Hola Worlds,
Sebelumnya mohon maaf dulu nih karena selama bulan Februari tidak ada update blog berhubung banyak sekali kesibukan kuliah, ada beberapa riset yang harus saya prioritaskan sehingga saya agak sedikit kurang melakukan update di blog ini. Saya harus belajar lebih banyak lagi menguasai Time Management agar bisa terus update blog. Tetap tungguin ya tulisan baru saya ya. Tetapi saya tetap akan tetap mengupdate blog ini, pokoknya ditunggu saja ya tulisan terbaru saya.
Tulisan saya kali ini saya ingin menceritakan kisah saya menghadapi Winter di Seattle. Awalnya musim winter atau bahasa nya disebut musim dingin dimulai pada bulan Desember. Suhu di bulan Desember di Seattle sudah turun dari biasanya sekitar 15 derajat celcius di Fall, kini menjadi sekitar 8-10 derajat celcius. Kebetulan di bulan Desember akhir sampai minggu pertama Januari saya tidak berada di Seattle, saya ada melakukan perjalanan yang insyaallah akan segera saya ceritakan kisah nya setelah tulisan ini.
Bulan Januari, suhu semakin dingin ada beberapa yang dibawah 8 derajat. Posisi pakaian sudah bundle gitu, atau layer maksudnya memakai baju dan celana lebih dari satu. Namun awal Januari terjadi peristiwa yang tidak biasa di Amerika, Polar Vortex atau angin dingin yang berasal dari Kutub Utara tiba melanda pesisir timur mulai dari New York dan bertahan lama di Midwest, Chicago dan Michigan. Angin dingin ini bukan hanya dingin tapi angin yang mampu merubah tekstur awan menjadi salju, sehingga terjadi lah badai salju di Midwest. Suhu di sekitar midwest turun drastis mencapai -10 derajat celcius dan yang paling parah sampai -30 derajat celcius. Sudah dapat dibayangkan bagaimana Chicago dan Michigan berubah menjadi kutub utara kan.
Peristiwa yang terjadi di Midwest merupakan peristiwa alam yang menjadi duka nasional, karena banyak sekali masyarakat yang terkena radang tulang dingin. Kemudian banyak juga korban yang harus meninggal dunia karena kedinginan. Perlahan di akhir Januari Polar Vortex pun meninggalkan midwest. Namun ternyata mereka tidak berhenti di situ. Mereka datang ke Northwest, tepatnya di Washington State. Dan terjadi lah salju yang tak lazim di kota Seattle ini.
Jika dilihat dari sejarah, winter di Seattle itu jarang ada salju, jikapun ada biasanya berada di wilayah utara terutama perbatasan dengan Canada seperti di Bellevue, dan Snoqualmie. Namun salju itu pun datang di kota Seattle, tepatnya di bulan Februari menjelang tahun baru Imlek, salju turun dengan indahnya kemudian selama 19 jam tidak berhenti. Suhu pun turun drastis dari 8 derajat ke -5 derajat celcius. Namun syukurnya paling rendah adalah -5 jadi tidak sampai -30 seperti yang terjadi di Midwest, akan tetapi rasanya udah dingin sekali.
Badan penanggulangan nasional sudah menginsyaratkan bahwa ini adalah keadaan darurat. Dan seluruh warga kota disarankan tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Sebuah peristiwa yang sangat langka karena terakhir kali terjadi badai salju di Seattle adalah 70 tahun lalu, jadi ini. Ada beberapa hal yang menarik terjadi ketika salju mulai membanjiri kota.
- Persiapan matang adalah ciri khas American. Jadi satu hari sebelum badai salju, mereka berbondong bondong datang ke supermarket terdekat dan membeli semua makanan dan minuman untuk stok mereka berada di dalam rumah. Dalam sekejap seluruh supermarket terdapat antrian panjang, kemudian barang barang pun habis.
- Seattle kurang pengalaman dengan peristiwa salju sehingga di awal terjadinya badai ketika badai sudah berhenti banyak jalan yang putus dan operasional sekolah sekolah diliburkan, termasuk kampus saya, kami libur dua hari karena peristiwa ini.
- Tetap ada sisi positifnya, yaitu kebersamaan keluarga yang kuat, mengapa…… karena anak anak libur sekolah dadakan dan biasanya keluarga harus menghabiskan biaya yang cukup besar untuk berlibur di Snoqualmie untuk bisa bermain ski atau melihat salju, sekarang mereka bisa melakukan di halaman rumah mereka masing masing.
Namun terpancar kebahagian orang orang karena walaupun pada dasarnya seperti yang sudah dihimbau oleh Mayor Jean (Walikota Seattle) sudah mengingatkan agar semua orang tetap berada di rumah. Namun di beberapa tempat seperti di kampus saya, kemudian di Queen Anne banyak orang yang malah bermain salju. Mereka siap dengan pakaian tebal, sepatu boots, papan seluncur, dan bahkan berkreasi membangun boneka boneka salju lucu.
Berikut adalah beberapa dokumentasi salju yang membanjiri kota, peristiwa yang langka ini banyak diabadikan di beberapa postingan sosial media di Seattle. Oh iya menariknya aku jadi bikin puisi tentang Salju loh, entah kenapa aku menganalogikan Salju dengan Cah Ayu salah satu sebutan dari gadis Jawa. Berikut untuk puisi aku :
Cah Ayu
Kehadiran mu sungguh tak terduga. Tujuh Puluh Tahun mereka tak bertemu dengan-mu
Cah Ayu, Engkau bagai bidadari dari kahyangan. Begitu mengejutkan, begitu dingin, begitu beku, begitu kejam, engkau menutup jalan, rumah, dengan intan mahligai sehingga kami tidak bisa melakukan apa apa, kami hanya terdiam di rumah-rumah kami, dan hanya bisa memandangmu
Namun Cah Ayu setelah lama aku memandangmu, kulitmu sangat putih, engkau sangat lembut, engkau sangat polos, engkau begitu cantik, engkau membuat merek bersorak, beramai ramai anak anak, ayah ibu, menikmati kehadiran mu, bermain bersamamu
Cah Ayu kini hujan pun tiba, perlahan namun pasti, engkau pun kembali ke nirwana,
Cah Ayu kini aku mulai merindu, engkau kenangan terindah ku.
Demikian kisah saya di Winter, berkesan sekali winter ini mulai dari suasana dingin sampai badai salju yang luar biasa. Perlahan namun pasti ini sudah mulai Maret, pada saat saya menulis ini suhu sudah kembali ke 6 derajat. Dan jika dilihat dari prakiraan cuaca, Seattle akan hangat di Spring walaupun tidak tertutup kemungkinan akan kembali banyak hujan.
Yuk silahkan komentar siapa tahu kalian pernah merasakan pengalaman winter yang menarik selama perjalanan travelling atau tinggal di kota yang mengalami Winter. Ditunggu ya
Salam hangat
Ferdi Cullen.