Once You Do Something, you never forget. Even if you can’t remember
Cihiro, Spirited Away, 2001
Sepengalan kalimat di atas adalah sebuah momen inspirasi yang saya pelajari dari Kisah Spirited Away, salah satu film animasi dari Studio Ghibli yang dirilis pada tahun 2001 dan menjadi film dengan penonton terbanyak dalam sejarah perfilman jepang yaitu 23 juta penonton serta meraup keuntungan 30 miliar yen. Kesuksesan film ini menurut pendapat saya, yang mana saya sudah melihat 3 kali film ini adalah terletak dari kepiawaian imajinasi Hayao Miyazaki sang sutradara dan merupakan animator handal di Ghibli Studio memberikan sentuhan psikologis maupun logika dalam film ini. Namun tulisan saya kali ini bukan mereview film tersebut namun lebih kepada sebuah acara eksibisi yang baru-baru saya kunjungi dan dilaksanakan di Jakarta Indonesia, yang sangat memuaskan rasa cinta para penggemar Studio Ghibli, nama acaranya adalah The World of Ghibli Jakarta.
The World of Ghibli Jakarta adalah sebuah eksibisi yang berlangsung dari tanggal 10 Agustus sampai dengan 17 September 2017 di Ritz Carlton Hotel Jakarta. Acara ini merupakan rangkaian acara yang memberikan sungguhan penayangan kembali film animasi Ghibli Studio dan pameran replika film tersebut. Adapun Ghibli Studio sendiri sudah mempunyai museum tersendiri di Tokyo, konsep museum yang di Tokyo kurang lebih sama dengan konsep pameran yaitu menampilkan replika dari plot yang menarik dari masing-masing film Ghibli Studio. Kedatangan saya ke acara ini memang unpredictable kebetulan saya memang sedang berada di Jakarta sehingga saya searching acara apa yang menarik di kota ini selama periode saya tinggal dan saya melihat pameran ini, karena sudah ada rencana juga untuk berkunjung ke Museum Ghibli di Tokyo walaupun belum kesampaian…… jadi alangkah baiknya jika sebagai warm up kita bisa melihat acara ini dulu di Indonesia.
Lokasi acara ini sangat mudah dijangkau dan acara sendiri berlangsung dari pukul 10.00-22.00 WIB, harga tiket dapat saya katakan lumayan mahal, yaitu berkisar antara Rp300 ribu rupiah di hari biasa dan Rp. 350 ribu rupiah di hari weekend. Luas area eksibisi menurut saya lumayan juga karena menggunakan seluruh ballroom dari Ritz Carlton bahkan menurut info dari para usher adalah Ritz Carlton menolak semua acara wedding atau pameran lain jadi ekslusif hanya untuk pameran Ghibli ini. Tadi saya sebutkan usher ya, yup di pameran ini ada usher nya yang kurang lebih menjadi sorotan saya dan dapat dikatakan banyak sekali usher di acara ini, mungkin menurut saya ini terkait dengan budaya Indonesia always happy to be served jadi memang EO acara ini memang sangat kreatif menyikapi budaya tersebut sehingga jumlah usher yang ada sangat memadai untuk semua pengunjung. Namun ini menurut opini saya saja sih apabila jumlah usher yang banyak pasti meningkatkan people resource cost dan ujung-ujungnya pantesan harga tiket nya mahal hehehe. Namun usher yang bertugas ini memang ramah-ramah, anda bisa dengan leluasa menyapa mereka dan mereka dengan senang hati menceritakan semua pengetahuan mereka tentang Ghibli so don’t be afraid to ask them jika kamu gak tau misalnya replika ini dari film apa atau apa makna dari replika ini yang ingin disampaikan oleh para animator percayalah para usher its very wiseful and knowledgeable tentang Ghibli. Sekali lagi akan tetapi justru hehehe useher ini banyak diberdayakan pengunjung untuk apa…. ayo tebakkk… yup berfoto bersama, jadi para usher saya lihat cukup sibuk mengurus beberapa remaja atau pun pasangan untuk berfoto dengan berbagai pose juga ekspresi yang pastinya saya yakin pasti akan masuk instragram but whatever yang penting acara ini luar biasa terima kasih para usher.
Nah masuk ke acaranya, kurang lebih ada 3 jam saya berada di dalam pameran. Saya memulai dengan bagian yang menyajikan infografis tentang orang-orang di balik Ghibli Studio. Studio film animasi yang berbasis di Koganei, Tokyo, Jepang ini menampilkan film animasi yang mengandung unsur-unsur provokatif, imajinatif, dan emosional Didirikan pada tahun 1985, Ghibli dipimpin sutradara ternama Hayao Miyazaki bersama dengan rekannya yang juga pembimbingnya, Isao Takahata. Asal mula Studio Ghibli dapat dibilang berawal pada tahun 1983, dengan film Nausicaä of the Valley of the Wind yang terus terang saya juga belum liat film pertama ini. Sebagai bagian dari strategi bisnis memperlebar sayap ke dunia Barat, Tokuma, perusahaan induk Studio Ghibli, telah memberikan pada Disney hak-hak video untuk delapan filmnya serta hak distribusi dunia untuk film seperti Princess Mononoke dan sang legenda favorit saya Spirited Away. Film Miyazaki, Howl’s Moving Castle adalah merupakan adaptasi sebuah buku karya penulis british , Diana Wynne Jones, yang diterbitkan di beberapa negara termasuk Amerika Serikat dan Kanada. Bayangkan saja Ghibli berhasil mengadaptasi sebuah buku novel yang British ke dalam coretan animasi apa tidak genius itu Film Ghibli yang bukan merupakan hasil arahan Miyazaki yang paling terkenal dan dipuji adalah Grave of the Fireflies, 1988, yang disutradarai Isao Takahata, sebuah film favorit saya juga dan sudah saya tonton 2x ceritanya sedih yang terfokus pada kehidupan dua anak yatim piatu pada zaman pasca-Perang Dunia II di Jepang. Dan ini adalah beberapa informasi yang saya catat pada saat memasuki bagian infografis ini, dan sebagai catatan juga Ghibli sudah 3 kali dinominasikan ke Academy Award di kategori Best Animated Feature dan Spirited Away adalah film yang berhasil meraih piala Oscar dua film lainya yaitu Howl Moving Castle dan Tales of Princess Kaguya.
Memasuki bagian utama Ballroom Ritz Carlton saya disambut oleh atmosfir yang benar benar fantasy banget dengan backsound music lagu lagu ghibli saya merasa berada di museum Ghibli sehingga menjadikan ini pengalaman yang sangat istimewa buat saya. Eksibisi pertama yang saya lihat adalah Guardian Robot dari film Laputa : The Castle in the Sky, benar benar mirip dengan robot yang ada di film, namun di sini posenya adalah memberikan bunga di belakangnya ada guardian grave nya dimana kisah Laputa ini menceritakan para robot guardian yang sudah terlupakan berabad-abad.
Berikutnya saya amaze dengan rumah toko rotinya Kiki dalam film Kiki Delivery Service, rumah ini didesain mirip banget dengan rumah asli di film dan saya menilai detail oriented banget memang acara ini layaknya budaya Jepang yang memang sangat detail mulai dari penyusunan roti sampai arsitektur rumahnya. Rumah di sebelahnya adalah rumah keluarga Kusakabe dalam film yang banyak menginpirasi masa kecil kita yaitu My Neighbor Totoro, dimana di rumah ini tinggal Mei dan Satsuki bersama ayah dan ibunya, rumah sederhana ini duh ciamik banget dan merupakan yang the best di eksibisi ini karena asli banget sampai meja belajar Mei dan Satsuki semua ada di sini. Arsitektur rumah keluarga ini adalah arstektur rumah warga Jepang di era tahun 1960 an makanya ada sepeda tua, dan bahkan ruang kerja ayah Mei dan satsuki dibuat berantakan sesuai dengan plot di film, buku-buku yang ada, dimana sang ayah adalah seorang kutu buku, merupakan buku asli dari tahun 50 an dan langsung dibawa dari Jepang Awesome bukan.
Di samping rumah keluarga Kusakabe adalah the one and only paling favorit di acara ini siapa lagi kalau bukan Totoro. Totoro sendiri sangat sukses dan menginspirasi begitu banyak anak kecil di Jepang dan dunia. Bentuk nya yang mirip Teddy Bear dengan perpaduan warna hitam putih ini menurut beberapa orang sangat mengemaskan. Banyak sekali yang antri di replika Totoro ini demi bisa berfoto dengan si Totoro.
Selanjutnya adalah The Moving Castle, dalam film Howl Moving Castle, entah kenapa saya malah gemes dengan yang ini kalau yang lain dengan Totoro. Saya menyempatkan diri berfoto dengan hasil karya Miyazaki yang merupakan interepretasi beliau dalam menerjemahkan novel nya Diana Wynne Jones adalah brilian. Selain Moving Castle yang berikutnya saya sukai adalah dunia Arwah tempat Cihiro yang juga sangat menarik. Kebetulan belum ada usher yang berpose ala No Face pada saat saya datang, karena menurut infonya di jembatan biasanya tetap ada No Face bertengger menggoda Cihiro atau menggoda pengunjung hehehe. Bahkan gerbang menuju dunia arwah sangat mirip dengan aslinya di film loh.
Masih banyak lagi yang bisa dilihat seperti ada replika kapal Marnie, kemudian ada adegan di filmPonyo, sampai Ornithopter dalam film Laputa. Jika ingin bersitirahat bisa masuk ke trailer room yang menampilkan trailer dari film film Ghibli.
Secara keseluruhan ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan sekali bisa melihat semua replika ini. Oh ya satu lagi saya suka dengan manajemen dari acara ini karena memang sangat tertib dan detail. Garis-Garis untuk antrian sudah dibuat dengan sangat jelas loh di sini jadi jika anda tertarik berfoto silahkan masuk ke garis antrian ya. Yang menarik adalah replika dibuat dengan mengunakan bahan dari Indonesia dan yang membuat nya juga adalah para seniman Indonesia kecuali beberapa artifak asli seperti buku di rumah Keluarga Kusakabe dan beberapa furniture yang asli dari Jepang.Ketika kita keluar kita akan diberkan sebuah kesempatan untuk menulis testimoni dan testimoni wall juga sudah banyak ditempeli oleh kesan dan pesan para pengujung. Ada souvenir shop yang menjual pernak pernik Ghibli yang semuanya original dari Jepang tapi harganya agak mahal sih
Saya tutup tulisan saya tentang Ghibli dengan sebuah quotes lagi dari salah satu film Ghibli yaitu Kiki Delivery Service
We need to find our own inspiration. Sometimes, it’s not Easy
Ursula-Kiki Delivery Service
Ferdi Cullen