Think Only The Past as its remembrance gives you pleasure (Pride and Prejudice-Jane Austen)
Sepenggal kalimat di atas merupakan kalimat dari novelis terkenal Inggris yang bernama Jane Austen. Jane Austen adalah salah satu novelis wanita dari Inggris yang terkenal akan gaya realismenya, dengan uraiannya yang tajam tentang kondisi sosial, dan kepiawaiannya meramu gaya narasi bersudut pandang orang ketiga, parodi dan ironi, telah menjadikannya salah satu penulis dalam kesusateraan Inggris yang paling disukai dan karyanya dibaca di mana-mana.(sumber :Wikipedia)
Loh apa hubunganya dengan kota Bath di UK, nah Jane Austen tinggal di sini selama kurang lebih 5 tahun dari tahun 1801-1806 dan dan mendapat banyak inspirasi dari kota ini untuk karya-karyanya. Salah satu yang menjadi alasan saya ingin mengunjungi kota ini adalah saya hendak melihat sebagaimana cantiknya kota ini seperti yang Jane Austen ceritakan di novelnya Pride and Prejudice. Jane Austen memang terkenal dengan dua novel handalnya yang telah dijadikan film layar lebar yaitu Sense and Sensibility dan Pride and Prejudice.Masih banyak karya Austen lainya, namun kedua karyanya tersebut sudah pernah saya baca dan merupakan karya yang sangat menyentuh sekali.
Perjalanan saya ke kota Bath adalah pada petualangan saya ke United Kingdom (Inggris) di bulan Juni lalu. Tepat di tanggal 4 Juni 2015 setelah selesai check out dari hostel di London kami pun menuju Victoria Station. Kami naik salah satu bus yang merupakan jaringan bus low cost di Eropa yup bus itu adalah Megabus. Kami mendapat promo yang lumayan murah yaitu 10 poundsterling pulang pergi dengan bus itu murah banget kan.
Setelah menempuh kurang lebih 2.5 jam perjalanan dari London Victoria Station, kami pun sampai di Kota Bath. Bath ini merupakan Little Rome di United Kingdom, karena dulu wilayah United Kingdom ini .pernah dikuasai oleh bangsa Romawi. Namanya ketika itu adalah Britania Romawi yang mengusai hampir separuh dataran Inggris selama kurang lebih 400 tahun 43 M- 410 M. Oleh sebab itu kota ini menjadi kota yang sangat penting bagi imperium Romawi. Kota ini terkenal dengan dua bangunan yang saling bersebelahan yaitu Roman Bath dan Bath Abbey.
Kota Bath Sendiri pun mempunyai sejarah yang menarik.Dari artikel yang saya baca, Bath City pertama kali didirikan tahun 43 M zaman Romawi Kuno. Awal mula nama kota Bath adalah Aqua Sulis yang berarti Kota Spa. Sulis sendiri merupakan nama seorang dewi yang di puja oleh bangsa Romawi, sehingga Aqua Sulis berarti air yang berasal dari Dewi Sulis. Karena di daerah Bath City terdapat sumber air panas alami yang berada di lembah Sungai Avon. Bangsa Romawi kemudian membangun tempat pemandian yang sekaligus di jadikan kuil pemujaan. Bertahun-tahun kemudian, Bath City di kenal sebagai kota spa atau kota mandi.
Kunjungan saya langsung menuju ke salah satu bangunan klasik megah dan sekaligus gothic. Yaitu adalah Bath Abbey, nah dari namanya kita dapat mengetahui bahwa tempat ini adalah gereja. Nama asli gereja ini adalah The Abbey Church of St. Peter and St. Paul. Namun ketika kami datang gereja sedang ditutup karena istirahat. Jadi kami urungkan niat untuk memasuki gereja yang dibangun sejak abad 16 ini.
Yang cukup menarik perhatian saya ketika melihat Bath Abbey ini adalah Jacob Ladder, salah satu sculpture dari gereja ini yang mengambarkan malaikat yang naik ke atas dan turun ke bawah melewati sebuah tangga. Saya merasa ini sangat menarik sekali melihat sebuah pola dari Malaikat Jacobs naik dan turun, saya belum pernah melihat sculpture yang unik seperti ini di belahan dunia manapun. Cerita di balik sculpture unik ini adalah ketika Uskup Oliver King datang mengunjungi Bath, dan dia melihat gereja dalam keadaan yang sangat buruk. Namun dia bermimpi, melihat Malaikat Jacobs, mengunakan tangga tepat di atas gereja bergerak naik mengunjungi surga dan kembali lagi dari surga dengan menuruni tangga tersebut. Karena mimpi itu maka sang Uskup percaya bahwa gereja ini merupakan tangga menuju surga, sehingga dia memutuskan untuk membangun gereja ini mejadi semegah sekarang. Dan tentunya juga dia mengambarkan visualisasi mimpinya dalam bentuk Sculpture Jacob Ladder. Menarik bukan,apakah benar Bath Abbey merupakan tangga ke surga.
Tepat di sebelah Bath Abbey ada satu lagi bangunan unik nan legendaris sekaligus menyeramkan (ngeri aja membayangkan jika malam malam di situ). Tapi walaupun begitu saya tidak pernah berhenti memimpikannya bahkan sampai tulisan ini dibuat saya sendiri masih hapal dan teringat lorong-lorong bangunan itu. Yup nama bangunannya adalah Roman Bath. Roman Bath ini merupakan sebuah museum yang merupakan reruntuhan kastil tua yang umurnya sudah ribuan tahun. Tempat ini merupakan sebuah pemandian romawi kuno. Sesuai dengan yang saya ceritakan sebelumnya bahwa kota Bath (dalam bahasa Indonesia disebut kota “Mandi”) maka ini lah bangunan pemandian yang legendaris itu.
Tanpa berpikir panjang lagi kami pun segera masuk. Eits tapi jangan lupa bayar tiket masuk dulu ya lumayan sih harganya 11 poundsterling tapi terbayar dengan pemandangan indah kastil ini. Jika kita mau membandingkan di negeri kita tercinta Indonesia ada juga sebuah pemandian dan pola ruangannya hampir sama dengan Roman Bath ini. Pemandian di negeri kita ini terletak di Yogyakarta yaitu Pemandian Taman Sari.Yang anehnya kesamaannya adalah air kedua pemandian tersebut sama sama Hijau. Saya tidak tahu fakta apa yang terjadi, dan kebetulan tidak sempat melakukan investigasi, karena saya sibuk menikmati keindahan bangunan ini.
Museum ini terdapat banyak koleksi benda-benda jaman Romawi yang berkaitan kebiasaan ber-spa/mandi serta cara berkehidupan sosial masyarakat. Karena pada zaman itu, tempat pemandian umum tidak hanya sekedar untuk mandi tapi juga ajang bertukar informasi atau dapat dikatakan tempat nongkrong para anak gaul zaman itu. Ada salah satu koleksi magis di Museum ini yaitu Kepala Gorgon yang dipercaya sebagai simbol Dewi Sulis. Koleksi langka ini ditemukan pada tahun 1727. Uniknya pecahan patung Gorgon yang dipercaya sebagai simbol dari DEWI Sulis Minerva ini ternyata LELAKI. Sebuah kontradiksi ya sebenarnya mungkin sudah dari dulu ya isu transgender terjadi (menurut opini saya tapi kita tidak usah memperdebatkan hal ini).
Puas menikmati Roman Bath sebelum keluar kami dipersilahkan untuk meminum air olahan dari Roman Bath ini secara gratis. Jelas saya mau karena gratis dan ketika itu udara memang lagi panas jadi haus sekali. Air tersebut konon berkhasiat meningkatkan stamina sih katanya.Air ini disebut masyarakat lokal adal Super Water, tapi setelah meminumnya saya tidak berubah jadi Superman hehehehe.
Tepat di belakang Roman Bath ada sebuah aula, yang disebut city hall disitu terdapat kursi untuk duduk-duduk dan bersantai dengan di tengah terdapat lapangan yang kosong. Biasanya banyak terdapat seniman jalanan yang menyajikan musik dan atraksi yang menarik di sini. Namun karena saya berkunjung pada saat matahari sedang cerah. Saya malah tertarik mendokumentasikan masyarakat yang sedang berjemur menikmati matahari.
Kami terus berjalan ke arah barat, kota ini benar-benar sangat menarik saya sedikit menyesal tidak menginap di sini karena saya yakin ada sudut-sudut sempit dan rumah-rumah unik yang pastinya menarik untuk dikunjungi.
Pusat kota Bath berdiri di sebuah jembatan di atas sungai Avon. Terlihat jelas, Bath merupakan kota pegunungan yang indah dengan landscape hijau berbukit. Aliran sungai Avon dengan bendungan-bendungan tingginya kian menjadikan kota ini terlihat begitu gagah namun tetap bersahaja.
Sungai Avon sendiri menurut saya tidak kalah menarik, saya teringat dengan adegan romantis di film Pride and Prejudice yang bersetting di Pulteney Bridge. Pulteney Bridge merupakan jembatan yang sangat indah, dimana sanitasi dan pengairan Sungai Avon menjadikan jembatan yang menghadap sungai ini terlihat begitu mempesona. Seandainya bersama kekasih bisa semakin menciptakan sesuatu yang romantis ini hehehe.
Berjalan menyusuri jalan berbukit kami sampai di tempat yang cukup tinggi dari kota Bath ini. Setelah melewati jalan berbukit namun diselingi dengan pemandangan rumah-rumah yang sangat indah, kami pun tiba di Royal Crescent. Royal Crescent merupakan sebuah kondominum atau rumah susun dari jaman Romawi kuno yang sampai saat ini masih dirawat dan ditingali oleh kalangan atas negeri ini.
Satu kompartmen di kondo ini kabarnya seharga 1 juta poundsterling (weiss mahalnya). Salah satu kondominium yang paling terkenal adalah The Circus, mengapa dikatakan The Circus karena tempat ini berbentuk setengah lingkaran oval dan seperti tempat duduk penonton jika kita ingin melihat sirkus. Terbayang pasti sangat indah kalau bisa menginap di sini dan tepat di hadapannya ada pemandangan taman hijau ditambah langit biru wah luar biasa.
Walaupun tidak bisa menginap hehehe, kami bermain main di lapangan hijau tersebut dan saya sendiri mencoba beberapa jenis gaya selfie dan sempat membuat rekan saya agak sedikit jengkel, saya bolak balik minta di foto ulang. Tapi lumayan juga hasilnya walaupun gak keren keren sekali tapi saya nikmati pengalaman berada di taman hijau ini dengan langit biru, hiruk pikuk remaja yang sedang bermain bola, ada juga keluarga yang sedang piknik, dan ada juga yang sedang beromantis ria.
Semua ini menjadikan kota Bath mempunyai sebuah peran sendiri di hati saya. Peran tersebut terbagi dua sisi, Pertama, sisi dimana kota ini merupakan ilham inspirasi dari Jane Austen dan sisi lain Kedua adalah sebuah peninggalan Romawi yang sangat hjau, biru yang indah sekali.
“Oh, who can ever be tired of Bath” – Jane Austen, Northanger Abbey
Benar sekali ungkapan di atas, saya tidak akan pernah lelah untuk menikmati kota Bath.
Ferdi Cullen
Menarik ya kota Bath ini. Dan kayaknya kalau mau berkunjung ke UK, harus pilih bulan yang sama dengan dirimu ya Fer. Soalnya cuacanya cerah, jadi foto-fotonya makin menarik.
Btw, kalau soal air yang hijau di Taman Sari atau Bath itu itu karena ganggang Fer. Aku yakin itu karena tidak disirkulasi aja, dan tidak diberikan Chlorine atau zat anti ganggang, dan karena tidak dipakai mandi lagi. Pas aku ke Taman Sari terakhir kali sih airnya bening dan jernih.
LikeLike
Wah akhirnya pertanyaan saya terjawab berkat mas bart,ooo jadi karena sudah lama tidak digunakan sehingga sirkulasi air terganggu menyebabkan adanya ganggang ya mas baiklah terima kasih banyak mas. Untuk Taman Sari, foto yang saya ambil adalah di bulan Mei 2015 ketika saya berkunjung ke sana mas, satu bulan sebelum ke UK dan saat itu memang hijau airnya.
Setuju Mas kalau mau ke UK bagus ambil waktu yang cuacanya cerah mas yaitu di musim panas sekitar mei sd juni tapi unpredictable juga sih mas, hari pertama saya di sana malah angin kencang dan agak mendung baru hari berikutnya cerah.
Thanks ya mas udah kasih comment di blog aku
Sering-sering mampir ya Thx
LikeLiked by 1 person
Dan kayaknya aku bakal nanya-nanya banyak ke dirimu soal UK deh Fer. Insya Allah kalau rejekinya pas, tahun ini aku ke sana. Nanti aku mau nanya-nanya buat melengkapi data itinerary dan budget nya yaaa.
Sama-sama Fer, senang juga bisa bertamu, baca-baca dan belajar di blog mu 🙂
LikeLike
I could not refrain from commenting. Well written!
LikeLike
Hi Fer,
Salam kenal, thanks for sharing cerita di blog ini tentang stonehenge dan Bath City. Saya berencana akhir bulan January 2018 ke UK, dan mengunjungi stonehenge, Bath city juga. saya mau tanya, itu kamu pakai tour provider dari london ke bath dan stonehenge atau urus sendiri? kalau urus sendiri, dari bath ke stonehenge naik apa?
Thanks Fer.
Erwin
LikeLike
Hi Papacai
Terima kasih sudah membaca blog saya sering-sering berkunjung ya, salam kenal juga saya Ferdi.
Wah sangat menyenangkan sekali bisa berkunjung ke UK di bulan Januari ini masih Winter itu pasti fantastic sekali, aku berharap semoga perjalanan nanti lancar jaya ya.
Namun untuk sedikit memperjelas aku kebetulan tidak ke Stonehenge, Stonehenge sendiri merupakan salah satu atraksi utama di UK dan lebih dekat ke London, hmm namun karena saya belum pernah ke Stonehenge aku jadi belum bisa banyak cerita.
Tapi jika kamu mau ke Bath, itu adalah pilhan yang sangat tepat, kota ini sangat indah sekali, kota kecil yang merupakan UNESCO World Heritage dan tidak seramai London, Manchester, atau pun Edinburgh, masih kurang populer kota ini di kalangan kita warga Indonesia, akan tetapi di kota ini menawarkan paket pariwisata yang lengkap seperti bangunan berasitektur indah, cafe, dan sejarah yang menarik.
Selanjutnya saya trip ke UK pada Juni 2015 lalu tidak menggunakan provider tour jadi benar-benar pergi sendiri dan riset sendiri hehehe dan jika ditanya naik apa dari Stonehenge ke Bath, aku rasa salah satu pilihan yang tepat dan ekonomis adalah bus silahkan cek di megabus UK , naik busnya juga nyaman banget kok akan tetapi karena dia low cost bus dia gak berhenti di stasiun atau dapat dikatakan di stasiun namun di jalan menuju ke luar stasiun, biasanya mereka banyak kasih promo dan aku dapat 10 pound loh bus dari London Victoria ke Bath perjalanan kurang lebih 2.5 jam, coba di browsing aja dulu tentang megabus ini.
Mungkin itu aja dulu ya jika ada pertanyaan lain silahkan saya siap membantu Terima kasih
LikeLiked by 1 person
Hi Fer,
Bath City emang keren bgt hahaha, i left my heart in Bath. like jean austine said, Who can be ever tired of Bath. 🙂
LikeLike
hi papacai
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, btw suka dengan Jane Austen ya?
LikeLike
Yeap… Jane is one of great author! ☺
LikeLike
Great post. I was checking constantly this blog and I’m impressed!
Very helpful info specially the closing part 🙂 I handle such info a lot.
I used to be looking for this particular information for a
very lengthy time. Thanks and best of luck.
LikeLike
Thank you for visiting my blog
LikeLike
Thank You and wish the best luck to you too
LikeLike