Peaceful Evening Walk At Mirabell Garden Salzburg

Mirabell Garden, Juli 2017

Mirabell adalah nama seorang wanita, gabungan dari dua kata yaitu “mirabile” yang dalam bahasa inggris disebut admirable atau terpuji dan “bella” yang dalam bahasa inggris yaitu beautiful atau cantik. Jadi jika digabung maka artinya adalah Wanita Cantik yang terpuji.

Suasana Malam di Mirabell Garden
Emperor Franz Josef 1 yang pertama kali membuka taman ini di tahun 1924

Taman Mirabell ini adalah taman baroque yang dibangun pada tahun 1606 oleh seorang Prince Archbishop, dimana bangunan ini ditujukan untuk istrinya dan kesepuluh anak nya wow benar-benar keluarga besar ya. Selain itu, yang pastinya tempat ini sangat terkenal sebagai tempat shooting adegan film Sound of Music. Dalam film tersebut, adegan Suster Maria bernyanyi “Doremi” bersama anak-anak Trapp di fountain pada taman ini.

Mirabell Palace yang merupakan istana sang archbishop, juga merupakan  kantor administratif Prince Archbishop ketika dia berkuasa, terdapat persamaan dengan Schloss Helbrun istana yang saya kunjungi sebelumnya, yaitu banyak sekali sculptures mitologi Yunani

Waktu menunjukan pukul 20.00 PM, ternyata sudah malam namun malam di musim panas sangat panjang sehingga hari belum terlihat gelap. Setelah menempuh perjalanan pulang ke penginapan saya dengan berjalan kaki, saya merasa lelah dan ingin mencoba menikmati suasana sore atau bisa dikatakan suasana malam walaupun belum gelap di taman yang menjadi icon kisah film Sound of Music ini, Mirabell Garden. Sesuai dengan namanya cantik terpuji maka kesan pertama saya ketika melihat taman ini benar-benar cantik sekali. Ada dua hal yang saya sukai dari taman ini, pertama, indah dan wangi, ya bunga mawar yang ditanam di sekitar taman ini benar-benar memancarkan pesona yang luar biasa. Harum semerbak pun saya rasakan ketika berjalan melewati taman mawar tersebut. Kedua, arsitekturnya cakep, super sekali perpaduan antara pancuran dan labirin-labirin yang penuh bunga menjadikan taman ini eksotis sekali serta memberikan suasana nyaman yang menenangkan, cocok buat saya yang sudah capek berkeliling Salzburg dan ingin istirahat sejenak kala itu.

The Rose Garden, harum semerbak

Dwarf Garden

Namun ada satu taman kecil yang menarik perhatian saya yaitu Dwarf Garden. Pada taman ini ada 15 sculptures yang menggambarkan karakter Dwarf atau kurcaci. Masing-masing kurcaci ini menggambarkan aktivitas dari keseharian warga Salzburg, mulai dari bercocok tanam, menjadi pematung, atau menjadi pandai besi. Sangat menarik sekali bisa melihat tingkah polah dari para kurcaci ini.

Pintu masuk menuju Dwarf Garden

Patung para dwarf ini  terbuat dari marmer putih yang indah dari Untersberg, kreatif sebenarnya menurut saya karena mereka telihat seperti mengenakan pakaian abu-abu. Saat kita menjelajahi taman kurcaci ini, menjadi jelas bahwa setiap patung memiliki peran yang berbeda untuk dimainkan. Sebagai contoh, Kurcaci dengan sekop, sangat simbolis. Tatapannya, yang diarahkan ke bawah ke langit, menurut sumber yang saya baca, kurcaci ini adalah tukang kebun yang jujur. Dia melambangkan bulan Maret, di mana para tukang kebun di Salzburg mulai bekerja. Selain itu, ada yang menyeringai nakal, membawa ayam di bawah lengan mereka, atau menatap serius ke langit. Jika ditanya kenapa kurcaci yang menjadi icon di taman ini, maka jawabanya adalah Kurcaci merupakan karakter karikatur untuk lelucon yang terkenal di Salzburg pada abad ke-17.

Masing masing patung kurcaci berjarak di taman ini
Ini adalah kurcaci wanita
Kurcaci dengan Sekop yang melambangkan para pekerja Kebun
Kurcaci merupakan tokoh karikatur di era abad 17

Awalnya Dwarf Garden ini merupakan taman pribadi keluarga Prince Archbishop, karena taman ini hanya digunakan sebagai tempat bermain anak-anak sang pangeran. Menurut info yang saya dapat, sebenarnya ada 28 patung  namun satu per satu rusak dan yang ada tinggal hanya 15 yang tersisa.

The Mirabell Fountain

Ada dua fountain yang sangat cantik di taman ini. Pertama, Pegasus Fountain merupakan pancuran yang menggambarkan kuda pegasus dan merupakan karya dari Kaspar Gras pada tahun 1913. Jika anda masih ingat film Sound of Music, yup di fountain ini lah keluarga Von Trapp dan Suster Maria bernyanyi.

Pegasus Fountain dari film Sound of Music

Fountain kedua yang terletak di tengah taman adalah The Grand Fountain, sebuah fountain yang sangat besar dan merupakan fountain utama di istana ini. Ada empat patung mitologi yang mengelilingi fountain ini, ke-empat patung tersebut menggambarkan empat unsur yaitu api, air, tanah, dan udara. Saya langsung mengambil tempat di salah satu tempat duduk di dekat fountain ini dan selama kurang lebih setengah jam saya memperhatikan hiruk pikuk masyarakat dan juga turis yang kebetulan sedang mencari angin segar berkeliling di taman ini

Grand Fountain, marvelous in my opinion

Tak terasa perjalanan di Salzburg sudah akan berakhir sebab keesokan pagi saya harus bergegas ke stasiun kereta untuk menempuh perjalanan ke kota berikutnya. Nantikan kisah flashback saya selanjutnya di beberapa kota indah lainnya ya. Terima kasih

Menjelang Gelap di Mirabell Garden

Ferdi Cullen

 

Bermain Air di Hellbrun Palace Salzburg

Salzburg, Hellbrun Palace, Juli 2017

Mungkin bagi sebagian orang seperti yang pernah saya ceritakan di kisah sebelumnya di sini, bahwa kota Salzburg sangat identik dengan sebuah film legenda berjudul “Sound of Music”, akan tetapi sebenarnya kota ini jauh mempunyai catatan sejarah yang sangat panjang. Salah satu nya adalah Schloss Helbrun (Hellbrun Palace) yang merupakan istana yang sangat unik di Eropa, yang terkenal dengan Trick Fountain atau Wasserpiele ini.

Hellbrun Palace di Salzburg

Adalah Markus Sittikus salah satu prince archbishop pada era abad ke 17 yang merencanakan dibangunnya sebuah oasis hiburan yang bisa sekedar memalingkan segala penat dan gundah dunia ini, sebuah konsep dan ide yang kreatif pun terbesit di hati sang pangeran, sang pangeran membangun istana yang khusus hanya untuk liburan musim panas, yang penuh dengan kreatifitas kalau menurut pendapat saya. Mengapa saya katakan kreatif? karena di istana tidak ada satu kamar tidur pun dan hanya dibuat untuk menghibur sang pangeran dengan sebuah hiburan yang sangat unik di sleuruh Eropa tapi sangat membuat penasaran yang disebut “Trick Fountain” atau trik pancuran jika kata ini bisa merepresentasikan bahasa Indonesia nya.

Prince Archbishop Markus Sittikus
Bangunan berarsitektur Itali

Jadi seperti apa trick fountain itu? Mengapa dia begitu terkenal dan unik? pertanyaan ini akan saya jawab berikutnya, nah dalam perjalanan menuju ke tempat ini dapat dikatakan lumayan jauh berada kurang lebih  25 menit dari kota Salzburg kita bisa naik bus saja, datanglah ke tempat pemberhentian bus terdekat dari penginapan anda dan anda silahkan tunggu bus no 25 hanya bus ini yang menuju ke Schloss Hellbrun, tapi hati-hati ya karena semua instruksi bus di Salzburg berbahasa Jerman kita harus benar benar perhatikan kita berhenti dimana, pastikan berhenti di pemberhentian bus bernama“Salzburg Fürstenweg” silahkan berhenti di situ atau tanya saja ke driver nya juga tidak masalah karena drivernya ramah ramah kok. setelah turun dari bus anda masih harus jalan sekitar 300-400 M untuk mencapai ke istana.

Kemudian setelah sampai saya merasa kagum dengan bangunan berarsitektur Renaissance yang dihiasi dengan keindahan Gunung Alpen ini, hmm saya jadi paham kenapa sang Archbishop memilih tempat ini untuk istana nya karena ya pemandangan nya sangat indah sekali. Jika anda ingin membeli tiket bisa datang ke counter ticket dan jika anda punya Salzburg card juga tetap datang ke counter ticket untuk check in. Ada dua pilihan untuk menikmati istana ini, pertama anda bisa menikmati tour Trick Fountain atau anda bisa mengunjungi museum yang ada di istana ini. Sangat disayangkan jika sudah jauh-jauh ke sini kita melewatkan Trick fountain akhirnya saya memilih untuk mengikuti tour 40 menit Trick Fountain. Dengan berbekal Salzburg card dimana harga tiket masuk dan tour sudah termasuk di dalamnya saya tinggal tunjukan kartu saya dan mereka akan memproses tour dengan jam terdekat yang bisa segera kita ikuti.

Suasana di depan Hellbrun Palace, ada pemandangan Gunung lpen

Prince Archbishop Markus Sittikus memang sangat menyukai mitologi Romawi kuno, dimana di setiap sudut istana ini banyak menunjukan tokoh-tokoh mitologi tersebut di setiap sudut taman dan juga istana, dan arsitekturnya juga sangat kental dengan arsitektur Italia. Sang pangeran adalah penggemar air, trick fountains atau Wasserpiele merupakan hiburan air dimana setiap pengunjung istana ini tiba tiba akan dikejutkan dengan cipratan air yang tidak disangka akan muncul dan membuat kaget pengunjung serta akhirnya mereka akan basah. Kita tidak akan pernah tahu dari mana saja air bisa muncul dan kapan, sehingga air bisa muncul dimana saja dan kapan saja untuk membuat anda basah, hmm ini merupakan trik untuk senda gurau dan lucu lucuan versi jaman old ya( bukan jaman now) dan ini sukses menarik perhatian pengunjung sampai 400 tahun kemudian yang sangat unik dan terkenal.

Patung ini merupakan figur tokoh Romawi Kuno
The Dinner Table, pusat hiburan utama sang Archbishop
Taman sangat bersih dan sejuk walaupun sedang panas panasnya

Perhatian sebaiknya ketika anda mengikuti tour ini anda sebaiknya menjaga kamera anda baik baik karena pada awal tour guide akan menginformasikan bahwa panitia tidak akan bertanggung jawab terhadap kerusakan kamera anda jadi sih sebaiknya menurut saya anda membawa perlengkapan kamera anti air kecuali smartphone anda memang sudah tahan air, terus terang saya kurang persiapan pada saat mengikuti tour ini dikarenakan berdasarkan riset yang saya lakukan mengatakan kita bisa request untuk tidak menjadi target siraman air tapi hal ini tidak bisa dilakukan karena berdasarkan tradisi semua pengunjung mendapat kesempatan yang merata dan tidak bisa diprediksi apakah dia akan kena atau tidak hehehe serasa menyenangkan sekali saya malah jadi semakin impulsif dengan keterangan ini walaupun tidak membawa baju ganti apalagi pelindung air untuk kamera dan handphone saya.

1.The Dinner Table

Atraksi pertama, tour guide kami akan menceritakan sejarah istana ini, dan di saat akhir penjelasan dia akan meminta beberapa sukarelawan untuk duduk di The Dinner table yang merupakan salah satu atraksi yang dulu adalah saat paling ditunggu bagi sang pangeran yang sering menipu tamu yang ingin dikerjain nya, setelah semua tamu duduk di meja tersebut dengan alasan akan makan malam tiba-tiba sang pangeran akan mengejutkan mereka dengan serangan air dari segala penjuru meja yang membuat para tamu yang duduk di meja basah, menarik sekali bukan. Setelah selesai dengan the dinner table maka para peserta tour melanjutkan melihat taman di istana ini yang juga merupakan tempat yang sangat menarik banyak patung tokoh mitologi dan ada fountain kecil dengan miniatur yang kecil dan lucu, masing-masing miniatur menggambarkan kehidupan di kota Salzburg jadi ada yang menggambarkan aktivitas membuat roti, memasak, berjualan di pasar, dan lain nya.

Serangan Air bisa datang dari mana saja waspada selalu

2. The Neptune Grotto

Sang pangeran sangat mengagumi Neptune salah satu dewa laut dalam mitologi Romawi, sebagai bentuk kecintaan nya terhadap sang dewa dia membangun sebuah gua yang mirip dengan singgasana sang dewa yang disebut dengan Neptune Grotto. Pada saat musim panas yang terik, suasana sejuk di gua ini sangat tepat sekali menambah kesejukan taman taman yang melengkapi nya.

Harap berhati hati setelah anda melewati Neptune Grotto, anda akan dikejutkan lagi dengan beberapa pancuran air yang tiba-tiba dan tidak tahu darimana asalnya another trick fountain.

Neptune Grotto
Batu batu staklaktit menghiasi gua Neptune ini
Hiasan Dekoratif di Museum
Hiasan yang begitu indah
Detail arsitektur Neptune Grotto
Pancuran dengan miniatur unik ini ternyata bisa menembakan air ke muka kita

3. Mechanical Theatre

Selanjutnya kita akan menemui Mechanical Theatre, sebuah miniatur kota Salzburg dengan kurang lebih 200 figur yang terdapat dalam kotak besar ini, cara kerja teater ini adalah akan bermain memutarkan musik klasik selama kurang lebih 5 menit, kemudian figur tersebut akan menari dan bergerak layaknya sebuah aktivitas kota pada umumnya, sangat unik dan menghibur. Setelah selesai lagi-lagi ada cipratan air yang tidak jelas datangnya dari mana tiba tiba saja sudah membuat basah para pengunjung.

Ini dia Mechanical Theatre yang terdiri dari 200 figur yang menggambarkan kota Salzburg

Dengan berakhirnya mechanical theatre kita akan jalan sedikit menuju sebuah taman terbuka yang sangat luas dan ini merupakan akhir tur 40 menit kita.  Selain trick fountain ada juga museum yang bisa kita datangi, di museum ini cukup 30 menit saja untuk mengitari nya dan banyak menceritakan sejarah Salzburg. Namun pada saat saya memasuki museum saya baru sadar dan saya memastikan kembali kepada petugas bahwa ternyata istana ini adalah tempat syuting Sound of Music dimana istana ini dijadikan tempat tinggal Kapten Von Trapp cool.

Ekspresi pengunjung yang berusaha menghindari serangan air

Ada beberapa hal yang menurut saya anda sebaiknya berkunjung ke istana ini jika datang ke Salzburg

  1. Unik, menyenangkan dan unik belum pernah saya mendatangi objek wisata yang tidak membosankan dan sangat menghibur ini.
  2. Cocok buat keluarga, apabila anda pergi bersama keluarga wah cocok sekali karena hiburan di sini sangat sesuai untuk keluarga.
  3. Para Guide dan petugas nya sangat ramah dan baik-baik
  4. Sangat cocok jika anda datang pada saat Musim panas karena sesuai tema nya yaitu istana musim panas, namun informasi yang saya dengar bahwa pada saat musim dingin seperti saat ini ada atraksi tambahan yaitu Christmas Market di istana ini.
Taman di belakang istana
Suasana di belakang istana Hellbrun

Saya sangat menikmati kunjungan saya ke istana ini dan saya berhasil tidak kena sedikit pun air pada saat keluar dari istana ini hehehe. Bagi anda yang mau berkunjung ke istana ini jangan lupa bawa baju ganti ya jikalau anda tersiram air.

Ferdi Cullen

Salzburg Fortress : Benteng di Cakrawala Salzburg

Holla Worlds!!

Salzburg tak hanya Sound of Music. Bagi beberapa orang pastinya jika ingin mengunjungi kota ini salah satu tujuan utamanya adalah ingin merasakan suasana kota ini sesuai yang digambarkan pada film legenda “Sound of Music”. Sound of Music adalah film yang mengisahkan kisah hidup seorang biarawati bernama Maria yang ditugaskan untuk menjadi pengasuh dan pendidik anak dari salah seorang anggota Militer Kerajaan Austro_Hungarian bernama Kapten Vonn Trapp. Kisah mereka berlanjut dengan kondisi sosial di Kota Salzburg yang berubah paska pendudukan Jerman atas kedaulatan Kerajaan Austro-Hungarian dimana Kapten Vonn Trapp yang setia dengan Austria harus menyelamatkan keluarganya dari kejaran tentara Jerman yang ingin menyingkirkan antek antek Austria yang tidak mau patuh terhadap Jerman.

IMG_2190
Pemandangan Salzburg Fortress dari Salzach River

Kisah di film tersebut memang sangat menggugah ditambah berbagai penghargaan terutama Oscar di tahun 1966, menobatkan film ini sebagai The Best Picture. Adapun daya tarik bagi pencinta film ini, Pertama adalah musiknya yang sangat menarik, Kedua adalah pemandangan kota Salzburg yang diperuhi dengan alam yang hijau, danau, gunung dan arsitektur kota yang sangat medieval.

Untuk bisa merasakan pengalaman yang dirasakan oleh Maria, maka banyak turis yang mengikuti berbagai tur yang bertajuk Sound of Music Tour, selama saya berada di Salzburg saya memang tidak mengikuti tour ini dikarenakan harganya yang relatif mahal, tour yang paling murah adalah kurang lebih 60 Euro per orang dan ini merupakan harga musim panas, menurut informasi jika datang di low season seperti winter harga tour bisa menjadi 40Euro tetap menurut saya masih overpriced.

Namun melalui tulisan ini saya ingin berbagi informasi bahwa Salzburg bisa kita nikmati tidak hanya melalui Tour Sound of Music masih banyak beberapa atraksi yang memikat dan tak terlupakan yang bisa Anda nikmati. Jika melihat dari tulisan saya sebelumnya yaitu di sini. Salzburg memiliki jalan jalan kota yang sangat unik begitu kuno, indah, dan artistik.

IMG_2072
Suasana Festungsgasse street jalan menuju ke benteng Salzburg

Salah satu atraksi utama yang tidak boleh anda lewatkan ketika berkunjung ke Salzburg adalah mengunjungi Benteng Salzburg atau disebut Salzburg Fortress atau Hohensalzburg Fortress. Untuk menemukan jalan menuju benteng ini sangat mudah karena dari segala penjuru Salzburg bisa melihat benteng ini. Festungsgasse adalah jalan terdekat ke pintu masuk Benteng ini, ada dua plihan yang bisa anda gunakan untuk menuju ke benteng yaitu naik furnicular dengan biaya 12 Euro untuk dewasa dan free utuk anak-anak maksimal 6 tahun (tiket pulang pergi dan sudah termasuk tiket masuk ke benteng, namun terpisah dengan museum yang ada di benteng), atau menggunakan jalan kaki menaiki jalan menanjak yang terdapat di sebelah furnicular. Karena saya menggunakan Salzburg Card saya sudah mendapat akses free menuju ke Salzburg Fortress tanpa harus beli tiket tambahan dan juga akses pulang pergi naik Furnicular, akhirnya ya udah saya manfaatkan aja kesempatan naik furnicular tersebut.

Naik furnicular di Salzburg Fortress ini sangat singkat yaitu hanya 3 menit dan pengalaman nya juga sama ketika naik furnicular di Budapest yang menuju ke Buda Castle, namun saya akui pemandangan atap baroque rumah-rumah di kota ini selama naik furnicular fantastik banget. Komplek benteng ini buka sepanjang hari mulai dari pukul 9 AM sd 19 PM

IMG_2083
Pemandangan menarik kala naik furnicular

Ada kisah menarik dibalik sejarah benteng ini, yaitu kembali ke masa konflik dan kontroversi antara Paus dan Raja Kekaisaran Austro Hungarian mengenai siapa yang seharusnya memiliki hak episcopal (hak kuasa atas tata kelola gereja dan kerohanian di Agama Katolik). Menurut sang Kaisar, pemerintah mempunyai hak episcopal yang lebih tinggi dibandingkan dengan Paus, Uskup Agung Gebhart yang sangat setia kepada Paus, tidak setuju dengan hal tersebut membuat dia mengasingkan diri dan mendirikan kota Salzburg salah satu kota suci di abad medieval, dan membangun benteng Hohensalzburg, Hohenwerfen dan Friesach di wilayahnya. Benteng tersebut untuk sementara diselesaikan antara tahun 1147 dan 1160. Pada abad ke 15 dan 16 benteng tersebut dulunya adalah tempat perlindungan bagi uskup agung apabila ada ancaman dari sang kaisar yang ingin melakukan perlawanan kepada para uskup, sejak saat itu uskup agung tidak berada di Vienna namun duduk bertahta di atas Salzburg melalui benteng ini.

IMG_2039
Salah Satu Figur Uskup Agung Penguasa Salzburg

Dibangun di atas batu yang disebut Festungsberg dengan ketinggian 400 kaki di atas Sungai Salzach, benteng ini faktanya tidak pernah benar-benar digunakan untuk berperang, tidak ada yang menyerang kota itu selama seribu tahun. Salah kaprah menurut saya sang Uskup yang sudah membangun dengan biaya yang sangat besar, akan tetapi di satu sisi investasi membangun benteng ini tidak sia sia karena sekarang benteng ini dinyatakan sebagai salah satu istana terkuat di Eropa, mendominasi cakrawala Salzburg dan menawarkan pemandangan yang menakjubkan bagi turis dan dunia, (hmm terima kasih kepada Sang Uskup).

Castle Courtyard

Bagian pertama benteng yang kita temukan setelah turun dari furnicular adalah Castle Courtyard, alun alun utama yang merupakan tempat tinggal penduduk istana. Alun-alun ini dikelilingi oleh toko-toko kerajinan tangan, pandai besi, tukang roti, dan sebagainya. Ada sebuah Gereja kecil dengan sumur didedikasikan untuk St. George, pelindung kuda kerajaan (atau dengan kata lain adalah tentara gereja) dan dihiasi oleh relief marmer merah halus.

IMG_2093
Castle Courtyard
IMG_2096
Gereja St. George
IMG_2106
Sumur di depan Gereja
IMG_2130
Tembok yang kokoh
IMG_2170
Castle Courtyard cukup luas

Marionette Exhibition

Ada sebuah pameran gratis yaitu pameran boneka kayu yang digerakan oleh benang yang kasat mata atau disebut dengan Marionette. Boneka Marionette ala pinokio ini sangat populer di jaman medieval di Eropa dan digunakan sebagai salah satu media pertunjukan teater yang kala itu di jaman kegelapan tidak boleh ada satu orang pun yang memerankan aksi panggung karena dianggap berdosa oleh agama.

IMG_2174

Menurut saya agak sedikit horor sih karena pandangan mata boneka boneka ini begitu nyata dan di pameran kecil yang hanya terdiri dari beberapa kamar ini menyajikan boneka boneka yang sangat menarik mulai dari boneka para rakyat jelata, uskup agung, raja, ksatria, sampai yang terbaru adalah boneka keluarga Von Trapp dari Sound of Music yuhuu benar sekali walaupun tidak ada hubungan sejarah dengan film legenda tapi lagi lagi ada sedikit Sound of Music ya.

IMG_2122
Marionette Keluarga Von Trapp

Kuenburg Bastion

Sedikit berjalan dari Castle Courtyard menuju gerbang kecil kita akan menemukan bagian benteng yang patut anda datangi, yang merupakan bagian yang terbaik menurut saya, mengapa tidak di sini adalah tempat paling tinggi di benteng ini dan anda akan disuguhkan dengan pemandangan kota Salzburg yang wow luar biasa seperti dalam lukisan, ada gunung, sungai, kota kuno, atap rumah baroque ditambah dengan pohon hijau sangat memikat hati sekali. Sejuk dan indah saya habiskan setengah jam memandang mandang keindahan yang diciptakan oleh Tuhan ini.

IMG_2099
Pemandangan superb dari Kuenburg Bastion
IMG_2108
Pemandangan Pegunungan Alpen
IMG_2112
Kuenburg Bastion tempat tertinggi di benteng ini
IMG_2114
Gedung dengan atap baroque ditambah dengan Sungai Salzach sangat luar biasa
IMG_2160
Saya pun tak ketingalan ingin selfie di tempat ini

Tak terasa waktu juga yang memisahkan kurang lebih setengah jam dari pukul 7 malam sudah ada pengumuman bahwa kastil akan tutup. Saya pun bergegas untuk kembali ke furnicular, namun hati saya sangat senang sekali bisa melihat kastil ini dan ini merupakan pengalaman ancient saya yang terbaik. Sebelumnya saya pernah berkunjung ke Alhambra (Granada Spain) di tahun 2016, namun menurut saya pemandangan dan keindahan di atas kastil ini jauh dari Alhambra, sehingga saya menempatkan kastil ini sebagai kastil terindah selama perjalanan saya setelah Alhambra. Luar biasa sekali.

Secara keseluruhan kastil ini bisa anda kunjungi selama satu jam dan memang agak sedikit membutuhkan stamina karena ada beberapa jalan yang menanjak dan ada beberapa juga tangga tangga yang harus didaki, jadi sebaiknya siapkan stamina anda dengan baik. Jika anda ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah kastil ada museum, yang kebetulan tidak saya datangi, harga tiket masuk ada tambahan 7 euro. Kemudian di belakang kastil juga banyak cafe dan tempat makan yang menawarkan suasana santai dengan pemandangan Gunung Alpen yang bisa membuat waktu istirahat anda lebih bermakna. Demikian kisah saya di Salzburg Fortress yang sangat mengesankan ini, nantikan kisah selanjutnya masih di Kota Salzburg.

Ferdi Cullen

Salzburg : Medieval Town in Central Europe

Hola World!!!

Sebagai pembuka saya sebelumnya ingin mohon maaf dulu karena sudah satu bulan tidak memberikan artikel baru di blog ini, dikarenakan adanya suatu urusan yang sangat penting yang lumayan menghabiskan waktu dan tenaga demi masa depan, padahal banyak sekali cerita yang ingin saya torehkan ke dalam blog ini. Alhasil, alhamdulillah di awal desember ini saya mempunyai waktu senggang untuk menulis salah satu cerita saya ini dan saya pastikan akan banyak cerita lagi. Demikian notes pembuka dari saya dan terima kasih buat para followers yang sudah tetap setia mengikuti blog sederhana saya ini.

Cerita kali ini saya akan berbagi kesan tentang perjalanan saya yang sudah berlalu kira-kira 5 bulan lalu, yaitu perjalanan saya di satu-satunya kota di Eropa Tengah yang entah mengapa saya merasakan setiap langkah saya di kota yang suasananya medieval sekali. Zaman Medieval adalah sebuah zaman di era abad 11 sampai dengan 12 yang dikenal juga dengan abad kegelapan di Eropa, disebut kegelapan sebab di abad ini Eropa tengah mengalami situasi dimana para pemuka agama sangat berkuasa dan kebebasan untuk berpengetahuan sangat terbatas. Salzburg, sebagai kota yang dikuasai oleh para pemuka agama, merupakan basis kekuasaan para Archbishop setelah Vatican dan bahkan dulu kota ini disebut Kota suci Katolik kedua setelah Vatican.

Mendengar kata Salzburg sudah barang tentu yang menjadi icon dari kota ini adalah Musik. Mengapa Musik?, Pertama, kota ini adalah kota kelahiran sang maestro musik klasik dunia yaitu Mozart. Kedua, kota ini juga menjadi tempat dibuat nya salah satu film yang menjadi legenda di era tahun 60-an yaitu “Sound of Music” dimana film tersebut juga film yang bertema “Musik”. Jadi boleh jikalau saya simpulkan kota ini dengan “musik” di samping suasana Medieval nya yang sangat kental di kota ini.

Petualangan saya di kota ini terbilang sangat cepat dengan hanya 2 hari 2 malam saya habiskan waktu saya di kota ini. Bermula dari tibanya saya di kota Munich-Jerman, saya berniat untuk mengunjungi Austria, namun karena saya ada penerbangan ke Praha pada hari berikutnya yang tidak memungkinkan saya untuk ke Vienna, akhirnya saya memutuskan ke Salzburg, Dengan go show saya membeli tiket kereta api menuju ke Salzburg. Yess alhamdulillah saya dapat tiket dengan harga promo yaitu pulang pergi dengan harga 30 Euro menggunakan kereta nasional Jerman DBahn, saya membeli langsung di mesin self service tiket yang ada di bandara Munich, beruntungnya karena saya sebenarnya go show serta belum mempersiapkan itinerary dan lainya untuk ke kota ini. Akhirnya saya lanjutkan perjalanan saya ke Salzburg.

IMG_20170702_192535
Menunggu kereta ke Salzburg tepat pukul 19.30 PM waktu Muenchen

Tiba di Salzburg tepat pukul 9 malam di stasiun central Salzburg dengan lama perjalanan satu setengah jam, saya langsung bergegas menuju ke hotel sekitaran stasiun dan ternyata mahal mahal sekali ya di kota ini. Karena waktu sudah malam dan saya memang unplanned saya terima saja salah satu penginapan dengan harga yang lumayan tinggi untuk dua malam yaitu 90 Euro. Anyway, di Salzburg ini jarang loh ada hostel, jadi kita harus siap dengan penginapan ala hotel. Saya sangat merekomendasikan Hotel Hohenstauffen ini karena pemiliknya ramah banget, walaupun saya orang Indonesia apalagi backpacker dia tidak pandang bulu dan menjawab segala pertanyaan saya dengan sangat baik, memang harganya relatif mahal namun lokasinya juga sangat dekat dengan pusat kota. Menurut info si bapak resepsionis saya adalah orang Indonesia pertama yang ke hotel ini, semoga semakin banyak orang yang datang ke hotel si bapak terutama dari Indonesia.

IMG_2236
Hotel Hohenstauffen saya sangat merekomendasikan hotel ini jika anda datang ke Salzburg

Esok paginya saya pun membeli tiket Salzburg Card cukup di lobi hotel karena semua hotel menjualnya, yaitu sejenis kartu yang sudah mencakupi mulai dari biaya transportasi selama berada di Salzburg dan juga biaya masuk ke museum. Walaupun sebenarnya, jika anda hanya ingin berkeliling kota Salzburg saja, dengan jalan kaki dan menggunakan peta, saya rasa anda tidak memerlukan kartu ini. Namun pilihan silahkan kepada anda, pertimbangan saya membeli kartu ini adalah karena saya memang ingin berkunjung ke beberapa museum yang mana jika tidak menggunakan kartu ini maka saya hitung tiket masuk nya malah jadi lebih mahal sehingga saya putuskan untuk membeli satu yang 24 jam dengan harga 24 Euro. Kartu Salzburg Card ini ada 3 pilihan dari yang 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.

Pagi yang indah ketika itu dimulai dengan agak mendung dan muncul gerimis, namun tidak mematahkan semangat saya untuk mengelilingi kota, untungnya ketika saya keluar dari hotel gerimis pun perlahan dan pasti berhenti. Saya berjumpa dengan Mirabel Garten salah satu tempat wisata utama di kota ini, saya terbelalak ketika melihat keindahan Benteng Tua Salzburg yaitu Hohensalzburg dan memutuskan untuk selama 15 menit memperhatikan keindahan nya dari depan gerbang taman ini, anda bisa naik sedikit ke sebuah monumen di depan gerbang dan duduk sembari menikmati keindahan bangunan ini.

IMG_20170703_090534
Awan Mendung di Mirabel Garten jadi membuat suasana sakral dimana kita bisa melihat benteng Salzburg dari kejauhan

Setelah puas melihat sebentar Mirabel Garten saya berlanjut ke tujuan saya yaitu Museum Mozart Wonhaus. Seperti yang sudah saya informasikan di awal bahwa kota ini merupakan kota kelahiran Mozart The Maestro, ada dua museum yang berhubungan dengan Mozart di kota ini yaitu Mozart Wohnhaus yang merupakan tempat dimana Mozart tinggal dan bekerja menciptakan karyanya dan satu lagi yaitu Mozart Geburthaus yang merupakan tempat tinggal keluarga Mozart dan sekaligus tempat dia dilahirkan.

Sepanjang perjalanan saya ke Mozart Wonhaus saya ditemani dengan gereja dan bangunan neo classical yang sangat menarik, setiap taman dan tempat umum di kota ini selalu kita mendengar adanya musik klasik, maka itu saya katakan setiap langkah adalah musik di kota ini. Setibanya di rumah kerja Mozart dengan sigap saya mendaftar dengan menggunakan Salzburg Card yang saya miliki dan saya bisa free masuk ke dalam. Sayangnya, adalah di dalam kita tidak boleh memfoto sedikit pun barang barang yang ada di dalam baik menggunakan kamera atau handphone, oke baiklah sebagai traveller yang berdedikasi saya pun mematuhi peraturan ini dan mempelajari satu demi satu penjelasan dengan baik.

Selesai dari rumah Mozart ini saya tetap merasa puas, saya mendapat banyak pengetahuan sosok Mozart dan juga karya karya beliau, di akhir museum yaitu tepatnya di toko souvenir kebetulan ada bagi bagi CD Mozart gratis dalam rangka pembukaan musim panas kata si penjaga toko souvenir wah saya merasa sangat beruntung. Namun selain CD yang gratis tadi ada juga souvenir ala Mozart yang dijual di sini, harga souvenir di toko ini lumayan mahal jadi get ready untuk ekstra budget jika anda ingin berbelanja di toko ini.

Salzach River

Selepas dari rumah kediaman Mozart saya pun mengitari Sungai Salzach, sungai ini sangat indah dan lagi saya mendengarkan musik klasik yang mengiringi saya ketika melewati sungai ini, hmm perasaan tentram dan sejuk pun saya rasakan ketika melewati nya. Sepanjang sungai saling bersebelahan bangunan-bangunan gothic yang sangat indah. Gara-gara sejuk dan indah ini saya jadi ingin tinggal di kota ini, saya tersihir oleh tenang dan mahligai nya kota Salzburg.

IMG_1972IMG_1973IMG_1978

IMG_2043

Medieval Street

Ada banyak sekali medieval street yang terdapat di Salzburg. Ada 3 jalan yang saya datangi. Pertama, adalah Getreidegasse yaitu salah satu jalan yang paling terkenal dan menjadi spot turis utama. Yang paling menarik dari jalan ini adalah Belanja. Dahulu pada zaman medieval, banyak penduduk yang tidak bisa membaca sehingga dalam melakukan transaksi berdagang para pedagang menandai toko mereka dengan simbol-simbol barang yang akan dia jual. Simbol tersebut masih tetap dilestarikan sampai sekarang dan menjadikan jalan ini menjadi salah satu jalan paling unik di dunia luar biasa. Selain simbol toko-toko ada juga beberapa gang dan lorong yang dimanfaatkan warga sekitar untuk menjadi etalase barang mereka jadi di sinilah mula nya ada istilah Window Shopping alias lihat lihat barang sambil jalan jalan (jalan kaki maksudnya).

IMG_1966
Getreidegasse yang ramai sekali pengunjung
IMG_2185
Simbol simbol papan toko menghiasi jalan ini
IMG_2186
Toko ini pasti jual sepatu
IMG_2188
Toko ini pasti jual payung

Selain terkenal dengan jalan perbelanjaan nya, Getreidegasse juga terkenal dengan rumah kelahiran dari Mozart, berbeda dengan rumah kerjanya yang sebelumnya saya datangi, rumah bercat kuning bertingkat 6 ini sangat terkenal di kalangan turis karena rumah ini tempat dilahirkan Mozart dan merupakan rumah keluarga Mozart. Silih berganti para turis melakukan selfie di rumah kuning mentereng yang sangat indah ini.

IMG_1965

IMG_2180
Rumah Kelahiran Mozart
IMG_2181
Bahkan lorong atau gang pun dibuat etalase seperti ini kreatif saya rasa
IMG_2182
Ini lah asal mula kata Window Shopping ya memang lihat di jendela kan

Kedua, Linzer Gasse and Platzl, jalan ini merupakan jalan kedua yang terkenal di Salzburg, sama hal nya dengan Getreidegasse jalan ini dipenuhi dengan toko toko era medieval, oh iya sekedar informasi di Salzburg tidak ada mall loh jadi jika anda ingin berbelanja silahkan berbelanja di toko-toko medieval ini. Kesan pertama saya ketika berada di jalan ini adalah banyak ornamen yang hampir mirip dengan Praha, seperti ada nya patung-patung makhluk legenda, dan orang-orang suci. Kemudian toko-toko souvenir yang ada di jalan ini harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan di Getreidegasse jadi jika anda hobi belanja saya sarankan and berkunjung ke jalan ini, tapi jika ingin yang lebih branded sebaiknya anda ke Getreidegasse.

IMG_1956

IMG_1945

IMG_1948
Linzergasse jauh lebih tenang

IMG_1953IMG_1954

IMG_20170703_111635
Alchemist Statue di Linzergasse

IMG_20170703_112117

Terakhir, adalah Steingasse sebuah jalan yang dinyatakan jalan tertua di Salzburg yang konon juga adalah jalan tertua di Eropa, jika jalan lain nya ada pada masa medieval abad 11 dan 12, Steingasse sudah ada sejak abad ke 10. Jalan ini merupakan jalur perdagangan karena berdekatan dengan gunung Alpen, dikabarkan melalui jalan ini lah awalnya para pedagang menemukan kota Salzburg, memang secara struktur bangunan yang ada di jalan ini terdiri dari batu-batu sederhana sangat simpel layaknya perkembangan teknologi konstruksi di era itu yang juga masih belum memadai. Jalan nya yang berlikuk mendaki memang agak berat untuk dijalani. Saya sangat suka dengan jalan yang terakhir ini karena sepiiiii…… yup jalan yang ini merupakan jalan yang tidak tourisity dibandingkan dengan dua jalan sebelumnya. Tidak ada toko-toko melainkan hanya rumah-rumah penduduk biasa, saya dengan leluasa berjalan tanpa harus dilalui oleh orang-orang. Ada pemandangan Benteng Salzburg di sini, sangat indah sekali, selain itu ada sebuah cerita tentang penyerangan Nazi Jerman di masa PDII yang ingin menembus jalan ini dengan mengunakan tank agar dapat menuju ke Italia, namun karena tank nya kebesaran tidak sesuai dengan badan jalan mereka tidak berhasil masuk dan merusak jalan ini, lobang di dinding yang disebabkan oleh tank tersebut tetap dibiarkan untuk mengenang kisah tersebut.

IMG_1902
Lubang di sebelah kanan adalah cerita tank Nazi yang tidak berhasil masuk ke jalan sempit ini
IMG_1919
Pemandangan indah Benteng Salzburg dari Steingasse

Medieval Squares

Tidak lengkap kota kota di Eropa tanpa Squares atau aula atau alun alun. Sama hal nya seperti Medieval Street, Medieval Squares juga sangat banyak di Salzburg namun yang paling terkenal ada dua . Pertama, Mozartplatz, aula dimana di tengah nya terdapat Mozart Monument yang dibangun di tahun 1842 untuk mengenang sang maestro.

IMG_2046
Monumen Mozart Sang Maestro

IMG_2049

Kedua, tidak jauh dari Mozartplatz adalah Residentzplatz dimana terdapat Residence Fountain yang merupakan air mancur yang paling indah di Salzburg. Dengan bentuk empat kuda mendengus tampak keluar dari batu yang menyembur. diikuti raksasa yang berakar di batu membawa baskom , di mana tiga ekor lumba-lumba menyeimbangkan baskom dengan gigi mereka. Lembah bagian atas memegang Triton, sebuah jet berisi air yang menembaki udara dari sangkakala kerangnya. Luar biasa indah fountain yang daya tarik nya telah menjadi saksi film Sound of The Music yang disyuting di fountain ini.

IMG_2056
Residence Fountain di sinilah disyuting salah satu adegan film Sound of Music
IMG_2059
Suasana Ramai di Residentzplatz
IMG_2070
Pintu Masuk Salzburg Cathedral

IMG_2073

Halu lalang orang-orang bersantai di musim panas ini mencari matahari membuat saya termangu dengan keindahan kota ini. Suasana siang semakin ramai, saya pun bergegas ingin mengunjungi bagaimana melihat kota ini dari atas saya berencana ke Benteng Salzburg. Nantikan kisah saya selanjutnya di kota Salzburg.

IMG_2195

“Be Silent, if you choose; but when its necessary, speak and speak in such a way that people will remeber it”- Mozart

Ferdi Cullen