Krakow : Kisah Sang Naga dari Wawel

Krakow, July 2017

Dzien Dobry

Krakow adalah salah satu kota yang sangat mendeskripsikan secara holistik tentang Polandia. Jadi jika anda berkesempatan untuk ke Polandia saya sangat merekomendasikan kota yang sangat bersejarah ini. Kota ini merupakan perpaduan antara keindahan budaya, arsitektur Eropa Timur, dan kisah dongeng yang menarik.

Hari minggu pagi keesokan harinya, sangat cerah saya melanjutkan petualangan saya untuk mengelilingi kota Krakow. Salah satu hal yang membuat saya tertarik dari Krakow adalah kisah legenda Naga alias Dragon di Wawel Hill. Oleh sebab itu, saya pun bergegas berangkat menuju ke Wawel Hill. Dengan hanya berjalan kaki kurang lebih 800 M dari tempat saya menginap, saya sudah sampai di persimpangan Wawel Hill. Sepanjang perjalanan, terlihat ada beberapa misionaris Katolik dan biarawati sedang halu lalang di bukit ini, karena mereka sedang mempersiapkan misa minggu pagi, secara umum suasana pagi ini sangat tenang dan damai sekali.

Suasana Minggu Pagi di Krakow, otw ke Wawel Hill

Wawel Hill ini seperti layaknya kompleks istana Eropa, dibalut dengan tembok tinggi nan kokoh dan berada di atas bukit. Gerbang Wawel Hill pun dibuka tepat pukul 09.30 pagi, saya sempat menunggu cukup lama karena ternyata jika hari Minggu maka gerbang baru dibuka pukul 09.30 tdak seperti biasanya pukul 08.00 AM. Trip di sekitaran Wawel Hill adalah gratis alias free, namun ada 6 atraksi yang bisa dilihat di Wawel Hill dan masing-masing mempunyai harga tiket sendiri.

Peta Wawel Hill, Krakow

 

 

 

 

 

 

Herbowa Gate, dari gate ini saya memasuki Wawel Castle

Jadi ketika anda berkunjung ke mari silahkan datang dari Selatan, Herbowa Gate, maka disitu ada Wawel Information Center sekaligus tempat penjualan tiket masing-masing atraksi. Keenam atraksi tersebut adalah ; Wawel Royal Castle- Wawel Royal Chambers/State Room harga tiket 18 Zloty, Wawel Cathedral harga tiket 12 Zloty, Wawel Crown Treasury and Armory harga tiket 18 Zloty, The Lost Wawel harga tiket 8 Zloty, Wawel Cathedral Museum harga tiket 10 Zloty, dan Dragons Den harga tiket 3 Zloty.

Pada saat saya memasuki gerbang saya merasa melihat sebuah negeri dongeng, bagus sekali arsitekturnya, mereka menyebut ini sebagai salah satu arsitektur medieval yang paling unik di Eropa. Namun sayang nya kompleks ini tidak begitu luas jadi jika dibandingkan dengan Salzburg Fortress atau Istana Alhambra, komplek Wawel Castle relatif lebih kecil. Anda hanya cukup menghabiskan waktu 1 jam saja jika hanya ingin mengelilingi kompleks. Tapi jika anda ingin menghabiskan waktu di museum dan katedral artinya anda bisa menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam.

Wawel Cathedral

Wawel Cathderal merupakan salah satu gereja katedral yang sangat unik. Dimana jika kita tahu gereja itu berbentuk kubah dome layaknya di Eropa Barat, namun di Polandia khususnya Krakow gereja memiliki bentuk atap kerucut dan uniknya satu kubah dengan kubah lainnya mempunyai pola yang berbeda dan warna yang berbeda juga.Unik sekali saya lihat keindahan dari Gereja Wawel ini membuat saya sangat bersemangat untuk mengabadikan foto saya bersama gereja tersebut.

Katedral yang merupakan gereja Roman Katolik ini berdiri pada abad ke-11 namun banyak mengalami pasang surut, dimana bangunan yang ada saat ini merupakan bangunan di abad ke-14. Hal ini terjadi karena bangunan ini sempat hancur akibat kebakaran besar yang terjadi pada abad ke 12. Kurang lebih selama dua abad gereja berusaha dibangun kembali dan hasilnya adalah seluar biasa seperti yang bisa kita lihat saat ini.

Menara Wawel Cathedral
Variasi kubah dari yang kecil hingga besar dari Wawel Cathedral
Wawel Cathedral yang banyak menghadapi banyak renovasi dan rekonstruksi dari abad ke -11 sampai sekarang

Dragon Den

Dari keenam atraksi yang bisa kita nikmati di Wawel Hill, saya memilih atraksi Dragon Dens yang harga tiket  termasuk The Cheapest yaitu 3 Zloty. Saya memang tidak berkesempatan melihat istana karena harga tiketnya yang lumayan mahal. Di atraksi ini, kita akan melihat sebuah gua yang konon menurut legenda adalah bekas sarang sang Naga.

Sedikit saya ceritakan kisah Sang Naga Wawel di bagian berikut. Dikisahkan pada tahun 600 M, sang Raja Krak (yang menjadi asal nama Krakow) merasa gundah gulana karena istananya yang indah di Bukit Wawel, ternyata harus dijajah oleh seekor Naga yang sangat besar dan mempunyai kemampuan mengeluarkan napas api. Sang Naga sendiri datang ke Bukit Wawel, dengan alasan sederhana “makan”, sang naga sangat tertarik dengan hewan ternak yang kerbetulan dikembangbiakkan oleh warga sekitar di dekat Sungai Vistula yang indah.

Keindahan Sungai Vistula dari atas Wawel Hill

Sang Naga dikabarkan membuat gua tepat di bawah tembok Wawel Castle, dan bersarang di situ kurang lebih 20 tahun. Makanan favorit sang naga adalah gadis gadis muda, karena sang Naga dikabarkan sangat tertarik memakan gadis muda yang masih perawan. Betapa menderitanya warga Slavic (suku asli Polandia) kala itu melihat mereka tidak berdaya anak gadis mereka diculik dan ternak mereka dimakan. Akhirnya sang Raja memerintahkan semua ksatria Slavic terhebat untuk melawan sang Naga. Namun apa daya, sang naga sangat kuat sehingga para ksatria pun mati satu persatu melawan sang Naga.

Sang Raja pun menyelenggarakan sayembara, barang siapa yang bisa mengalahkan sang naga maka akan dinikahkan dengan sang putri raja. Mendengar hal tersebut, seorang cobbler yang sedang jatuh cinta dengan sang Putri pun menunujukkan keberanian nya, dia datang menemui sang Raja Krak, cemoohan demi cemoohan diberikan oleh warga bayangkan seorang cobbler dan bukan ksatria mau mencoba melawan sang Naga. Namun Raja Krak yang baik hati menerima si Cobbler yang bernama Szewczyk Scuba, si kecil Scuba ingin mencoba meracuni sang naga dengan mengunakan sulfur. Mendengar ide tersebut, sang Raja memerintahkan seluruh pengawal untuk mengumpulkan seluruh sulfur yang ada di dekat Sungai Vistula. Setelah sulfur terkumpul, Scuba memasukan sulfur tersebut ke dalam woll dan linen sehingga menjadi seperti replika domba. Yup jadi ide si Scuba adalah memancing sang Naga keluar dengan persembahan domba yang sudah dicampur dengan Sulfur tersebut.

Di bawah Wawel Hill tepat menghadap Sungai Vistula terdapat sebuah replika Naga yang setiap 5 menit mengeluarkan api

Seorang diri Scuba membawa domba replika itu ke Dragon Lair. Sang Naga yang seperti biasa harus makan ketika matahari terbenam pun mencium bau domba, dengan semangat sang naga memakan domba itu dan yeah sang naga pun keracunan dan takluk. Dikabarkan dia mati di dekat Sungai Vistula, setelah mendengar kematian sang Naga, Raja Krak pun sangat berbahagia dan akhirnya Scuba dan sang putri menikah dan warga Krakow hidup sejahtera sampai sekarang.

Maskot Kota Krakow, Sang Naga Wawel

Cerita yang sangat menarik bukan, setelah kita memasuki Dragons Den tidak banyak yang bisa kita lihat di sini, karena ya ini hanya gua. Akan tetapi untuk mempermudah kita turun ke bawah ada baiknya kita menggunakan Dragons Den. Setelah mengelilingi gua kurang lebih 15 menit kita langsung menemukan jalan keluar dan ada patung naga. Nah patung naga sederhana yang setiap 5 menit ini menyemburkan api menjadi mascot kota Krakow. Karena kagum dengan legenda sang Naga saya pun berpose dengan sang Naga. Pengalaman bertemu sang Naga ini merupakan pengalaman dongeng yang keren banget serta tidak terlupakan seumur hidup saya.

Jalan masuk ke Dragon’s Den merupakan sebuah terowongan dengan tangga labirin
Suasana di dalam Dragon’s Den

Dengan begitu, waktu saya di Wawel sangat terbatas, siang hari saya harus melanjutkan perjalanan saya ke Warsaw, saya sudah memesan tiket sebelumnya, sehingga saya tidak bisa mengeksplore berbagai museum yang menarik di Wawel Hill ini. Kesimpulan nya adalah jika anda datang ke Krakow jangan lewatkan ya Wawel Hill dan nikmati menariknya kisah sang Naga dari Wawel tersebut.

Dziekuje

Ferdi Cullen

Melebur di Kerumunan Chopin Concert di Lazienki Park

Warsaw, 9 Juli 2017, Lazienki Royal Residence Park

Terik Matahari begitu terang, melihat jam ternyata hampir jam 12 dan masih di dalam bus 180 dari Wilanow Palace, dengan semangat membara kala itu saya menuju salah satu taman yang paling luas di Warsaw bernama Lazienki Park. Tujuan utama saya ke taman ini adalah ingin melihat konser musim panas yang menampilkan musik klasik komposer terkenal dari Polandia. Saya penasaran seperti apa konser musim panas yang bertajuk Chopin Concerts itu.

Papan pengumuman konser di Lazeinki Park
Papan Pengumuman Konser di Airport

Tiba dengan berhenti di stasiun bernama “Lazienki Krolewskie” saya langsung bergegas turun dan terlihat gerbang besar menandakan taman besar ini. Menurut sejarah, taman ini didirikan oleh Raja Stanislaw August Poniatowski pada tahun 1764 dan beliau mentransformasi taman ini menjadi sebuah pusat hiburan yang super komplit mulai dari kegiatan fisik warga, tempat nongkrong dengan keluarga dan teman, untuk keluarga kerajaan juga ada dibangun beberapa istana di dalam taman ini, yang paling menarik adalah di dalam taman ini ada Amphitetater nya loh persis seperti yang ada di Italy namun yang ada di sini hanya replika nya. Dua Hal yang menjadi sorotan utama turis ketika mengunjungi taman ini adalah Patung Frederick Chopin dan Istana Di atas Air (Palace on The Water).

Frederic Chopin

Nama Chopin diabadikan menjadi nama bandara di kota ini, tapi siapa sih sebenarnya dia, jika saya kutip dari wikipedia sebagai berikut, Frederic Francois Chopin, adalah seorang pianist musik klasik pada era romantik yang mampu menulis sebuah komposisi indah hanya dengan satu instrumen yaitu piano. Chopin dilahirkan di Warsaw pada tahun 1810 dan meninggal di Paris tahun 1849, keluarga Chopin merupakan keluarga musisi orangtuanya mulai dari ayahnya memainkan biola dan flute, sedangkan ibunya memainkan piano. Pada tahun 1830 puncak kesuksesan Chopin ketika dia menggelar konser bertajuk Piano Concerto E Minor dan Piano Concerto F Minor di hadapan ribuan orang Polandia di Warsaw. Setelah itu dia memilih meninggalkan Warsaw karena situasi politik di Warsaw kala itu sedang tidak bagus, Chopin dikabarkan pergi ke Berlin, Praha, Vienna, Eropa Timur, London dan berakhir di Paris, dalam perjalanan nya beliau banyak bertemu dengan musisi musisi dunia lainya dan bahkan menjadi sahabat akrab Franz Liszt (komposer terkenal Hungaria).

Patung Frederic Chopin yang menjadi main attraction di taman ini

Chopin Concert

Setiap musim panas diadakan perhelatan tahunan di taman ini dimana diadakan konser musik klasik yang menampilkan dua hits Chopin yaitu Piano Concerto E Minor dan Piano Concerto F Minor. Konser ini sendiri dilaksanakan setiap hari minggu selama musim panas dua kali pertama adalah pukul 12 siang dan kedua di sore hari pada pukul 16. Konser ini dimulai tepat 1 Juli dan berakhir pada Akhir september tanda berakhirnya musim panas. Dan yang lebih menyenangkan adalah konser ini GRATIS, jadi selama satu jam kita bisa menikmati konser ini dengan sangat bahagia dan tentunya menyenangkan.

Suasana Keramaian Konser Chopin

Saya datang pukul 12 kurang 10 menit dan saya sangat terkejut ternyata semua orang sudah mengambil posisi mulai dari yang paling dekat dengan panggung. Panggung nya sendiri berdekatan dengan patung besar dan terindah dari Chopin. Panggungnya juga tidak besar dan sama seperti karya Chopin hanya ada piano yang ditutupi oleh sebuah tenda. Saya lihat antusiasme masyarakat disini akan musik klasik sudah sangat luar biasa. Bayangkan saja mulai dari anak-anak, remaja, mahasiswa, bahkan nenek dan kakek duduk santai dan menikmati konser.

Karena tidak kebagian tempat duduk saya akhirnya menonton konser berdiri, awalnya selama 30 menit pertama sang komposer yang infonya merupakan komposer dari Chopin Music University, mulai memainkan komposisi piano klasik, nada-demi nada dimainkan nah pada akhirnya ada sentuhan kolaboratif yang dihasilkan misalnya pada saat saya menyaksikan kala itu adalah sentuhan rock saya kaget banget ada perpaduan musik Chopin dengan rock. Setelah nanya sana sini rupanya memang ini cara yang dilakukan oleh pihak panitia agar mengikuti perkembangan jaman khusus minggu ini rock minggu berikutnya pop dan memang sengaja setiap akhir penampilan akan ada kolaborasi dari musik pop, rock, & jazz, namun sentuhan akhir ini bener- bener nendang menurut saya, saya sampai berdecak kagum.

Konser yang luar biasa syahdu dan tenang sekali

Ada dua hal yang saya pelajari dari konser ini, Pertama walaupun tempatnya open space tapi masyarakat di sini ketika mendengarkan lantunan nada demi nada dari piano klasik sangat tenangggg……. sekali, gak ada sedikit pun mereka bersuara loh, saya aja yang mau menuju ke depan jadi agak grogi saya takut menggangu namun penghargaan mereka terhadap Chopin memang luar biasa. Kedua, dengan begitu banyak nya orang saya salut mereka bawa bekal dan setelah makan atau minum langsung dirapikan lagi jadi setelah selesai konser, taman kembali bersih dan asri, kebayang dong gimana kalau di Indonesia bisa menggunung sampahnya dengan jumlah orang sebanyak ini.

Bunga di taman ini menambah menarik suasana taman

Palace on The Water

Setelah puas menikmati konser Chopin saya pun penasaran dengan Palace on The Water. Lazienki Palace ini merupakan istana yang menjadi semacam bathhouse para raja-raja poland jika musim panas, dikatakan di atas air karena memang dibangun di atas pulau buatan. Arsitektur dari istana ini mengacu kepada arsitektur Roman karena banyak sekali patung dewa-dewi mitologi Romawi di sini. Istana ini dibangun di abad ke 17, namun danau nya itu menurut saya sangat asri serta sejuk sekali menikmati semilir angin di dekat istana ini. Bayangkan saja ketika itu suhunya 30 derajat dan sama sekali tidak  kepanasan.

Amphiteater ala Roman Empire
Palace on The Water
Suasana di halaman Palace on The Water
Sangat nyaman duduk seharian di danau menghadap istana ini
Ada juga beberapa orang menikmati perahu di danau

Selesai menikmati keindahan Palace on The Water, saya pun bergegas kembali ternyata waktu sudah menunjukan pukul 15.00 gak terasa ya habis nonton konser terus duduk di taman bablas deh udah sore, segera harus kembali ke kota tua nih. Taman ini luas banget dan sempat nyasar sih karena melewati beberapa istana lagi dan benar-benar seperti labirin, dan apesnya saya lupa ambil peta di pusat informasi di depan karena tersihir dengan alunan piano Chopin akhirnya setelah tanya sana sini ada dan sempat mampir di kedai ice cream karena capek banget melintasi taman yang pohon-pohonnya masih kuat ini.  Anehnya gak banyak loh polisi atau penjaga taman yang berkeliling di taman ini saya pikir ini merupakan kekurangan nya taman ini, kalau ada apa apa sama pengunjung gimana coba, ditambah peta umum cuman ada beberapa juga namun saya berpikir lagi mungkin karena hari minggu kali ya gak semua petugas bertugas ada sebagian yang libur kali ya. Akhirnya ketemu juga stasiun bus kecil yang terdapat di salah satu pintu keluar taman ini, bayangkan sudah jam 16.00 satu jam nyasar mondar mandir di taman yang luasnya seperti taman nasional leuser ini.

Akhirnya nyasar deh
Fasilitas Peta di taman ini sedikit kurang harusnya di setiap sudut ada nih
Pada saat kesasar ketemu istana kecil yang cantik cantik

Akan tetapi taman ini tetap worth it dikunjungi terutama di musim panas apalagi dengan konser musik klasik nya yang keren abis. Namun tips dari saya adalah jika anda mau masuk taman ini jangan lupa ambil peta dulu ya di pusat informasi di depan biar gak nyasar kayak saya. Dengan menaiki bus yang sama yaitu bus terbaik di kota ini hehehe yaitu bus 180 saya pun kembali ke Stare Miasto dengan terngiang alunan concerto dari Chopin .

Ferdi Cullen

Serunya Melihat Kota Baru dan Kota Tua Warsaw

Warsaw 9-10 Juli 2017

Dzien Dobry (Selamat Pagi, Siang atau Sore)

Apa yang terbesit di pikiran anda jika mendengar kata Polandia. Bagi saya murah, dan negeri dengan sejarah yang luar biasa. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendukung saya untuk mengunjungi negara ini. Berdasarkan informasi dari priceoftravel Polandia adalah negara dengan biaya hidup termurah dan masuk ke dalam list 10 besar dengan Backpacker Index terkecil, berada di posisi ke tiga setelah Ukraina. Biaya hidup yang sangat terjangkau buat kita atau maaf maksud nya adalah saya sebagai turis kere, hal ini menjadikan magnet yang sangat kuat ditambah dengan saya sebagai pencinta arsitektur dimana negeri ini banyak arsitektur yang menarik yang tidak kalah dengan saudaranya di Eropa Barat menjadikan saya memantapkan diri untuk berkunjung ke negara ini. Nah pada bulan Juli lalu saya berhasil mendatangi kota yang punya sejarah khusus di hati rakyat Polandia yaitu Warsawa.

Tiba pertama kali di Warsaw dari Krakow dengan menggunakan kereta api dengan jarak tempuh 3 jam. Keluar dari Warsaw Centralna, stasiun sentral di Warsaw, saya langsung takjub dihadapkan kepada bangunan besar yang sangat indah sebagai icon kota ini yaitu The Palace of Cultural and Science. Bangunan ini merupakan hadiah dari Stalin sang penguasa Rusia kepada Poland sebagai sekutu komunis terkuat nya di tahun 1955. Awalnya nama Gedung ini adalah Stalin Tower tapi karena komunis sudah berakhir dan mengingatkan masa kelam maka nama gedung ini dirubah menjadi Palace of Cultural and Science, saat ini tempat ini menjadi gedung multifungsi ada perpustakaan, tourist information center, dan aula serbaguna untuk konser dan acara kenegaraan lainya.

The Palace of Cultural and Science, hadiah Stalin untuk Polandia

Atraksi utama di kota Warsaw adalah Old Town Warsaw atau yang lebih dikenal dengan warszawa stare miasto. Kota tua ini mempunyai sebuah kisah sendiri, kawasan yang terletak di samping Sungai Vistula ini dibangun pada abad ke 13 dan merupakan tempat berkumpul warga kota dalam melakukan aktivitas bisnis. Namun yang menarik adalah kawasan kota tua ini dibombardir oleh tentara Jerman pada masa Invasi Polandia sekitar tahun 1939 dimana target Jerman adalah tempat yang banyak keramaian (sedih sekali ya). Kota tua ini hancur lebur dan hampir rata dengan tanah, setelah berakhirnya perang dunia kedua ada sebuah masa transisi di polandia yang disebut dengan Warsaw Uprising, di era ini Warsaw berusaha membangun kembali kotanya dan yang dapat kita lihat sekarang ini merupakan replika dari bangunan asli dari yang sudah rata dengan tanah tersebut. Akan tetapi menurut saya walaupun ini replika tapi masih bagus banget dan tidak terlihat sedikit pun bahwa ini replika loh saya benar-benar seperti berada di abad ke-13 good job banget ya hasil karya penduduk Warsaw ini. Old Town Warsaw juga masuk ke dalam UNESCO World Heritage di tahun 1980.

Plakat UNESCO World Heritage di Kota Tua Warsaw

Castle Square

Old town Warsaw memang sangat luas, saya memulai penjelajahan saya dari Castle Square yang tepat berada di samping sungai Vistula. Terdapat satu bangunan iconic bernama Royal Castle, istana ini merupakan istana kediaman raja dan ratu Polandia dari dinasti Mazovian yang dibangun pada abad ke 15.

Castle Square Old Town Warsaw

Pada masa invasi istana ini mengalami kehancuran juga sama seperti bagian Old town lainya, namun tidak lama bangunan ini direnovasi kembali tahun 1971-1980 sehingga sampai sekarang dapat kita nikmati keindahanya bersama.

Royal Castle Warsaw, ada juga Clock Towernya lo di istana ini

Di tengah Castle Square terdapat sebuah monumen bernama King Zygmunt III Column atau disebut juga Zygmunt Column, sebuah monumen yang dibangun sebagai tanda perpindahan ibukota dari Krakow ke Warsaw. Sedikit saya jelaskan bahwa sebelum abad ke 15, ibukota Kerajaan Polandia adalah Krakow kemudian terjadi perpindahan kekuasaan sehingga saat ini Warsaw adalah ibukota Kerajaan Polandia. Monumen setinggi 22 M ini menampilkan King Zygmunt III dalam bentuk patung sepanjang 275 cm yang digambarkan sedang memegang pedang di tangan kanan sebagai lambang keberanian sedangkan di tangan kirinya beliau memegang salib sebagai tanda menentang kegelapan. Patung ini pernah jatuh pada masa invasi namun tidak hancur dan pada masa uprising direnovasi dengan mengembalikan patung kembali sesuai dengan posisi sebelumnya.

Zygmunt Column, lambang perpindahan ibukota dari Krakow ke Warsaw

Old Town Market Square

Hanya berjalan kurang lebih 200 meter kita akan sampai di Old Town Market Square satu lagi icon dari Old Town ini sendiri dan dianggap sebagai kawasan tertua. Ada satu monumen yaitu Warsaw Mermaid, sekilas dengar kata mermaid jadi teringat Copenhagen, tapi ini beneran bahwa yang namanya Mermaid tidak hanya ada di Copenhagen, mermaid juga ada di Warsaw. Menurut legenda, Syrenka nama sang Mermaid berenang dari Laut Baltik lalu muncul di pinggir sungai Vistula di Warsaw untuk beristirahat. Karena suasana di tempat itu begitu indah, sang Mermaid memutuskan untuk tinggal di sana. Beberapa waktu kemudian, para nelayan setempat menyadari bahwa ada sesuatu yang telah mengacaukan arus sungai, merobek jaring mereka dan melepaskan ikan-ikan di dalamnya. Ternyata itu merupakan ulah sang mermaid yang membuat tangkapan mereka kabur. Para nelayan akhirnya menangkap sang Mermaid dan bermaksud menghukumnya. Namun ketika mereka mendengar nyanyian nya, mereka terpukau dengan suaranya yang indah lalu membiarkannya hidup.

Rumah Warna Warni Ekletik ini sangat indah menghiasi Old Town Market Square
Syrenka Mermaid, lambang kota Warsaw
suasana Old Town Market Square

Kabar mengenai Sang mermaid yang hidup di sungai Vistula ini kemudian didengar oleh seorang pedagang. Dia sadar jika sang mermaid menjadi miliknya bisa menghasilkan banyak uang bila dipamerkan di pekan raya atau pasar malam, maka timbul niat jahatnya untuk menculik sang mermaid. Si pedagang kemudian berhasil menangkap si duyung lalu memenjarakanya di sebuah kandang tanpa air sedikitpun. Syrenka pun menangis minta tolong. Tangisannya didengar oleh seorang anak nelayan di daerah itu. Bersama-sama dengan orang sekampungnya, dia lalu menolong Syrenka agar bebas. Sebagai tanda terimakasih, Syrenka bersumpah dia akan selalu berusaha melindungi si penyelamat dan keturunannya apabila diperlukan. Sejak itulah, sang mermaid tampil dengan pedang dan perisai, Syrenka sang mermaid pun menjadi maskot kota ini dan siap melindungi Kota Warsaw dan para penghuninya. Sebenarnya legenda Syrenka ini sudah ada sejak abad ke-15, namun semakin populer dengan diresmikannya Syrenka sebagai lambang atau coat of arms kota Warsaw pada tahun 1938. Jadi jangan heran kalau kalian banyak melihat imaji putri duyung di berbagai tempat di Warsaw, misalnya pada fasad bangunan, patri kaca jendela, gapura, lampu jalanan, jembatan, ataupun di bodi semua kendaraan umum dan taksi resmi kota Warsawa.

Suasana di Old Town Market Square ini sama dengan kebanyakan town hall di Eropa, dipenuhi dengan cafe-cafe dan resto ternama. Pada saat saya berkunjung sudah sore dan ternyata ramai banget, banyak toko souvenir juga dan yang saya suka adalah rumah-rumah ekletik berwarna warni yang mengelilingi Square ini. Warna dan bangunan nya khas sekali medieval era, bisa melihat medieval house berwarna warni ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi saya.

Suasana Old Town Market Square 2
Rumah warna warni yang menarik sekali

Little Insurgent Monument

Banyak sekali yang bisa dilihat di Old Town Warsaw mulai dari gereja-gereja, monumen, dan museum. Ada satu monumen yang menarik perhatian saya namun jarang dikunjungi oleh turis. Monument Little Insurgent ini menggerakan hati saya ketika membaca kisah tentang sang anak yang merupakan korban invasi polandia di era perang dunia ke dua.

The Little Insurgent Monument

Monument yang dikenal dengan Maly Powstaniec ini menggambarkan seorang prajurit kecil yang menjadi korban pada masa Warsaw Uprising, miris memang melihat nya mengingatkan saya akan Gavroche di film Les Miserable. Patung dari seorang anak yang menggunakan helm kebesaran plus di tangan nya ada sebuah machine gun ini merupakan manifestasi pengorbanan rakyat polandia untuk berjuang meraih kemerdekaan nya. Pada saat itu anak ini dikabarkan hanya satu-satunya prajurit anak-anak yang mereka lihat berada di barisan depan ketika Jerman menyerang kota ini dan mebombardir Old Town namun sayangnya dia tidak selamat dan terpaksa harus tewas ketika Jerman berhasil membom kawasan Old Town Square. Dari kisah ini semoga tidak perlu ada lagi namanya perang yang mengorbankan begitu banyak anak-anak ini semoga dunia selalu damai Amin.

Ini Gambaran Old Town ketika dibombardir dulu
Banyak monumen Warsaw Uprising di sekitar Little Insurgent
Beautiful House in Old Town Warsaw

Patung yang sangat mengharu biru ini terletak berdekatan dengan barbican, awalnya saya agak kesulitan menemukan nya. Tepatnya ada di Podwale Street tepat di sebelah Barbican dan defensive Wall, jadi saya sangat sarankan jika anda love humanitarian ayo datangi dan pelajari kisah Little Insurgent yang bahkan tidak banyak orang yang mengetahui nya ini.

Selfie dengan Little Insurgent

New Town

Berjalan kurang lebih 1 km ke arah utara kita akan menemukan Barbican sebuah defensive wall kemudian di sebelahnya terdapat New Town atau yang disebut dengan Nowe Miasto, ini merupakan sebuah kawasan yang tidak kalah cantiknya dengan Old Town. Yang sangat menarik dari New Town ini adalah bagian dari kota Warsaw yang tidak terkena bom pada masa invasi jerman ke polandia. Kesimpulanya adalah bangunan di New Town ini asli dari abad ke 14 loh dan bukan replika.

Barbican Defensive Wall
Jalanan kota di Nowe Miasto
Kawasan nowe miasto ini masih asli dari abad ke 14

New Town Market Square yang merupakan icon dari bagian kota ini sangat keren sekali. Di tengah ada sebuah fountain yang unik banget saya lihat dan merupakan fountain yang paling unik yang pernah saya lihat. Berwarna hitam dan ada sebuah pola cantik di atasnya. Kemudian ada bangunan baroque yang indah bernama Church of St. Casimir yang merupakan gereja katolik yang merupakan hadiah dari Raja Austria John III kepada Polandia karena berhasil memenangkan perang Battle of Vienna, selain itu yang mulia John III mempunyai istri yang asli Polandia yaitu Maria Kazimiera. Karena berasal dari Austria maka saya simpulkan bahwa gereja ini berbentuk baroque yang merupakan ciri khas dari gereja di Austria.

New Town Market Square
Gereja St Casimir
Salah satu rumah di New Town Market Square
The Black Fountain
Unique Ornament

Rumah-rumah di sini memang terlihat sangat menarik ada berbagai pola yang menempel di masing-masing grafiti rumah yang memang ciri khas rumah di polandia. Ada satu rumah yang menjadi museum yaitu Marie Curie Museum. Marie Curie sang ilmuwan radiology itu merupakan wanita asal Polandia loh dan rumahnya ini merupakan rumah tinggal sekaligus laboratorium Curie. Rumah ini pun dijadikan musuem untuk mengenang sang ilmuwan.

Marie Curie Museum

Setelah lelah menelusuri Old Town dan New Town dengan berjalan kaki saya sangat bahagia sekali bisa menjadi saksi sebuah peradaban dan persatuan masyarakat yang kuat sekali. Bayangkan saja bagaimana bisa mereka melakukan rebuild semua bangunan yang ada di Old Town menjadi kembali mirip dengan aslinya. hanya ada satu kata Luar biasa.

Do zobaczenia…(Sampai Jumpa)

Ferdi Cullen