FLASHBACK WINTER TRIP 2019 TO MT RAINIER NATIONAL PARK

Hola World

Winter adalah musim yang sangat dingin jangan lupa mengunakan baju tebal, tapi juga sangat indah maka muncul istilah Winter Wonderland. Tulisan kali ini saya akan ajak kalian pembaca budiman untuk nostalgia pengalaman perjalanan Winter Trip saya ke salah satu taman nasional favorit saya di Amerika Serikat. Mt. Rainier National Park merupakan taman nasional yang terletak di negara bagian Washington dan menurut Seattle Times, merupakan tempat paling bersalju di bumi, memiliki rata rata lebih dari 640 inci salju per tahun. Jadi penasaran dan ingin tahu lebih lanjut bagaimana indahnya winter wonderland di taman nasional yang indah ini.

Inilah tebal nya salju Mt. Rainier

Menjelajahi Rainier di saat winter terkesan kita sedang berada di Narnia. walapun bukan Narnia secara harfiah tapi saya ingin berbagi pengalaman dua tahun lalu mengunjungi taman nasional ini. Perjalanan ini kurang lebih tidak direncanakan, kebetulan ada kunjungan dari kolega ke Seattle, dan mereka ingin sekali berkunjung ke taman nasional ini dan voila jadilah kami pergi. Menariknya kami melakukan rental mobil, di tempat yang tidak jauh dari apartemen saya, dan jujur saya baru tahu itu tempat rental mobil, karena pada saat saya di Seattle saya lebih suka menggunakan kendaraan umum. Kemudian, kami pun berangkat agak sedikit telat yaitu sudah pukul 9 pagi, dimana waktu menuju Mt.Rainier dari Seattle adalah 3 jam.

Alder Lake Park

Papan tanda Alder Lske Park

Selama perjalanan, kami berhenti di beberapa tempat yang menarik sekali, terus terang saya juga tidak tahu tempat apa itu, namun setelah pulang saya baru melakukan riset akan Alder Lake, ternyata ada cerita menarik jadi dulunya Alder adalah kota penebangan dan pertambangan, Alder dihuni pada akhir 1800-an. Dinamakan karena dominasi pohon alder yang mengelilingi daerah itu, kota ini memiliki populasi lebih dari 200 pada masa kejayaannya. Meskipun tidak ada yang istimewa tentang Alder, itu menjadi bagian dari sejarah Negara Bagian Washington ketika penduduk disuruh mengungsi pada tahun 1942 karena Proyek Bendungan Nisqually kedua yang mengakibatkan kota itu selamanya tenggelam di bawah air. Jadi saya bisa katakan selamat datang di Atlantisnya Washington, karena bayangkan lah di bawah danau ini ada kota hantu Alder wah menarik sekali, tapi tempat ini cukup terkenal jadi tempat wisata berenang karena kalau selama Summer debit airnya berkurang dan orang orang bisa berenang di sini. Di balik kisahnya ini menurut saya tempat nya sangat asri sekali dan sangat tenang sekaligus tempat yang sangat menyenangkan di udara dingin untuk menikmati alam.

Bayangkan di bawah danau Alder ini ada kota yang ditingalkan jadi mirip Atlantis ya

Christine Falls Viewpoint

Tanda menuju Christine Falls

Tidak lengkap rasanya kalau tidak ke taman nasional tanpa ke air terjun. Berkendara di sepanjang Paradise Road di sisi selatan Gunung Rainier, memberikan beberapa kesempatan untuk melihat air terjun yang indah dengan pendakian singkat. Salah satu yang direkomendasikan adalah Air Terjun Christine atau Christine Falls. Ada tempat parkir di kedua sisi jembatan sehingga memudahkan memarkirkan kendaraan, tetapi sisi timur paling dekat dengan jalan setapak. Turuni jalan setapak pendek ke sudut pandang magis Air Terjun Christine yang dibingkai oleh jembatan batu.

Jembatan Batu di bawah air terjun sangat cantik sekali

Dari sini Anda dapat melihat tingkat 37 air terjun yang lebih rendah. Tingkat atas 32 terlihat dengan menyeberangi jembatan di permukaan jalan. Christine Falls dinamai dari putri P.B. Van Trump tapi tidak ada hubungan dengan Donald Trump ya hehehe, yang merupakan salah satu pendaki pertama Gunung Rainier, dan nama Van Trump Creek yang mengalir melalui Air Terjun Christine ini.

Van Trump Creek, Sisi lain untuk melihat air terjun ini

Suasana sejuk sangat terasa dan ini adalah pemberhentian kami kedua sebelum menuju ke Mt. Rainier Visitor Centres dan percaya tidak percaya jam sudah pukul 1 siang tidak terasa memang pas winter ini.

Mt. Rainier National Park Visitors Centres

Entrance Gate Nisqually

Setelah melewati Nisqually River kami pun tiba di depan gerbang Mt. Rainier Entrance Gate. Untuk pintu masuk sebenarnya ada beberapa pintu masuk, dan dari pintu masuk melalui Nisqually ini yang lebih dekat ke Paradise. Paradise adalah tempat di Mt. Rainier National Park dengan ketinggian 5.400 kaki dikenal dengan hujan salju nya yang menutup tempat ini. Paradise setiap tahun di musim dingin rata-rata menerima hampir 650 inci salju lebih. Dan pada tahun 1972 jumlah itu melonjak menjadi 1.122 inci dari salju yang turun. Selain Musim Dingin awal Musim Semi adalah waktu yang baik untuk ke Paradise guna menjelajahi keindahan taman tumbuhan dan bunga banyak bermekaran di tempat ini.

Henry M Jackson Visitor Centre berbalut salju

Henry M Jackson Visitors Centre merupakan satu dari empat visitor centre yang ada di Mt. Rainier National Park. Jadi kalau ada empat, kenapa pilihnya yang di Henry M Jackson, karena visitor centre yang ini hanya buka di weekend dan holiday, sedangkan kami pergi pas weekend pada saat itu hari sabtu. Visitor centre yang ini sangat besar dan merupakan yang terbesar setelah Longmire Visitor Centre, kalau di Longmire lebih kepada museum saya nilai, tapi Jackson disini lebih banyak hal yang bisa kita lihat seperti ada konsultasi dengan rangers kalau mau hiking sampai penyewaan beberapa alat hiking siapa tahu ada orang kelupaan dan tak mungkin balik lagi kan karena 3 jam perjalanan.

Suasana di dalam Visitors Centre

Kamipun istirahat di tempat ini dan kebetulan ada sebuah cafe di sini, sembari istirahat kami makan siang. Sedikit tips kalau ke Mt. Rainier sebaiknya bawa makan siang ya karena cafe di visitor centre hanya buka dari jam 11 pagi – 4 sore saja pada winter dan early spring. Kemudian jika ingin mendaki pastikan melakukan konsultasi dengan para rangers yang ada di sini.

Paradise Inn, kebetulan hari lagi cerah terlihat Mt. Rainier

Walaupun tidak mendaki layaknya beberapa pengunjung yang datang selain kami, tapi kami sempatkan melihat lihat keluar guna melihat tebalnya salju. Dan ya sepertinya memang cantik sekali Mt. Rainier dari tempat ini dibalut tebal nya salju memang seperti Narnia, kemudian kami melihat bangunan penginapan tertua di Mt. Rainier bernama Paradise Inn, diibuka pada tanggal 1 Juli 1917, penginapan memiliki tiga puluh tujuh kamar tamu dan ruang makan yang dapat menampung 400 orang. Perabotan kuno khas yang dibuat oleh perancang Hans Fraehnke menghias lobi, termasuk kayu meja pendaftaran, dua meja dan kursi kayu cedar besar.

Suasana di lobby Paradise Inn

Reflection Lake

Foto di papan Reflection Lakes

Karena sudah menjelang sore tempat terakhir yang kami kunjungi di Mt. Rainier adalah melihat danau beku bernama Reflection Lake. Salah satu pemandangan paling ikonik dari Mt.Rainier dapat ditemukan di Reflection Lakes. Musim panas dan musim gugur, matahari terbit dan terbenam, mungkin merupakan satu-satunya pemandangan yang paling banyak difoto oleh fotografer pemula dan berpengalaman, yang kembali lagi dan lagi. Di musim panas, danau dibatasi dengan bunga-bunga liar dan datang musim gugur, itu adalah cermin warna musim gugur. Banyak yang menganggap area ini sebagai taman terbaik – bunga mekar berwarna-warni, kehidupan hewan yang mempesona, dan keindahan puncak gunung dan danau alpine yang indah dan menakjubkan. Namun pada saat saya ke sana beku, tapi tidak kalah cantik walaupun tanpa bunga bermekaran tempat ini pantas kami datangi, kami pun akhiri perjalanan winter di taman nasional ini dengan mengabadikan beberapa foto menarik.

Ini dia pemandangan Reflection Lakes di musim panas, sangat indah bukan source : VisitRainier.com
Reflection Lake di saat winter

Demikian kisah perjalanan flashback ke Mt. Rainier National Park, semoga suatu hari bisa kembali lagi ke taman nasional ini Amin serta semoga kalian menikmati cerita ini sampai jumpa di tulisan berikutnya.

Ferdi Cullen

Pengalaman Gegap Gempita 4th of July

Hola World

Apa kabar? Semoga para pembaca blog ini selalu diberikan kesehatan dan juga rejeki Amin.

Foto lagi mejeng di pinggir Lake Union Seattle. di sekitaran Gas Work Park

Sudah lama sekali ya sejak tulisan saya terakhir di akhir Maret, tentang bagaimana keindahan Roma dan Praha sebelum lock down. Bulan Juli merupakan bulan yang sangat menggembirakan, pasalnya di bulan ini adalah bulan dimana matahari pada posisi terbaiknya. Kalau di belahan dunia disebut dengan Summer. Tulisan saya berikut ini, saya akan menceritakan pengalaman indah saya pada tahun lalu dimana saya ikut merayakan musim panas di tengah kemerdekaan Amerika Serikat. Jujur itu adalah pengalaman yang paling terkesan sepanjang hidup saya. Gegap gempita, rasa nasionalisme warga Amerika, rasa menyambut musim yang baik, dan masa liburan. Semua rasa manis ini bercampur membuat saya sangat kagum dengan makna hari kemerdekaan dari negara itu. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk baca kisah ini ya.

Alkisah di bulan Juli tanggal 4 tahun 2019, awalnya di pagi hari yang cerah, saya bangun sangat pagi karena harus merapihkan beberapa barang lagi berhubungan tidak lama lagi Visa student saya akan habis masa berlakunya dan saya harus segera cabut dari Amerika. Tepatnya tanggal 9 Juli, saya harus segera keluar dari negara Amerika Serikat, jadi pada hari itu sebenarnya saya sedang mempersiapkan diri merapihkan barang untuk pindahan. Tidak terasa waktu, pukul 8 sudah tiba saya lari pagi sebentar karena memang udaranya pas lagi hangat sekitar 20 derajat celcius pokoknya hangat sekali, sehingga saya memutuskan lari pagi selama 1 jam. Setelah itu saya kembali ke Apartemen saya untuk melanjutkan mengemas barang barang lagi dan saat itu kondisi apartemen sangat berantakan, saya bahkan tidak mengijinkan kolega dan temen datang ke apartemen karena super berantakan.

Setelah selesai merapihkan beberapa barang, Agak sorean saya janjian sama seorang temen mahasiswa internasional berkebangsaan Vietnam untuk melihat firework di Gas Work Park. Informasi, bahwa untuk perayaan 4th of July di Seattle selalu dipusatkan di Gas Work Park ini. Namun kita harus datang lebih awal dikarenakan pasti kalau datang nya agak malam sulit untuk cari tempat yang bisa melihat dengan jelas kembang api nya. Jadi disarankan datang nya di sore hari walaupun acaranya baru mulai jam 9 malam pada saat matahari terbenam (saat summer matahari terbenam sekitar jam 8.30 malam)

GAS WORK PARK

Jadi apa itu Gas Work Park, Gas Work Park adalah sebuah taman yang dulunya adalah pabrik Gas di Seattle. Jadi sekitar tahun 1906-1956, di tempat ini merupakan tempat pengolahan gas bumi. Karena adanya perubahan aturan untuk pengembangan energi alternatif selain gas, ditambah juga dengan efek lingkungan yang ditimbulkan oleh pabarik ini selama 50 tahun membuat akhirnya pemerintah kota Seattle memutuskan untuk menutup perusahaan gas ini tiba tiba dan menghentikan operasional usahanya. Baru pada tahun 1976, dua puluh tahun setelah pabrik ini tutup, hadirlah taman yang dibuka untuk publik, salah satu keindahan taman ini adalah berada tepat di pinggir danau dan bisa memandang keindahan kota Seattle yang ada di seberang danau.

Ini dia yang bikin uniik, bekas alat penyulingan Gas yang sengaja di biarkan menambah keindahan taman ini

Uniknya adalah kita bisa melihat pemandangan bekas alat alat penyulingan gas berbalut danau, skyscrapper kota Seattle, dan bukit yang hijau. Saat Summer adalah saat terbaik untuk datang ke taman ini, sebab cahaya matahari nya sangat bagus menyinari rerumputan di taman ini, banyak sekali masyarakat memilih piknik di tempat ini.

Perpaduan manis antara danau, skyscrapper, rumput hijau, dan alat penyulingan gas

Selain untuk piknik, tentunya warga Seattle menggunakan tempat ini untuk berolahraga baik naik sepeda, joging maupun kadang ada juga seperti kelas yoga di sini. Dengan luas kurang lebih 20 hektare, menjadikan taman ini sebagai “the must visit place if you go to Seattle”. Saya pribadi sangat kagum dengan taman ini karena dua hal, pertama adalah keberanian kota Seattle menutup perusahaan gas ini karena masalah lingkungan, dan kedua bagaimana sang arsitek mampu merubah suasana taman ini dari gambar di bawah menjadi begitu asri dan alamiah, seakan akan seperti tidak pernah ada pabrik gas di sini.

Courtesy : MOHAI, pabrik gas di tahun 1935, sebelum disulap jadi taman

 

FIREWORKS IN 4TH OF JULY

Salah satu tradisi dari orang Amerika pada saat  4th of July yang merupakan hari kemerdekaan Amerika Serikat adalah menyaksikan fireworks atau kembang api. Berikut adalah beberapa cuplikan video kembang api yang ada di perayaan Gas Work Park tahun lalu.

Bayangkan masih sore sudah sepadat ini, dan ada miniatur obor liberty di puncak bukit taman ini

Jam 9 malam ketika acara dimulai sudah sepadat ini

Saya tiba di tempat ini sore dan harus bersabar menunggu sampai pukul 10 malam dan kembang api hanya berlangsung selama satu jam. Betapa luar biasa bukan kita harus menunggu 5 jam untuk menyaksikan kembang api yang hanya satu jam. Mohon baca juga kisah saya di tahun baru di New York berikut, dimana peristiwa kembang api berujung hujan namun hal itu terbayar dengan kehadiran saya menyaksikan kembang api di Gas Work Park ini.

Kembang Api yang terbaik sepanjang hidup aku

Ini Kembang Api Favorit saya

Ada beberapa tempat yang sudah dijadikan VIP, dan anda harus pesan untuk bisa mendapatkan posisi tersebut. Saya mendapat posisi di atas bukit dengan dengan tanda liberty yang memang dibangun setiap tahun di tempat ini. Kemudian acara akan dimulai pada pukul 9 malam tepat matahari terbenam. acara dimulai dengan beberapa lagu dari artis lokal, dan karena ini siaran langsung ada host nya dari sebuah radio swasta di Seattle yang saya juga tidak tahu nama radionya. Baru pukul 10 malam setelah menyanyikan lagu Sfar Spangled Banner (harus pada berdiri ya saat lagu ini dinyanyikan walaupun anda bukan warga negara Amerika), barulah acara kembang api dimulai.

Jadi tepat di tengah ada sebuah kapal yang melintas di tengah Lake Union dan kapal ini tiba tiba meluncurkan kembang api juga dan saya sangat kaget melihat nya. Warna kembang api dominan merah dan ada bentuk bintang sama hal nya dengan bendera Amerika Serikat. Gegap gempita dan kemegahan ini membuat saya yakin ini adalah hari terbaik saya selama berada di  Seattle.

Demikian kisah pengalaman saya di tengah gegap gempita perayaan kemerdekaan Amerika Serikat di Seattle, semoga tulisan ini bermanfaat dan jangan lupa untuk terus nantikan kisah selanjutnya dari blog ini. Jika ingin berkomentar feel free untuk komentar atau bertanya saya siap menjawab dengan senang hati.

Happy Fourth of July

Ferdi

Early Spring in DC : Kisah Perjalanan Dadakan di Washington DC

Hola World…

Sudah 2020, dan Cerita kali ini saya ingin menceritakan tentang perjalanan dadakan saya ke Washington DC pada bulan Maret 2019. Kenapa disebut dadakan?, seperti biasa pesen tiket seminggu sebelum dan tidak sempat riset sana sini dengan kondisi DC terutama di bulan Maret. Akhirnya kesampaian juga ke tempat yang dianggap sebagai markas nya Donald Trump ini.

Washington DC adalah ibukota Amerika Serikat,  orang lokal suka menyebutnya dengan DC. Sedangkan DC sendiri adalah singkatan dari Distric Columbia. Inilah kota yang mana ketika saya di Amerika, sering disalah artikan oleh beberapa kolega di Indonesia. Kenapa? karena saya kuliah di Univesity of Washington, dimana ketika orang awam Indonesia mendengar nya langsung berkata “Salam dengan Donald Trump ya” helooo… apa maksudnya juga… Mereka tidak tahu bahwa kampus saya berlokasi di West Coast sedangkan ibukota Amerika adalah di East. Tapi ya sudah lah tetap saya jelaskan pelan pelan dan akhirya mereka paham.

Washington DC adalah salah satu kota favorit saya di US

DC merupakan tempat yang menyenangkan sekali, adapun kenapa saya suka sekali di kota kecil yang bangunan nya adalah bangunan pemerintahan semua. Tidak ada pusat bisnis di sini, karena memang kawasan ini hanya dikhususkan untuk pemerintahan. Jadi hampir 85% penduduk yang tinggal di wilayah ini pekerjaan nya adalah Karyawan Pemerintah atau yang lebih kita kenal sebagai PNS. Untuk kawasan bisnis ada di negara bagian sebelahnya yaitu Maryland dan ibukota Virginia yatu Baltimore.

Jika kita berkeliling DC terutama di National Mall kita akan melihat sebuah obelisk yang sangat tinggi besar bernama Washington Monument atau National Monument. Bagi kita orang Indonesia, tentu melihat National Monument kita jadi teringat dengan Monumen Nasional Indonesia yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu saya selalu menyebut monumen di DC ini dengan nama yang sama dengan di Jakarta yaitu Monas. Monas DC ini terletak di tengah tengah National Mall jadi kemana kita memandang selama berjalan di National Mall kita akan disuguhkan dengan pemandangan Monas DC.

Peta tempat wisata Di Washington DC

Selain Monas DC ada banyak sekali tempat menarik yang bisa dikunjungi di DC namun  karena keterbatasan waktu saya hanya sempat mengunjungi 4 tempat. Berikut adalah beberapa tempat menarik yang saya kunjungi ketika berkunjung ke DC. Museum Smithsonian, Lincoln Memorial, Thomas Jefferson Memorial, dan US Capitol. Saya sempat melewatkan beberapa tempat penting seperti White House, karena pada saat saya ke sana ada sebuah rapat kenegaraan penting, jadi hampir 2 km dari White House harus ditutup. Makanya kalau ke DC harus bener bener memperhatikan waktu dan tanggal ya karena bisa saja museum dan tempat wisata ditutup tanpa pemberitahuan . Maklum lah ini ibukota negara yang menjadi perhatian dunia, keselamatan US President dan Senat sangat diutamakan dibandingkan dengan turis.

  1. Museum Smithsonian dan National Mall

Smithsonian Institution adalah salah satu yayasan yang menjadi pemersatu dari seluruh museum yang ada di Amerika Serikat. Jadi mereka ini lah pengurus dari kurang lebih 17 museum, 35 pusat penelitian dari berbagai ilmu, dan hampir seluruh kebun binatang di Amerika Serikat. Luar biasa bukan perhatian masyarakat Amerika akan ilmu pengetahuan sehingga mereka mempunyai sebuah institusi yang maha keren untuk bertanggung jawab mengelola pengetahuan kerena sih menurut saya.

The Castle, disini adalah kantor lama yayasan Smithsonian

Ada mall loh di DC namanya adalah National Mall, tapi ini bukan mall ala ala shopping mall di Jakarta ya. Pada National Mall ini tempat berkumpulnya ke-17 museum Smithsonian, dari barat yaitu US Capitol sampai ke Timur ujung nya adalah Lincoln Memorial, sedangkan di tengah nya terdapat National Monument. Bisa dikatakan ini adalah mall yang isinya sejarah dan ilmu pengetahuan. Jika anda berkunjung ke DC silahkan jalan kaki saja dari ujung ke ujung dijamin tidak capek kok, kalau lagi musim panas kabarnya banyak sekali food truck di sini dengan harga yang lumayan murah, kalau pas saya ke sana di Spring ada juga beberapa food truck loh tapi tidak seramai Summer.

Natural History Museum di DC

Namun ada beberapa hal yang menyenangkan dan tak menyenangkan di sini berdasarkan pengalaman saya. Yang menyenangkan adalah semua museum di National Mall di bawah naungan Smithsonian Museum tidak dipungut biaya sedikit pun alias Gratis. Dimana lagi selain di DC bisa masuk ke museum yang gratis iyakan. Namun yang tidak menyenangkan adalah setiap masuk ke museum ada pemeriksaan ala ala bandara dan sangat ketat sekali, sehingga walaupun antrian nya tidak terlalu panjang tapi membutuhkan waktu cukup lama untuk masuk ke satu museum. Jadi bayangkan ada 17 museum kalian bisa menghabiskan waktu sepuluh hari  hanya untuk melihat semua museum itu. Satu museum saja luas nya sudah bisa mencapai luasnya British Museum di London.

Saya sempat berkunjung ke satu museum yang bernama Natural History Museum. Dan ini pun juga luas sekali museum nya. Berikut adalah nama museum yang ada di National Mall, National Museum of Natural History ( ini paling banyak pengujung nya), National Air-Space Museum, National Museum of American History, National Zoo, National Museum of African American History, American Art Museum, National Air Space Steven Udvarhazy Center, Museum of Holocaust, Smithsonian Building (The Castle), National Museum of American Indian, Hirshhorn Museum of Sculpture Garden, National Portrait Gallery, Sackler Galleries, National Postal Museum, National Museum of African Art, Anacostia Community Museum, dan gedung baru Smithsonian Institution (disini kantor pusat Smithsonian yang lebih modern dibandingkan The Castle gedung lama)

2. The Lincoln Memorial

Puas jalan jalan ke museum jangan lupa datang ke Lincoln Memorial yang masih di satu jalan ke arah timur dari National Mall. Di tempat ini yang bentuk bangunan nya mirip dengan Pantheon, adalah monumen yang dibangun untuk menghormati Abraham Lincoln presiden ke 16 Amerika Serikat.

Lincoln Memorial mirip dengan kuil Pantheon arsitekturnya

Patung Raksasa Abraham Lincoln

Kalau pernah nonton film Night At The Museum, pasti inget betapa patung besar sang Presiden yang mendadak hidup. Dan ketika di dalam beneran raksasa sekali patungnya. Saya suka sekali quotes yang ada di kuil ini. Dari tempat ini spot yang bagus kalau mau menciptakan foto bagus dengan latar belakang National Monument dan US Capitol karena kedua nya tepat di depan monumen ini.Ada kolam cantik yang bernama Reflecting Pool di sini, namun di tempat ini sangat ramai sekali dan buka 24 jam jadi bisa datang ke sini kapan saja, pagi atau malam.

Reflection Pool, dekat dengan Lincoln Memorial always full of tourist

3. US Capitol dan Library of Congress 

Setelah puas menikmati Lincoln memorial yuk ah jalan sampai ujung lagi, kita akan tiba di US Capitol Sebagai catatan ya jalan kaki di DC itu seger sekali karena polusi nya tidak terlalu sesak layaknya New York. US Capitol ini mirip gunung dan saya lebih suka bilang nya Olympus of DC Di US Capitol kami berniat untuk melihat lihat di dalam gedung kongres Amerika yang luar biasa ini. Bayangkan saja semua kebijakan Amerika baik yang memberikan kebaikan maupun tidak untuk dunia diputuskan di sini.

The US Capitol, Olympus nya DC

Pada saat masuk ke sini ternyata pintu masuk untuk pengunjung lokasi adalah 1 km dari gedung nya sempat cari cari dan tanya akhirnya dapat juga. Pintu masuk nya adalah pintu basement dari gedung ini. Kemudian lagi lagi pemeriksaan ala bandara dilakukan pada saat berada di pintu masuk. Ada tambahan di sini gak boleh namanya bawa tripod, monopod dan peralatan fotografi, hanya boleh kamera saja, akan tetapi ada beberapa tempat di dalam gedung yang mempunyai peraturan tidak boleh difoto, jadi perhatikan baik baik ya kalau tidak mau ditegur dengan keras oleh petugas di sini.

Ada free tour juga loh di US Capitol ini, caranya gampang banget tinggal daftar di Visitor Centre, biasanya setiap satu jam sekali dan ada beberapa bahasa juga yang mereka tawarkan selain Inggris, ada Spanyol, Italia, China, dan Jepang, lumayan lengkap bahasa asing nya. Sebenarnya harusnya daftar online  tapi ternyata disediakan juga antrian untuk go show, kalau tidak ramai bagus go show namun kalau go show kadang suka bisa gak kebagian tiket.

Pertama masuk ke hall yang mirip kayak bioskop dan disitu diputar kisah dokumenter perjuangan para pahlawan revolusi Amerika, sampai kisah kebijakan kebijakan populer yang dikeluarkan Kongres. Kemudian sisa tur kami diajak keliling beberapa tempat bersejarah Kongres Amerika. Namun sayangnya kami tidak diijinkan masuk ke ruang Kongres utama tempat sidang. Ada sentuhan arsitekur Eropa tapi Amerikanya lebih kental dan punya ciri khas. Ternyata Capitol Building itu bangunan tertinggi di DC. Jadi tidak boleh ada bangunan yg diperbolehkan dibangun melebihi bangunan ini kecuali Washington Monument atau Monas DC yang juga salah satu Icon DC dan Amerika

Setelah puas ikut tur, kami pun keluar dari tempat ini namun bagian underground dari US Capitol ini terhubung ke Library Congress, jadi kami tinggal jalan di sebuah terowongan yang kanan kirinya itu ada foto foto berita lawas tentang Amerika tempo dulu. Sampainya di Library of Congress kami pun langsung menuju ke Reading Hall dari Library of Congress yang keren sekali, berikut foto foto yang saya ambil di ruang baca Library of Congress.

Reading Hall Library of Congress

4. Tidal Basin and Thomas Jefferson Memorial

Tempat terakhir yang saya kunjungi selama berada di DC adalah tempat yang menurut saya sangat unik. DC sangat terkenal dengan festival Cherry Blossom nya, dan di taman bernama Tidal Basin, ada sebuah danau buatan yang dikelilingi oleh pohon Sakura, yang merupakan sumbangan dari Jepang untuk Amerika Serikat.

Tidal Basin dan tunas tunas Sakura

Namun, ketika kami ke sini pohon sakura nya masih belum mekar. Masih berbentuk tunas tunas, dan memang menurut warga lokal untuk mekarnya Cherry Blossom sangat sulit sekali diprediksi kadang awal maret sudah ada tapi paling lambat juga mekar di Awal April. Walaupun begitu suasana di tempat ini membuat hati sejuk dan tenang.

Tempat ini sejuk dan tenang, ada danau buatan di sini

Tidak jauh dari Tidal Basin ada satu memorial monumen lagi yang mirip dengan Lincoln Memorial, yaitu Thomas Jefferson Memorial. Kuil nya lebih kecil dibandingkan dengan Lincoln dan patung Thomas Jefferson juga lebih kecil, namun pemandangan National Monument di tempat ini keren juga. Saya menghabiskan waktu sore sebelum kembali ke penginapan di sini. Sambil foto foto dengan latar belakang National Monument.

Thomas Jefferson Memorial

Demikian kisah perjalanan saya ke DC ya yang menjadi atikel pembuka saya di tahun 2020 walaupun saya melakukan perjalanan ke tempat ini sudah hampir setahun yang lalu, dan berikut saya rangkum tips-tips untuk perjalanan ke DC :

  • Jam operasional setiap museum, dan tempat wisata sering berubah ubah, bahkan bisa saja tutup tanpa pemberitahuan jadi sebaiknya pada saat ke DC bikin plan A dan B ya, karena setiap ada kegiatan pemerintah federal Amerika maka manajemen tempat wisata pasti akan menutup tempat apalagi akalau kegiatan nya dilakukan oleh orang orang penting di US
  • Dilarang membawa alat alat fotografi, seperti monopod, tripod, ketika berkunjung ke museum apalagi ke US Capitol, atau mau foto dekat White House
  • Kalau kalian tinggal di Maryland, kalian bisa ke DC naik DC Circulator yaitu metro nya DC, oh iya saya suka sekali dengan desain stasiun metro di DC bersih sekali loh. Tiket isi ulang ada di setiap stasiun
  • Berikut beberapa rekomendasi kapan waktu yang tepat ke DC, Akhir Maret atau April untuk Cherry Blossom Festival, Mei banyak festival budaya, Memorial Day (25 Mei) semacam hari pahlawan Amerika banyak diskon di DC dan ada pawai sore hari yang terkenal sekali, Tgl 4 Juli hari kemerdekaan Amerika kabarnya DC adalah tempat paling meriah merayakan Fourth of July di seluruh Amerika, dan terakhir adalah di Bulan September khususnya pas Labor Day 7 September ada festival buku nasional.

Tapi jika ada kesempatan ke Amerika lagi saya ingin sekali kembali ke DC terutama ke White House. kemudian ke Georgetown dan mungkin bisa keliling wilayah Virginia dan Baltimore hope someday I’ll be back to DC Amin. Terima kasih sudah membaca artikel ini, apabila ada pertanyaan lebih lanjut atau komentar silahkan isi di kolom komentar.

Thank You

Ferdi

New Year’s Eve 2019 in NYC : Pengalaman Travelling Terburuk Yang Pernah Aku Rasakan

Hola World

Tak berasa tahun 2019 akan berakhir dan akan datang tahun 2020. Di akhir tahun ini saya terpikir untuk menceritakan pengalaman saya di malam pergantian tahun 2018 ke 2019. Dan bisa dikatakan itu adalah pengalaman paling buruk yang pernah saya rasakan selama travelling beberapa tahun belakangan ini. Agak menyesal memang tapi ya sudah lah namanya juga pergantian tahun kan, ini adalah musim dimana semua orang berlibur dan New York City adalah kota dengan tradisi tahun baru paling terkenal di dunia, maka nya bisa dibilang saya agak kurang persiapan dan hal ini menjadi the worst new years eve in New York City, dibaca ya kisah nya.

Suasana Times Square di malam pergantian tahun

Pasti sudah tahu dong bahwa New York City di malam tahun baru adalah sebuah pengalaman yang luar biasa menurut beberapa sumber. Awalnya saya penasaran saja dengan bagaimana suasana malam tahun baru di NYC. Satu kesalahan saya adalah saya yang tidak biasa melakukan perayaan malam tahun baru, jadi saya kurang paham untuk riset berkaitan dengan malam tahun baru. Alhasil saya tetap coba bermalam tahun baru di NYC dengan sedikit sekali riset. Dengan modal nekat, sampai lah saya di New York City, bersama dengan satu orang Indonesia yang saya kenal di Seattle dan temannya dari Cambodia, mereka berdua sudah berada di NYC lebih dulu sedangkan saya datang dari Philadelphia.

Dan malam itu tiba, tanggal 31 Desember 2018. Berangkatlah saya dengan teman saya itu ke pusat keramaian tahun baru di New York yaitu Times Square. Berdiri di Times Square menunggu hitungan jam mencapai angka nol di malam tahun baru adalah sebuah sensasi yang mungkin bagi orang banyak tidak akan pernah terlupakan seumur hidup. Jika kita baca sejarahnya Times Square telah menjadi pusat pesta untuk Malam Tahun Baru sejak 1904. Bermula dari pesta perdana yang juga merayakan pembukaan kantor pusat baru surat kabar The New York Times dengan lebih dari 200.000 orang yang bersuka cita. Sebuah tradisi lahir, dan ketika masa dimana kembang api dilarang sementara di kota, maka munculah tradisi drop ball dimulai untuk perayaan 1908, sejak itu berlanjut setiap tahun, kecuali beberapa tahun selama Perang Dunia II. Drop Ball, bola bercahaya yang terkenal itu, dijatuhkan dari tiang bendera di atas Times Square, dibuat dari Waterford Crystal, berdiameter 12 kaki, berat 11.875 pound, dan dapat membuat tampilan mengejutkan lebih dari 16 juta warna dan miliaran pola.

Times Square New York tetap memukau meskipun hujan tetap datang

Begitu semangat nya saya ingin melihat juga hal itu, ternyata memang semua nya tidak mudah. Bayangkan saja untuk mendapatkan spot terbaik dari bola cahaya, kita harus sudah masuk ke Times Square mulai pukul 1 pm. Ini bulan Desember dimana masa winter, sehingga NYC sangat dingin antara 5 sampai dengan -10 derajat Celcius. Berikut harus tahan berdiri selama kurang lebih 12 jam dari jam 1 siang sampai jam 00.00, untuk melihat atraksi ini. Kami baru keluar dari apartemen sewaan kami pukul 14 siang yang mana sudah 1 jam lewat dari pembukaan Times Square, tiba di lokasi sudah pukul 15 pm, semua jalur ke Time Square ditutup untuk mobil, jadi satu satu nya cara untuk ke sana adalah dengan berjalan kaki. Namun ternyata ada jutaan orang sepertinya saya rasa saat itu sehingga terasa sempit dan apa ya semua orang saling dorong dan seruduk, dimana biasanya orang Amerika merasa bahwa jarak antara satu manusia dengan manusia lain itu harus sepergelangan tangan, di sini semua itu berubah, NYC berubah menjadi tempat sodok sana sodok sini demi bisa mendapat jalan menuju Times Square. Melihat kondisi ini saya benar benar tidak mempersiapkan akan datangnya kerumunan besar ini.

Makin lengkap penderitaan ketika pukul 3 sore turun hujan, dan hujan nya juga sangat deras. kalau dingin ok lah karena kita sudah menggunakan beberapa layer baju. Tapi hujan, membuat badan kita basah dan ampun deh pokoknya udara sekitar 5 derajat terasa seperti -10 derajat. Karena tidak tahan dengan kondisi itu saya memilih untuk mundur, dan akhirnya saya harus berpisah dengan dua temen saya itu, mereka mungkin karena masih berumur 20 tahun mungkin masih sanggup ya, saya beneran gak sanggup harus berdiri 12 jam dingin plus hujan.

Akhirnya saya mencari kehangatan, dan saya menemukan tempat pertama dimana saya bisa menemukan kehangatan. Tempat itu adalah New York Public Library. Kalau sudah baca cerita saya di Boston, saya juga menemukan perpustakaan yang luar biasa keren. Perpustakaan publik New york juga tidak kalah menarik dengan yang di Boston. Tapi kaget nya adalah ternyata para Newyorker (panggilan untuk warga New York City) masih sempat membaca di perpustakaan ini walaupun ini malam tahun baru. Saya keliling perpustakaan ini foto foto sambil mengagumi keindahan perpustakaan ini. Setelah puas keliling, saya mengintip dari jendela wah matahari sudah terbenam karena sudah pukul 5 sore (winter matahari lebih cepat terbenam). Sayangnya perpustakaan tutup pukul 5 sore sehingga saya harus keluar dari tempat itu di pukul 5 sore.

New York Public Library, tempat saya mencari kehangatan

Mending tahun baruan di sini aja ya…

Namun hujan masih awet di luar, saya coba telepon temen saya ternyata mereka sudah di dalam Time Square, ok baiklah saya bilang saya cari spot lain dulu ya. Akhirnya saya terdampar di St. Patrick Cathedral, salah satu gereja katolik yang dekat sekali dengan Rockfeller Centre. Kebetulan di gereja lagi ada misa malam tahun baru, tapi di gereja ini juga ramai sekali, saya lihat banyak juga para turis yang menghabiskan waktu untuk beribadah di gereja katolik terbesar di Amerika ini. Setelah lumayan hangat di gereja, saya pun melihat ke luar dan hujan sudah berhenti akhirnya saya mencoba untuk ke Rockfeller Centre. Rockfeller Centre ini adalah salah satu pusat perkantoran terbesar yang ada di New York, kalau pernah lihat film Home Alone pasti tahu setiap tahun di depan gedung ini ada pohon natal besar yang merupakan salah satu pohon natal terbesar di dunia. Lagi lagi banyak sekali orang yang ingin ke Rockfeller Centre sehingga saya hanya bisa melihat pohon natal dari kejauhan.

Rockfeller Center dan pohon natal yang sangat indah

St. Patrick Cathedral tempat saya berteduh yang kedua ketika hujan masih mengguyur

Umat Katolik sedang misa Malam Tahun Baru di St Patrick Cathedral

Tak terasa sudah pukul 9 malam, dan tiba tiba hujan lagi lalu saya mendapat kabar kalau ada satu teman saya yang tidak tahan akhirnya meninggalkan Times Square. Jadi akhirnya kami ketemu di Rockfeller Centre, kemudian bersama mencari tempat makan, dan pilihan kami jatuh ke kawasan Koreantown, sebuah kawasan yang sering disebut Korea kecil, banyak sekali restoran Korea bertebaran di sini. Apalagi di malam tahun baru tempat ini buka 24 jam. Kami memilih salah satu restoran dan makan malam sambil menghangatkan badan. Setelah mendekati jam 12, dengan menggunakan payung kami pun pergi ke ujung Koreantown, masih bisa sih lihat kembang api Times Square, walupun pemandangan nya adalah orang menggunakan payung karena hujan masih lebat.

Menjelang jam 12 malam makin banyak orang bawa payung bayangkanlah bagaimana situasinya

Walaupun cukup jauh banyak sekali orang yang pada kumpul di Koreantown, ada yang bersama keluarga dimana anak anak mereka topang di bahu mereka. Ada juga para pasangan yang saling kecup dengan menyatakan Selamat Tahun Baru, dan ada juga banyak sekali mobil bertuliskan NYPD di jalan jalan dimana polisi selalu siaga satu dan mendekati hal hal yang dirasa mencurigakan. Selesai sudah Drop Ball, kembang api bertahan selama 45 menit dan selesai kembang api, hujan pun berhenti. Serempak semua orang pada meninggalkan Times Square. Namun masih banyak sekali restoran, dan bar yang buka kebanyakan orang pada ke sana dan menghabiskan waktu sampai jam 2 atau 3 pagi. Namun saya pun berjumpa dengan temen kita yang ada setia menunggu di Time Square, namun dia sangat kuat sekali bravo buat dia. Akan tetapi katanya dia lapar sekali sudah menahan lapar dan haus selama 12 jam, kami ajak dia makan di Koreantown sekali lagi dan mengakhiri pergantian tahun ini.

KoreanTown tempat berteduh ketiga malam ini

Selesai sudah kembang apinya kami akhirnya reunited…

Kesimpulan nya adalah bukan ide bagus buat aku pribadi jika ingin menghabiskan malam tahun baru di New York, karena kota ini begitu terkenal sehingga seluruh orang dari penjuru dunia banyak sekali yang datang ke tempat ini. Jutaan orang ingin menyaksikan Drop Ball, suasana majestik kota berubah menjadi pasar tradisional ala Indonesia, ramai,sesak, dan penuh lautan manusia dengan berbagai aktivitas ada yang mau belanja, ada yang mau foto foto, ada yang mau makan, dan lain nya. Walaupun begitu buruk saya tetap anggap ini adalah pembelajaran yang sangat menarik. Ok mau tahu juga dong bagaimana pengalaman kalian di malam tahun baru tahun 2020 yang tidak akan lama lagi ini, silahkan beri komentar ya dan jangan lupa like artikel ini

Ceria tapi kesal setelah akhirnya hujan benar benar berhenti hampir jam 2 pagi

Happy New Year 2020

Ferdi Cullen

Boston Kota Sejarah Part 3 : Menelusuri Freedom Trail Mandiri tanpa Tour

Hola worlds!!

Pada tulisan berikut ini Ferdi akan membahas edisi terakhir dari kisah Ferdi di kota Boston. Bayangkan sudah part 3, memang banyak sekali cerita yang bisa diceritakan kalau sudah bicara tentang Boston. Di Part 3 ini, Ferdi akan ceritakan pengalaman menarik dalam mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Boston, tempat tersebut terhubung satu sama lain dan disebut dengan Freedom Trail.

Boston Clock Tower, jadi mirip di London ya

Ferdi Cullen shoe dan Tanda Freedom Trail

Freedom Trail ini merupakan salah satu cara untuk mengenal geografi dan sejarah kota Boston, khusus para turis disarankan untuk mengikuti jalur Freedom Trail ini. Berbekal brosur, google map dan tentunya stamina untuk jalan kaki, ferdi pun bersemangat mengikuti Freedom Trail secara mandiri tanpa tur. The Freedom Trail adalah jalan sepanjang 2,5 mil atau 4 km yang melewati 16 tempat bersejarah di kota Boston, Massachusetts. Pemerintah Kota Boston juga membuat peta berupa garis merah di  jalanan sepanjang rute Freedom Trail, sehingga walaupun kita tidak ikut tur, kita bisa dengan mudah mencari nya.

Jalur yang sangat iconic yang terhubung sejauh 2.5 mile ini menghubungkan 16 situs bersejarah yang semuanya masih terjaga dengan baik. Ada Free Tour untuk Freedom Trail ini dengan guide yang akan menggunakan pakaian ala abad ke -16, tur tersebut terdapat 4 waktu yaitu 11 AM, 12 PM, 1 PM, dan 2 PM. Sayangnya, ferdi telat ke tur terakhir jam 2 siang karena baru pulang dari Salem, jadinya siang itu saya harus menelusuri Freedom Trail sendirian dengan hanya berbekal website resmi freedomtrail yang lengkap sekali informasi tentang masing-masing situs.

jika ikut tour guide nya menggunakan baju ala abad ke 16, sumber : freedomtrail.org

Boston mempunyai peran penting dalam membentuk sejarah, politik, dan budaya Amerika. Kontribusinya dalam Kemerdekaan Amerika, membuat Boston dijuluki sebagai “Cradle of Liberty”. Pada akhir abad ke-18, Boston menjadi tempat berbagai peristiwa penting selama Revolusi Amerika, antara lain adalah Boston Massacre tahun 1770, Boston Tea Party tahun 1773 (yang masuk dalam buku sejarah dulu waktu SMA).

Jadi apa aja sih 16 situs yang ada di Boston Freedom Trail itu. Jika disebut satu satu adalah sebagai berikut, Taman Boston Common, Massachusetts State House, Park Street Church, Granary Burying Ground, King’s Chapel, Boston Latin School, Old Corner Bookstore, Old South Meeting House, Old State House, Boston Massacre Site, Faneuil Hall, Paul Revere House, Old North Church, Copp’s Hill Burying Ground, USS Constitution, dan Bunker Hill Monument. Namun hanya bisa sempat mengunjungi 80 persen saja karena hari udah sore dan dingin sekali waktu itu.Yang tidak sempat saya kunjungi adalah Bunker Hill Monument dan kapal legenda USS Constitution karena kedua tempat ini ternyata harus menyeberang jembatan dan cukup jauh.

  • Taman Boston Common,

Public Park tertua di Amerika  ini merupakan awal dari Freedom Trail, kalau anda ikut tour pasti pertemuan pertama nya adalah di tempat ini. Taman seluas 24 hektare ini awalnya adalah perkemahan pasukan Inggris ketika mereka pertama kali datang ke Amerika. Namun di tahun 1830 baru mereka resmikan menjadi taman untuk publik, kalau kalian baca kisah sebelumnya saya pernah merasakan hal aneh pada saat malam berada di taman ini. Sepanjang hari walaupun ketika itu winter tetap banyak sekali orang yang menelusuri taman ini, apalagi pas winter danau di sekitaran taman jadi ajang warga main iceskating dan gratis lagi, asyik sekali bisa people watching di taman ini.

Boston Common : people watching di taman ini sangat menyenangkan sekali

  • Massachusetts State House

Berikut nya masih deket ke arah taman tepatnya di sebelah barat, akan terlihat sebuah bangunan megah berkubah emas. Tempat ini dikenal sebagai The New State House, untuk membedakan dengan state house yang lama yang disebut Old state House. Adapun dari nama nya sudah bisa menebak tentunya, bahwa bangunan ini adalah tempat berkantornya parlemen Massachusetts. Selain parlemen, tempat ini juga menjadi kantor gubernur Massachusetts. Didirikan tahun 1798, dan merupakan bangunan paling tua di kawasan Beacon Hilll, Boston.

The New State House, kantor parlemen Boston

  • Park Street Church

Gereja yang terdapat di persimpangan jalan Park Street dan Tremont Street ini, terlihat seperti gereja anglikan biasa. Namun gereja yang didirikan pada tahun 1809 ini merupakan gereja dimana tempat cikal bakal muncul ide tentang kemerdekaan Amerika. Para pembicara di gereja ini selalu menceritakan tentang dakwah berkaitan dengan keadilan dan hak asasi manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa Amerika mendapat ide tentang Social Justice dan HAM yang bermula dari gereja ini.

Park Street Church, gereja cikal bakal lahirnya ide untuk merdeka dari koloni Inggris

  • Granary Burying Ground

Tepat di halaman belakang Park Street Church ada situs Granary Burying Ground, pemakaman paling tua di Boston dan bahkan Amerika ini karena didirikan tahun 1660. Banyak sekali orang terkenal yang berjasa akan revolusi Amerika disemayamkan di sini. Salah satu nya adalah Paul Revere, kemudian ada juga Peter Faneuil yang membangun Faneuil Hall, dan tentunya orangtua dari Benjamin Franklin. Unik sekali makam khas Amerika ini, karena hanya berbentuk batu batu yang menjadi nisan dan tidak ada embel embel patung layaknya pemakaman di negara negara Eropa. Nisan tertua adalah kepunyaan John Wakefield dengan tahun 1667, kalau dilihat sekilas makam ini seperti menyatu dengan gereja Park Street tapi sebenarnya mereka adalah dua situs yang berbeda.

Granary Burying Ground makam tertua di Amerika Serikat

  • King’s Chapel Church

Dibagun pada tahun 1686, dan dinyatakan sebagai gereja tertua di Amerika, King’s Chapel Church. Dengan struktur yang amat sangat sederhana dan bentuknya juga sangat kecil, ini merupakan gereja batu yang paling sederhana, dibangun oleh pasukan Inggris dan nama King digunakan untuk menghormati King Charles yang kala itu berkuasa, bahkan nama King Charles juga diabadikan untuk Charles River di Boston. Di sebelah gereja ada juga burying ground mirip seperti granary, hanya lebih kecil dan di sini banyak dimakamkan para gubernur Boston abad ke 16.

Gereja pertama buatan tentara Inggris

  • Boston Latin School/Benjamin Franklin Statue

Benjamin Franklin pendiri Universitas Pennsylvania sekaligus bapak kemerdekaan Amerika Serikat, kebetulan situs selanjutnya berhubungan dengan Benjamin Franklin. Tempat yang tidak jauh dari King’s Chapel ini merupakan sekolah menegah atas setara SMU tertua di Boston, namun saat ini dijadikan museum dan pada abad ke 19 dijadikan kantor pemerintahan berupa City Hall. Di sekolah ini lah 5 pencetus kemerdekaan Amerika pernah bersekolah, salah satu nya adalah Benjamin Franklin, nama lain yang saya ingat adalah Samuel Adams ada juga John Copley. Keren ya sekolah tertua di Amerika Serikat ini. Untuk mengenang Bapak Fraklin ada patung beliau dibangun di depan sekolah.

Ini dulunya adalah sekolah menegah atas nya Benjamin Franklin

Benjamin Franklin Statue

  • Old Corner Bookstore

Nah pada saat mencari situs ini saya sempat bingung, karena kalau di jelaskan di web dan brosur sih sudah pas lokasi nya tapi saya tidak menemukan satu toko buku pun di sekitar situ. Namun ada yang menarik yaitu perpustakaan terkecil d dunia ada di Boston. Dengan taglinenya yaitu take a book and return book, kok lucu ya. Akhirnya saya malah sibuk lihat lihat ini, pas ada penjaganya saya sempat tanya, dan konsep nya jadi kayak barter buku, jika kamu tertarik dengan buku yang ada di situ kamu bisa ambil. Tapi kamu harus kembalikan dengan buku baru. Keren kan seandainya di Indonesia ada perpustakaan kayak begini keren banget loh. Dan setelah nanya kepada bapak penjaga perpustakaan kecil ini, ternyata Old Corner Bookstore yang saya cari adalah restaurant Chipotle tepat di persimpangan jalan, nah ini merupakan penerbit buku pertama di Amerika, namun di tahun 1960 sempat dijual dan sekarang menjadi Restoran Chipotle. Ya minimal dapat juga lah ada dimana situs yang dimaksud dengan Old Corner Bookstore walaupun saya lebih terkesan ke perpustakaan ini.

Take A Book Return A Book, konsep sederhana dari Little Free Library yang merupakan perpustakaan terkecil di dunia

  • Old South Meeting House 

Old South Meeting House ini merupakan salah satu saksi dari dua kejadian bersejarah dalam kisah sejarah Revolusi Amerika. Baik itu Boston Massacre maupun Boston Tea Party direncanakan di tempat ini. Rumah pertemuan ini didirikan oleh kaum Puritan, dan dijadikan sebagai salah satu tempat untuk massa berkumpul, berdebat dan berargumentasi untuk membahas pentingnya kemerdekaan Amerika dari ekspansi Inggris. Saat ini tempat ini sudah menjadi museum dan merupakan museum tertua di Amerika karena dibuka tahun 1877 wow udah lama ya…

Old South Meeting House, tempat berdebat kusir para penggerak kemerdekaan Amerika

  • Old State House

Kalau Massachusetts State house adalah the New State House, maka jika kalian bertanya dimana State House sebelumnya ya di sini. Tempat ini menjadi State House sejak 1713, alasan pindahnya sederhana karena negara bagian Massachusetts sangat luas sehingga membutuhkan tempat yang lebih besar. Namun tempat ini menjadi saksi pilu dari beberapa kisah kelam sejarah Revolusi Amerika terutama adalah Boston Massacre yang terjadi tepat di depan gedung ini. Nah di depan nya tempat ini ada sebuah tanda di lantai, yang menandakan tempat pembuangan mayat para pemberontak yang dihukum mati oleh Inggris dalam kejadian Boston Massacre.

The Old State House

Di sinilah lubang buaya versi Amerika, pasukan Inggris membunuh para pemberontak kemerdekaan dan membuang nya di dalam lubang ini

  • Faneuil Hall

Faneuil Hall dibangun tahun 1741 oleh Peter Faneuil, dan menjadi tempat pertemuan para warga bahkan dapat dikatakan pasar tradisional di Boston. Pada tahun 1764, tempat ini sering digunakan warga untuk melakukan demonstrasi khususnya untuk mengungkapkan ketidaksukaan mereka terhadap pemerintah kolonial. Nah jadinya patung yang dibangun di sini adalah patungnya Samuel Adams, yang terkenal sebagai pemuda Boston yang selalu lantang menyuarakan pendapat tentang pemerintah kolonial, makanya posisi nya agak menutup lengan begitulah posisi dia pada saat berbicara di tempat ini untuk meyakinkan massa. Tapi sejauh ini Faneuil Hall adalah tempat favorit saya di Freedom Trail, karena pada saat saya ke sini tempatnya nyaman dan bersih terus ada penampilan dari salah satu seniman lokal kemudian tempat ini juga menjadi tempat kumpul nya warga Boston karena banyak sekali cafe dan restoran buka di sini.

Faneuil Hall

  • Paul Revere House 

Paul Revere salah satu pahlawan perang Revolusi Amerika, seorang pengusaha, pengerajin, dan orang yag selalu mendukung dan mendengarkan keluh kesah masyarakat Boston. Dari pemikiran pemikiran nya lah lahir semangat para anak muda seperti Benjamin Franklin yang sangat mengagumi beliau dan Samuel Adams sehingga mereka melanjutkan perjuangan Revere sampai revolusi berhasil menjadikan negeri ini merdeka. Kunjungan ke Boston saran saya ya wajib lihat rumah ini, karena rumahnya masih tertata dengan bagus walaupun didirikan pada tahun 1680, dan merupakan bangunan rumah tertua di Boston, rumah sudah dijadikan museum.

  • Old North Church

Gereja kedua tertua di Amerika ini didirikan pada tahun 1713, namun gereja ini terkenal dengan kisah patriotisme Paul Revere dengan nama Midnight Ride. Jadi pada tahun 1775, Paul Revere mendapat informasi bahwa akan ada penyerangan yang dilakukan oleh tentara Inggris untuk membunuh dua pejuang kemerdekaan yaitu Samuel Adams dan John Hancock, yang saat itu bersembunyi di Gereja ini untuk mengatur rencana memerdekakan negeri ini. Dengan sigap, Revere keluar dari rumah nya dan langsung menggunakan kudanya di tengah malam untuk membangunkan kedua pahlawan tersebut, rekan Revere yang mengantar Rever tertembak oleh tentara Inggris namun Revere selamat dan berhasil membawa pulang Adams dan Hancock ke luar Massachusetts. Kisah patriotisme Revere di depan gereja ini diabadikan dengan patung Revere sedang menaiki kuda. Kisah yang sangat keren menurut saya, karena jika Revere tidak menyelamatkan Adams maka mungkin Amerika masih di bawah Inggris seperti hal nya Kanada, Australia, Malaysia dan negara persemakmuran Inggris lainnya.

Monumen Midnight Ride dengan latar belakang gereja

  • Copp’s Hill Burying Ground

Stius berikutnya masih berhubungan dengan kuburan. Ceritanya adalah kuburan ini awal nya hanya kuburan biasa namun Boston Tea Party merubah tempat ini. Karena semua pelaku Boston Tea Party dihukum mati oleh tentara Inggris di tahun 1774 namun mereka dikubur oleh para keluarga korban di sini makanya banyak sekali makam dengan tahun yang sama yatiu 1774, selain itu kuburan ini merupakan salah satu kuburan untuk masyarakat Boston di wilayah North End.

Kuburan para pejuang Boston Tea Party

Dan selesai sudah kisah saya di Boston, sebenarnya ada dua monumen lagi yaitu kapal USS constitution dan Bunker Hill Monument namun karena sudah gelap saya memutuskan untuk pulang saja ke penginapan karena besok pagi pagi nya harus kembali terbang ke Seattle.

Namun saya banyak belajar tentang kisah patriotisme di Boston ini setelah melewati Freedom Trail,  sehingga saya sekarang lebih mengerti kenapa negeri ini begitu memandang hak asasi manusia dan kebebasan.

Senja di Sungai Charles pemandangan yang mengakhiri Boston Freedom Trail

Jika ada pertanyaan tentang Boston atau mungkin koreksi tulisan saya yang mungkin keliru tentang sejarah Amerika mohon diisi di kolom komentar ya.

Terima Kasih

Merdeka!!!!

Ferdi Cullen

 

 

 

 

Boston Kota Sejarah Part 2 : Salem and The Witch Trial

Hola world,

Pada kisah kali ini mumpung masih suasana Halloween dan Dia De Muertos saya pengen banget ceritain kisah perjalanan ke kota yang terkenal dengan kisah pengadilan para penyihir atau bahasa inggris nya Witch Trial. Kota tersebut adalah Kota Salem. Keputusan berkunjung ke Kota Salem, pada saat Winter di Boston adalah hal yang aneh sebenarnya. Tapi saya berpikir kapan lagi saya bisa sampai ke Boston dan sekaligus ke Salem dimana jarak kedua kota ini hanya 30 menit menggunakan kereta jadi apalagi yang saya tunggu, saya pun memutuskan berkunjung ke kota penyihir tersebut.

Pemandangan Kota Salem dari stasiun Salem

Dia De Muertos in Seattle

Sebelum saya menceritakan kisah saya di Kota Salem, mumpung awal Nopember saya ingin sedikit menceritakan kisah saya mengunjungi festival budaya Meksiko di Seattle. Tepatnya satu tahun yang lalu loh dari tanggal diterbitkan nya artikel ini wow times run so fast ya.

Festival di tempat yang sangat sederhana

Dia De Muertos Festival atau Festival Orang Mati, adalah festival yang sangat terkenal di Meksiko. Saya mengenal festival ini ketika menonton film Coco, salah satu animasi yang sangat terkenal di tahun 2017. Sejak saat itu saya bener bener jatuh cinta dan penasaran. Pas kebetulan saya di Seattle, di kampus ada terpampang poster festival ini. Dan enaknya kalau di US festival budaya selalu gratis, wah kesempatan bagus ini langsung saya mencari tahu dimana lokasi festival dan datang ke tempat tersebut.

Orang orang berkumpul bersama

Dingin mendera, karena sudah masuk ke Fall season dan acara baru dimulai pukul 5 sore, tapi jam 4 sore sudah sangat gelap. Lokasi festival cukup jauh di barat Seattle, tapi dengan bantuan google maps saya bisa menemukan sebuah aula berbentuk town hall . Nama tempatnya adalah Phinney Community Hall. Setelah tiba saya sudah mencium aroma tapas, yup tapas sebenarnya bukan makanan, itu adalah kata kerja tapi tidak tahu ya kalau di Indonesia kok banyak orang bilang tapas itu makanan. Jadi Tapas adalah kata kerja dengan bahasa spanyol yang artinya cemilan. Jadi kalau dengar orang Meksiko bilang “Lets eat Tapas” artinya makan cemilan ya. Tapas biasanya dilakukan bersama, karena tipikal orang Meksiko adalah suka ngumpul yah mirip dengan orang Indonesia lah ngemil ngemil cantik sambil ngopi, tapi makanan yang disajikan biasanya manis, pernah denger churros kan nah churros adalah salah satu makanan yang biasa dimakan pada saat Tapas.

Ini kostum terbaik di malam itu benar benar keren banget

Masuk ke aula, ya ampun lucu lucu banget aktivitasnya. Ada aktivitas untuk melakukan lukis wajah, sehingga wajah kita bisa menyerupai tengkorak. Aktivitas lukis wajah ini menjadi akitivitas wajib di festival aslinya di Meksiko, bahkan kalau di Meksiko ada namanya karnaval untuk menyambut festival ini dan peserta yang ikut karnaval akan sekreatif mungkin menggunakan kostum dan pernak pernik tengkorak. Aktivitas lain nya adalah tarian tradisional Meksiko, wah ini sebenarnya aku tidak sangka sama sekali soalnya tarian nya ternyata keren banget, dengan diiringi suara seorang Mariachi (musisi jalanan di Meksiko) hentak tari sang penari begitu riang dan menghibur semua yang hadir di acara.

Anak anak pun tidak ketinggalan ikutan lukis wajah

Dan tak lupa adalah Ofrenda, yaitu altar yang biasanya dibuat oleh orang Meksiko yang dihias dengan foto foto keluarga dan handai taulan yang sudah meninggal, tujuan nya adalah agar generasi penerus bisa ingat terus dengan leluhur mereka. Mereka percaya kalau leluhur ini  jika terus diingat maka mereka akan menjaga kita. Kemudian di altar tersebut juga diberikan beberapa barang-barang kesukaan para leluhur itu yang guna nya untuk dipersembahkan kepada sang leluhur pada hari istimewa ini.

Begini tampilan Ofrenda saat itu

Intinya adalah Dia De Muertos Festival merupakan festival dimana orang Meksiko percaya bahwa arwah para leluhur akan datang mengunjungi para keturunannya dan mereka akan memberikan semacam blessing sehingga generasi yang hidup akan selalu bahagia dan sukses selalu.

para penari sangat bersemangat sekali

Festival Dia De Muertos. diselenggarakan satu hari setelah Halloween, nah kalau Halloween tanggal 31 Oktober maka Dia De Muertos tanggal 1 Nopember dan dirayakan 2 hari berturut-turut yaitu 1-2 Nopember.

Salem the city of witchcraft

Anyway lets get back to Boston part 2 : Salem and The Witch Trail, perjalanan dari  Boston ke Salem sangat mudah  Anda tinggal menuju ke North Station Boston, kemudian naik kereta tujuan Rockport/Ipswich dan berhenti di stasiun Salem dengan jarak tempuh hanya 30 menit. Biaya nya juga murah $5 sekali jalan jadi hanya memerlukan $10 untuk pulang pergi.

Kota Salem di awal tahun 2019, sepi sekali mungkin masih pada liburan

Kota Salem, adalah kota yang terkenal dengan kisah tragedi pengadilan penyihir pada tahun 1692. Tragedi tersebut bisa saya katakan adalah salah satu kejahatan kemanusiaan terbesar yang pernah ada. Bayangkan saja ada kurang lebih 27 orang dihukum mati karena dituduh melakukan tindakan sihir. Sesampainya di stasiun Salem, stasiun nya sangat sederhana. Saya melihat lihat kota yang sepi sekali, ya karena Salem lebih ramai ketika masa Halloween di bulan Oktober, kabarnya pada saat Halloween bahkan ada festival paranormal loh di Salem, yang merupakan satu satunya festival paranormal di dunia keren gak tuh. Bulan Januari seperti ketika saya berkunjung ini adalah bulan bulan yang sangat sepi di kota ini. Namun pernak pernik klenik dan sihir masih tetap menjadi ciri khas kota ini. Ada beberapa toko tematik sihir yang sempat saya lihat.

Infonya dekat bangunan ini pernah terjadi pengadilan penyihir di kota ini

Kotanya kecil banget tapi tertata rapi dan bersih, pokoknya kemana mana bisa sih jalan, tapi ada juga semacam bus kota namun saya tidak naik bus itu. Kemudian setelah nanya orang lewat dimana sih Salem Witch Museum, salah satu museum yang menjadi pusat kunjungan di kota ini. Karena di museum ini banyak menceritakan tentang kisah pengadilan penyihir tersebut. Orang-orang di sekitar agak acuh tak acuh sih, jadi bete juga nengoknya beda dengan Boston yang kalau ditanya ada yang mau jawab, tapi di Salem ini ada yang bilang silahkan datang ke Tourist information center, yah jawaban standar (dalam hati bergumam). Akhirnya saya menuju ke information center, dan betapa kecewanya saya, ternyata information center nya tutup karena tahun baru. alamak. akhirnya saya ikut saja insting saya, ditambah bantuan Google Maps, akhirnya saya sampai di Salem Witch Museum.

Toko Salem Cycle, dengan tema penyihir

Visitor Center tutup huhuhu

Toko lain yang juga bertema penyihir

Di depan museum ini ada patung seorang penyihir yang mirip dengan Gandalf gitu, walaupun sebenarnya tidak ada hubungan apa apa antara penyihir topi lancip yang sering munculnya di kebudayaan Eropa dengan pengadilan penyihir yang ada di Salem. Bergerak sedikit ke depan nya adalah Salem Common, sebuah taman cantik yang mirip dengan Boston Common. Di taman inilah biasanya warga Salem berkumpul, tapi pagi ini jarang banget ada orang, kok malah jadi beneran serem ini padahal belum Halloween loh.

Salem Witch Museum

Salem Witch Museum

Ok saya tiba di museum ini, saya pun bergegas membeli tiket, harganya juga termasuk murah level Amerika ya yaitu $12, kalau museum pada umumnya kan bisa $15-$20 artinya museum ini murah lah. Terus, ternyata kita gak boleh masuk sendiri, jadi ada jam jam nya dimana kita akan ditemani sama guide. aku jadi heran kenapa gak boleh jalan sendiri ya. Museum buka jam 10.00 dan saya sudah di situ jam 10 tapi guide tour baru dimulai jam 11.00 eng eng… saya jadi ilfeel gitu kok bisa ya buka jam 10 tapi baru bisa guidenya jam 11.00 akhirnya saya harus nunggu 1 jam di dalam museum sambil lihat lihat gift shops yang ada di sebelah ticket box.

Salem Common taman publik untuk warga kota Salem

Sedikit demi sedikit ada beberapa pengunjung datang, sehingga pada hari itu terkumpul ada kurang lebih 20 orang yang siap dibawa oleh guide untuk jam 11. Jam 11 pun tiba, setelah bete nunggu sejam sendirian akhirnya saya masuk ke dalam museum bersama yang lain. Kaget super kaget ternyata eksibisi pertama adalah semacam show gitu dimana diorama-diorama yang ada di sekeliling nya akan berbicara sendiri. Jadi ini kayak pertunjukan istana boneka lah di dufan ancol, setelah ada annoucement dari mbak mbak guide agar kami duduk dengan tenang dan acara pun dimulai. Lampu lampu mulai menyoroti masing masing diorama, dan ada narasi nya yang paling saya ingat adalah kata pembukanya yaitu “Fear was the climate of their lives” . Namun agak sedih juga ternyata diorama yang menceritakan bagaimana kisah mulanya pengadilan penyihir itu sangat kusam dan suaranya juga jelek banget kualitas audionya. Jadi maaf kata ya mirip banget kayak museum di Indonesia, overall ini adalah pengalaman ke museum di luar negeri saya yang terburuk.

Ilustrasi pengadilan penyihir, sumber : google

Selesai sudah cerita tentang pengadilan penyihir melalui pertunjukan boneka tadi. Singkat cerita adalah sebagai berikut Pada abad ke 17, kota Salem adalah sebuah kota kaum Puritan. Pada tahun 1692, 19 orang mati digantung, 1 orang dibunuh dengan cara dijepit batu, dan 7 orang mati disiksa di penjara, hanya karena beberapa orang yang menuduh mereka penyihir tanpa bukti yang konkrit. Yang lebih menyedihkan, setelah beberapa tahun berlalu para saksi itu mengaku mengarang semua cerita hanya karena mereka sedang stress. Setelah menyadari konsekuensi tindakannya, mereka terlalu takut untuk mengaku dan menyebabkan 27 orang dihukum mati. Wah ironi sekali ya, namun kisah ini adalah narasi dari kisah fiksional karangan Arthur Miller. Faktanya ada beberapa penelitian yang sebenarnya berbeda dengan kisah tersebut namun sepertinya tidak dibuka oleh museum ini. Contoh yang pernah saya baca adalah bahwa lebih dari 150 orang sedangkan di museum hanya diceritakan lebih sedikit dari itu, yang mayoritas perempuan dan perempuan berkulit gelap yang ditangkap, jadi ada dugaan rasisme, apalagi masa itu kaum perempuan masih tidak boleh terpelajar, jadi perempuan yang agak pinter disingkirkan oleh kaum Puritan, dan perempuan berkulit gelap sebenarnya menggunakan semacam pengobatan penyakit jadi pada dasarnya mereka penyembuh atau tabib tapi malah dituduh penyihir. Yah apapun faktanya semoga kita bisa belajar dari kisah ini yaitu berpikiran terbuka lah.

Eksibisi kedua setelah acara tadi lebih menunjukan diorama terkait kisah penyihir mulai dari jaman pagan, abad pertengahan, sampai hubungan penyihir dengan budaya barat. Dan setelah itu selesai kita pun tiba ke gift shops yang sudah saya lihat sebelumnya. Jadi overall hanya ada dua eksibisi di museum ini, walaupun saya merasa pengalaman saya di museum ini tidak puas tapi saya jadi paham kisah yang menjadi latar belakang beberapa novel novel sihir JK Rowling dengan Harry Potter nya ataupun serial sitkom Bewitched.

Bewitched

Ngomong-ngomong soal Bewitched, tentu tahu dong kisah sitkom yang pernah terkenal di tahun 90 an ini. Sitkom ini diperankan oleh Elizabeth Montgomery. Saya suka banget dengan serial ini karena lucu sekali, dan kisah serial ini adalah menceritakan seorang pria biasa yang menikah dengan seorang wanita penyihir yang ternyata asal muasal nya dari Salem. Dan pengalaman paling menggembirakan di akhir perjalanan saya di Salem adalah saya bertemu dengan patung Elizabeth Montgomery sedang memperagakan dirinya di atas sapu terbang jadi seidkit nostalgia dengan film yang sudah hampir 40 tahun lalu, akhirnya saya berfoto selfie dengan patung itu.

Patung Samantha sang Bewitched di Salem

Selfie bareng dengan sang Bewitched

Baiklah demikian tematik Halloween story saya yang menceritakan kisah perjalanan ke kota Salem dan sedikit sneak peek review saya di festival Muertos di Seattle, tunggu apa lagi jika ingin bertanya tentang Witch Trial, kota Salem , atau festival Muertos, atau Bewitched jangan lupa tuliskan komentar kalian di bawah sampai jumpa di kisah Boston part 3 berikutnya.

Ferdi Cullen

Boston Kota Sejarah Part 1 : Pengalaman aneh dan istana di perpustakaan

Hola World….

Akhirnya saya masuk ke tulisan tentang Boston ini adalah part 1 nya, dalam beberapa minggu ke depan saya akan menulis part 2 tentang kisah saya di Kota Boston, salah satu kota tertua yang ada di Amerika Serikat. Tiba di Boston dari New York di bulan Januari 2019 membuat matahari cepat sekali terbenam. Hal ini dikarenakan masih dalam masa winter, sehingga tiba pukul 5 sore sudah lumayan gelap. Setiba di hostel, saya langsung coba ke taman indah yang kebetulan berseberangan dengan hostel saya, dan taman ini memang masuk ke dalam itinerary yang sudah saya rencanakan sebelumnya.

Peta Ilustrasi Boston

Boston Common 

Gazebo lambang Boston Common Park

Nama taman tersebut adalah Boston Common, yang sekilas mirip dengan taman yang ada di London (Hyde Park atau Kensington Garden). Suasana tahun baru dan natal masih terasa, pasalnya banyak sekali pohon yang dihiasi oleh lampu lampu, dan ada juga pohon natal besar. Jalan di taman ini berbukit, dan jika kita ambil bukit yang tinggi kita bisa lihat langsung pemandangan skyscrappers nya kota Boston.

Masih terasa musim natal dan tahun baru di Boston Common

Pemandangan malam di Boston Common

 

Faktanya, taman ini adalah taman tertua yang didirikan di Amerika Serikat. Taman ini didirikan oleh kaum Puritan pada tahun 1634. Pendirinya adalah Anglikan Minister William Blackstone. Nah bagi yang tidak tahu, Kaum Puritan adalah kaum reformis gereja Katolik atau disebut kaum Protestan. Kaum Puritan yang tinggal di Boston adalah merupakan pengikut dari Ratu Elizabeth 1 of England mereka berasal dari Inggris dengan misi menyebarluaskan agama reformis Kristen ke seluruh dunia, yang mana sang ratu Elizabeth menurut catatan sejarah adalah ratu pertama yang menerapkan Agama Protestan sebagai agama negara dan bukan agama Katolik yang menjadi agama negara sebagian besar Eropa. Prestasi sang ratu ini yang menjadikan kaum puritan percaya bahwa dunia harus direformasi dengan mengubah masyarakat ke Kristiani yang sebenar benarnya.

Jalan di taman Boston Common

Kemudian kaum puritan ini menyebar ke seluruh belahan dunia, namun yang paling banyak adalah ke Amerika, mereka pun mendirikan gereja gereja dengan nama Gereja Anglikan. Nah kaum puritan yang ada di Amerika ini terkenal “garis keras”, mereka sering menyebut orang non Christ dengan Anti Christ (mungkin kalau di Islam itu adalah “Kafir”) dan segala hal yang berhubungan dengan supernatural dan supertisi sangat dilarang. Dengan keras nya pandangan mereka banyak ahli sejarah yang menyatakan bahwa tindakan mereka di abad ke 17 di Amerika adalah sebagai tindakan yang melanggar Hak Asasi Manusia.

Kisah Mary Dyer, mirip dengan sosok di taman waktu itu sumber : Boston History

Salah satu nya adalah menuduh para wanita sebagai penyihir, yang paling terkenal adalah tragedi Salem, sedangkan di Boston Common ini juga ada kisah tentang Mary Dyer yang digantung di taman ini karena melanggar prinsip Anglikan, hiii jadi seram ya apalagi saya ke sini malam hari, dan terus terang saya mengalami kejadian mistis yang saya juga baru sadar itu mistis keesokan harinya. Ketika saya berjalan,  saya melihat ada wanita menggunakan baju abad 17 dengan baju panjang dan menggunakan topi ala songkok putih di kepalanya. Sekilas saya lihat wanita ini duduk di bench di taman memandang ke depan dan kosong aja gitu terus ya saya lihat sebentar pengen di foto tapi kok kayaknya serem, akhirnya saya pun meninggalkan dia, kemudian saya lanjut foto foto. Dan saya kembali ke jalan yang sama  selang 2-3 menit kemudian saya coba berbalik voila si wanita di bench tadi kok sudah tidak ada, saya bingung dan penasaran pengen cari ke mana wanita itu ya tapi sudah lah karena waktu juga sudah malam dan perjalanan masih panjang saya harus eksplorasi lagi, saya tidak ada waktu mengurus hal tersebut. Ini adalah kejadian mistis pertama yang saya alami pada saat travelling loh. siapa dan apa wanita tersebut, apakah dia adalah wanita yang pernah digantung di taman ini yaitu Mary Dyer. Singkat cerita, keesokan harinya saya banyak melihat para tour guide yang berpakaian ala abad ke 17 tersebut persis sama dengan wanita yang saya temui sebelumnya, jadi ya saya berpikir positif saja mungkin mbak kemarin itu adalah salah satu tour guide yang kecapean dan duduk di taman, tapi apakah mungkin ada seorang tour guide perempuan sampai malam dan apakah mungkin dia berpandangan kosong, karena semua tour guide tersebut terlihat senyum ramah sapa gitu tidak ada yang wajah nya murung, kalau murung tidak mungkin jadi tour guide ya. Sudahlah yang penting bagi saya dia tidak menganggu, saya tetap lanjutkan perjalanan saya.

Copley Square and Trinity Church

Trinity Church di Copley Square

Setelah melewati Boston Common, saya menuju ke Copley Square, mata saya langsung tertuju ke salah satu gereja besar yang bergaya Romanesque di taman ini. ternyata ini adalah Trinity Church. Gereja ini menggantikan salah satu gereja dengan gaya arsitektur yang sama terletak di Summer Street, yang mana gereja tersebut terbakar pada tragedi Great Fire di Boston tahun 1872, di tahun yang sama akhirnya pihak Anglikan merencanakan membangun gereja dengan gaya yang sama di Copley Square. Gereja ini selesai pada tahun 1877, dan bangunan nya merupakan salah satu gereja dengan arsitektur terbaik di Amerika Serikat. Jika kita masuk ke dalam gereja, ada stain glass yang sangat memukau, namun sayangnya saya tidak sempat masuk ke dalam dikarenakan saya ingin menuju ke bangunan yang ada di depan gereja ini yang juga memicingkan mata saya yaitu Boston Public Library.

Boston Public Library

Bangunan Boston Public Library di malam hari

Boston Public Libary Central Library, adalah bangunan perpustakaan pusat di Boston yang dibangun dengan menggunakan gaya arsitektur Romanesque. Ketika saya tiba di main entrance bangunan ini saya heran dengan dua patung di sebelah kanan dan kiri pintu masuk. Rupanya patung tersebut adalah patung ciptaan Bela Praat, dan merepresentasikan perpustakaan ini sebagai lambang pengetahuan dengan dua kubu yaitu Science and Art. Yang disebelah kiri wanita menggunakan kerudung, memegang bola dan di singasana nya tertulis nama nama seperti Darwin, Newton, Pasteur, jadi si wanita kiri ini adalah melambangkan Science. Sedangkan, yang di sebelah kanan seorang wanita dengan rambut terurai indah memegang pahatan dan peralatan lukis, dan di singgasana nya tertulis nama nama seperti Rembrandt, Raphael, Michelangelo, jadi si wanita kanan ini adalah melambangkan Art.

Patung kiri menggambarkan Science

Patung Kanan menggambarkan Art

Untungnya perpustakaan ini tutup jam 9 malam, jadi saya punya waktu untuk melihat lihat ruangan di sini. Dan sejauh saya ke perpustakan bisa saya katakan perpustakaan ini adalah perpustakaan terindah yang pernah saya kunjungi. Ketika pertama kali masuk, wah ada grand staircase yang cakep sekali, ada patung singa yang terlihat  menjaga perpustakaan ini. Di atas nya jika kita menegadah ke atas terlihat ornamen yang sangat Eropa sekali, mungkin mirip dengan yang ada di Palazio,  Venice. Saya jadi berpikir tidak salah masuk ini kan, saya merasa masuk ke gedung Opera atau istana Versailes ya.

Grand Staircaese dan dua patung singa penjaga

 

Bates Reading Room 

Bates Reading Room, adalah ruang membaca di perpustakaan ini, dan ini adalah ruang membaca paling indah yang pernah saya lihat so far. Oh iya sedikit catatan, jika anda mampir ke perpustakaan tolong sekali hargai orang yang lagi belajar di ruangan ini ya, jadi tetap tenang dan jangan ribut, semua reading room perpustakaan di Eropa dan Amerika merupakan quiet room. Dengan pelan pelan saya coba lihat lihat, saya suka sekali dengan lampu berwarna hijau yang ada di masing masing meja, imut sekali lampunya, terus ada juga patung patung karya seni menghiasi setiap sudut, waduh kebayang tiba tiba ada orang kesandung salah satu patung eh pecah patungnya heheh makanya tetap tenang ya pas ke sini.

Ruang Baca Bates Reading Room

Bates Reading Room dan patung yang menghiasi pojok rak buku

Abbey Room

Saya melanjutkan naik ke lantai dua, dan Abbey Room adalah ruangan favorit saya di lantai dua Banyak sekali mural mural cantik yang dibuat oleh Edwin Austin Abbey, kisah mural tersebut adalah tentang legenda Holy Grail. Khusus nya kisah para Templar yang mencari Holy Grail, serasa baca buku cerita dengan memandang masing masing mural ini.

Abbey Room, mural nya keren sekali

Mural menceritakan tentang kisah Ksatria Templar mencari Holy Grail

Sargent Gallery 

Lanjut ke lantai tiga ada namannya Sargent Gallery, ini juga tidak kalah dengan lantai dua Abbey Room, di sini ada masterworks berupa atap atap yang dilukis oleh John Singer Sargent, judul lukisan nya adalah Triumph of Religion, mengisahkan awal manusia tidak percaya dengan Tuhan, kemudian menyembah alam, kemudian menjadi menyembah pagan (berhala) sampai akhirnya mereka menemukan pencerahan dengan peercaya kepada Christ. Sangat menarik sekali, namun ruangan ini agak seram. Pintu pintu di ruangan ini mengarah kepada ruangan Special Collection berupa arsip dan dokumen sejarah yang merupakan hasil riset nya John Adams (salah satu presiden Amerika Serikat, yang hobi mengoleksi arsip), jadi bagian ruangan ini adalah sangat rahasia sehingga kita tidak boleh masuk.

The Triumph of Religion

Lantai 3 sepi dan agak serem

Ini saya belum menemukan maksudnya apa, tapi ini adalah lukisan yang bikin serem lantai 3 perpustakaan ini

Kabarnya ada taman di belakang perpustakaan yang mirip dengan taman di Versailes Paris. Namun sayang akses ke taman tersebut tutup lebih cepat di winter season. Pas saya lihat di Google iya mirip sekali, namun sudah bisa melihat keindahan istana mungkin bisa saya katakan bukan perpustakaan. Sedikit hiperbola, saya bisa katakan ini adalah Boston Palace atau Istana Boston, ini bukan lagi perpustakaan tapi ini istana Eropa yang terdampar di Amerika.

Boston Public Library pintu keluar

Jam menunjukkan pukul 9 pm, dan sudah ada pengeras suara menginformasikan bahwa seluruh pengunjung harus segera meninggalkan ruangan perpustakaan. Ya padahal masih pengen lihat lihat lagi tapi saya sangat puas perjalanan saya selama 3 jam mengelilingi Boston di malam hari ini. Saya pun kembali berjalan kaki melewati Boston Common dan kembali ke hostel untuk beristirahat sambil berkata ini merupakan pengalaman yang tidak terlupakan.

Alamat Boston Public Library : Central Library Branch: 700 Boylston St., Boston MA 02116.

Mon-Thur: 9am-9pm, Fri-Sat: 9am-5pm & Sun: 1pm-5pm.

Salam

Ferdi Cullen

Wisata Universitas Ivy League di Amerika Serikat

Hola World!

Ivy League merupakan kampus yang sangat bergengsi di Amerika bahkan dunia. Kampus yang masuk dalam komunitas Ivy League termasuk kampus yang banyak sekali mencetak para peraih hadiah nobel, para presiden, perdana menteri, bahkan tokoh tokoh inspirasional dunia.

Ivy-League-Universities

IvyLeagueSchools
Simbol masing-masing universitas Ivy League

Pada saat di The States saya tidak ketinggalan untuk berkunjung ke kampus Ivy League. Dengan alasan, penasaran saja seperti apa wajah kampus yang sering dikatakan sangat sulit sekali untuk mendaftar menjadi mahasiswa ke kampus tersebut. Konon katanya, pilihan nya ada dua, jika anda pintar sekali atau unik sekali itulah dua kriteria yang dicari di kampus ini anda orang yang unik atau anda orang yang pintar. Jadi bisa dikatakan anda harus punya strategi  khusus untuk bisa menembus masuk ke kampus ini. Adapun 8 kampus yang masuk dalam komunitas Ivy League adalah : Brown University (Rhode Island), Columbia University (New York City), Cornell University (Ithaca), Dartmouth College (New Hampshire), Harvard University (Cambridge), Princeton University (New Jersey), University of Pennsylvania (Philadelphia), dan Yale University (New Haven, Connecticut).

IMG_7863
Quandragle Square, UPenn (University of Pennsylvania)

Bulan Januari 2019, saya berkesempatan berkunjung ke 3 kampus dari 8 kampus yang ada dalam komunitas Ivy League yaitu Columbia University, University of Pennsylvania, dan Harvard University. Dan ada satu lagi universitas terbaik dunia yang saya kunjungi karena lokasinya sangat dekat dengan Harvard University, kebetulan saya kenal dengan salah satu mahasiswa yang sedang berkuliah di sana yaitu MIT (Massachusetts Institute of Technology).

1. University of Pennsylvania, Philadelphia 

penn-logo-940x540

Pagi yang cerah tapi dingin di bulan Desember di Philadelphia, dengan menggunakan SEPTA (Philadelphia Public Transport), saya pun tiba di stasiun University City. Awalnya tidak begitu sadar bahwa saya tiba di University of Pennsylvania. Tapi setelah berjalan 5 menit dari stasiun saya melihat dome dari Wharton Business School, dan akhirnya saya yakin wah saya sudah berada di kampus Ivy League pertama yang saya kunjungi yang terkenal dengan moto “Work Hard, Play Hard” ini.

IMG_7834
Wharton School of Business

IMG_7826
Business school tertua di Amerika Serikat

Tempat pertama yang saya datangi di kampus adalah Wharton Business School, namun sayangnya karena lagi libur saya tidak bisa masuk ke dalam business school pertama di Amerika Serikat dan yang menghasilkan banyak CFO perusahaan kelas dunia. Setelah dari Wharton, saya melintas di taman di belakang Wharton, dan saya menemui sebuah karya seni yang keren sekali yaitu patung Bapak Benjamin Franklin (sang pendiri universitas) sedang duduk santai, karya seni ini disebut Ben on The Bench.

IMG_7845
Ben on The Bench

Sekilas kampus ini mirip banget sama Oxford University di Oxford, Inggris, dan memang sebagai kampus yang didirikan pada tahun 1740, Benjamin Franklin banyak membawa unsur English College ke dalam kampus ini mulai dari arsitekturnya sampai metode kurikulumnya.

IMG_7880
College Hall dan monumen Benjamin Franklin

Bagian yang paling menarik adalah monumen dari Benjamin Franklin yang terletak di depan College Hall. College Hall sendiri adalah bangunan yang paling tua yang ada di universitas ini. Begitu bijaksana terlihat Ben sapaan Benjamin Franklin menatap ke arah universitas, seakan menjaga kampus ini dan memberikan semangat para mahasiswa nya untuk tetap menjadikan kampus ini kampus terbaik dunia.

IMG_20181229_105910686_HDR
Wharton Business School

Selepas dari College Hall, saya melewati Benjamin Franklin Street, dimana di jalan ini banyak sekali quotes yang merupakan nasehat yang pernah diucapkan oleh Ben Franklin. Sambil berjalan kita bisa belajar dan mungkin dapat inspirasi dari quotes nya Bapak Benjamin Franklin.

2. Columbia University, New York

columbia

Pengalaman datang ke Columbia University sangat tak terlupakan. Pasalnya, saya tinggal di salah satu condominium kepunyaan mahasiswa Columbia ketika berkunjung ke New York. Dengan tujuan untuk jalan pagi saya pun berkunjung ke kampus dengan icon Alma Mater ini.

IMG_8548
The Library of Columbia University

Columbia University adalah universitas yang masuk jajaran Ivy League, dan merupakan kampus kelima tertua di United States, Didirikan tahun 1754, kampus ini dulu awalnya namanya adalah King College. Nah, kalau ada sebutan King College, sudah tahu pastinya bahwa kampus ini diprakarsai oleh Raja Inggris, persis sama dengan kampus kembaran nya King College London yang ada di London, yaitu kampus yang didirikan oleh King George II of England.

IMG_8544
Sekeliling Columbia University

Terus kenapa namanya jadi Columbia ya? kampus ini sempat tutup pada masa American Revolution yang membawa Amerika ke kemerdekaan nya. Namun pada tahun 1784, kembali dibuka dengan nama baru yaitu Columbia. Columbia sendiri bermakna semangat patriot, karena dulu nya di sini lah beberapa mahasiswa menyuarakan aspirasi politik mereka terhadap para Koloni Inggris, sehingga nama Columbia dirasakan sangat cocok untuk kampus ini. Sejak saat itu kampus ini bernama Columbia University.

IMG_8512
Alma Mater

Kampus nya luas banget dan cakep sangat. Banyak ruang terbuka, dan sistem arsitekturnya adalah sentralisasi di satu lokasi. Saya suka sekali jalan pagi di sini. Namun tempat foto wajib bagi mahasiswa atau turis (seperti saya) adalah patung Alma Mater. Saya mendengar istilah Alma Mater pada saat saya sekolah sarjana dulu di Medan. Pada saat itu, banyak orang yang mengistilahkan alma mater adalah ibu atau dimana tempat kamu berasal. Dan ternyata istilah Alma Mater memang diperkenalkan oleh kampus Columbia. Filosopis Alma Mater adalah agar kita selalu ingat akan ibu yang mendidik kita, dengan kata lain selalu ingat dengan kampus yang mewakli ibu kita untuk mendidik kita. Dengan bahagia tentunya saya berfoto bersama sang Ibu Alma Mater.

IMG_8519
Ferdi dan Alma Mater

3. Harvard University, Cambridge Massachusetts

harvard

Kampus berikutnya ini merupakan kampus Ivy League favorit aku dan aku selalu bermimpi bisa menjadi mahasiswa di sini. Harvard University, Harvard yang merupakan kampus yang kurang lebih ada 15 presiden Amerika Serikat merupakan alumni dari kampus ini. Perjalanan saya ke sini termasuk perjalanan yang paling tak terlupakan selama berada di The States. Ada dua alasan karena lokasi kampus ini mirip banget sama kota tua ala Inggris, sampai menemukan beberapa spot tempat syuting nya film Social Network, film tentang Mark Zuckerberg yang dibuat tahun 2010 di universitas ini.

IMG_8753
Harvard Yard pintu masuk Harvard University

Hampir semua bangunan di sekitar Harvard University adalah bangunan tua dan ada juga gereja-gereja tua kecil, dan ada clock tower nya lagi yang berdering setiap jam, jadi serasa ada di London deket Big Ben. Dengan ciri khas lambang perisai merah dengan kata “Veritas”, kampus ini sangat kental dengan nuansa di Inggris. Bahkan jauh lebih Inggris dibandingkan UPenn menurut saya, walaupun UPenn juga sudah terasa sangat Inggris , jadi kalau dianalogikan UPenn adalah Oxford, dan Harvard adalah Cambridge.

IMG_8752
Sekeliling Harvard University

Kampus ini dikelilingi oleh sungai yang sangat indah bernama Charles River, letak nya tidak di kota Boston, dan jarak tempuh dari Boston ke kampus ini juga cukup jauh yaitu 13 km, dengan menggunakan The T (Boston Subway) Red Line berhenti di Harvard Square Station. Dan ketika memasuki Harvard Yard, wah seakan masuk ke fairytale city, kampus ini bener-bener seperti di Hogwarts.

IMG_8807
Charles River

Patung John Harvard. Sudah pernah denger kan mitos, bahwa apabila datang ke kampus ini dan menyentuh kaki patung John Harvard maka keturunan kita akan ada yang masuk ke Harvard University. Silahkan boleh percaya boleh tidak. Dengan sontak, saya yang suka percaya mitos berusaha menggapai kaki patung John dan saya foto agak lucu sih posenya. John Harvard adalah alumni University of Cambridge dan merupakan pendiri Harvard University, kampus ini adalah kampus tertua di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1636. Namun ada fakta menarik di balik dari patung ini, sebenarnya patung ini tidak merepresentasikan wajah asli John Harvard, karena pada masa itu belum ada banyak pelukis atau pemahat dari Eropa di Amerika, jadi tidak ada yang mendokumentasikan seperti apa sih wajah John Harvard. Akhirnya seorang pemahat bernama Daniel Chester yang mendapat mandat dari pemerintah Amerika untuk mendirikan patung ini di tahun 1883, karena bingung akhirnya Chester menarik seorang pemuda tampan berkebangsaan Inggris yang kebetulan sedang kuliah di Harvard, jadilah wajah si mahasiswa itu menjadi wajah nya John Harvard hehehe. Lucu ceritanya dan cukup mengocok perut saya.

IMG_8789
John Harvard Statue

IMG_8766
Ferdi dan John Harvard Statue

Selain patung John Harvard, salah satu film yang paling saya sukai yaitu The Social Network juga syuting di sini loh ada beberapa tempat yang masih saya inget dari film tersebut. Pertama adalah Harvard Book Store, salah satu toko buku independent yang didirikan tahun 1932, namun saat ini kepemilikan nya sudah dibawah toko buku nasional Amerika Serikat yaitu Barnes and Noble. Mark Zuckerberg, sang pendiri facebook yang walaupun bukan alumni Harvard menjadikan toko buku ini sebagai toko buku favoritnya. Dan jika anda nonton film Social Network, ada adegan ketika Jesse Eisenberg mampir ke sini. Selanjutnya yang juga ada di film itu yang saya inget adalah ketika Jesse Eisenberg makan di salah satu gourmet burger paling legend di Harvard yaitu Mr. Bartleys, dan restoran ini merupakan restoran American Sandwich yang paling enak bukan hanya se-Cambridge tapi se-Boston. Adegan yang ada di film adalah ketika Jesse Eisenberg, Andrew Garfield, dan Justin Timberlake negosiasi tentang Facebook di tempat ini wah keren sekali.

IMG_8794
Harvard Book Store

IMG_8816
Mr. Bartleys, legendary gourmet Burger di Harvard

4.  Massachusetts Institute of Technology, Cambridge

MIT-logo-school-academic-tour

MIT, karena aku juga susah mengucapkan nama kampus ini jadi aku lebih suka menyebutnya MIT. Kampus terbaik dunia ini, didirikan pada tahun 1861 karena kekurangan kampus yang mengajarkan teknik di Harvard. Dan didirikan sebagai kampus private, kampus ini langsung menjulang prestasi nya. Terkenal sebagai kampus innovator, banyak sekali hasil penelitian teknis yang berasal dari kampus ini. Mulai dari wind tunnels, AI, nuclear reactor, dan masih banyak lagi hasil penelitian yang membuahkan kesejahteraan masyarakat berasal dari kampus ini.

IMG_8729
The Famous MIT dome

Pada saat tiba di MIT, saya disambut oleh kolega orang Indonesia yang sangat saya kagumi, dia adalah kandidat Doctoral di kampus ini. Dia mengajak saya berkeliling kampus untuk mengetahui lebih banyak mengenai kampus ini. Dome dari kampus ini sangat mempesona bahkan lebih besar dari dome nya Columbia, dan di dalam dome tersebut ada perpustakaan yang arsitektunya melengkung dan unik sekali, kemudian saya juga berkunjung ke MIT Sloan School of Management salah satu business school terbaik di negeri ini. Ditambah lagi dorm nya yang ya ampun bangunan nya unik sekali.

IMG_8728
Di bawah Dome of MIT, perpustakaan unik

IMG_8735
Ferdi dan kandidat Doctoral dari MIT, semoga bisa jadi kandidat doctoral juga nanti seperti kakak ini Amin

IMG_8738
Bentuk Dormitory di MIT yang unik dan mencirikan seni modern

IMG_8743
Suasana modern dan digital di kampus teknik MIT

IMG_8751
Ferdi berpose di MIT Sloan School of Management, salah satu The Best School of Business di dunia

Namun sayangnya saya berkunjung ke kampus ini hanya sekitar satu jam karena kolega saya tersebut masih ada pekerjaan. Akan tetapi puas banget sudah diajak berkeliling kampus modern dan digital seperti di MIT ini. Sekedar info, kampus ini keamanannya sangat ketat, ada beberapa bagian memang restricted karena ada penelitian besar yang kemungkinan dibiayai oleh pemerintah US yang tidak boleh diketahui oleh umum.

Demikian perjalanan saya ke 3 kampus Ivy League dan MIT. Yuk saya ingin ajak para traveller, pada saat travelling anda juga perlu memasukan itinerary kampus walaupun anda bukan mahasiwa karena banyak sekali sejarah dan inspirasi yang bisa kamu pelajari di kampus dan universitas.

Salam

Ferdi Cullen

 

 

High Line Park : Skywalk keren di New York City

Hola World,

Pertama kali saya melihat High Line Park adalah dari salah satu mahasiswa Arsitektur di University of Washington yang mengupload foto dan videonya di Facebok. Terus ya aku sangat tertarik melihat taman ini. Dan pada bulan Desember 2018 aku berkesempatan mengunjungi taman atau mungkin bisa aku istilahkan Skywalk kali ya. Berikut kisah aku berjalan di Skywalk kota New York City yaitu High Line Park.

Taman Gantung High Line Park

Selidik punya selidik rupanya Bapak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga sudah membuat skywalk seperti ini bernama Cihampelas Walk di kota Bandung ketika beliau menjabat Walikota pada tahun 2017. Kebetulan saya belum pernah ke Cihampelas Walk tapi sepertinya mirip sekali dengan yang ada di New York City ini. Sehubungan, Pak Ridwan Kamil juga pernah mengupload taman ini di Instagram nya, artinya sedikit banyak terinspirasi dari taman ini kan. Jadi ya bisa dikatakan taman ini adalah taman yang menginpirasi ide Pak Ridwan Kamil tersebut.

Pemandangan seputaran High Line Park

Langit Mendung di sepanjang New York, tapi terlihat Empire State Building

Ada cerita menarik di balik pembangunan taman ini, yaitu taman ini dibangun di atas jalur kereta api yang sudah tidak digunakan lagi. Berkat pemugaran dari salah satu organisasi non profit di New York, dan juga dukungan dari Walikota New York sehingga taman ini resmi berdiri pada tahun 2011. Luasnya taman ini  sangat luas loh, kurang lebih mencapai 2.3 km dan di kanan kiri taman jika anda jeli melihat pada saat berjalan di taman ini, terlihat sekali ada beberapa bekas lintasan kereta api. Unik sekali ini menurut aku.

Sisa Jalur Kereta Api yang masih bisa kita lihat di High Line Park

Taman ini seluas 2.3 km dan ada 3 pintu masuk

Taman yang terletak di antara Hudson Yard dan Chelsea Market. Ada 3 tempat masuk menuju ke High Line Park yaitu pntu masuk utara Northernmost, pintu masuk Selatan Southernmost, dan pintu masuk tengah yang merupakan pintu utama High Line. Aku masuk dari pintu utara dan keluar di pintu selatan. Cara menuju kemari juga sangat mudah arahkan saja google map kalian ke Chelsea Market, dan ada Subway yang berhenti di 30th Street, nanti tinggal jalan dikit aja. Namun memang taman ini jika dilihat dari bawah tidak kelihatan jadi memang harus jeli melihat pintu masuk nya kalau tidak anda hanya akan melihat bangunan bangunan brick di sekitar nya. Untuk pintu Utara ada lambang High Line seperti foto pertama tulisan ini. Kebetulan pada saat saya ke taman ini, cuaca tidak bagus mendung dan hujan sepanjang hari di kota New York City. Tapi setelah aku lihat ternyata taman ini keren juga walaupun lagi mendung. Coba lihat beberapa foto foto aku di tulisan ini.

Ada beberapa hal yang saya sukai ketika berjalan di taman ini yaitu :

1.  Wajah New York Asli

Ketika saya berada di taman ini, saya bener bener takjub dengan melihat bangunan brick asli American Architecture. Jadi jika anda mau melihat wajah asli New York, ya silahkan datang ke High Line Park dan dari atas kalian bisa melihat apartemen apartemen brick yang masih asli sekali. Banyak sekali gedung tua dengan arsitektur cantik. Sangat keren menurut saya. Notabene, saya baru paham mengapa teman saya dari program Arsitektur ke sini, karena rupanya di sini juga dibuka study tour untuk belajar.

Pemandangan grafiti di New York yang terlihat dari High Line Park

 

2. Pameran Seni di Taman

Yup selain tempat untuk berjalan kaki kita bisa melihat beberapa karya seni unik selama di sini beberapa contoh nya adalah lukisan Liberty berikut. Kemudian kita juga bisa melihat beberapa grafiti di rumah rumah warga yang menurut saya lucu dan unik. High Line memang tempat yang disediakan untuk memamerkan hasil karya seni dari para artis modern. Pasti ada filosofi dibalik ini

Grafiti Liberty

Salah satu karya seni di High Line Park

3. Jogging Track

Dengan track sepanjang 2.3 km sudah sangat luas sekali digunakan untuk berjalan kaki atau jogging. Bahkan walaupun hujan ketika itu menerjang masih ada juga warga lokal yang melakukan joging. Bayangkan saja, kita bisa joging disini tanpa polusi, dan sekaligus dikelilingi oleh Skyline dan karya seni modern.

Joging dan berjalan di sekitar High Line Park ini enak sekali udaranya seger

4. Ada point of view Skyline 

Ada fasilitas point of view di taman ini. Berupa kursi bertingkat untuk melihat view Skyline, kita bisa dengan mudah duduk di kursi dan memandang Skyline kota New York dari spot ini.

Ini dia salah satu point of view nya Taman ini

Oh ya kebetulan di bawah Taman ini ada market yang sangat terkenal bernama Chelsea Market, namun kebetulan pada saat aku kemari pasar ini sudah tutup. Anda juga bisa membeli street food dan makan sambil menikmati pemandanga kota di High Line seperti nya itu ide yang bagus. Kemudian di sebelah Chelsea Market ada juga namanya Whitney Museum sebuah museum seni kotemporer. Jadi jika datang ke New York dan pengen merasakan tempat yang menjadi inspirasi Cihampelas Walk silahkan kunjungi High Line Park plus Chelsea Market dan Whitney Museum.

Tempat ini menjadi tempat yang sangat instragramable di US

Bangunan bangunan tua ini tampak menghiasi taman

Hiruk pikuk Kota New York dilihat dari Taman

Taman ini sangat bersih dan indah

Demikian kisah pertama saya di kota New York nantikan kisah selanjutnya ya. Dan jika ada pertanyaan jangan lupa di kolom komentar ya…

Ferdi Cullen

Berkunjung ke Las Vegas dan menyebut kota ini Taman Hiburan

Hola World,

Pada tulisan kali ini, aku pengen sekali bagi  kesan aku ketika berkunjung ke salah satu kota yang paling kontroversial di dunia yaitu Las Vegas. Julukan dari kota ini saja mungkin bagi sebagian orang apalagi orang Indonesia langsung kaget yaitu Sin City. Wajar ya jika dikatakan kota yang penuh dengan dosa, karena hampir semua underground economy ada di kota ini. Sebut saja, perjudian, prostitusi, penjualan Ganja, dan masih banyak kegiatan underground lain nya yang legal di kota ini. Tapi saya malah menyebut kota ini taman hiburan, kalau anotasi kita dengan taman hiburan pasti kan Disneyland atau Universal Studio, tapi setidaknya dari pantauan saya Las Vegas mirip sekali sebagai kota Taman Hiburan. Mau tahu kenapa alasan nya akan saya kupas di artikel kali ini.

Papan sign Welcome To Las Vegas

Las Vegas itu sebenarnya menurut aku sangat simpel yaitu Oasis. Kota ini dikelilingi oleh gurun Mojave di Negara Bagian Nevada. Jadi laksana sumber air untuk beristirahat di kala lelah melintasi gurun itu lah Oasis dan itu lah Vegas. Jika dibaca dari sejarah, Las Vegas pertama kali adalah tempat perjudian pertama yang ada di Amerika Serikat, dengan berdirinya kasino pertama yaitu El Rancho Vegas, di tengah gurun Mojave yang sangat gersang ini pada tahun 1931. Dan yang membangun kasino ini adalah gangster terkenal dari New York City bernama Bugsy Siegel. Siegel tinggal di California dan punya underground business seperti kasino dan prostitusi di sepanjang West Coast Amerika Serikat. Namun sekarang, Vegas berkembang menjadi oasis perjudian di tengah kurang lebih 38 juta orang pengunjung setiap tahun nya.

Kerlap Kerlip Neon Las Vegas di malam hari

Selanjutnya, jadi aku menyebut kota ini sebagai taman hiburan karena banyak sekali hiburan dewasa yang bisa kita lakukan di sini. Ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan jika berkunjung ke Las Vegas dan aku list khusus kegatan non gambling ya, jika kalian mau gambling ya silahkan skip artikel aku hehehe (bercanda kok silahkan dibaca lagi)

1.  Miniatur kota kota di seluruh dunia

Kurang lebih ada 114 hotel dan kasino yang ada di Las Vegas. Masing-masing hotel mempunyai tema tersendiri. Kita sebut beberapa seperti Bellagio, Wynn, Venetian, Paris, New York, dan lainya. Sebagai contoh Venetian, saya kebetulan sudah pernah ke Macau dan Venetian adalah jaringan hotel dan kasino mewah yang ada di Las Vegas dan juga di Macau dengan tema kota Venesia, kota air legendaris yang ada di Eropa tersebut. Selanjutnya ada Caesar Palace yang merupakan hotel dengan tema Roma Italia, belum lagi Paris Las Vegas, dengan tema kota Paris, gak tanggung tanggung ada menara Eiffel di sana. Dan juga New York Las Vegas, yang mana kita bisa melihat langsung Time Square versi hotel ini di sini.

Lambang Kasino Venetian seperti asli di kota Venesia

2. Surga Belanja

Bagi kalian yang tidak suka berjudi tapi suka belanja ya Vegas adalah tempat yang tepat untuk anda. Ada kurang lebih 144 Premium Outlet dengan brand terkemuka di kota ini. Kabarnya produk yang dijual disini adalah produk yang limited edition, jadi tidak akan mungkin bisa kita temui di kota lain selain di Las Vegas walaupun brand nya sama. Ada dua premium outlet yang terkenal di Vegas pertama Premium Outlet North dan satu lagi Premium Outlet South.

Kawasan Dontown Las Vegas

3. 24 Jam (24/7)

Nah ini adalah hal yang paling saya sukai dari Las Vegas, karena saya tingal di Seattle kota yang sama sekali tidak 24 jam tapi di sini semua hotel, dan casino buka 24 jam. Ada juga beberapa yang tidak 24 jam seperti toko dan restoran tapi minimal mereka tutup jam 10 malam.

Casino buka 24 jam

4. Ada Free Show dan Free Things To Do

Buat kalian para budget traveller jangan pernah ragu ke Las Vegas karena di sini juga banyak pilihan hiburan yang Free alias gratis, mulai dari event event tematik yang diselenggarakan masing masing hotel dan casino sampai yang reguler. Beberapa program reguler adalah : Fountain Show Bellagio, Laser Show Fremont Street, dan Volcano Eruption Mirage, Lake of Dream Wynn, dan masih banyak lagi.

Fountain Bellagio Show, salah satu pertunjukan air mancur gratis di Las Vegas

Volcano di Mirage, salah satu pertunjukan gratis di Mirage Las Vegas

Namun setelah saya dua kali ke kota ini ada beberapa tips yang mungkin perlu kalian perhatikan ketika datang ke Las Vegas yang ingin saya bagi di blog ini, dan mudah mudahan hanya ada di blog ini dan tidak ada di blog lain hehehe

Golden Nugget Casino salah satu kasino tertua di kawasan Downtown Las Vegas

Bahkan bitcoin sudah diterima sebagai alat pembayaran di Las Vegas

Fremont Street Las Vegas

1. Las Vegas itu luas, iya Las Vegas itu luas pakai banget, jadi jangan pernah mengira 3 hari cukup untuk mengitari kota ini. Jika anda mau kemari mohon dicek lagi jadwal nya ya dan riset dulu ke beberapa atraksi dan yakin kan apakah atraksi ini adalah atraksi yang aku inginkan atau tidak. Jadi sistem prioritas penting sekali di sini. Sebagai contoh dari Mandala Bay ke Fremont Street itu aja jaraknya adalah 6 miles hiksss…..

2. Las Vegas itu macet, kondisi lalu lintas di Las Vegas adalah salah satu yang paling parah dibandingkan dengan Los Angeles. Apalagi menjelang jam 6 malam sampai jam 1 pagi masih macet, jadi sebaiknya anda juga harus menghitung waktu dan jarak dari tempat anda menginap ke masing masing lokasi atraksi yang anda inginkan. Lebih mengerikan jika anda tiba di hari Jumat-minggu, bahkan kabarnya jarak dari Las Vegas ke Los Angeles di weekend yang harusnya bisa 4 jam malah jadi 8 jam ahh mengerikan bukan.

3. Jarak dari satu hotel ke hotel lain nya jauh walau terlihat dekat, ini adalah pengalaman pribadi aku jadi setelah melihat Wynn aku berkeinginan mengunjungi Venetian. Nah kalau dari Wynn udah nampak Venetian, jadi akhirnya aku memutuskan untuk jalan kaki, eh rupanya jalan kaki dari kedua hotel ini (dengan kemampuan kaki Indonesia ya) berjarak 20 menit. Sekali lagi ketika jika memutuskan untuk jalan kaki antar hotel kasino coba pastikan lagi bener gak jaraknya deket.

4. Transportasi publik bus nya lumayan kacau. Las Vegas ada beberapa pilihan transportasi publik. Pertama ada bus dan kedua monorail. Khusus Monorail hanya beroperasi di sepanjang Las Vegas Strip, tapi bus bisa menjangkau ke seluruh kota bahkan sampai ujung Gurun Nevada. Namun pengalaman saya menggunakan bus parah sekali. Antara jalur bus yang ada di Google Map dan aplikasi Nevada Trans berbeda jauh, jadi sebaiknya kalian menggunakan aplikasi bus dari pemerintah kota Las Vegas. Kemudian supirnya juga semau dewek, jadi bisa saja seharusnya jalur bus tersebut melewati 10 stop tapi dia tidak melewati beberapa stop hanya 5 stop saja, jadi gara gara ini saya sempet nyasar, ya harus dibilang sih sama supir bus nya kalau kita mau berhenti di stop itu, tapi bukan kerjaan kan masa setiap saya naik bus saya harus bilang saya mau berhenti di sini, ya sesuai dengan jalur saja nanti kita tinggal tekan tombol stop dan berhenti deh di stop station tersebut. Alasan dari supir bus itu ketika saya tanya dengan nada marah adalah menghindari macet (nomor 2) hiksss. Jadi supir bus di Vegas mempunyai kuasa ya untuk membelok kan jalur bus jika terjadi macet hebat.

Suasana replika Kasino Venetian

Suasana salah satu ruang kasino di The Venetian

Suasana di ruang kasino di The Venetian

5. Jangan terkecoh dengan harga murah hotel bintang 3, Sebelum saya ke Vegas, saya sudah booking penginapan dahulu kemudian di salah satu website hotel banyak sekali hotel bintang tiga yang memuat bahwa tarif menginap mereka satu malam adalah mulai dari$20-$25, wah udah murah banget kan itu, karena hostel di New York City saja paling murah $45 sedangkan hotel bintang 2 bisa $70-$80 per malam. Tergoda terus booking deh apalagi di tengah gambar kamarnya yang cukup luas. Selidik punya selidik ternyata harga tersebut hanya pengecoh, ketika kita sampai di hotel mereka langsung bilang harganya sekitar $65, karena harga di web belum termasuk pajak resort. Jadi harap dicatat ya semua hotel di Las Vegas menerapkan pajak Resort atau bahkan ada biaya biaya lain selain dari pajak hotel.

6. Jangan pernah mengira Las Vegas selalu panas. Las Vegas terletak di tengah Gurun, dan cuaca di Gurun pasti selalu panas dan jarang sekali hujan. Jika anda kemari pasti akan berpikiran untuk menggunakan baju musim panas. Namun perlu diperhatikan bahwa anda juga perlu membawa jaket dan baju sweater jika ke Vegas, apalagi jika anda mau bergadang sampai pagi karena di atas jam 1 pagi biasanya di Vegas dingin sekali, dan ini memang tipikal gurun di siang hari mereka bisa panas sampai 40 degree tapi di malam hari mereka kadang bisa drop suhunya ke 12 -15 degree.

7. Kombinasi transportasi, yang ingin aku tekankan di sini adalah jangan berjalan terus di Vegas dan jangan juga menggunakan publik transportation terus, jadi coba riset lagi dan cari alternatif kombinasi antara berjalan untuk menghindari macet tentunya. Dan menggunakan bus untuk jarak yang lumayan jauh. Atau naik monorail atau bahkan free tram dari masing-masing kasino (contoh free tram dari Excalibur ke Mandala Bay). Selalu lah cermat dan cerdas menggunakan kaki anda. Kenapa saya bilang begini, karena jika anda berjalan terus ya bisa sih bisa cuman karena cuaca Vegas yang bener bener humid anda akan sangat cepat lelah. Alhasil aku pernah lihat mbak mbak cantik cantik habis party semalaman dengan baju yang super wah, nenteng sepatunya yang high heels karena kecapekan jalan hehehe itu pemadangan yang menarik sekali menurut aku, sekaligus membuktikan bahwa ya Vegas itu luas dan gak bisa hanya jalan kaki.

8. Jangan pernah lupa pakai sunscreen, sesuai dengan panasnya Las Vegas yang super duper panas.  Jangan pernah berpikir gak pakai sunscreen aman ya. Anda wajib pakai sun screen kalau gak mau muka, tangan, atau kaki anda menjadi gosong. Jadi catat baik baik ya kalau mau ke Las Vegas jangan lupa pakai sunscreen.

9. Selalu lah beli air mineral di luar jangan di hotel. Harga air mineral di hotel atau toko di dalam hotel bisa sampai $8.5 untuk yang 1 Liter, jadi daripada membuang uang sebanyak itu untuk air mineral, sebaiknya anda bisa beli di luar ada banyak sekali grocery store yang paling terkenal adalah CVS, Wallgreens yang menyediakan air mineral dengan harga normal. Oh iya satu lagi di hotel jarang sekali ada yang memberikan komplemen air mineral gratis.

10. Jangan lupa cari tiket diskonan di Groupon. Ini yang paling penting, jika anda ingin ke Las Vegas dan ingin berbiaya murah selalu cek Groupon (Groupon.com) disana banyak sekali harga diskon tiket konser ataupun atraksi menarik di Las Vegas dengan diskon. Karena kalau tidak cari tiket promo di website ini, ketika kita datang langsung ke counter tiket dan beli dengan harga yang full price semakin banyak biaya yang harus kita keluarkan. Dan website super deal seperti Groupon ini sudah banyak sekali digunakan oleh turis jadi aman dan terpercaya dengan menggunakan Groupon ini.

Groupon Website

Mirage Las Vegas

11. Jangan ambil uang di ATM di dalam kasino, ini juga penting banget jika anda datang ke Vegas kalkulasi kebutuhan uang cash anda sebaik baiknya. Karena jika anda membutuhkan uang cash dan anda ambil di ATM dalam kasino. Oh tidak anda akan dikenakan ATM fee yang angkanya bener bener gak masuk akal, kadang bisa sampai $10.

12. Last but not least jangan lupa kasih tip. Memang sudah menjadi budaya di Amerika untuk memberikan tips kepada service yang kita rasakan melebihi dari ekspektasi. Namun di Las Vegas, semua harus dikasih tips mulai dari belboy di hotel, para waitress di restoran, dan kalau anda tidak peka (biasanya kita orang Indonesia nih yang agak kurang peka) mereka bisa kayak memaksa gitu loh. Jadi selalu lah hitung 15-20% dari harga untuk tips layanan yang anda pergunakan.

Menara Eiffel di Las Vegas

Paris Las Vegas

Namun tetap Las Vegas adalah kota yang menyenangkan ketika saya kunjungi ada banyak sekali hal menarik yang bisa dilakukan di luar dari berjudi, sehingga menurut saya stereotip Sin City bisa berubah menjadi Theme Park City atau kota taman hiburan. Ada satu quotes yang saya ingat dari salah satu film Hollywood

What Happen in Vegas Stay in Vegas

Jika anda ada pertanyaan tentang kota Las Vegas, jangan ragu silahkan di kolom komentar di bawah saya siap membantu anda.

Terima kasih

Ferdi Cullen