Fantastic Four.

Sedikit resume tentang WandaVision adalah sebuah serial yang berlatarbelakang setelah Avengers End Game. Dimana Wanda Maximoff di akhir dari film End Game seperti putus asa dan kesepian karena akibat perang di Infinity Wars, Wanda kehilangan semua orang yang disayanginya mulai dari orang yang dicintainya yaitu Vision sebuah robot sintezoid yang dikembangkan oleh Tony Stark dan Bruce Banner di film Avengers Age of Ultron. Selain kehilangan Vision, Wanda juga kehilangan saudara kembarnya yaitu Pietro yang sering disebut di komik sebagai Quicksilver. Namun tiba tiba ada sebuah kota yang berpenduduk 3000 an berada di bawah kendali dari Wanda dan Vision hidup kembali, dimana mereka di kota ini menjalani kehidupan normal. Jadi apa yang sebenarnya terjadi itu yang masih menjadi pertanyaan dan merupakan strategi marketing Disney, tapi yang menarik tentu konsep serial ini adalah sitcom Amerika yang menjadi sebuah referensi seria di televisi yang akan kita bahas berikut.

Jadi mungkin ada yang belum tahu apa itu sitcom. Sitcom merupakan singkatan dari Situation Comedy, yang merupakan sebuah kategori atau jenis serial televisi yang dimulai sejak tahun 1950an sampai di tahun 2000 an, konsep nya adalah komedi dimana ada situasi kehidupan tertentu yang bagi sebagian besar orang adalah lucu dan menghibur.

Episode 1 : “Filmed Before a Live Studio Audience”

Menurut popsugar.com, WandaVision seperti berjalan dengan waktu kita memulai kisah ini dari episode 1 yaitu menunjukan kondisi tahun 1950 dimana di dekade tersebut adalah awalnya televisi diperkenalkan dan yang ditunggu tunggu oleh banyak orang khususnya di Amerika adalah Sitcom. Untuk episode 1 yang berjudul “Filmed Before a Live Studio Audience” menampilkan klasik sitcom di era 1950 an, tidak mereferensikan satu sitcom tapi bahkan ada beberapa. Saya sebutkan satu persatu yaitu I Love Lucy, I Married Joan, Leave It To The Beaver. Sejujurnya belum pernah nonton juga untuk sitcom di era 1950 an ini atau ada yang tahu dimana saya bisa menontonnya mohon info di kolom komentar, namun menurut popsugar.com, opening di episode ini sangat mirip dengan opening I Married Joan terlampir saya lampirkan untuk videonya sumber youtube.

Episode 2 : “Dont Touch That Dial”

Selanjutnya di episode 2, intro nya saya hapal sekali ini karena ini adalah salah satu sitcom favorit saya yaitu “Bewitched”, sontak saya langsung teriak teriak. Bewitched adalah sebuah referensi sitcom yang terbaik karena di era 1960an adalah mulainya kreativitas dikembangkan, dimana sebelumnya di tahun 1950an American Sitcom lebih banyak kepada kisah kisah rumah tangga namun menjadi lebih berkembang dengan tema sihir, atau makhluk klenik bernama Jin seperti di I Dream of Jeannie, pokoknya di era 1965-1970 sama kayak di Indonesia saat ini yang berhubungan dengan klenik sangat amat disukai. Oiya siapa tahu ingin lihat kisah flashback saya ke kota Salem kota yang jadi inpirasi untuk film Bewitched di sini.

Episode 3 : “Now in Color”

Akhirnya… ini yang saya kemukakan ketika melihat episode ini, ada dua hal pertama karena ya ini sudah muncul warna dan kedua karena tahun 70an merupakan tahun yang paling saya sukai. Ditambah dengan munculnya heksagon pada saat opening lansung teringat dengan sitcom yang pernah tayang di tahun 90 an padahal tahun 70 an yaitu The Brady Bunch, yang paling kentara di sitcom ini tentunya opening nya cuman bedanya kalau Brady Brunch kotak kotak, hah memang indah ya nostagia itu. The Brady Bunch adalah tampilan yang sangat cocok untuk Episode 3 WandaVision, yang mengambil ide tentang “keluarga yang semakin modern dan beradaptasi dengan perubahan jaman di era 70an.

Episode 5 – “On a Very Special Episode…”

Karena episode 4 berkisah tentang flashback dari jawaban beberapa kisah di episode sebelumnya maka saya langsung menceritakan referensi di episode 5. Selain munculnya kameo di akhir episode, yang paling saya sukai dari episode ini adalah tahun 80an. Apalagi saat ini lagi tren serba 80an, menjadikan episode ini begitu menarik, warna dan efek visual nya sangat menarik. Opening nya juga berasal dari salah satu sitcom yang pernah saya tonton di televisi Indonesia yaitu Family Ties yang dimulai dengan lukisan tanpa warna kemudian menjadi warna wah indahnya masa itu ya, terus perpaduan juga dengan Growing Pains nah kalau sitcom yang ini banyak penggemarnya di Indonesia dan pasti banyak orang yang tahu karena ditayang kan di stasiun televisi swasta indonesia selama 4 season. Yang paling khas dari opening Growing Pains adalah nostagia keluarga, yang digambarkan dengan kumpulan foto mulai dari masa kecil sampai dewasa dari setiap karakternya dimana menurut saya hal ini lucu sekaligus menggemaskan.

Sitcom di era 80an ini adalah sebuah sitcom yang mulai menunjukan betapa masing-masing anggota keluarga itu sebenarnya punya masalah yang berbeda beda dan harus ditangani dengan cara yang berbeda pula. Dan memberikan nilai moral bahwa persatuan keluarga, saling terbuka, dan saling menghargai sesama anggota keluarga adalah hal yang paling penting.

Episode 6: “All-New Halloween Spooktacular!”

Episode paling update yaitu episode 6 yang menceritakan tentang suasana Halloween. Tapi yang paling berkesan adalah era sitcom yang tidak melulu adalah dialog tapi juga monolog. Dibuka dengan opening khas Malcolm in the Middle, yaitu sebuah sitcom dengan ya dapat dikatakan sebagai mengawali masa masa kebebasan di negeri Amerika, karena di masa ini dengan tingkat informasi yang sangat luas membuat generasi muda saat itu mempunyai pemikiran dan pendapat yang lebih maju dan terkesan memberikan pembaharuan.

Tren Digital Marketing 2021 : Nostalgia

Terlepas dari referensi sitcom yang sangat menarik saat ini di dunia marketing sedang tren yang disebut Nostalgia Marketing. Sejak muncul nya pandemi banyak orang mulai bersandar pada masa lalu untuk menghibur mereka di saat yang sulit ini. Dalam kondisi lockdown, jumlah penelusuran Google, termasuk istilah “80-an” atau “90-an” hampir dua kali lipat. Penelitian menunjukkan bahwa tren seperti “nostalgia” bergerak dalam pola 30 tahun, jadi cenderung adanya transisi dari nostalgia tahun 80-an ke 90-an pada tahun 2021 yang akan berlangsung selama sisa tahun ini. Kekuatan nostalgia tidak hanya ada pada gambar yang kita tangkap, tetapi pada produk yang kita beli.

Dengan memanfaatkan kekuatan sentimentalitas, sebuah brand seperti WandaVision akan mampu memberikan pelarian emosional kepada penonton. Dalam industri entertainment, perangkat yang digunakan untuk menangkap gambar seperti film atau bergerak terus menggabungkan gaya retro dengan fitur-fitur mutakhir. Bahkan algoritma dan filter yang digunakan untuk memproses dan mengedit gambar untuk menciptakan kembali ketidaksempurnaan foto fisik di masa lalu, semakin terkenal, dan ini adalah sesuatu yang akan kita lihat terus berlanjut untuk beberapa saat yang akan datang.

Nostalgia menjadi trend di era 2021 ini

Demikian tulisan saya tentang referensi sitcom di film serial terupdate WandaVision, sangat penasaran dengan bagaimana akhir cerita dari serial ini, apakah akan sesukses kisah Disney Plus sebelumnya yaitu The Mandalorian, oiya apa yang menjadi sitcom favorit anda pada dekade lalu silahkan untuk komentar dan sampai jumpa di tulisan berikutnya

Sumber : Popsugar.com, dan artikel medium

FLASHBACK WINTER TRIP 2019 TO MT RAINIER NATIONAL PARK

Hola World

Winter adalah musim yang sangat dingin jangan lupa mengunakan baju tebal, tapi juga sangat indah maka muncul istilah Winter Wonderland. Tulisan kali ini saya akan ajak kalian pembaca budiman untuk nostalgia pengalaman perjalanan Winter Trip saya ke salah satu taman nasional favorit saya di Amerika Serikat. Mt. Rainier National Park merupakan taman nasional yang terletak di negara bagian Washington dan menurut Seattle Times, merupakan tempat paling bersalju di bumi, memiliki rata rata lebih dari 640 inci salju per tahun. Jadi penasaran dan ingin tahu lebih lanjut bagaimana indahnya winter wonderland di taman nasional yang indah ini.

Inilah tebal nya salju Mt. Rainier

Menjelajahi Rainier di saat winter terkesan kita sedang berada di Narnia. walapun bukan Narnia secara harfiah tapi saya ingin berbagi pengalaman dua tahun lalu mengunjungi taman nasional ini. Perjalanan ini kurang lebih tidak direncanakan, kebetulan ada kunjungan dari kolega ke Seattle, dan mereka ingin sekali berkunjung ke taman nasional ini dan voila jadilah kami pergi. Menariknya kami melakukan rental mobil, di tempat yang tidak jauh dari apartemen saya, dan jujur saya baru tahu itu tempat rental mobil, karena pada saat saya di Seattle saya lebih suka menggunakan kendaraan umum. Kemudian, kami pun berangkat agak sedikit telat yaitu sudah pukul 9 pagi, dimana waktu menuju Mt.Rainier dari Seattle adalah 3 jam.

Alder Lake Park

Papan tanda Alder Lske Park

Selama perjalanan, kami berhenti di beberapa tempat yang menarik sekali, terus terang saya juga tidak tahu tempat apa itu, namun setelah pulang saya baru melakukan riset akan Alder Lake, ternyata ada cerita menarik jadi dulunya Alder adalah kota penebangan dan pertambangan, Alder dihuni pada akhir 1800-an. Dinamakan karena dominasi pohon alder yang mengelilingi daerah itu, kota ini memiliki populasi lebih dari 200 pada masa kejayaannya. Meskipun tidak ada yang istimewa tentang Alder, itu menjadi bagian dari sejarah Negara Bagian Washington ketika penduduk disuruh mengungsi pada tahun 1942 karena Proyek Bendungan Nisqually kedua yang mengakibatkan kota itu selamanya tenggelam di bawah air. Jadi saya bisa katakan selamat datang di Atlantisnya Washington, karena bayangkan lah di bawah danau ini ada kota hantu Alder wah menarik sekali, tapi tempat ini cukup terkenal jadi tempat wisata berenang karena kalau selama Summer debit airnya berkurang dan orang orang bisa berenang di sini. Di balik kisahnya ini menurut saya tempat nya sangat asri sekali dan sangat tenang sekaligus tempat yang sangat menyenangkan di udara dingin untuk menikmati alam.

Bayangkan di bawah danau Alder ini ada kota yang ditingalkan jadi mirip Atlantis ya

Christine Falls Viewpoint

Tanda menuju Christine Falls

Tidak lengkap rasanya kalau tidak ke taman nasional tanpa ke air terjun. Berkendara di sepanjang Paradise Road di sisi selatan Gunung Rainier, memberikan beberapa kesempatan untuk melihat air terjun yang indah dengan pendakian singkat. Salah satu yang direkomendasikan adalah Air Terjun Christine atau Christine Falls. Ada tempat parkir di kedua sisi jembatan sehingga memudahkan memarkirkan kendaraan, tetapi sisi timur paling dekat dengan jalan setapak. Turuni jalan setapak pendek ke sudut pandang magis Air Terjun Christine yang dibingkai oleh jembatan batu.

Jembatan Batu di bawah air terjun sangat cantik sekali

Dari sini Anda dapat melihat tingkat 37 air terjun yang lebih rendah. Tingkat atas 32 terlihat dengan menyeberangi jembatan di permukaan jalan. Christine Falls dinamai dari putri P.B. Van Trump tapi tidak ada hubungan dengan Donald Trump ya hehehe, yang merupakan salah satu pendaki pertama Gunung Rainier, dan nama Van Trump Creek yang mengalir melalui Air Terjun Christine ini.

Van Trump Creek, Sisi lain untuk melihat air terjun ini

Suasana sejuk sangat terasa dan ini adalah pemberhentian kami kedua sebelum menuju ke Mt. Rainier Visitor Centres dan percaya tidak percaya jam sudah pukul 1 siang tidak terasa memang pas winter ini.

Mt. Rainier National Park Visitors Centres

Entrance Gate Nisqually

Setelah melewati Nisqually River kami pun tiba di depan gerbang Mt. Rainier Entrance Gate. Untuk pintu masuk sebenarnya ada beberapa pintu masuk, dan dari pintu masuk melalui Nisqually ini yang lebih dekat ke Paradise. Paradise adalah tempat di Mt. Rainier National Park dengan ketinggian 5.400 kaki dikenal dengan hujan salju nya yang menutup tempat ini. Paradise setiap tahun di musim dingin rata-rata menerima hampir 650 inci salju lebih. Dan pada tahun 1972 jumlah itu melonjak menjadi 1.122 inci dari salju yang turun. Selain Musim Dingin awal Musim Semi adalah waktu yang baik untuk ke Paradise guna menjelajahi keindahan taman tumbuhan dan bunga banyak bermekaran di tempat ini.

Henry M Jackson Visitor Centre berbalut salju

Henry M Jackson Visitors Centre merupakan satu dari empat visitor centre yang ada di Mt. Rainier National Park. Jadi kalau ada empat, kenapa pilihnya yang di Henry M Jackson, karena visitor centre yang ini hanya buka di weekend dan holiday, sedangkan kami pergi pas weekend pada saat itu hari sabtu. Visitor centre yang ini sangat besar dan merupakan yang terbesar setelah Longmire Visitor Centre, kalau di Longmire lebih kepada museum saya nilai, tapi Jackson disini lebih banyak hal yang bisa kita lihat seperti ada konsultasi dengan rangers kalau mau hiking sampai penyewaan beberapa alat hiking siapa tahu ada orang kelupaan dan tak mungkin balik lagi kan karena 3 jam perjalanan.

Suasana di dalam Visitors Centre

Kamipun istirahat di tempat ini dan kebetulan ada sebuah cafe di sini, sembari istirahat kami makan siang. Sedikit tips kalau ke Mt. Rainier sebaiknya bawa makan siang ya karena cafe di visitor centre hanya buka dari jam 11 pagi – 4 sore saja pada winter dan early spring. Kemudian jika ingin mendaki pastikan melakukan konsultasi dengan para rangers yang ada di sini.

Paradise Inn, kebetulan hari lagi cerah terlihat Mt. Rainier

Walaupun tidak mendaki layaknya beberapa pengunjung yang datang selain kami, tapi kami sempatkan melihat lihat keluar guna melihat tebalnya salju. Dan ya sepertinya memang cantik sekali Mt. Rainier dari tempat ini dibalut tebal nya salju memang seperti Narnia, kemudian kami melihat bangunan penginapan tertua di Mt. Rainier bernama Paradise Inn, diibuka pada tanggal 1 Juli 1917, penginapan memiliki tiga puluh tujuh kamar tamu dan ruang makan yang dapat menampung 400 orang. Perabotan kuno khas yang dibuat oleh perancang Hans Fraehnke menghias lobi, termasuk kayu meja pendaftaran, dua meja dan kursi kayu cedar besar.

Suasana di lobby Paradise Inn

Reflection Lake

Foto di papan Reflection Lakes

Karena sudah menjelang sore tempat terakhir yang kami kunjungi di Mt. Rainier adalah melihat danau beku bernama Reflection Lake. Salah satu pemandangan paling ikonik dari Mt.Rainier dapat ditemukan di Reflection Lakes. Musim panas dan musim gugur, matahari terbit dan terbenam, mungkin merupakan satu-satunya pemandangan yang paling banyak difoto oleh fotografer pemula dan berpengalaman, yang kembali lagi dan lagi. Di musim panas, danau dibatasi dengan bunga-bunga liar dan datang musim gugur, itu adalah cermin warna musim gugur. Banyak yang menganggap area ini sebagai taman terbaik – bunga mekar berwarna-warni, kehidupan hewan yang mempesona, dan keindahan puncak gunung dan danau alpine yang indah dan menakjubkan. Namun pada saat saya ke sana beku, tapi tidak kalah cantik walaupun tanpa bunga bermekaran tempat ini pantas kami datangi, kami pun akhiri perjalanan winter di taman nasional ini dengan mengabadikan beberapa foto menarik.

Ini dia pemandangan Reflection Lakes di musim panas, sangat indah bukan source : VisitRainier.com
Reflection Lake di saat winter

Demikian kisah perjalanan flashback ke Mt. Rainier National Park, semoga suatu hari bisa kembali lagi ke taman nasional ini Amin serta semoga kalian menikmati cerita ini sampai jumpa di tulisan berikutnya.

Ferdi Cullen

10 CARA TRAVELING BERUBAH DI 2020

Hola World,

Selamat Tahun Baru 2021, dan sangat bahagia sekali bagi Anda yang telah mencapai tahun 2021 dengan aman dan sehat. Semoga sukses selalu dan jangan lupa untuk terus membaca blog ini sekedar mendengarkan kisah kisah dan opini saya Ferdi Cullen.

Tahun baru di bulan baru Januari 2021 ini, sedikit kita flashback betapa sulitnya kondisi traveling dan semua ekosistem Traveling. Ekosistem Traveling yang terdiri dari Penerbangan, Perhotelan, Pariwisata, Restoran/Cafe, Tour Guide, sampai pembuat souvenir merasakan gegap nya kondisi di tahun 2020 ini. Karena proses perjalanan begitu rutin sehingga orang-orang di era pra-pandemi jarang berkonsentrasi pada betapa fundamentalnya proses tersebut sebagai pergerakan manusia dengan jumlah besar, kecepatan tinggi, dan biaya yang relatif rendah mendukung ekosistem ini. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), penurunan pariwisata internasional selama sisa tahun 2020 dapat diterjemahkan menjadi $ 910 miliar menjadi $ 1,2 triliun pendapatan yang hilang untuk industri dengan segala macam lockdown dan penutupan border membuat sedikit demi sedikit ekosistem ini menjadi terpuruk. Namun di tengah sulitnya situasi yang terjadi, jangan pernah lupakan yang namanya inovasi sangat bekerja di sini. Banyak sekali yang bisa kita lakukan dan pikirkan untuk mengatasi kondisi saat ini, mulai dari merebaknya virtual tour, dan beberapa pemanfaatan teknologi untuk kebutuhan wisata, ditambah aspek paling penting yaitu sanitasi dan kebersihan. Mari kita lihat apa saja 10 hal yang merubah cara kita melakukan perjalanan selama 2020.

  1. Travel Insurance is a must

Mungkin sebelum adanya pandemi, travel insurance bukan menjadi hal pokok, tapi tetap untuk keselamatan kita apalagi di negara tujuan kita memerlukan travel insurance yang akan memberikan jaminan biaya dalam penanganan kesehatan kita

Dari berbagai sumber, beberapa traveler yang melakukan perjalanan pada masa pandemi membuktikan betapa pentingnya Travel insurance saat ini. Bahkan sales travel insurance meningkat sangat tajam pada tahun 2020 sebesar 500 persen pada pertengahan 2020. Permintaan asuransi perjalanan memberikan jaminan terhadap pembatalan perjalanan, perlindungan medis menjadi biaya yang berpotensi besar yang ingin dilindungi oleh para traveler. Apabila terjangkit penyakit selama perjalanan bisa menghabiskan biaya sangat besar, terutama jika evakuasi medis diperlukan. Akibatnya, banyak perusahaan asuransi sekarang juga menawarkan perlindungan medis untuk Covid-19, menjadikan Travel insurance dalam traveling is a must tidak bisa ditawar lagi.

2. Mobile Check in is a dream come true

Mungkin sebelum pandemi, kita sudah biasa melihat hotel meluncurkan inisiatif digital, seperti check-in seluler dan kunci digital. Aplikasi check-in dan self check in dengan door-key yang merupakan traditional way telah diterapkan selama beberapa tahun terakhir, tetapi kecepatan transformasinnya menjadi mobile check in secara sempurna bisa dikatakan di tahun 2020 ini.

Dampak positifnya adalah kita dapat menyelesaikan prosedur check-in dan check-out secara digital. Tanpa harus antri, belum lagi kalau kita tiba di suatu kota pada tengah malam. Walaupun self check in sudah biasa sebelum pandemi, tapi terkadang belum sempurna, dan dengan konsep mobile check in, tingkat pelayanan hotel menjadi jauh lebih baik.

3. Goodbye for Overtourism

Sudah menjadi permasalahan umum di setiap negara yang populer dengan wisata yaitu Overtourism. Saya merasakan overtourism yang paling parah saya rasakan adalah pada saat Summer di Prague, dimana di Charles Bridge penuh sesak dengan orang orang yang begitu bersemangat menikmati keindahan Prague saat itu. Namun hal ini juga menjadi kekesalan warga lokal, dimana sepertinya mereka jadi tidak bisa menikmati keindahan dari kota mereka sendiri.

Dan di era pandemi doa warga lokal bisa dikatakan terkabul, overtourism akhirnya berakhir dan banyak pemerintah membuat kebijakan terkait dengan pembatasan jumlah pengungjung 25-50% per tempat wisata. Jadi setelah habis pandemi, ucapkan selamat tinggal dengan overtourism kedepan nya pembatasan pengunjung akan tetap diberlakukan, sehingga kita tetap nyaman dalam berwisata yang merupakan salah satu hal yang positif.

4. Domestic Travel

Berdasarkan hasil riset dari squaremouth.com. sejalan dengan perjalanan internasional tidak bisa dilakukan terjadi peningkatan dalam perjalanan domestik. Pilihan perjalanan internasional sangat terbatas sehingga para pelancong mungkin malah melakukan beberapa perjalanan yang lebih pendek ke dekat rumah sebagai cara untuk menyegarkan diri. Ini juga merupakan kesempatan untuk menemukan permata tersembunyi di lokasi yang lebih kecil, yang bisa jadi menyenangkan dan tak terlupakan.

Untuk Indonesia sendiri, banyak sekali hidden gem yang belum tersentuh sama sekali oleh para turis. Dan ada beberapa yang punya keindahan yang tidak kalah dengan negara-negara luar. Perjalanan domestik ini menurut travelpulse menyelamatkan pariwisata di semua negara. Jadi walaupun tidak bisa jalan jalan ke Eropa atau Amerika, mari kita coba eksplorasi tempat tempat menarik yang ada di sekeliling kita.

5. Suprise Deal in Hotel

Sejalan dengan pandemi, perhotelan sebagai bagian dari ekosistem traveling adalah yang kedua paling merasakan dampak dari pandemi setelah penerbangan. Banyak hotel yang menjadi kosong dan okupansi nya sangat kecil. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi hotel, selain seperti pada nomor 2 mereka mencoba teknologi dengan mobile check in atau berusaha mematuhi protokol kesehatan agar bisa mendapat kepercayaan kembali dengan para pengujung.

Namun selama pandemi banyak hotel memberikan berbagai fasilitas tambahan tanpa biaya tambahan yang menurut saya merupakan sesuatu yang sangat baik di tahun 2020. Fasilitas yang mereka berikan beragam, dimana fasilitas ini biasanya diperoleh dengan biaya tambahan tapi sekarang tidak misalnya Free Breakfast, Late Check In, Free Dinner, bahkan sampai ada hotel yang memberikan gratis menginap di hari pertama apabila ada pengunjung yang menginap lebih dari 3 hari wonderful bukan.

6. Longer in Destination

Untuk nomor 6 ini, merupakan bagian dari pengabungan untuk noomor 3-5, dimana dengan semakin sedikitnya orang di tempat wisata, ditambah dengan traveling secara domestik di tempat yang sudah kita kenal, dan ada banyak promosi di hotel menjadikan traveling saat ini akan menjadi lebih lama dibandingkan dengan sebelumnya. Menurut travelpulse, dimana biasanya orang Amerika hanya rata-rata 3-5 hari melakukan traveling sekali jalan, tapi sejak pandemi traveling dilakukan 7-8 hari.

7. Rebound in Nature

Lockdown dan sedikitnya manusia yang berada di luar rumah mereka, sedikit banyak telah memberikan ruang bagi alam untuk berkembang. Pada awal pandemi, saya sering membaca betapa hewan hewan yang selama ini bersembunyi kemudian datang ke kota, yang paling saya sukai adalah seekor coyote yang viral di Amerika dimana binatang tersebut tampak sedang melintas di taman dengan pemandangan Golden Gate Bridge San Fransisco, yang mana sebelumnya taman itu penuh sesak dengan turis yang ingin mengabadikan foto bersama sang jembatan yang majestik. Selain para hewan banyak warga lokal juga merasakan udara yang lebih segar dan bersih, juga berkurangnya tingkat kemacetan di dunia.

8. The Rise of Road Trip

Pandemi telah merubah pola pikir beberapa orang di dunia dan mereka menghindari perjalanan dengan menggunakan pesawat, saat ini sedang tren untuk Road Trip. Road trip adalah kita menjelajah ke sesuatu tempat sendirian menggunakan moda transportasi yang sifatnya private seperti dengan menggunakan mobil sendiri. Bahkan di Amerika terjadi peningkatan dalam Road Trip dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Salah satu kendaraan khas Amerika untuk Road Trip bernama RV menjadi tren karena RV bisa mengangkut lebih banyak orang atau bahkan keluarga sehingga traveling bersama keluarga menjadi lebih menyenangkan

9. Workcation

Sejalan dengan Work From Home yang diterapkan oleh berbagai perusahaan di dunia. Semua karyawan bisa menjadi digital nomad, bekerja sambil jalan jalan karena mereka bisa bekerja dimana saja tanpa harus terikat dengan ketentuan harus kembali bekerja di kantor dalam waktu dekat, bayangkan bagaimana biasanya kita bekerja di Jakarta sekarang kita bisa bekerja sambil menikmati keindahan Labuan Bajo.

Hotel MGM di Las Vegas merupakan salah satu hotel yang pertama kali menawarkan konsep workcation ini. Dimana hotel ini memberikan fasilitas khusus untuk melakukan workcation. Nampaknya ke depan nya sudah banyak juga hotel di Indonesia yang akan mengikuti tren ini.

10. Goodbye Spontaneous Traveler

Dan yang terakhir adalah berakhirnya masa Spontaneous Traveler, jadi tipe traveler ini adalah tipe traveler yang tidak mempunyai perencanaan untuk kunjungan ke suatu tempat, hanya mengikuti sebuah naluri petualangan dan firasat. Terus terang sejak 2 tahun terakhir ini saya mulai mencoba menjadi traveler tipe ini dan rasanya sangat menyenangkan untuk mengikuti kemana saja kita melangkah tanpa harus terbebani dengan riset dan menyusun itinerary.

Namun sepertinya traveler jenis ini tidak bisa kita pertahankan karena dengan adanya pandemi apabila kita harus melakukan traveling bahkan short traveling, kita harus mulai riset semuanya, apa saja kebijakan prosedur masuk ke wilayah tersebut mulai dari di bandara keberangkatan sampai di bandara kedatangan. Belum lagi di lokasi tujuan kita harus memastikan apakah ada karantina terlebih dahulu, dan belum lagi kebijakan protokol kesehatan di museum, atau tempat wisata yang akan kita kunjugi, ditambah lagi dengan hal hal yang insidentil yang akan terjadi seperti menyiapkan travel insurance dan lain sebagainya.

Demikian 10 hal yang merubah traveling yang terjadi di tahun 2020, jadi apa menurut pendapat kalian hal lain yang berubah dari perjalanan traveling di tahun 2020. Kemudian menurut saya pribadi kebebasan traveling sangat penting untuk memulihkan pasca pandemi. Ini terlalu dini untuk prediksi jangka panjang, apakah yang akan terjadi dengan traveling di tahun 2021 tetapi ketika para traveler telah kembali ke langit menembus perbatasan untuk berpetualang kembali, mereka akan menemukan hal hal ini menjadi hal biasa yang disesuaikan dengan penerbangan baik itu mengurangi kontak pribadi, sanitasi yang ditingkatkan, pemeriksaan suhu, dan jarak sosial. Semoga saja traveling akan kembali berjaya di tahun 2021.

Selamat Tahun Baru 2021

Ferdi Cullen

Kisah Perjalanan di Mesjid Mosaik/Museum Chora Istanbul Turki

Hello World,

Selamat Natal buat yang merayakan Hari Natal pada 25 Desember kemarin, tulisan saya kali ini ada hubungan nya dengan Natal yaitu saya ingin mengulas tentang salah satu museum di Istanbul yang saat ini menjadi masjid kembali, museum ini bernama Kariye Museum dalam Bahasa Turki atau Chora Museum dalam Bahasa Inggris, dan menurut saya Museum Biara Chora adalah kata yang tepat untuk padanan dalam Bahasa Indonesia. Museum ini terkenal dengan mosaik dan fresco era Byantium yang sangat indah sekali Mosaik yang sangat indah mengambarkan artistik dan seni yang luar biasa bagi para pemahat Byzantium pada masa itu.

Tampak Luar Museum Biara Chora, sumber foto : goturkeytourism

Sejarah Ringkas

Biara Chora, arti Chora adalah “di luar kota” karena pada awalnya dibangun tepat di luar tembok kota Konstantinopel namun nama Chora tetap digunakan bahkan setelah tembok tersebut diperluas oleh Theodosius II pada abad ke 5. Ya bangunan ini sudah ada sejak abad ke 5 bersamaan dengan Hagia Sophia. Sejarah awal Chora bisa dikatakan belum jelas, karena banyaknya kontradiksi dalam sumber-sumbernya. Menurut salah satu sumber, pendiri nya adalah St. Babylas yang kala itu berada di Turki pada awal abad ke-4. Sumber lain lain mengaitkan pendiriannya dengan St. Theodore, yang konon merupakan paman Theodora, istri Kaisar Justinian I. Namun pada abad ke 7, bagian biara didirikan oleh Jenderal Krispus, menantu Kaisar Phocas. Ada beberapa orang-orang kudus atau orang suci yang  dimakamkan di sini, pada abad ke -8 dan ke -9.

Namun bangunan yang ada saat ini merupakan peninggalan di abad ke 14, bangunan awal telah hancur akibat gempa dan ada juga karena perperangan dan konflik yang terjadi di Konstantinopel. Pada era penaklukan Istanbul oleh Ottoman biara ini diubah menjadi masjid. Sebuah mihrab ditambahkan di pintu utama, menara lonceng bergantung dihapus. Nama Biara Chora diubah menjadi Kariye. Karena larangan gambar ikonik dalam Islam, semua prasasti, simbol Kristen, lukisan dinding, dan mosaik ditutupi dengan lapisan tipis cat dan kapur. Kemudian baru tahun 1948, Thomas Whittemore dan Paul A. Underwood dari Byzantine Institute of America dan Dumbarton Oaks Center for Byzantine Studies, melakukan kampanye program restorasi untuk membersihkan, memulihkan dan melestarikan lukisan dinding di Chora yang telah diplester dan dilabur berulang kali untuk disembunyikan, sehingga semua gambaran representasi ketika gereja era Bizantium digunakan sebagai masjid selama periode Ottoman. Pekerjaan itu berlangsung selama dua belas tahun yang berlangsung sepanjang tahun 1950-an. Pada tahun 1958, sesuai dengan dekrit presiden Biara Chora dibuka untuk umum sebagai museum – Kariye Müzesi. Dan tahun 2020 atau tepat satu bulan setelah Hagia Sophia menjadi masjid Presiden Turki Erdogan juga memutuskan bangunan ini untuk kembali menjadi masjid, sehingga saya pakai sebagai judul artikel ini yaitu Mesjid Mosaik.

Bagaimana Cara Ke Museum Chora

Museum Chora bukanlah atraksi yang mudah untuk dikunjungi. Tidak seperti Hagia Sophia, Blue Mosque, atau Basilica Cistern yang semuanya berdekatan dan bisa ditempuh dengan hanya jalan kaki di Sultanahmet Square. Berlokasi di lingkungan yang lebih mirip perumahan yaitu di Edirnekapi. Anda harus sampai ke sana dengan beberapa kali naik trem atau dengan taksi. Tapi saya mengunakan bus nomor 36K yang tujuan akhirnya adalah di stasiun Edirnekapi. Tidak ada banyak hal disekitarnya. Tidak ada toko, restoran, hotel, atau tempat penukaran mata uang yang biasanya ditemui di Sultanahmet. Jika Anda melakukan perjalanan ke tempat ini, ya anda pasti hanya bisa ke Museum Chora saja.

Stasiun Bus Edirnekapi, jika naik bus berhenti di stasiun ini
Lokasi nya tidak terlihat karena tertutup perumahan ini, silahkan lewati jalan kecil ini

Apa yang bisa Dilihat

Meskipun terpencil, museum kecil yang ukurannya hanya sebagian kecil dari Hagia Sophia yang lebih terkenal itu. Namun museum ini adalah situs bersejarah favorit saya di Istanbul. Mosaik dan lukisan dinding yang menghiasi dinding dan langit-langitnya benar-benar menakjubkan. Bahkan jauh lebih bagus dibandingkan dengan yang ada di Hagia Sophia menurut hemat saya.

Karena pada saat saya berkunjung adalah di tahun 2018 tepatnya bulan Maret jadi ini sudah 2 tahun 9 bulan yang lalu, untuk biaya masuknya juga lumayan yaitu 20 TL, museum buka setiap hari kecuali hari Rabu. Namun di tahun 2018, museum ini mengalami restorasi jadi bentuk luarnya ditutupi dengan kain besar. Dan kita hanya bisa mengunjungi 2 ruangan yaitu Narthex dan Parekklesion.

Narthex

Pada pintu utama kita akan menemui pintu yang menampilkan mosaik bertajuk Christ Pantocrator. Saya tidak tahu apa artinya, jadi saya coba riset apa artinya. “Pantocrator”, ternyata, mengacu pada penggambaran spesifik tentang Kristus sebagai jiwa yang selalu hidup (tapi mhn maaf jika saya salah). Sedangkan lobby sekitaran pintu utama disebut sebagai Narthex, jadi di sekitaran Narthex ini ada berbagai lukisan dengan cerita cerita yang berbeda.

Pintu Utama dan ada mosaik Christ Pantocrator

Namun kurang lebih ada ratusan lukisan dan ratusan cerita di dinding yang menggambarkan kehidupan Kristus dan The Virgin Mary di Narthex, menggunakan elemen latar belakang dan motif arsitektural untuk memberi kedalaman, yang berpuncak dengan ketajaman warna. Adegan demi adegan terkesan sangat nyata dengan figur-figur yang proporsional dengan tepat, dan wajah Kristus terlihat sangat kemanusiaan. Di antara adegan-adegan yang diwakili, bagian-bagian Alkitab yang berbeda ditampilkan: seperti masa bayi Kristus, mukjizat, malaikat dan Iblis

Ruang ini disebut Narthex
Beberapa lukisan yang mengambarkan kisah hidup Yesus di Narthex
Kubah Narthex yang disebut sebagai Genealogy of Christ

Parekklesion

Sekarang menuju ke salah satu bagian favorit saya di Museum Chora yaitu Parekklesion yang berasal dari Bahasa Yunani yang artinya kapel, berbentuk persegi panjang dan lorong tunggal, pada kapel banyak sekali lukisan jenis fresco, representasi dan potret suci beberapa Saint yang berperan dalam penyebaran agama dan disini juga ada empat makam melengkung atau Arcosolia, kubah ditempatkan di setiap sisi teluk tengah, dua di dinding selatan dan dua di dinding utara. Parekklesion ini dirancang sebagai tempat berlindung untuk makam tetapi juga digunakan untuk melakukan ritual yang berkaitan dengan kematian dan penguburan.

Ruang Parekklesion

Parekklesion di Biara Chora didekorasi dengan lukisan dinding dengan tema utama kekuatan penebusan Kristus dan The Virgin yang menjanjikan keselamatan bagi umat beriman. Dengan Anastasis Kristus digambarkan sebagai pemenang atas Kematian dengan kebangkitan Adam dan Hawa dan diperpanjang di setiap sisi menutupi lengkungan yang mengambarkan mukjizat kebangkitan Yesus membangkitkan orang mati. Tema keselamatan adalah komposisi The Last Judgement di mana Kristus duduk dalam penghakiman, kemenangan atas maut dan menebus orang benar.

Beberapa Lukisan menghiasi Parekklesion
Kubah Selatan yang melindungi Ruang Parekklesion

Yang menarik adalah di Parekklesion ini dindingnya menampung sejumlah besar potret sosok penuh para para orang suci yang terlukis setengah melingkar, orang-orang suci ini diakui oleh Byzantium sebagai perantara untuk mencapai Tuhan. Penggambaran para orang suci ini dimulai dari tembok selatan ke barat hingga timur laut.

Bagian atas lukisan The Last Judgement, dan bagian bawah barisan para orang suci

Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengelilingi museum ini, saya saja mengelilingi nya pas satu jam namun sayangnya di tempat ini tidak ada semacam guide atau tour yang bisa membimbing kita mengenali masing masing mosaic dan fresco. Adapun untuk selebaran berisi informasi tentang nama fresco bisa diperoleh tapi harus bayar lagi dengan uang kurang lebih 20TL, yang sangat disayangkan dimana harusnya selebaran seperti ini sebaiknya gratis. Namun sebuah pengalaman yang tidak terlupakan untuk melihat dengan sangat jelas dinding dinding lukisan peninggalan Byzantium ini. Kalau boleh sedikit membandingkan, jika anda datang ke St. Mark Basilica di Venesia ada kurang lebih beberapa lukisan yang menyerupai terpajang di sana, dimana ada kaitan bagian paling khas dari Gereja Chora adalah lukisan dinding dan mozaik yang menakjubkan, sebuah contoh luar biasa dari simbologi Ortodoks Kristen dan pelopor gerakan seni baru di Kekaisaran Bizantium Akhir, yang paralel dengan gerakan Renaisans Giotto di Italia sehingga kita juga bisa melihat karya yang mirip di St. Mark Basilica.

Foto Kenangan, saya berada di Ruang Parekklesion di dekat lukisan The Last Judgement

Demikian perjalanan yang bertema Natal walaupun saat ke sana saya tidak di bulan Desember tapi sangat senang sekali bisa menulis kisahnya di bulan Desember terutama di momen Natal dan terima kasih sudah membaca artikel ini.

Happy Holiday

Ferdi Cullen

ROSSLYN CHAPEL kapel misteri di da vinci code

Hello World,

Setelah minggu lalu saya bahas tentang Temple Church, tulisan berikutnya masih berhubungan dengan tempat ikonik dari Buku Da Vinci Code yaitu Rosslyn Chapel. Untuk sebuah wisata day trip dari Edinburgh pada bulan Januari 2020 lalu, saya mendapat hal yang sangat tidak saya ekspektasi, ternyata Rosslyn Chapel sangat misterius dan penuh cerita menarik. Oleh sebab itu, saya belajar banyak hal tentang kapel yang menjadi kapel penutup dari kisah teka teki di buku Da Vinci Code yang akan kita bahas bersama.

Rosslyn Chapel Pintu Depan

Cara Mengunjungi Rosslyn Chapel

Terletak tidak jauh dari Edinburgh, Rosslyn Chapel, tepatnya di kota kecil bernama Rosslyn. Buka setiap hari sepanjang tahun dari 09.30-17.30. Biaya masuk ke kapel adalah GBP 9 untuk orang dewasa sementara anak-anak masuk gratis. Ada 6 tur berpemandu sepanjang hari (tetapi hanya 3 pada hari Minggu), sudah termasuk biaya masuk, jadi jika Anda memiliki banyak pertanyaan, silahkan ikut tur yang merupakan cara terbaik untuk menjawabnya. Jika Anda tidak punya mobil seperti saya, Anda bisa naik bus 37 dari Edinburgh untuk sampai ke kapel. Bergantung pada lalu lintas, dibutuhkan waktu antara 45 hingga 60 menit sekali jalan, biaya naik bus cukup  murah hanya GBP 1.80 (silahkan bayar langsung di kotak bus pada saat naik) dan perhatikan pemberhentian nya, karena kalau mau ke Rosslyn Chapel berhenti di bus stop Rosslyn Inn, bukan di Rosslyn Glen karena ada juga pemberhentian dengan nama yang sama tapi tidak serupa itu yaitu sama sama menggunakan Rosslyn.

Naik Bus dari Edinburgh berhenti di depan Rosslyn Inn

Sejarah Rosslyn Chapel

Kapel ini didirikan oleh William Sinclair dari keluarga Sinclair atau disebut St. Clair, sebuah keluarga bangsawan keturunan dari ksatria Norman (Perancis Normandy) yang pindah ke Skotlandia. William Sinclair datang pertama kali ke Skotlandia atas perintah Raja Perancis untuk menemani Putri Margaret yang akan dinikahkan dengan Raja Skotlandia. Sebagai penghargaan atas jasa Sinclair, Raja Skotlandia memberikan beliau tanah Rosslyn. Nama keluarga St. Clair sendiri masuk ke dalam buku Da Vinci Code sebagai keturunan Norman yang ada hubungan nya dengan Maria Magdalena. Namun di balik buku, itu ternyata William Sinclair sendiri merupakan orang yang berhati luhur.  Beliau punya niat yang tulus, yaitu menjadikan tanah yang diberikan kepadanya untuk dibangun kapel dengan pesan visual keagamaan. Pada abad pertengahan masih banyak orang yang tidak bisa membaca dan menulis, jadi penyampaian dakwah agama menggunakan ukiran simbol simbol secara visual yang terbukti akan sangat membantu penyampaian pesan.  

William Sinclair mengawal Putri Margaret ke Skotlandia Sumber : Infografis Rosslyn Chapel Visitor Centre

Pembangunan kapel dimulai pada 1446 dan memakan waktu 40 tahun. Kapel itu sendiri sebenarnya cukup kecil. Berdiri dengan tinggi 12 meter dan panjang 21 meter, dibangun dengan arsitektur Gothic ala gereja di Perancis. Untuk mewujudkan impian ini William Sinclair, langsung mengimigrasikan beberapa pekerja ukiran terbaik dari Normandy dan UK untuk datang ke Skotlandia. Tidak tanggung-tanggung yang datang satu pasukan yang terdiri dari pengrajin, tukang batu, dan pandai besi kemudian  keturunan mereka ini yang menjadi warga kota Rosslyn saat ini, jadi bayangkan saja dari sebuah tanah kosong yang hanya ada sebuah kapel 21 meter menjadi sebuah kota luar biasa bukan.

Miniatur Rosslyn Chapel, terlihat kapel tidak terlalu besar

Namun, ketika William Sinclair meninggal tahun 1484, yang sayangnya dia tidak bisa melihat hasil setelah kapel ini selesai. Putranya Oliver Sinclair, meneruskan pekerjaan selama 2 tahun guna menyelesaikan bagian atap. Akhirnya kapel selesai pada tahun 1486 diresmikan dengan nama the Collegiate Chapel of St Matthew sebagai nama resmi dan kemudian dikenal dengan Rosslyn Chapel selama 100 tahun berfungsi sebagai kapel keluarga Sinclair.

Misteri Di Balik Rosslyn Chapel

Seratus tahun setelah kapel ini berdiri terjadi reformasi Protestan di UK pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth 1, namun karena kapel ini adalah kapel Katolik maka keluarga Sinclair (para penerus William Sinclair) memutuskan untuk menutup kapel ini agar menyelamatkan kapel ini tidak dihancurkan atau dirubah menjadi gereja Protestan, dan keluarga Sinclair sendiri karena takut kehilangan harta dan tanah mereka di Skotlandia mengucilkan diri mereka dan menjauh dari publik. Akibat keputusan keluarga Sinclair tersebut, selama kurang lebih 150 tahun kapel ini terbengkalai begitu saja, sehingga muncul lah berbagai isu dan spekulasi dari warga Skotlandia dan juga UK pada masa itu. Sampai di abad ke 19, seorang penulis asal Skotlandia bernama Sir William Scott melihat kapel ini dan melakukan kampanye di Skotlandia untuk merestorasi kapel ini kembali, dan akhirnya pada tahun 1837 kapel ini mulai direstorasi dan diteliti, proses restorasi memakan waktu yang sangat lama karena pada saat dibuka tahun 1837 kapel ini sangat berlumut dan penuh tumbuhan rambat. Namun sedikit demi sedikit berkat usaha para arkeologis, pada tahun 1990 kapel ini berhasil direstorasi, bahkan baru dibuka kembali untuk publik pada tahun 2012 sebagai tempat wisata.

Dari Samping, Rosslyn Chapel arsitekturnya sangat gothic

Selama 150 tahun terbengkalai muncul berbagai rumor dan misteri tentang kapel ini. Salah satu kisah misteri yang menjadi perhatian Dan Brown sang penulis Da Vinci Code adalah muncul berita kalau kapel ini adalah tempat penyimpanan dari Holy Grail, apalagi ada isu yang menyatakan bahwa William Sinclair sendiri adalah seorang Templar, dan bahkan beliau sempat membantu Raja Skotlandia berperang, dimana menurut cerita beliau mempunyai keahlian perang layaknya para ksatria Templar. Kenapa bisa muncul pemikiran ini, karena pada saat William Sinclair datang ke Skotlandia, beliau sangat kaya, dan tanah Rosslyn diberikan secara cuma cuma oleh Raja Skotlandia kepada beliau, walaupun memang sebagai balas jasa karena mengantar Putri Margaret. Pada tulisan saya sebelumnya kstaria yang berfungsi menjaga para bangsawan dalam perjalanan suci adalah para Templar bukan. Dan yang paling kontroversi beliau mampu membangun kapel seindah ini, dan seperti kita ketahui para ksatria yang sangat kaya di era abad pertengahan adalah para Templar. apalagi beliau mampu mendatangkan satu pasukan pengerajin dan mereka dibayar dengan mendapat tanah dan rumah di Rosslyn sehingga menjadi warga tetap di Rosslyn. Kemudian apa yang membuat dia ke Skotlandia kenapa dia tidak kembali ke Normandy saja apakah mungkin dia sedang melarikan diri apalagi pada saat itu tahun 1400 an para Templar sedang banyak diburu, Skotlandia tempat nya sangat jauh dari Eropa tempat yang bagus untuk pelarian bukan. Kemudian para Templar juga terkenal dalam sejarah sebagai para ksatria yang membawa beberapa artefak suci dari Yerusalem yang saat ini tersebar di seluruh Eropa, jadi apakah mungkin juga dia membawa Holy Grail, ya apapun itu semua adalah cerita dan saya suka sekali cerita ini.

Apa yang bisa dilihat di Rosslyn Chapel

Sebagai sebuah bangunan yang tidak terlalu besar, hanya cukup waktu 1 jam saja untuk mengeksplorasi kapel ini. Anda akan masuk melalui pintu samping disini sudah berdiri semacam visitor centre dan sekaligus tempat untuk membeli souvenir dan ada cafe juga. Setelah membeli tiket silahkan keluar dari pintu kaca di bagian dalam souvenir shop dan anda akan langsung lihat kapel ini dengan arsitektur gothic yang sangat keren sekali.

Masuk dari pintu Visitor Centre untuk membeli souvenir dan tiket

Anda dipersilahkan masuk melalui pintu samping kapel, namun sayangnya di dalam kapel kita tidak diperbolehkan untuk mengabadikan dalam bentuk fotografi. Beberapa foto dari dalam kapel ini saya ambil langsung dari situs resmi Rosslyn chapel saya kreditkan terima kasih, sedangkan foto bagian luar semua nya adalah dokumentasi pribadi saya.

Untuk masuk ke dalam kapel hanya bisa masuk melalui pintu ini
Bagian Dalam Rosslyn Chapel, sumber : Rosslyn Chapel Website

Meski kecil, kapelnya dipenuhi dengan arsitektur dan patung simbol menakjubkan yang biasanya tidak Anda pikirkan. Yang saya tidak habis pikir adalah walaupun ini gereja Katolik tapi kita menemukan dewa kesuburan Pagan, beberapa referensi mitologi Norse, dan topeng kematian Robert the Bruce, semua hal yang sangat tidak biasa untuk gereja menurut saya. Ada ratusan tokoh dan pemandangan individu, termasuk Green Man, yang secara historis merupakan tokoh pagan.

Salah Satu bentuk ukiran Green Man, sumber : BBC History

Dan jangan lupa berkunjung ke ruang bawah tanah nya, Anda dapat mengunjungi ruang bawah tanah yang digunakan dalam pembuatan film Da Vinci Code. Ruang bawah tanah ini merupakan ruang peribadatan khusus, dan di sini banyak sekali simbol malaikat yang menurut cerita si guide adalah pengambaran dari istri William Sinclair yaitu Elizabeth Douglas yang beliau gambarkan sebagai malaikat. Tapi ada juga ruang kedua misterius di kapel yang tetap disegel hmm pikiran saya berimajinasi mungkinkah itu tempat Holy Grail? Hehee. Namun di buku ruang bawah tanah ini yang menjadi tempat penyimpanan relik suci Holy Grail tersebut.

Ruang Bawah Tanah Rosslyn, sumber : Rosslyn Chapel website

Tidak bisa foto di dalam, jangan lupa foto di luar.

Karena tidak bisa mengambil foto di dalam, jangan lupa untuk memakai baju yang hangat (udara di Rosslyn dingin sekali) dan coba menikmati pekarangan kapel ini dan mengambil beberapa foto menarik. Kemudian pas di luar saya juga melihat sebuah air mancur yang saat ini sudah tidak digunakan yang ukirannya juga sangat unik. Di pancuran ini saya teringat adegan yang sangat menarik di film Da Vinci Code di bagian akhir, dimana Robert Langdon dan Sophie bercanda dan mengakhiri film di dekat pancuran ini.

Pancuran tempat adegan akhir dalam film Da Vinci Code

Dan berakhir perjalanan saya di Rosslyn Chapel, tapi terus terang ingin sekali kembali karena tempat ini damai sekali. Walaupun infonya sudah banyak turis yang datang terutama karena Da Vinci Code tapi tetap saja tempat ini tenang sekali. Banyak sekali misteri dan bahkan keluarga St. Clair infonya tidak hanya mempunyai kapel ini ada beberapa kastil juga salah satunya Rosslyn Castle, sayangnya saya belum sempat ke sana insyaalah kalau kembali ke Skotlandia setelah berakhirnya pandemi tentunya saya ingin jelajah kembali misteri keluarga Sinclair.

Senang sekali bisa berada di sini semoga bisa kembali lagi Amin

Demikian terima kasih sudah membaca dan salam sehat selalu

Salam

Ferdi Cullen

Menelusuri TEMPLE CHURCH LONDON TEMPAT IKONIK da vinci code

Hello World

Saya banyak belajar sejarah dari buku fenomenal berjudul “Da Vinci Code” dengan penulis Dan Brown. Di buku ini saya belajar tentang siapa itu Knight Templar, dan gereja suci mereka yang tersebar luas dari London, Skotlandia, Perancis, sampai Spanyol. Tulisan kali ini saya akan membahas tentang salah satu situs yang menjadi salah satu setting tempat yang diceritakan dalam buku Da Vinci Code, yang merupakan gereja suci para Templar yaitu Temple Church di London.

Lambang Ksatria Templar di depan Temple Church

Sedikit cerita tantang Sejarah Knight Templar

Knight Templar atau jika di bahasa Indonesia kan artinya adalah Ksatria Perang Salib, adalah sebuah ordo religius Katolik yang didirikan pada awal tahun 1100-an. Tujuan ordo ini adalah menjadi pasukan pengawal khusus untuk para peziarah Katolik dari tanah Eropa yang ingin berkunjung ke tanah Suci Yerusalem di Timur Tengah. Jadi pada abad pertengahan tidak seperti saat ini yang tinggal naik pesawat kemudian tiba dalam waktu 8 jam perjalanan, para peziarah harus melalui perjalanan berbulan bulan untuk sampai ke tenah suci dan belum lagi mereka menghadapi begitu banyak bahaya selama dalam perjalanan oleh sebab itu mereka memerlukan pengawalan khusus sehingga Knight Templar pun didirikan. Ordo ini didirikan langsung di Yerusalem, dimana pada tahun 1100 Yerusalem berada di bawah kekuasaan Perancis, maka Raja Baudouin II seorang bangsawan Perancis yang menjadi Raja di Yerusalem pada masa penaklukan Perang Salib 1 mendirikan Knight Templar.

Gambaran dari Knight Templar source history.com

Namun sejalan dengan waktu mereka mulai menyelewengkan kekuasaan dengan meminta upeti dengan paksa para Raja dan bangsawan di Eropa mengatasnamakan Akidah dan Iman. Ordo ini pun berkuasa selama kurang lebih dua ratus tahun sampai akhirnya ada tragedi yang sangat luar biasa mengakhiri masa kekuasaan mereka banyak teori dan spekulasi muncul di sini, mungkin ini yang membuat Dan Brown tertarik dan menjadikan kisah para Templar dalam buku-nya. Dikabarkan karena mereka mendapat upeti yang sangat besar, para Knight Templar pun menjadi sangat kaya, mereka sempat berjasa dalam bidang keuangan yaitu dengan membuat sebuah sistem keuangan yang bernama Cek atau Giro, bahkan dengan kekayaan nya ini mereka membangun gereja gereja yang indah, bahkan tidak hanya di Inggris, juga di Perancis, bahkan sampai di Timur Tengah.

Kita Kembali ke London

Berikutnya saya akan menuliskan kisah perjalanan saya di London ke salah satu gereja suci Templar yang bernama Temple Church London. Motivasi saya ke tempat ini jelas karena saya penasaran dengan apa yang diceritakan oleh Dan Brown dalam buku Da Vinci Code, dimana tokoh utama dari buku ini yaitu Prof. Langdon seorang ahli Simbologi memecahkan simbol simbol yang misterius yang ada di gereja ini. Dan seperti kisah saya di London sebelumnya, hal ini terjadi pada kunjungan saya ke London pada bulan Januari 2020 lalu. Cara untuk ke tempat ini sangat mudah anda hanya tinggal berhenti di stasiun Tube bernama “Temple Station” dan berjalan kurang lebih 15 menit dari stasiun ini.

Foto Saya dengan Temple Church akhirnya kesampaian ke tempat ini

Pantas saja Dan Brown sangat tertarik dengan gereja kuno ini, gereja ini adalah gereja tertua yang dibangun oleh Templar Knight pada tahun 1185, beberapa tahun setelah akhir Perang Salib 2 dimana mereka harus memindahkan markas besar mereka dari Temple Mount di Yerusalem ke Temple Church di London. Proses pemindahan tersebut dikarenakan setelah perang Salib 2 Yerusalem takluk di bawah Sultan Salahudin, yang menjadikan akhir penaklukan Kristen di tanah Suci dan beralih ke penaklukan Kerajaan Islam di Timur Tengah. Berikutnya, selain markas besar Templar setelah Perang Salib 2, gereja ini juga salah satu gereja tertua di London, bahkan gereja ini dibangun dengan mendatangkan seorang patriarki ortodoks dari Yerusalem, yang membuat konsep arsitekturnya mirip dengan Round Church yang merupakan gereja suci di Yerusalem (tempat Crucifixion dari Jesus Christ). Gereja ini juga menggambarkan betapa kuat nya kekuasaaan para Templar saat itu, pada tahun 1240 gereja ini didaulat menjadi markas utama para Templar di Eropa. Sejak berkuasa di Eropa melalui London, ksatria Templar membawa pengaruhnya kepada para bangsawan Eropa, mereka pun berubah dari ksatria menjadi bankir yang hanya menghitung uang bahkan saat terakhir sebelum ordo ini dibubarkan hanya 10% dari mereka yang mampu mengangkat senjata selebihnya adalah para bankir dan akuntan. Akhirnya masa mereka pun berakhir pada tahun 1340 dengan sebuah perintah eksekusi masal yang dari Paus pemimpin umat Katolik di Vatikan. Sekilas itulah sejarah kejatuhan Ksatria Templar.

Interior Temple Church di London sangat memukau mata saya

Setelah menemukan gereja ini langsung saya masuk dan membayar biaya masuk sebesar 5 pound saja. Waktu berkunjung pada pukul 10 pagi sampai jam 4 Sore hari Senin sampai Jumat, sabtu minggu tutup. Setelah membayar tiket, saya langsung terkagum dan kembali mengingat scene dalam film Da Vinci Code, ya buku ini telah difilmkan pada tahun 2006 dan merupakan film yang paling keren yang saya lihat sepanjang hidup saya walaupun film ini juga termasuk kontroversi. Adegan yang saya ingat pada saat Langdon menjatuhkan cryptex sebuah artifak yang sangat langka, pada saat itu Langdon berhasil memecahkan teka teki Da Vinci epik sekali adegan nya.

Effigy ini sangat ikonik ini adalah ciri khas gereja ini

Pada ruang pertama adalah ruang tempat peribadatan, tempat ini sempat dibombardir pada perang dunia kedua, ya gereja ini pernah dibom pada era perang Dunia Kedua namun tidak mengenai bagian ruang bulat hanya bagian peribadatan, tapi mereka kembali merestorasi gereja ini sampai tahun 1973 gereja ini kembali seperti sedia kala bahkan sempat menjadi perpustakaan dan gereja ini juga sangat terkenal dengan kelompok paduan suara nya yang mempunya segudang prestasi di dunia musik religi. Kemudian ruang tengah adalah ruangan effigy, dimana ada 9 batu marbel yang berbentuk ksatria, jika diceritakan dalam buku Da Vinci Code ini adalah makam dari Ksatria Templar, namun ternyata hal itu sudah tidak lagi, ini hanya lah effigy yang mengambarkan bahwa pernah ada ksatria Templar pernah dimakamkan di sini tapi sejak Templar dibubarkan dan dieksekusi seluruh makam dibongkar namun effigy tetap dipertahankan. Pahatan effigy ini yang menjadi daya tarik dari gereja ini, begitu detail menggambarkan baju zirah dan senjata serta perawakan masing masing ksatria Templar yang menjadi pengambaran effigy ini. Kemudian ruang terakhir di paling ujung adalah Ruang Bulat yang diklaim sebagai bentuk yang yang sama dengan Round Church Holy Sepulchre yang ada di Yerusalem. Di Ruang bulat ini tempat syuting dari film Da Vinci Code yang diperankan oleh Tom Hanks sebagai Robert Langdon.

Ini kubah yang dibuat mirip dengan Round Church di Yerusalem

Apabila kita melihat ke atas dan ke samping banyak sekali simbol simbol yang sangat misterius di gereja ini, salah satunya adalah Grosteque Head yang merupakan favorit saya. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menelusuri gereja ini hanya cukup 1 jam saja, kalau kalian bersedia ada anak tangga yang mengarah ke lantai dua, nah di lantai dua ini tempat yang bagus untuk bisa membuat sebuah foto yang lebih luas latar belakangnya. Selain itu, di tembok ditempeli infografis yang disusun melingkar sehingga bisa kita baca untuk memahami sejarah gereja secara keseluruhan, termasuk sejarah Magna Charta, oh iya sebelum adanya Da Vinci Code gereja ini terkenal dengan deklarasi Magna Charta.

Simbol wajah Grosteque Head yang menjadi ciri khas kemisterian gereja ini
Interior Gereja difoto dari lantai 2

Namun, Sayangnya pada saat pandemi, dari hasil riset saya ketika menulis tulisan ini kunjungan ke gereja ini ditutup sampai waktu yang tidak dapat ditentukan, jadi saya sedikit bersyukur sudah berkunjung ke tempat ini. Dan semoga saja pandemi segera berakhir dan gereja ini dapat dibuka lagi untuk publik khusus nya buat para penggemar Da Vinci Code, info dari pengurus gereja sejak film Da Vinci Code tahun 2006 jumlah pengunjung gereja meningkat pesat. Demikian perjalanan saya ke salah satu tempat ikonik yang selama ini dikenalkan oleh Dan Brown melalui bukunya Da Vinci Code, masih ada beberapa tempat bersejarah lagi yang diceritakan oleh Dan Brown dan saya kunjungi pada saat ke Skotlandia yaitu Rosslyn Chapel, nantikan kisah nya minggu depan

Sampai Jumpa

Ferdi Cullen

Dokumentasi adalah koleksi pribadi

24 jam di singapura demi konser u2 joshua tree 2019

Hello World

Tidak terasa sudah hampir tiba di penghujung tahun 2020, banyak sekali yang terjadi selama 2020. Tapi yang paling sedikit menyayat hati adalah keramaian dan hiruk pikuk dimana mana tidak diperbolehkan. Termasuk konser musik, dan konser musik adalah intinya keramaian, jadi jika tidak ramai bukan konser musik, walaupun saat ini new normal sudah mulai mensosialisasikan konser di rumah tapi atmosfir semangat dan kecintaan dari fans terhadap penyanyi di konser sungguh tak tergantikan. Saya ingin flashback ke konser sebelum pandemi yaitu Konser U2 Joshua Tree 2019 di National Stadium Singapore pada tanggal 30 November 2019 tepat satu tahun yang lalu.

Matahari Terbenam di National Stadium Singapore

Jadi kalau dipikir pikir perjalanan menuju konser ini saya hanya berada 24 jam di Singapura, pergi Sabtu dan pulang minggu pagi pada keesokan harinya. Sebuah perjalanan yang melelahkan tapi sangat berkesan dalam hidup saya. Awalnya, hampir saja saya membatalkan perjalanan saya karena seminggu sebelum ini saya mendapat tugas kantor ke Surabaya selama 3 hari dimulai Kamis dan pulang hari Sabtu, padahal sudah saya siapkan semua tiket dengan menggunakan Scoot Air yang lumayan dapat promo kurang lebih 1.5 juta PP dari Jakarta Singapore Akhirnya setelah cari-cari cara bagaimana bisa ke Singapura dari Surabaya, saya harus tambah budget lagi minimal dari Surabaya ke Singapura, untungnya ada penerbangan langsung dari Surabaya ke Singapura dengan harga yang sangat baik dan menggunakan penerbangan Garuda Indonesia dengan hanya 800 ribu rupiah, terus saya lanjutkan dengan membatalkan Scoot Air saya dan alhamdulillah nya masih bisa direfund walaupun tidak 100%.

Kadang masih tidak percaya saya bisa melakukan 24 Jam di Singapura hanya untuk konser ini

Setelah tiba di bandara saya langsung menuju penginapan yang sudah dipesan kolega saya yaitu penginapan di daerah Kallang sebuah hostel dengan biaya yang sangat murah sekali hanya jalan 10 menit ke National Stadium tempat konser diselenggarakan. Menariknya adalah ternyata semua yang menginap di penginapan ini akan menonton konser tersebut suatu kebetulan yang sangat luar biasa. Saya tiba di penginapan jam 12 kemudian makan siang sebentar di restoran di daerah Kallang dan kemudian beristirahat sebentar karena acara dimulai pukul 19.00 SGT tapi jangan coba coba datang jam 7 malam ya sebaiknya 3 jam bahkan 4 jam sebelum nya datang ke stadium karena ya pasti ramai sekali.

Saya bertemu beberapa orang Indonesia satu penginapan dan sama sama mau ke konser U2

Tepat pukul 2 siang, walaupun kecepatan ya tapi tidak masalah, kami pun segera menuju ke Stadium yang jaraknya memang sangat dekat dengan penginapan kami. Setibanya di Stadium, Gate belum dibuka dan baru dibuka pukul 17.00 SGT, kemudian kita ya antri, dan kami habiskan mengantri dengan berbincang bincang dan mendekati pukul 5 sore saya lihat ke belakang antrian sudah panjang mengular. Dan kagumnya saya adalah sepanjang duduk antrian dari pukul 2 siang sampai 5 sore banyak sekali orang Indonesia halu lalang seperti biasa konser di Singapura pasti banyak dikejar oleh orang Indonesia.

Selfie sebelum konser dimulai walaupun lumayan padat

Setelah tiba Gate terbuka kami masuk ke dalam dan masih antri kembali sampai sekitar pukul 6 sore kemudian baru masuk di Gate utama dimana tiket sudah dibagi berdasarkan Gatenya, saya kebetulan membeli tiket yang Festival dan kalau di festival ini memang harus sedikit berlari untuk mendapatkan tempat yang pas dan menarik apalagi dekat dengan pagar pemisah ke panggung. Tapi kenyataan saya dapat yang agak di tengah karena ya biar mudah saja keluarnya, namun semua pengunjung sangat suportif sekali sepengamatan saya para penonton konser ini sudah middle aged man and woman ada beberapa juga sudah 50 ke atas dan minimal 25 tahun jadi sangat suportif sekali.

Konser ini menggunakan fasilitas kelas dunia sangat bagus sekali

Konser dimulai pukul 8 malam dan luar biasa sekali penampilan dari U2. Hampir tidak percaya bahwa bisa langsung melihat Bono orang yang benar benar menginspirasi saya dengan album Joshua Tree dimana lagu kesukaan saya adalah “With or Without You” kemudian “Where The Streets Has No Name”, dan ” I Still Haven’t Found What I’m Looking For”. Satu jam pertama tembang tembang Joshua Tree semua dimainkan, mulai dari “Pride” sampai tembang puncak yaitu “With or Without You”. Kemudian di tengah mereka menyanyikan lagu lagu lagu baru mereka plus ada pesan tentang perdamaian dan equality, ini adalah ciri khas dari Bono dimana dia selalu menyerukan pesan kadang politis tapi saya suka sekali mendengarnya karena saya adalah pengagum berat. Dan satu jam terakhir favorit saya juga karena mereka menyanyikan lagu lagu di era 90 an seperti “Elevation”, dan lagu favorit dan sekaligus penampilan paling keren di konser ini yaitu “Vertigo”. Dan diakhiri dengan lagu “Beautiful Day”, terima kasih U2 kalian telah membuat hari yang paling indah dalam hidup ini its really a Beautiful Day.

U2 tampil menyanyikan Where The Streets Has No Name
Giant Screen nya juga sangat jernih sekali semua yang dibelakang bisa melihat jelas
Bono sang motivator saya terima kasih Bono

Konser pun berakhir pada pukul 11.30 malam jadi kurang lebih tiga setengah jam kita dihibur dengan semua tembang kenangan yang tidak pernah kandas oleh waktu. Setelah selesai seperti saya ungkapkan sebelumnya konser berlangsung dengan sangat suportif tidak ada yang mendorong, semua saling menghormati, bahkan ada orang Indonesia yang bawa tongkat bendera Indonesia dan mengibarkan bendera Indonesia pada saat konser hehe tapi ada juga peserta dari negara lain yang melakukan hal yang sama yaitu membawa bendera Filipina, jadi ya aktivitas kibar bendera kebangsaan di sebuah konser menurut saya adalah pengalaman yang unik dan langka.

Menuju penampilan puncak Bono menyanyikan lagu yang hits di Era 90an
Penampilan terakhir sangat memukau dengan lagu “Beautidul Day” plus layar berlatarbelakang Singapura

Bono, Larry Mullen Jr, The Edge dan Adam Clayton sukses mengguncang National Stadium of Singapore hari itu. Walaupun mereka sudah tidak muda lagi tapi semangat muda nya sangat menggelora. Gemeteran, sedih, haru, tapi sangat bersemangat akhirnya melihat Bono untuk pertama kali dan aku berharap bukan yang terakhir. Pertunjukan nya benar benar kelas dunia giant screen, storytelling, sound dan manajemen dari EO nya mereka sajikan dengan sangat memuaskan U2 benar benar sangat berkualitas inilah band penerima 22 piala Grammy dan belum ada yang bisa menyamai mereka. Long Live U2.

Demikian kisah flashback saya di acara konser U2 Joshua Tree 2019 tepat satu tahun lalu. Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa untuk komentar dan like postingan ini.

Sampai Jumpa

Ferdi Cullen

Sumber Foto : Koleksi Pribadi