TOP 10 MOVIES 2021 SO FAR….

Hola World,

Akhirnya bisa update lagi blog ini, mohon maaf sebelumnya lagi lagi aku jarang update karena seperti biasa di tengah pandemi, perusahaan tempat saya bekerja meningkatkan target dan untuk merealisasikan nya perlu usaha yang lebih extraordinary sehingga agak terabaikan sedikit blog ini.

Namun I’m back again, dan saat ini saya ingin mengulas tentang Top 10 movies 2021 (so far). Maksud dan tujuan dari tulisan ini adalah menuliskan opini terkait dengan 10 film yang saya lihat dari bulan Januari sampai dengan Juni 2021. Iya sebelum situasi memburuk lagi di akhir Juni sampai saat ini kita berada di PPKM Darurat, pandemi yang belum berakhir namun di Indonesia kegiatan tampak sudah berjalan normal pada awal Januari 2021 membuat optimisime kondisi entertainment, beberapa film yang seharusnya rilis di tahun 2020 sedikit demi sedikit berbagai studio produksi sudah menyusun strategi untuk memutar nya di tahun ini. Begitu juga di Indonesia, saya melihat bioskop cukup banyak peminat nya yang tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Streaming tetap menjadi pilihan, dan pada platform streaming juga terdapat beberapa film yang sangat menarik.

Untuk metode perhitungan daftar ini berdasarkan dari film yang baik diputar di bioskop maupun streaming. Dan perhitungan angka dari nomor 1 yang paling bagus menurut saya dan paling bawah nomor 10 yang paling kurang favorit. Dari daftar yang saya buat, ada tiga studio produksi yang bersaing ketat yaitu Warner Bros, Walt Disney, dan Netflix. Dari sisi bisnis model, ketiga studio ini adalah studio yang mampu bertahan membuat penyesuaian disrupsi yang terjadi akibat pandemi. Terbukti strategi yang mereka berikan sangat efektif. Ok berikut list daftar 10 film favorit selama 6 bulan pertama tahun 2021.

10. LUCA, Studio : Walt Disney-Pixar

Luca adalah film animasi Pixar ke 24, kita bisa melihat film ini secara streaming di platform Disney+ Hotstar sama seperti film tahun lalu yang sangat keren yaitu Soul. Namun saya terpaksa harus memasukan film ini di posisi 10 awalnya malah tidak masuk. Salah satu poin yang paling saya sukai dari film ini adalah suasana musim panas di Italia, karena setting nya menggunakan salah satu kota di Italia berama Portorosso Italia. Kemudian sutradara dan juga penulis skenarionya juga orang Italia. Suasananya juga di era 1950an-60an, namun saya lihat ada beberapa juga yang mengunakan unsur 70an-80an. Setidaknya film ini cukup membuat kita yang tidak bisa berlibur karena pandemi menjadi cukup terhibur. saya beri score 7.5/10 untuk film ini.

9. Raya and The Last Dragon, Studio Walt Disney-Pixar

Another Asian Culture Movie, yup memang trend entertainment selain nostalgia marketing (setting di tahun 90-80-70-50-40 an), adalah diversity yang melihat budaya lain terutama budaya Asia. Dan film ini sebagai salah satu film dengan budget yang lumayan dengan artis yang sekaliber Awkwafina dan Kelly Marie Tran. Uniknya adalah budaya yang diceritakan adalah budaya Asia Tenggara. Perpaduan antara Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Kemudian yang menarik adalah isu utama di film ini yaitu Kepercayaan, sehingga kisah ini menekankan perlu nya kepercayaan dan dialog untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang merupakan good point di film ini. Nilanya menurut saya adalah 7.5/10

8. Godzilla VS Kong, Studio : Warner Bros

Bisa saya katakan mulai dari trailer sampai marketing campaign dari film ini sangat extraordinary. Pada awal tahun 2021, film ini dijadikan sebagai marketing tools dari streaming platform baru dari Warner Media (AT&T and Warner Bros Studio) yaitu HBO Max terbukti setelah trailer dari film ini terjadi peningkatan yang signifikan susbcriber dari HBO Max. Namun dari segi cerita menurut saya agak sedikit berantakan, pasalnya antara karakter yang satu dengan yang lain tidak ada koneksi yang mendalam tetapi poin menariknya adalah pertarungan antara dua monster legenda ini memberikan pengalaman yang membahagiakan apalagi bagi saya yang saat itu menonton pertama kali di bioskop sejak pandemi. Tapi tetap saja karena film ini adalah marketing campaign HBO Max, hampir bisa dikatakan WB melakukan banyak spoiler sehingga kita semua bisa mudah menebak bagaimana jalan cerita dari film ini. Mungkin menurut saya WB harus belajar dari Disney mengenai cara untuk tidak terlalu banyak memberikan spoiler sehingga membuat asumsi dan tidak bisa ditebak dengan mudah. Nilai nya menurut saya adalah 7.5/10

7. Conjuring The Devil Made Me Do It, Studio : Warner Bros

Sebelum akhirnya bisokop di Jakarta ditutup kembali di masa PPKM Darurat saat ini, film terakhir yang saya lihat adalah film ini yang bisa kita katakan sebagai Conjuring 3. Kalau saya lihat banyak sekali orang yang kecewa dengan film ini, pertama karena tidak seseram film pertama dan film keduanya, ya saya akui itu benar. Kemudian kedua, sama hal nya seperti Insidious, film ketiga ini tidak disutradarai oleh James Wan, sehingga terasa sekali menurut saya perbedaan dengan film sebelumnya. Namun ada poin menarik di film ini terutama di storytelling nya, saya suka dengan tema pengadilan dengan pembelaan bukti mistis dan itu membuat saya sangat bersemangat. Kemudian kasus horor yang disertai dengan investigasi hukum dan kriminalitas juga membuat film ini stand out dari 2 film sebelumnya sehingga saya berani memberikan film ini di posisi yang lebih tinggi dari GVK dan Raya. Nilai film ini adalah 8/10

6. Mortal Kombat, Studio : Warner BrosNew Line Cinema

Film laga dengan rating R ini menjadi banyak favorit semua orang apalagi di bulan April adalah periode dimana sedang banyak kampanye kembali ke bioskop. Ditambah untuk Indonesia, ada aktor laga Joe Taslim yang membanggakan Indonesia. Review film ini sudah saya tulis dengan legkap dipostingan sebelumnya silahkan dicek untuk postingan saya itu. Walaupun ada beberapa pro dan kontra terkait dengan film ini, film ini adalah sebuah film yang sangat ditunggu dan memberikan kepuasan tersendiri kepada para penggemar lama game lawas Mortal Kombat. Nilai untuk film ini adalah 8/10

5. A Quiet Place Part 2, Studio : Paramount Pictures

Memasuki Lima Besar, ada film besutan John Kransinski yang pada tahun 2018 lalu untuk part 1 nya menjadi film horor paling mencekam sepanjang masa. Untuk part 2 nya juga dikemas sangat rapih oleh John Kransinski sebagai sang sutradara dan juga pemain. Film kedua ini lebih memfokuskan kepada peran Regan yang merupakan putri keluarga Abbot yang tunarungu, disini kita bisa melihat ada pesan untuk para penyandang disabilitas bahwa itu bukan kekurangan dan bahkan bisa bertahan di situasi apokaliftif seperti di film ini. Dan yang menarik nya adalah film ini merupakan film pertama di tahun 2021 yang berhasil meraup keuntungan besar setelah penayangan nya di bioskop. Dimana tagline Paramount adalah “Only in Theatres feel the experience”. Nilai film ini menurut saya adalah 8.5/10

4. Cruella, Studio : Walt Disney

Selain Nostalgia Marketing dan Diversity, trend entertainment adalah prekuel. Film Cruella adalah prekuel dari kisah salah satu tokoh jahat Disney di film 101 Dalmatian yaitu Cruella De Vil, yang merupakan ratu desainer dari London Inggris. Sebelumnya, Disney juga sudah melakukan hal yang sama untuk Maleficient, namun film ini jauh lebih bagus, peran Emma Stone sebagai Cruella muda sangat cemerlang, kemudian kostum nya juga wah kita akan terhibur dengan fashion show yang sangat kreatif. Ditambah ada satu lagi Emma yaitu Emma Thompson yang menjadi musuh Cruella yang merupakan atasanya yaitu Barones. Sisi emosional nya sangat terasa sehingga pelanggan termanipulasi bahwa Cruella sebenarnya adalah orang baik jadi mirip dengan kisah Joker. Nilai untuk film ini adalah 9/10

3. Nomadland, Studio : Searchlight Pictures

Film yang bersinar di ajang Oscar 2021 ini memang sangat luar biasa. Chloé Zhao untuk menjadi penulis skenario dan sutradara Nomadland. Nama filmmaker wanita asal Tiongkok ini mulai dikenal di Hollywood sejak menelurkan film The Rider (2017). Chloé Zhao mengemas cerita nomaden dalam film Nomadland ini dengan lebih melankolis dan intim. Yang memang menjadi ciri khasnya. Selain itu, untuk memperkuat penuturan kisahnya, dia juga mengajak para nomad asli untuk bermain dalam film ini. Dialog-dialog yang disajikan oleh Chloé Zhao, selaku penulis skenario, dalam film Nomadland ini, sebenarnya, cenderung singkat. Namun, maknanya sangat dalam dan kuat. Yang bisa menyentuh hati penonton tua maupun muda termasuk saya yang sangat tersentuh. Nilainya adalah 9/10

2. Army of The Dead, Studio : Netflix

Film Zombie sudah biasa, tapi kalau dipegang oleh Zack Snyder pasti jadi luar biasa. Bayangkan kreativitas Snyder yang melakukan konstruksi ulang film genre Zombie yang sangat berbeda dengan tipikal film Zombie biasanya. Film ini dikemas dalam konsep streaming di Netflix, dan menjadi film Netflix nomor 1 di 70 negara keren sangat dan terbaik. Meski plotnya cukup panjang dan bertele-tele, film ini menyajikan konsep yang segar, aksi yang seru, sadis, dan berdarah-darah, dengan sinematografi yang artistik khas Snyder. Yang pasti, Army of the Dead wajib hukumnya untuk ditonton oleh para fans Snyder dan penyuka genre Zombie. Nilainya menurut saya adalah 9/10

1 Justice League Snyder Cut, Studio : Warner Bros

Akhirnya sampai di nomor 1, film besutan Warner Bros ini merupakan film terbaik di tahun 2021. Untuk menyajikan kisah sesuai harapan penggemar DC, film Zack Snyder’s Justice League ini, awalnya, bakal dirilis dalam bentuk miniseri empat bagian. Karena durasinya memang sangat panjang. Bahkan, mencapai 240 menit! Namun, akhirnya, Zack Snyder memutuskan untuk tetap merilisnya dalam bentuk film secara utuh. Yang terdiri dari enam chapter. Di Indonesia sendiri film ini saya tonton di aplikasi HBO Go.

Film ini sangat berbeda dengan film yang dirilis pada tahun 2017. Perbedaan dari visual bisa terlihat dari penampakan Steppenwolf. Pada versi Snyder, penampilan Steppenwolf jauh lebih memberikan gambaran musuh superhero yang lebih terlihat sangar. Scoring untuk banyak scene pun diubah. Hasilnya tentu jauh lebih baik. Durasi empat jam inilah yang menjadikan cerita yang ingin disampaikan mampu tersampaikan dengan baik arah dan maksud yang diinginkan. Oleh karenanya, sisi emosional pada film ini bisa lebih terasa dibandingkan Justice League 2017. Nilai film terbaik 2021 so far ini adalah 9.5/10

Demikian film terbaik sepanjang 2021 versi Ferdi, kira kira apa daftar versi kalian. Dan semoga saja pandemi segera berakhir, sehingga kita bisa lebih leluasa menonton film di bioskop dengan aman. Paruh kedua tahun 2021 juga akan dihiasi dengan film film yang luar biasa. Bahkan Marvel Studio juga akan merilis 4 film andalan nya sampai akhir tahun 2021, wah semakin berwarna sekali ya. Ok sampai jumpa di tulisan review film selanjutnya Stay Safe semuanya Terima kasih

Ferdi Cullen

MORTAL KOMBAT 2021 REVIEW : GORE OR LORE

Hola World,

FINISH HIM

Jumpa lagi di tulisan movie review, dan kali ini saya akan menulis review tentang salah satu film yang baru saja tayang minggu lalu dan merupakan salah satu film yang saya tunggu tunggu di tahun 2021 yaitu Mortal Kombat. Mortal Kombat merupakan franchise games yang bisa saya katakan legenda karena sudah hampir 30 tahun sejak tahun 1992 pertama kali game ini dirilis. Games ini menampilkan pertarungan sadis dan penuh adegan kekerasan antara para jagoan dari tujuh dunia untuk mempertahankan dunia mereka masing-masing. Pada tahun 1995 film Mortal Kombat Original dirilis dan film ini langsung menjadi hype di seluruh dunia karena pada saat itu games nya juga baru 3 tahun dirilis dan sedang tenar tenarnya. Tapi untuk film 2021 ini merupakan versi reboot dan sangat berbeda alur ceritanya. Berikut adalah ulasan apa yang saya sukai dan ternyata ada juga yang sangat tidak saya sukai.

Mortal Kombat 2021, disutradarai oleh Simon McQuoid dan produser James Wan. Film ini dibintangi oleh salah satu aktor Indonesia yaitu Joe Taslim, yang menjadi peran Sub Zero yang merupakan tokoh favorit saya di games, saya suka sekali memainkan karakter Sub Zero di games dua puluh tahun yang lalu. Selain Joe Taslim, ada aktor Lewis Tan (Cole Young), Ludi Lin(Liu Kang), dan masih banyak lagi. Film ini sendiri diproduksi oleh Warner Bros, setelah games Mortal Kombat diambil alih oleh Netherealm Studio yang merupakan anak perusahaan Warner Media dan AT&T. Untuk perilisan di Amerika Serikat, film ini dirilis dalam format streaming di HBO Max dan sekaligus juga dapat ditonton di bioskop. Dan berdasarkan info berita terbaru dalam 3 hari sejak 23-25 April 2021 film ini sudah menghasilkan $22.5 Mio dan merupakan film nomor 2 Warner Bros setelah Godzilla vs Kong yang tertinggi dalam penghasilan Box Office dalam minggu pembukaan.

Berikut beberapa review hal yang saya rasa sangat kurang di film ini disamping ada hal menarik menurut opini pribadi saya dan saya kebetulan menonton nya dalam format bioskop dengan menggunakan protokol kesehatan.

Sensor oh Sensor

Sebagai film dengan Rating R atau disebut Red Band, film ini mendapat banyak kritikan pedas oleh netizen Indonesia karena ada sekitar kurang lebih 10 menit jika total digabung bagian yang dipotong oleh Lembaga Sensor Film karena ya tidak sesuai dengan kaidah norma yang ada di Indonesia. Kenapa sih bisa Red Band, ya karena pada film original di tahun 1995 rating film ini adalah PG13 (13 tahun ke atas) sehingga mendapat kritikan pedas dari fans fanatik games. Fatality merupakan sebuah cara untuk menghabisi lawan dalam games dengan cara yang brutal, adegan Fatality tidak ada dalam film tersebut padahal value yang ada di games adalah Fatality yang penuh dengan kekerasan itu. Dengan demikian untuk mendukung fans, film reboot di tahun 2021 dibuat dengan rating Red Band yang penuh dengan darah dan adegan kekerasan tingkat dewa. Di sisi lain juga saya rasa tidak salah juga Lembaga Sensor Film karena pada dasarnya masyarakat Indonesia tidak terbiasa dengan film Red Band yang penuh kekerasan. Alhasil pada saat saya menonton film ini, saya mendengar beberapa suara publik yang menyatakan bahwa film ini tidak menarik terlalu banyak action pack dan kurang dalam cerita ya saya tentu tidak masalah dengan pendapat tersebut, tapi kalau opini saya sendiri sebagai salah satu penggemar games Mortal Kombat, intinya Mortal Kombat adalah action pack yang sangat sadis dan bukan cerita sehingga saya yakin jika dibandingkan dengan opini para penggemar games pasti mereka memberikan pendapat yang sama dengan saya.

Siapa Cole Young

Karakter Cole Young yang mengecewakan

Iya siapa Cole Young, itu yang saya tanyakan dan saya coba ingat ingat apa saya pernah lupa dengan karakter ini di game Mortal Kombat. Peran yang dimainkan oleh Lewis Tan ini sebenarnya kurang begitu pas, apakah karena absennya sang Juara Mortal Kombat dalam kisah games Mortal Kombat yaitu Johnny Cage sehingga tokoh ini dijadikan main character protagonist. Yup spoiler Cage tidak ada di film 2021 walaupun dia menjadi peran utama di film tahun 1995 bahkan di games Cage adalah sang Juara dari Earthrealm. Dari sisi akting Tan sungguh jelek sekali di film ini, ditambah dengan aspek keluarga Cole Young yang menurut saya tidak memberikan efek apa apa pada cerita. Belum lagi dengan kemampuan Cole Young yang menurut saya masih tidak bisa dikomparasi dengan karakter iconic seperti Sub Zero, Liu Kang, maupun Kung Lao. Kemampuan nya hanya mempunyai baju zirah emas yang tahan dentuman dan kedua bilah pisau yang mirip Wolverine, jadi kurang lebih karakter Cole Young tidak memberikan nilai apapun di film ini mohon maaf.

Alur Cerita yang singkat

Saya akui untuk sebuah film adaptasi games itu sangat sulit sekali mempunyai alur cerita yang bagus, begitu juga yang terjadi di Mortal Kombat 2021. Ada beberapa karakter yang sebenarnya sangat powerful tapi setelah difilmkan malah seperti tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Sebagai Contoh adalah karakter Nitara, yang di game merupakan salah satu karakter wanita favorit di games Mortal Kombat, tapi di film ini hanya tampil 5 menit dan perlawanan yang diberikan Nitara ketika melawan Kung Lao juga sangat tidak berguna sehingga saya cukup kasihan dengan penggemar Nitara tetap semangat ya. Selain itu adegan dengan Goro dan Milena juga sangat sedikit dan seperti kurang berkesan. Disamping itu kisah kisah yang berubah dari timeline, seperti Sonya Blade yang tidak mempunyai tanda naga sempat membuat saya bingung dan merubah alur cerita jadi kacau menurut saya.

Demikian 3 hal di atas yang menjadi kekurangan dari film ini menurut pndapat saya. Berikutnya saya akan bahas hal menarik yang menjadi favorit saya di film ini.

Representasi Asia

Max Huang sebagai Kung Lao ternyata aktor Asia Jerman Keturunan Indonesia

Mortal Kombat 2021 lebih banyak aktor Asia dibandingkan dengan film Mortal Kombat 1995. Mulai dari Bang Jota kita yang luar biasa itu sebagai Bi Han Sub Zero, kemudian ada Hiroyuki Sanada sebagai Hanzo Hasashi Scorpion, Tadanobu Asano sebagai Raiden, Chin Han sebagai Shang Tsung, Ludi Lin sebagai Liu Kang, dan Max Huang sebagai Kung Lao. Pokoknya terbaik aktor Asia yang tidak hanya dari China tapi dari Jepang, Singapore, dan Indonesia karena pada dasarnya Mortal Kombat mengambil banyak budaya Asia jadi representasi Asia membuat film ini semakin mantap. Oh iya jangan salah loh ada dua aktor Indonesia di film ini satu adalah Joe taslim dan satu lagi Max Huang yang walaupun adalah orang Asia Jerman dia merupakan keturunan Indonesia dari Sumatera yang sudah bermukim di Jerman.

Kano Win

Di luar ekspektasi, karakter Kano yang merupakan salah satu karakter Antagonis di games Mortal Kombat mendapatkan kesan yang sangat menyenangkan di film ini. Pada film tahun 1995, bahkan Kano sangat tidak berguna tidak mengeluarkan senjata andalan nya yaitu laser di matanya, apalagi Fatality pengambil jantung lawan yang dulu saya ingat pada saat main games bersama temen, dimana temen-temen akan bersorak sorai ketika kami berhasil membuat Fatality Kano yang sangat sadis ini. Selain menjadi figur yang banyak lelucon “recehnya” tapi Kano yang diperankan oleh Josh Lawson melakukan improvisasi yang membuat film ini jadi berkesan dan bahkan aktingnya jauh lebih baik dari lawan main yang lain. Ditambah dengan pertarungan epik nya dengan Reptile dengan ujungnya dia mengucapkan “Kano Win” sambil memegang jantung yang masih berdetak keren sekali!!!

Opening Scene 10 menit Terbaik

Hanzho Hashashi vs Bi Han

Opening Scene di Mortal Kombat merupakan 10 menit terbaik. Indahnya alam Jepang, taman hutan yang damai ditambah sebuah ketulusan hati seorang Hanzo Hasashi yang akan menjadi Scorpion terhadap keluarganya. Kemudian suasana tenang pun berubah dengan suasana penuh darah bergelimpang mayat dimana mana. Adegan ini terinspirasi dari film animasi Mortal Kombat Legends : Scorpion Revenge yang dirilis tahun lalu yang mengisahkan tentang sengketa antara dua klan petarung terbaik yaitu Shirai Ryu (Jepang) dan Lin Kuei (China). Film animasi itu diproduksi oleh Warner Bros Animation dan merupakan salah satu film terbaik Mortal Kombat. Maka tidak salah memilih jalur cerita di film animasi itu untuk diadaptasi di film 2021 ini. Dan pastinya pertarungan antara Bang Jota dan Hiroyuki Sanada epik sekali. Hal ini yang menjadikan 10 menit terbaik film action dalam hidup saya.

All About Jota or Sub Zero

Joe Taslim sebagai Sub Zero sangat memukau

Sudah pada lihat berita premiere film Mortal Kombat 2021 di XXI sangat meriah sekali walaupun tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal ini terjadi karena ada Bang Joe Taslim sebagai representasi Indonesia di film ini. Film ini merupakan kesempatan yang sangat bagus buat aktor laga Indonesia yang terkenal di film Raid ini untuk semakin bersinar di kancah Hollywood. Menurut saya Bang Jota punya potensi untuk menjadi aktor laga kenamaan seperti Hiroyuki Sanada dan bahkan mungkin Jackie Chan atau Jet Lee. Selamat sekali lagi buat Bang Jota aktingnya sebagai pembunuh berdarah dingin Sub Zero patut diancungi jempol. Sukses terus buat Bang Jota.

FATALITY YANG DIRINDUKAN

Fatality Sub Zero yang super sekali!!

Bagi saya yang sudah pensiun jadi gamers begitu nostalgia melihat fatality demi fatality disuguhkan dalam film ini mendapatkan kepuasan tersendiri. Favorit saya adalah Fatality Kano yang mencabut jantung Reptile. Selain itu Fatality Kung Lao dengan topi pedang nya yang membelah Nitara juga sangat ikonik. Belum lagi Jax dengan kepalan tangan besi baja nya yang mampu menghancurkan tulang manusia dengan menghancurkan kepala Reiko. Kedua terbaik selain Kano menurut opini saya adalah jatuh kepada Fatality Sub Zero alias Bi Han alias Bang Jota yang merubah tangan Jax menjadi es dan bumm… patah berkeping keping. Benar benar Flawless Victory.

Demikian 3 hal yang saya tidak sukai dan 5 hal yang saya sukai dari Mortal Kombat 2021

KESIMPULAN NYA : GORE OR LORE

Jadi bagaimana menurut pendapat kalian, apakah kalian lebih suka adegan aksi yang luar biasa tanpa cerita (Gore) atau diselingi dengan cerita menarik (Lore). Kalau saya sudah jelas pasti akan ikut Gore karena ini film adaptasi Games yang sulit sekali untuk dibuat improvisasi cerita biarkan mengalir dengan action pack seperti di Games. Dan sebagai penggemar games ini di masa lampau, saya sangat puas dengan film ini jika bisa memberikan score saya akan pilih 8/10 untuk film ini. Walaupun harus saya akui peran cerita itu penting dalam membentuk film ini menjadi sebuah universe. Berkaca dari Marvel, Star Wars, DC, Harry Potter dan franchise lain nya untuk menjadikan suatu brand itu menjadi sebuah universe pondasi cerita memang harus mulai dibangun. Dengan info dari Warner Bros bahwa film ini akan dibuat sekuel nya bahkan infonya sampai empat film di tahun tahun depan, mari sama sama berharap semoga di film selanjutnya ada keseimbangan antara Gore dan Lore.

Terima kasih sudah membaca review ini bagaimana menurut pendapat kalian silahkan beri komentar di kolom komentar. Dan untuk berikutnya saya akan review film menarik lain nya Terima kasih dan sampai jumpa.

Penilaian Mortal Kombat 2021 di Rotten Tomatoes

FLAWLESS VICTORY

Ferdi Cullen

WANDAVISION FINAL SEASON REVIEW : ANTARA FANS KECEWA DAN NILAI MORAL TENTANG KESEDIHAN

Hola World

Akhirnya season akhir WandaVision tayang di DisneyPlus menandai berakhirnya streaming vibe dan menjawab segala teori yang fans buat selama kurang lebih 2 bulan ini. Ada yang menyatakan bahwa kisah ini sangat mengharukan karena mengajarkan nilai moral kesedihan atau grief, sedangkan di sisi lain ada fans yang kecewa. Para fans yang kecewa merupakan fans yang sepertinya terlalu memuja muja teori dan jadinya mempunyai ekspektasi yang sangat tinggi yang akhirnya yang muncul tidak sesuai harapan mereka. Namun secara keseluruhan serial ini sangat bagus, ini adalah fase 4 dari Marvel Cinematic Universe, dan Kevin Feige sang dedengkot Marvel itu melakukan eksekusi dengan baik.

Saya suka scene yang diambil inspirasinya dari The Incredibles keren sekali

Saya adalah salah satu fans yang kecewa

The Scarlet Witch

Tidak bisa dipungkiri saya adalah salah satu fans yang kecewa dengan episode akhir dari serial ini. Pada tulisan yang lalu saya sudah mengambarkan bahwa ekspektasi sampai episode 6 proses grafis dari film ini terus meningkat. Bahkan pada episode 7 saja dengan muncul nya sang Villain dengan lagunya yang jadi viral berjudul Agatha All Along, menjadikan episode ini merupakan salah satu episode terbaik. Karena ternyata teori fans bahwa Agnes merupakan Agatha Harkness yang ada di komik akhirnya diresmikan. Namun setelah masuk episode ke 8 yang merupakan episode kilas balik, sama hal nya dengan episode 4, ekspektasi terus meningkat, episode ke 8 banyak dipuji karena akting yang sangat baik dan ada adegan tentang makna kesedihan dimana banyak penonton berempati dengan kondisi Wanda di episode ini. Grafik mulai menurun, dan menurun drastis pada saat episode terakhir. Berikut akan saya informasikan opini 3 hal yang membuat saya sebagai fans yang kecewa

  1. Fake Pietro (FIETRO), iya akhirnya Evan Peters yang memerankan Pietro Maximoff ternyata hanya boneka dari Agatha Harkness dengan kemampuan sihirnya ok itu bisa diterima, tapi di episode 9 yang sangat saya kecewa, ternyata Fietro adalah Ralph dan dibelakang nya ada nama Bohner dan jadilah sebuah lelucon bernama Ralph Bxxxr, sebuah kata kiasan dalam bahasa inggris yang mempunyai makna tidak pantas. Tidak habis pikir saja seorang Evan Peters yang sangat dicintai fans atas apa yang dia lakukan di X-Men Fox Universe sebagai Quicksilver harus masuk ke MCU seperti ini. Walaupun di sosial media, Evan Peters sudah mengungkapkan bahwa dia tidak keberatan dimana ini adalah kesempatan yang sangat luar biasa bagi dia untuk masuk ke MCU, tapi saya tidak habis pikir saja betapa luar biasanya Marvel Studio membayar aktor yang sangat mahal hanya untuk sebuah lelucon tapi ya itu lah MCU. Hal ini sudah pernah terjadi di Ironman 3 pada saat Ben Kingsley sang aktor senior itu menjadi lelucon Mandarin seperti nya memang Marvel akan terus melakukan hal itu, tapi usul saya jika eksekutif Marvel membaca ini tolong hentikan lelucon ini ya, mereka adalah aktor yang berdedikasi tolong berikan mereka peran yang sesuai.
  2. Info Secret Cameo dari Paul Bettany, masih terngiang tentang The Mandalorian season 2 dengan muncul nya cameo setingkat Luke Skywalker yang tidk disangka oleh fans. Sebelumnya Paul Bettany pemeran Vision dalam salah satu interview pernah menyatakan bahwa akan ada cameo oleh aktor yang selama ini dia kagumi. Dan ternyata cameo tersebut adalah dirinya sendiri sebagai White Vision. Kehadiran white vision disini pun sangat tidak membangun cerita yang sudah terjalin karena muncul nya pada saat episode 8 dan hanya dapat porsi di episode 9 dan itupun berakhir dengan kembali nya memori White Vision dan terbang keluar sehingga menimbulkan pertanyaan baru. Bravo ya Paul Bettany lelucon nya.
  3. Banyak pertanyaan tak terjawab, kalau ini mungkin memang ciri khas nya MCU, karena mereka menyimpan yang terbaik untuk film layar lebar mereka. Mulai dari apa yang terjadi dengan salah satu agen SWORD yang disebut Beekeeper itu, kemudian siapa saksi rahasia Jimmy Woo, kemana perginya White Vision , apa yang terjadi pada saat Blip (kembali nya orang orang yang di Snap Thanos) di posisi Wanda, dan masih banyak lagi.

Tapi tentunya tidak semua saya kecewa. Penampilan Katryn Hahn sangat memukau, apalagi pada saat episode 7 dimana akhirnya karakter Agnes menyatakan bahwa diri nya adalah Agatha Harkness sang penyihir yang ada di Marvel Comic. Ditambah dengan adanya lagu yang begitu catchy didengar karangan The Lopez yang merupakan pengarang lagu Let It Go di Frozen. Lagu berjudul Agatha All Along langsung menempati tangga lagu terbaik dunia tidak tanggung tanggung.

Meskipun Doctor Strange tidak pernah muncul sebagai tamu di WandaVision, Sorcerer Supreme memang sempat disebutkan di akhir seri ini dan ini merupakan hal yang sangat saya sukai. Saat Agatha memberi tahu Wanda apa artinya menjadi Scarlet Witch, dia berkata: “Kekuatanmu melebihi kekuatan dari Sorcerer Supreme. Ini adalah takdirmu untuk menghancurkan dunia” Ini terjadi setelah Agatha menjelaskan bahwa ada satu bab penuh tentang Scarlet Witch di Darkhold, “kitab terkutuk,” yang bersinar pendar ketika Wanda melirikya di ruang bawah tanah Agatha.

Post Credit nya juga keren keren, ada dua post credit disini. Dalam adegan pasca-kredit terakhir, kita akan menemukan Wanda membuat teh untuk dirinya sendiri di kabin terpencil yang terletak di pegunungan bersalju yang indah mirip mirip gunung di Eastern Europe walaupun saya tidak tahu dimana tepatnya. Tapi saat kamera melewati Wanda saat dia berjalan menuju ketel yang berteriak, Scarlet Witch sebagai Astral Projection (roh yang keluar dari tubuh) secara bersamaan berada di kamar tidur, mengurai buku Darkhold, sebuah level multitasking (mengerjakan lebih dari satu hal) yang sangat luar biasa, sebelumnya hanya dilakukan oleh Stephen Strange (Dr. Strange).

Dan satu lagi yang saya temukan dan saya garis bawahi bahwa Matt Shakman sang sutradara pernah menyatakan bahwa memang ada beberapa rencana yang tidak berhasil mereka eksekusi termasuk team up antara si kembar, Darcy, Monica, dan Ralph (Evan Peters) dengan alasan pandemi, kebetulan episode terakhir disyuting pada saat pandemi di Amerika Serikat sedang besar besar nya. Menurut Matt, mereka tidak berhasil melengkapi Visual yang dibutuhkan pada saat itu ok baik saya terima itu.

Meme membandingkan kostum Wanda dan Magneto -Men Fox Universe

Terakhir yang saya favoritkan juga adalah kostum Wanda sebagai Scarlet Witch yang keren sekali. Ada improvisasi dari kostum yang ada di komik tapi terlihat sangat elegan sekali dikenakan oleh Wanda. Menariknya adalah muncul meme yang menampilkan persamaan antara kostum Magneto dan kostum Scarlet Witch. Jika kalian pernah baca komik Marvel, dimana Scarlet Witch aka Wanda Maximoff adalah putri dari Magneto. Walaupun tidak secara resmi dinyatakan bahwa inspirasi nya dari kostum Magneto, secara harfiah kostum keduanya menujukan kemampuan mereka yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Nilai Moral Tentang Kesedihan

Melalui sembilan episode WandaVision, yang mengakhiri musim pertamanya pada hari Jumat 5 Maret lalu, kita menyaksikan pengembangan salah satu karakter Marvel Cinematic Universe yang mungkin sedikit kurang diperhatikan berubah menjadi sorotan dan menjadi yang paling kuat. Kami menyaksikan Wanda Maximoff ditempa menjadi Scarlet Witch.

Nilai Moral Kesedihan, sangat digambarkan di serial ini

“The Scarlet Witch is not born, she is forged.”

Meskipun kemungkinan akan ada penggemar yang kecewa karena final tidak menghadirkan orang-orang seperti Reed Richards, Profesor Xavier, Clea, Mephisto, atau siapa pun yang muncul selama berminggu-minggu berteori terus-menerus, WandaVision dengan rapi mengikat acara DisneyPlus pertama MCU. dengan mengakhiri bagaimana itu dimulai: dengan Wanda dan Vision. Serial ini memicu misteri selama delapan minggu, tetapi pada akhirnya tetap menjadi cerita tentang cinta antara robot synthezoid dan penyihir yang berduka, yang akhirnya sadar dan menerima apa ada nya begitulah kira kira nilai moral dari serial ini .

Tapi sementara WandaVision mungkin sudah berakhir, kisah Scarlet Witch baru saja dimulai. Wanda telah menghadapi kesedihan bertahun-tahun secara langsung (dengan cara yang agak tidak sehat) dan sekarang membuat Westview dan Warganya lebih kuat dari sebelumnya.

Scarlet Witch tidak sabar melihat masa depan nya di MCU

Demikian review singkat saya tentang serial yang selama kurang lbih 2 bulan terakhir menjadi perbincangan warga net di dunia. Jadi apa kira kira pendapat kalian apakah kalian sangat puas dengan serial Nantikan review berikutnya yaitu masih di kisah MCU series di DisneyPlus bertajuk Falcon and The Winter Soldier yang akan tayang minggu depan. Bukan hanya itu saya juga akan review salah satu film di DC universe yang juga akan keluar minggu depan yaitu Justice League Snyder Cut.

Terima kasih dan sampai jumpa di review selanjutanya

WANDAVISION HALF SEASON REVIEW: SITCOM REFERENCE AND NOSTALGIA MARKETING

Hola World,

Sejalan dengan belum bisa traveling sejauh ini, maka saya akan sedikit menyesuaikan arah dari travel blog ini agar tetap bisa update content secara periodik. Karena terus terang lumayan bingung mau update tentang traveling apa saat ini, karena belum ada yang terbaru juga, namun setelah berpikir tiga hari tiga malam saya memutuskan untuk membawa travel blog ini jadi pop culture blog sedikit demi sedikit akan disesuaikan tanpa merubah postingan sebelumnya tentang traveling.

Episode perdana dari ferdi cullen pop culture blog adalah WandaVision yang tayang di salah satu streaming platform di dunia yaitu Disney Plus, yang mana saat ini sudah masuk ke episode ke 6 artinya sudah half season atau setengah jalan menuju season finale nya. Dan tulisan ini saya akan memberikan referensi film film serial jaman dulu yang menjadi inpirasi dari serial ini. Percaya tidak percaya, menampilkan streaming vibe adalah salah satu strategi menarik yang dilakukan oleh Disney Plus. Minggu demi minggu para penonton dibuat bingung, penasaran dan gundah dengan kelanjutan dari serial ini, streaming vibe ini yang terjadi di seluruh dunia, semua yang melihat WandaVision sangat penasaran, mulai dari misteri apa yang terjadi dalam film, kenapa berbeda dengan aksi film film Marvel sebelumnya, teori bermunculan dari para fans, dan sampai munculnya kameo yang keren sekali minggu lalu kita dihadapkan dengan kameo Evan Peters dari Fox Universe yang membuat banyak spekulasi bermunculan, apalagi di tahun 2020 Disney baru saja melakukan akusisi terhadap aset Fox Studio yang menjadi studio penghasil film X-Men dan Fantastic Four.

Sedikit resume tentang WandaVision adalah sebuah serial yang berlatarbelakang setelah Avengers End Game. Dimana Wanda Maximoff di akhir dari film End Game seperti putus asa dan kesepian karena akibat perang di Infinity Wars, Wanda kehilangan semua orang yang disayanginya mulai dari orang yang dicintainya yaitu Vision sebuah robot sintezoid yang dikembangkan oleh Tony Stark dan Bruce Banner di film Avengers Age of Ultron. Selain kehilangan Vision, Wanda juga kehilangan saudara kembarnya yaitu Pietro yang sering disebut di komik sebagai Quicksilver. Namun tiba tiba ada sebuah kota yang berpenduduk 3000 an berada di bawah kendali dari Wanda dan Vision hidup kembali, dimana mereka di kota ini menjalani kehidupan normal. Jadi apa yang sebenarnya terjadi itu yang masih menjadi pertanyaan dan merupakan strategi marketing Disney, tapi yang menarik tentu konsep serial ini adalah sitcom Amerika yang menjadi sebuah referensi seria di televisi yang akan kita bahas berikut.

Jadi mungkin ada yang belum tahu apa itu sitcom. Sitcom merupakan singkatan dari Situation Comedy, yang merupakan sebuah kategori atau jenis serial televisi yang dimulai sejak tahun 1950an sampai di tahun 2000 an, konsep nya adalah komedi dimana ada situasi kehidupan tertentu yang bagi sebagian besar orang adalah lucu dan menghibur.

Episode 1 : “Filmed Before a Live Studio Audience”

Menurut popsugar.com, WandaVision seperti berjalan dengan waktu kita memulai kisah ini dari episode 1 yaitu menunjukan kondisi tahun 1950 dimana di dekade tersebut adalah awalnya televisi diperkenalkan dan yang ditunggu tunggu oleh banyak orang khususnya di Amerika adalah Sitcom. Untuk episode 1 yang berjudul “Filmed Before a Live Studio Audience” menampilkan klasik sitcom di era 1950 an, tidak mereferensikan satu sitcom tapi bahkan ada beberapa. Saya sebutkan satu persatu yaitu I Love Lucy, I Married Joan, Leave It To The Beaver. Sejujurnya belum pernah nonton juga untuk sitcom di era 1950 an ini atau ada yang tahu dimana saya bisa menontonnya mohon info di kolom komentar, namun menurut popsugar.com, opening di episode ini sangat mirip dengan opening I Married Joan terlampir saya lampirkan untuk videonya sumber youtube.

Episode 2 : “Dont Touch That Dial”

Selanjutnya di episode 2, intro nya saya hapal sekali ini karena ini adalah salah satu sitcom favorit saya yaitu “Bewitched”, sontak saya langsung teriak teriak. Bewitched adalah sebuah referensi sitcom yang terbaik karena di era 1960an adalah mulainya kreativitas dikembangkan, dimana sebelumnya di tahun 1950an American Sitcom lebih banyak kepada kisah kisah rumah tangga namun menjadi lebih berkembang dengan tema sihir, atau makhluk klenik bernama Jin seperti di I Dream of Jeannie, pokoknya di era 1965-1970 sama kayak di Indonesia saat ini yang berhubungan dengan klenik sangat amat disukai. Oiya siapa tahu ingin lihat kisah flashback saya ke kota Salem kota yang jadi inpirasi untuk film Bewitched di sini.

Episode 3 : “Now in Color”

Akhirnya… ini yang saya kemukakan ketika melihat episode ini, ada dua hal pertama karena ya ini sudah muncul warna dan kedua karena tahun 70an merupakan tahun yang paling saya sukai. Ditambah dengan munculnya heksagon pada saat opening lansung teringat dengan sitcom yang pernah tayang di tahun 90 an padahal tahun 70 an yaitu The Brady Bunch, yang paling kentara di sitcom ini tentunya opening nya cuman bedanya kalau Brady Brunch kotak kotak, hah memang indah ya nostagia itu. The Brady Bunch adalah tampilan yang sangat cocok untuk Episode 3 WandaVision, yang mengambil ide tentang “keluarga yang semakin modern dan beradaptasi dengan perubahan jaman di era 70an.

Episode 5 – “On a Very Special Episode…”

Karena episode 4 berkisah tentang flashback dari jawaban beberapa kisah di episode sebelumnya maka saya langsung menceritakan referensi di episode 5. Selain munculnya kameo di akhir episode, yang paling saya sukai dari episode ini adalah tahun 80an. Apalagi saat ini lagi tren serba 80an, menjadikan episode ini begitu menarik, warna dan efek visual nya sangat menarik. Opening nya juga berasal dari salah satu sitcom yang pernah saya tonton di televisi Indonesia yaitu Family Ties yang dimulai dengan lukisan tanpa warna kemudian menjadi warna wah indahnya masa itu ya, terus perpaduan juga dengan Growing Pains nah kalau sitcom yang ini banyak penggemarnya di Indonesia dan pasti banyak orang yang tahu karena ditayang kan di stasiun televisi swasta indonesia selama 4 season. Yang paling khas dari opening Growing Pains adalah nostagia keluarga, yang digambarkan dengan kumpulan foto mulai dari masa kecil sampai dewasa dari setiap karakternya dimana menurut saya hal ini lucu sekaligus menggemaskan.

Sitcom di era 80an ini adalah sebuah sitcom yang mulai menunjukan betapa masing-masing anggota keluarga itu sebenarnya punya masalah yang berbeda beda dan harus ditangani dengan cara yang berbeda pula. Dan memberikan nilai moral bahwa persatuan keluarga, saling terbuka, dan saling menghargai sesama anggota keluarga adalah hal yang paling penting.

Episode 6: “All-New Halloween Spooktacular!”

Episode paling update yaitu episode 6 yang menceritakan tentang suasana Halloween. Tapi yang paling berkesan adalah era sitcom yang tidak melulu adalah dialog tapi juga monolog. Dibuka dengan opening khas Malcolm in the Middle, yaitu sebuah sitcom dengan ya dapat dikatakan sebagai mengawali masa masa kebebasan di negeri Amerika, karena di masa ini dengan tingkat informasi yang sangat luas membuat generasi muda saat itu mempunyai pemikiran dan pendapat yang lebih maju dan terkesan memberikan pembaharuan.

Tren Digital Marketing 2021 : Nostalgia

Terlepas dari referensi sitcom yang sangat menarik saat ini di dunia marketing sedang tren yang disebut Nostalgia Marketing. Sejak muncul nya pandemi banyak orang mulai bersandar pada masa lalu untuk menghibur mereka di saat yang sulit ini. Dalam kondisi lockdown, jumlah penelusuran Google, termasuk istilah “80-an” atau “90-an” hampir dua kali lipat. Penelitian menunjukkan bahwa tren seperti “nostalgia” bergerak dalam pola 30 tahun, jadi cenderung adanya transisi dari nostalgia tahun 80-an ke 90-an pada tahun 2021 yang akan berlangsung selama sisa tahun ini. Kekuatan nostalgia tidak hanya ada pada gambar yang kita tangkap, tetapi pada produk yang kita beli.

Dengan memanfaatkan kekuatan sentimentalitas, sebuah brand seperti WandaVision akan mampu memberikan pelarian emosional kepada penonton. Dalam industri entertainment, perangkat yang digunakan untuk menangkap gambar seperti film atau bergerak terus menggabungkan gaya retro dengan fitur-fitur mutakhir. Bahkan algoritma dan filter yang digunakan untuk memproses dan mengedit gambar untuk menciptakan kembali ketidaksempurnaan foto fisik di masa lalu, semakin terkenal, dan ini adalah sesuatu yang akan kita lihat terus berlanjut untuk beberapa saat yang akan datang.

Nostalgia menjadi trend di era 2021 ini

Demikian tulisan saya tentang referensi sitcom di film serial terupdate WandaVision, sangat penasaran dengan bagaimana akhir cerita dari serial ini, apakah akan sesukses kisah Disney Plus sebelumnya yaitu The Mandalorian, oiya apa yang menjadi sitcom favorit anda pada dekade lalu silahkan untuk komentar dan sampai jumpa di tulisan berikutnya

Sumber : Popsugar.com, dan artikel medium

Film Film Favorit 2018

Hi World….

Tulisan saya berikut ini saya mau review 10 film favorit saya di tahun 2018. Dan mohon jangan disalahartikan film film yang saya tulis di sini hanya film yang merupakan selera pribadi saya. Jadi tidak ada hubungannya dengan kualitas film atau pun hasil penjualan nya. Tapi jika dari beberapa pendapat saya ada yang kurang setuju saya sih, saya  tetap terbuka untuk memperbaikinya. Baiklah kita mulai saja ya 10 film favorit versi Ferdi Cullen 2018 adalah  :

  1. Black Panther
  2. Bohemian Rhapsody
  3. Avengers : Infinity War
  4. Ready Player One
  5. Aquaman
  6. A Star is Born
  7. A Quiet Place
  8. The Favourite
  9. Mary Poppins Return
  10. Mamma Mia! Here We Go Again

 

Mamma Mia! Here We Go Again

Alasan saya suka sekali dengan film ini ada dua. Pertama karena ada lagu lagu lawas ABBA, tapi jalan cerita di film kedua ini jauh lebih menarik dibandingkan dengan film pertamanya yang adu duhh menurut saya. Kedua, munculnya Cher, yup Cher dengan lagu Fernando di film ini keren asliiii…Saya suka sekali bahkan gara gara Cher sang legenda itu saya jadinya beli soundtrack nya.

Mary Poppins Return

Sebagai film yang sekuel setelah berapa tahun coba… yup 54 tahun sejak film pertamanya. Tapi menurut saya peran Emily Blunt di film ini sangat total, benar benar gak ada perubahan sama yang dimainkan sama Julie Andrews. Mulai dari ceriwisnya, kemudian suaranya, plus jutek juteknya, lagu lagunya  persis sama yang dimainkan sama Andrews 54 tahun lalu.

The Favourite

Film yang diputar akhir tahun 2018 ini super sekali. Saya suka sekali dengan tema nya yang unik, yaitu perebutan kekuasaan politik tapi di balik layar. Hal ini lumrah kalau di Monarki, karena seorang raja atau ratu mempunyai kuasa untuk menentukan siapa yang dia sukai dan tidak disukai secara subjektif. Film ini mengingatkan saya dengan kisah Muhtesem Yuzyil di Turki, apalagi kisah perseteruan nya adalah antara para pelayan raja, dengan menggunakan sensualitas. Di samping kisah nya yang bisa saya katakan kontroversial, tapi film ini berhasil menjadi nominator Oscar 2019. Dan tidak tangung tanggung 3 pemeran utamanya masuk ke dalam kategori akting, dan tidak luput sang sutradara, dan juga filmnya yang menjadi nominasi film terbaik.

 

A Quiet Place

Tahun 2018 merupakan tahun nya Emily Blunt, karena dia bersinar banget apalagi setelah memainkan film ini. Saya tidak tahu ya mohon koreksi jika saya salah di film ini yang merupakan genre Horror, merupakan salah satu film Horror terbaik di 2018. Di genre horror sendiri ada beberapa sekuel dan prekuel yang cukup mengecewakan, tapi ini extraordinary. Konsep nya saja udah bikin merinding yaitu “Diam”. Saya berkesan sekali dengan advertising marketing nya yang memberikan pesan kepada setiap penonton jangan makan dengan suara keras di bioskop agar tidak tertangkap sama makhluk dari film ini,  hahaha lucu sekali kan.

 

A Star is Born

Film yang diperankan oleh sang penyanyi kontroversial yaitu Lady Gaga ini sukses mencuri hati saya. Sekilas saya pikir Lady Gaga bakal jadi kandidat Oscar yang sangat potensial, sebelumnya kita sudah melihat beberapa penyanyi yang pernah meraih Oscar, salah satunya adalah Cher kemudian Barbra Streissand, dan bisa jadi kan Gaga akan mengikuti jejak langkah mereka, karena sudah puluhan tahun saya rasa tidak ada lagi penyanyi yang berakting maksimal.  Secara cerita walaupun filmnya adalah film daur ulang di tahun 70 an tapi film ini sederhana dan Bradley Cooper sang sutradara begitu pandai membuat drama di film ini menjadi begitu nyata dan logis menurut saya.

 

Aquaman

Sukses dari genre horor dan sekarang dipercayakan sebagai sutradara sebuah film DC, James Wan memang inovatif. Menurut saya dia ini calon calon sutradara inovatif kalau di era 2000 an ada Christopher Nolan, kemudian di era 90 an ada Martin Scorsese, Steven Spielberg. Nah bisa jadi Wan udah masuk ke level ini, dulu dia percayakan megang Conjuring di era dimana horor sedang down banget kemudian booming kembali, nah sekarang dia dipercayakan megang DC dimana DC agak sedikit yah patah patah sayap lah, karena kemolekan Marvel. Namun dia berhasil, superb banget gambaran Atalantis, yang bahkan para pembaca komik DC sangat kagum dengan gambaran yang diberikan oleh Wan tersebut.

Ready Player One

Seperti kata dosen saya Virtual Reality is the biggest innovation in human life.. Dan bukunya Ernest Cline merupakan salah satu buku tentang Virtual Reality yang terbaik. Kemudian difilmkan oleh sutradara favorit saya yaitu Steven Spielberg. Walaupun secara kualitas film ini katanya down sekali, ratingnya di Rotten Tomatoes rendah sekali. Namun film ini menurut saya sudah bisa merepresentasikan yang ada di buku. Walaupun mungkin karena banyak perubahan yang dibuat oleh Spielberg, karena sepertinya Spielberg ingin menampilkan sesuatu yang fantastis padahal jika dia menginterpretasikan sesuai gambaran di buku saja sudah cukup keren menurut saya.

Avengers : Infinity War

Film yang terus terang saya tonton 5x ini, sebenarnya adalah salah satu film Marvel terbaik. Walaupun endingnya sedih tapi klimaks menurut saya. Ditambah muncul beragam teori, menjadikan brand film Marvel sangat kuat. Dengan meraup keuntungan $2,048 million ini menjadikan Marvel adalah salah satu universe yang tidak terkalahkan, walaupun ada beberapa pesaing di tahun yang sama seperti Star Wars dengan film Solo kemudian ada juga Fantastic Beast, tetap Marvel punya hati hampir di semua kalangan mulai dari generasi paling kecil sampai generasi paling tua. Apalagi sekarang mereka sudah mempunyai fans fanatic yang semakin memperkuat posisi mereka.

Semoga film selanjutnya di tahun 2019 yang tidak lama lagi akan keluar juga tidak kalah menariknya dibandingkan film ini di tahun 2018.

Bohemian Rhapsody

Queen memang adalah band rock yang paling fenomenal dan kontroversial ya. Bayangkan saja kebebasan berekspresi yang mereka lakukan ternyata berhasil menciptakan sebuah karya kreatif. Di film ini kita jadi tahu rupanya lagu “Bohemian Rhapsody” yang sangat melegenda itu melalui proses yang tidak mudah ya. Ada konflik, ada ego, ada juga perseteruan. Sang Sutradara juga sangat luar biasa membangun karakter dari Freddie di dalam Rami Malek. Ya mudah mudahan ini bisa menghantarkan Rami meraih Oscar tahun ini. Rami you are the Champion.

Black Panther

Tidak bisa dipungkiri memang ada banyak sekali film Marvel di tahun 2018. Namun yang berhasil mencuri perhatian baik komersial dan kritikus adalah film Black Panther. Apa ya, ini merupakan sebuah perpaduan antara film heroik dan juga budaya kalau bisa saya berargumentasi. Karena di satu sisi merupakan suatu hal baru kita bisa melihat sebuah negara yang tertutup seperti Wakanda, tapi ternyata di balik itu ini adalah negara paling makmur di dunia.

Sutradara Ryan Coogler benar benar sangat apik mengambarkan suasana Wakanda yang sarat modernitas tapi tidak pernah lupa dengan kultur aslinya. Ditambah pemeranya 85% adalah aktor dan aktris Afroamerican menjadikan film ini adalah film yang mengangkat diversity yaitu film pertama dengan superhero dari kalangan kulit warna, karena bisa jadi selama ini stereotipe super hero hanya oleh kulit putih sudah dipatahkan selamanya. dan ternyata pada saat nominasi Oscar dipublikasikan film ini mendapat 6 nominasi Oscar. Apalagi di tahun 2018 ini sang kartunis Marvel, Stan Lee sudah tiada, semoga penghargaan Oscar untuk Marvel bisa memberikan apresiasi kepada sang kartunis tsb. Jayalah Stan Lee.

Demikian untuk review Ferdi Cullen 10 film favorit, sebelum saya selesai tulisan film favorit ini. Saya ingin honorable mention saja dengan beberapa film yang saya rasa juga sangat bagus tapi lebih bagus 10 di atas yaitu sebagai berikut

  1. Dilan 1990, film Indonesia yang menurut saya keren dan kekinian. Mengingatkan akan tahun 90 an dan ternyata sekuelnya bakalan keluar di tahun 2019.
  2. Searching, saya suka sekali konsep film ini karena langsung dengan menggunakan teknik kamera webcam gitu keren pokoknya
  3. First Man, saya suka konsep nya dan luar biasa sekali kisah memoir hidupnya Neil Armstrong tapi saya heran kenapa ini tidak masuk kategori aktor terbaik ya?
  4. Incredibles 2, akhirnya muncul juga sekuel film ini, banyak kritikus yang menilai film ini bagus sih tapi karena belum ada sesuatu yang baru saya merasa masih biasa saja tapi film nya sangat menghibur.
  5. Ralph Break The Internet, ini menurut saya salah satu animasi yang the best banget tahun ini, kocak dan aku suka konsep Disney Princess Reunionnya

 

Silahkan komentar kira kira film apa yang menjadi favorit kalian di 2018 dan film apa juga yang kalian tunggu di 2019

Salam Wakanda Forever

Ferdi Cullen

The Oscar 2018 Movie Review

Hola World,

Kemegahan Oscar 2018 pada awal Maret 2018 telah berlalu, namun beberapa film yang sangat memukau telah menjadikan ajang ini berkesan menurut saya pribadi. Adapun dari 9 nominasi film terbaik, sekitar 5 film yang saya saksikan sendiri dan akan saya review di sesi tulisan berikut.

Kesembilan  nominasi Film Terbaik di ajang Oscar dengan nama resmi Academy Award 90th Annual ini adalah sebagai berikut :

  1. The Phantom Thread
  2. The Post
  3. The Shape of Water
  4. Three Billboard Outside Ebbing Missouri
  5. Darkest Hour
  6. Dunkirk
  7. Get Out
  8. Call Me By Your Name
  9. Lady Bird

Namun dari nominasi tersebut saya hanya sempat menonton 5 di antaranya yaitu The Post, The Shape of Water, Three Billboard Outside Ebbing Missouri, Darkest Hour, dan Dunkirk.

The Shape of Water

Film yang luar biasa ini berhasil menjadi pemenang. Yup pidato yang diberikan oleh Guilermo Del Toro sang director begitu berapi api ketika mengetahui film ini didaulat menjadi “The Best Picture” Academy Award 90th 2018.

Menurut saya salah satu keunggulan film ini adalah visualisasinya yang bikin mata gak bosan. Dari sisi awam saya sebagai penikmat film, menurut saya lagi pencitraan air sebagai salah satu elemen penting di film ini sangat memukau. Pantas saja 13 nominasi berhasil mereka terima.

Ceritanya sendiri adalah drama kisah cinta, namun uniknya kisah cinta nya adalah kisah cinta antara dua orang yang secara fisikis adalah tidak normal. Pertama, Sally Hawkins sebagai pemeran utama wanita yang juga dinominasikan sebagai salah satu Best Actrees, memerankan seorang wanita tuna rungu yang bukan siapa siapa jika di dunia realita. Dia hanya lah seorang petugas kebersihan di sebuah lab biologis di Amerika, akan tetapi dia mempunyai hubungan khusus dengan seorang makhluk amfibi.

Hubungan spesial mereka ternyata membawa perubahan yang besar dalam hidup mereka. Betapa luar biasa, sang amfibi memperlakukan sang gadis bagai ratu, dan sebagai wanita yang bukan apa apa di dunia pasti merasa sangat bahagia sekali jika mendapat perlakuan yang sangat istimewa seperti itu. Selain Hawkins ada juga Octavia Spencer dan Richard Jenkins, masing-masing mereka mendapat nominasi sebagai The Best Supporting Actrees dan Actor.

Dunkirk

Film ini memang pantas menjadi The Best Film of The Year versi The New York Times. Film perang paling unik ini sudah pernah saya bahas di Top 10 Movie 2017 saya di link berikut, film ini saya katakan unik karena merupakan interpretasi perang dari perspektif yang sangat dimensional. Ada 3 dimensi yang dibahas, yaitu langit, laut, dan juga darat.

Saya sangat berkesan, sekali melihat nasionalisme orang British yang terpatri dengan sangat luar biasa di film ini. Mulai dari operasi kapal warga sipil yang tergerak untuk menolong pasukan British yang merupakan anak anak saudara mereka di wilayah Dunkirk, sampai kisah emosional prajurit muda yang masih labil.

Awalnya saya sangat menjagokan film ini sebagai The Best Picture namun apa daya, film karya Nolan ini harus puas dengan 8 nominasi dan hanya memenangkan 3 Oscar. Penyuntingan Film Terbaik, Tata Suara Terbaik, dan Penyuntingan Suara Terbaik adalah ketiga kategori yang berhasil dibawa pulang dari jerih payah film ini. Walaupun begitu Christopher Nolan tetap memberikan nuansa sinema yang memukau.

Three Billboard Outside Ebbing Missouri

Tidak bisa saya bayangkan bagaimana perasaan Mildred Hayes, yang diperankan oleh Frances McDormand dalam film ini. Dia berperan sebagai seorang ibu yang anak gadis nya harus mati dengan kondisi sangat mengenaskan dan sekaligus memalukan. Sang ibu yang merasa tidak puas dengan hukum dan kepolisian yang menutup kasus nya karena tidak menemukan siapa pelakunya. Memaksa beliau untuk menyewa tiga papan billboard di pinggiran Missouri untuk mempertanyakan dan menggugah hati sanubari para polisi tersebut.

Sebagai film yang sangat sederhana, film ini kaya sekali akan kualitas akting. Jadi sangat tidak diragukan keberhasilan Frances meraih gelar Best Actrees tahun ini. Selain McDormand, Woody Harelson juga mendapat nominasi aktingnya di film ini. Dan yang mengejutkan adalah Sam Rockwell yang terkenal sebagai Justin Hammer di Iron Man 2, berhasil mendapatkan Oscar sebagai The Best Supporting Actor. Prestasi yang luar biasa untuk film ini karena berhasil mendapat 2 kategori akting.

Darkest Hour

Winston Churchill, seorang Perdana Menteri Inggris yang paling terkenal di dunia. Diperankan sangat apik dan menghayati oleh Gary Oldman. Maka tak ayal, dia berhasil menjadi The Best Actor in Leading Role pada ajang Oscar tahun ini. Film ini ada kaitanya dengan film Dunkirk, jadi walaupun sebenarnya mereka adalah dua film yang berbeda namun akan bisa lebih kita pahami jika kita melihat kedua film ini.

Berat, bukan Rindu itu berat ala Dilan ya, film ini dialognya berat banget dan butuh fokus seksama agar bisa menikmati nya. Tapi terus terang saya suka dengan sebuah film bertema strategi dan biografi ini. Adegan yang paling saya suka adalah ketika Churchill tiba tiba mendatangi warga di Tube (kereta bawah tanah London), kemudian berbincang dengan mereka, untuk mengetahui apa aspirasi mereka. Kalau di Indonesia pasti udah dibilang blusukan ala ala Pak Jokowi, but trust it jenis kepemimpinan seperti ini adalah satu yang terbaik.

Terakhir film ini juga menghadirkan sisi lain dari Churchill sebagai pemimpin dengan sebuah tugas yang tidak mudah di kala Perang Dunia Kedua dengan Jerman. Yang penting saya pelajari adalah jangan mudah menyerah dan selalu lah mencari jalan keluar yang terbaik.

The Post

Meryl Streep and Tom Hanks. Ya dua legenda ini berduet dalam film arahan Steven Spielberg yang luar biasa ini. Film yang mengisahkan tentang perjuangan koran Washington Post, dalam dilema tekanan politik atau kebebasan pers. Meryl pun melengkapi nominasi Oscar nya di film ini yang ke 21, wuiss bayangkan saja sudah 21 nominasi Oscar diterima Meryl. Ms Graham seorang editor wanita yang mengambil tindakan yang sangat berani untuk memutuskan bahwa akan tetap menerbitkan berita skandal pemerintahan Amerika Serikat di era 60 an. Akting Meryl tetap fantastis, betapa dia menjadi seorang pemimpin yang memakai hati nurani, saya belajar bahwa menjadi pemimpin tidak harus melulu dengan data dan analisa tapi hati nurani dan perasaan pun tidak kalah penting good jobs Meryl. Selain Meryl, Hanks juga melakukan kerja akting yang baik di film ini, dan saya senang sekali bisa melihat mereka berdua di film ini.

Saya sangat menyukai tipikal film yang detail, dan memang sudah menjadi ciri khas Spielberg yang serba detail dalam menceritakan film nya. Mulai dari pencetakan, penyuntingan, sampai pendistribusian koran dijelaskan step by step di film ini. Jadi orang awam seperti saya jadi paham tentang bagaimana industri surat kabar itu.

Dan selesai sudah gemah ripah Oscar, sampai jumpa tahun depan dan saya yakin Oscar tahun depan akan dipenuhi film terbaik lain nya.

Keep Travelling and Keep Watching

Ferdi Cullen

10 Best Movies of 2017-Ferdi Cullen Version

Tahun 2017 merupakan tahun nostalgia perfilman di era dulu yang kembali dengan versi baru. Metode remake atau live action atau reboot whatever istilah dari sang sutradara untuk menyatakan film lama yang didaur ulang kembali sangat populer di tahun ini. For example, Beauty and The Beast yang merupakan live action dari animasi terkenal di era 90 an, kemudian dari ranah sci-fi ada Blade Runner 2049 yang merupakan sekuel Blade Runner Down, dan dari bidang horor pastinya ada “IT” dan di film nasional ada “Pengabdi Setan”. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat tulisan tentang film apa yang menjadi film terbaik selama tahun 2017. Murni ini gak ada kaitanya dengan kualitas film ya, hanya opini saya saja terkait dengan jalan cerita, kepopuleran, dan visualisasi belaka. Kemudian yang saya masukan di sini adalah film-film yang memang saya tonton saja, masih banyak sekali film bagus di tahun 2017 namun saya tidak ada kesempatan untuk menonton nya, jadi 10 besar ini berdasarkan rating saya terhadap kurang lebih 35 film yang saya tonton di tahun 2017.

Sebelum saya memulai hitungan ijinkan memberikan honorable mention buat film-film ini : Logan, War for The Planet of The Apes, Get Out, Baby Driver, John Wick 2, dan Blade Runner 20149, yang sayangnya menurut saya beberapa film ini bagus banget dan malah lebih bagus dari beberapa film di jajaran top 10 saya tapi karena masalah subjektifitas jadi saya tidak masukan ke dalam list. Kedua saya agak menyesal belum sempat menonton beberapa film berikut yang berdasarkan reviewnya sih bagus tapi kelewat di teater karena kesibukan yaitu Split, A Ghost Story, Lady Bird, dan Kong Skull Island. Jadi apa ya film 10 terbaik versi saya ini berikut :

10. Pirates of The Carribean : Dead Men Tell No Tales

Sebagai penggemar franchise ini yang sudah saya tunggu selama 6 tahun sejak film terakhir nya, menurut saya film ini sangat menghibur banyak adegan lucu dan makin membuat Jack Sparrow makin keren. Walaupun reviewnya di beberapa blog review film sangat rendah tapi saya sangat suka film ini, dengan beberapa adegan yang menghibur seperti Guillotine yang maju mundur maju mundur ditambah adegan perampokan bank yang bank nya sampai terseret dan merupakan adegan perampokan bank paling unik yang pernah saya lihat hehehe. Saya sendiri nonton dua kali film ini dan masih sama terbahak nya, jadi kekuatan film ini yang menurut saya sehingga pantas di 10 besar adalah kreativitas komedi nya.

9. Wonder Woman

Gal Gadot, siapa yang tidak jatuh cinta dengan wanita cantik ini. Setelah penampilan nya yang memukau di Batman vs Superman : Dawn of Justice tahun lalu, penampilan solo nya sangat ditunggu oleh netizen seluruh dunia. Akhirnya Diana Prince berlaga di tahun 2017 ini, menurut saya dan sekali lagi ini opini saya ini merupakan film superhero terbaik dari seluruh film superhero yang ada tahun ini mention saja Guardian of The Galaxy Volume 2, berikutnya ada Thor : Ragnarok, Spiderman Homecoming, bahkan remake Power Rangers, dan Justice League yang menuai kontroversi di kalangan penggemar DC Comics.

Kelebihan dari film ini menurut saya adalah dari nilai nilai leadership yang ditampilkan oleh Diana seperti kita tidak boleh menyerah sebelum memulai, kemudian melindungi yang lemah adalah hal yang utama. Gal Gadot benar benar memukau menyampaikan secara diplomatis segala nilai nilai tersebut yang membuat saya sangat kagum Ditambah dengan pertarungan yang epik dan alur cerita yang tidak mudah ditebak, Wonder Woman pantas berada di nomor 9 film terbaik 2017.

8. Annabelle : Creation

Salah bentuk strategi bisnis industri film saat ini adalah menjadikan sebuah brand sebagai franchise, kita mengenal Marvel Universe, Star Wars, DC Universe, dan bahkan sekarang Conjuring Universe. Mengapa saya katakan Conjuring Universe, ya karena masing-masing tokoh di film horor Conjuring sekarang dibuat film nya, di tahun 2017 ini ada Annabelle Creation tahun ini akan ada The Nun.

Saya tidak tahu ya kenapa beberapa review top 10 movie jarang memasukan film Annabelle ini mungkin karena terlalu berlebihan ya, tapi menurut saya film ini pantas masuk di top 10. Alasanya adalah film ini serem banget, banyak efek horor baru yang berbeda dibandingkan dengan film sebelumnya. Dan menurut saya seharusnya film ini lebih dulu dibandingkan film sebelumnya di tahun 2014 yang menurut saya gagal banget membawa kesan serem dan demonic Annabelle. Dengan cerita yang menegangkan dan aksi aksi yang mengagetkan plus jalan cerita yang menarik film ini pantas untuk bersanding sebagai film terbaik di nomor 8.

7. Pokemon The Movie : I Choose You 

Seperti yang saya ceritakan di awal, tahun 2017 merupakan tahun nostalgia, dengan adanya film Pokemon The Movie : I Choose You benar-benar membawa saya kembali ke era 90 an dengan khas nya Pikachu. Film ini dikategorikan Reboot karena ada beberapa tokoh baru yang belum pernah saya lihat di film Pokemon era dulu, kemudian jalan ceritanya yang khas Anime jepang yaitu memberikan sebuah pelajaran dari setiap aksi dalam perjalanan. Kemudian ada haru nya juga dan yang paling saya sukai adalah makna nilai nilai persahabatan yang sangat ditonjolkan di film ini.

Pertarungan nya pun juga luar biasa saya gak menyangka adegan aksinya sangat keren mulai dari muncul nya beberapa pokemon yang unik sampai visualiasasi serangan petir Pikachu sangat memukau. Sang sutradara Kunihiko Yuyama menurut saya sukses membuat kami penggemar classic anime ini menjadi getol dan makin fanatic sama Pokemon, sebagai film yang sukses jadi box office di Jepang walaupun di Indonesia tidak tapi film ini worth it masuk ke nomor 7 film terbaik.

6. Coco

Untuk animasi sepertinya di tahun ini agak sepi ya, Boss Baby menurut saya agak membosankan, ditambah dengan Despicable Me 3 yang kurang greget, dan ada juga Emoji Movie yang biasa sekali. Akhirnya di bulan Nopember ada juga sebuah film animasi yang saya sampai nonton 4x dan tetap tidak bosan. Kekuatan dari film ini adalah keunikan dari film ini yang mengusung tema budaya Meksiko seperti De Los Muertos, iya setelah sukses dengan Inside Out, Disney tetap sebagai pionir dalam mengkampanyekan kemanusiaan atau dapat saya katakan nilai nilai manusiawi seperti keluarga.

Dengan lagu-lagunya yang keren seperti Remember Me, Un Poco Loco, lagu-lagu Meksiko klasik yang jauh lebih bagus dibandingkan Louis Fonsi dengan Despacito nya  (mhn maaf Louis) film ini pantas sebagai film terbaik, eh maksud saya di jajaran film terbaik di nomor 6.

5. Beauty and The Beast

Yuhuu sebagai interpretasi dari film yang sama tahun 1992 dalam bentuk animasi, dan kali ini disebut live action, film ini sukses besar mulai dari keindahan alam nya, cerita yang menarik, lagu-lagu yang lama tapi diaransemen dengan live its gorgeous and beautiful.

Cantik film ini jika dilihat secara keseluruhan film ini menyajikan cerita yang cukup bagus dan mudah dimengerti, kita akan dibawa kepada kehidupan Perancis pada abad ke-17, dari mulai perilaku warganya, suasana desanya, kegiatan penduduk ditambah dengan aktingnya Emma Watson yang good memerankan Belle  dibalut dengan drama musikal yang menjadi ciri khas di film ini.Disamping itu disajikan juga pemandangan desa yang indah, dari mulai bukit,desain rumah penduduk, tidak lupa interiornya. Serta dandanan khas penduduk dan dandanan anggota istana pada masa itu. Semua disetting dengan sangat baik. Walaupun tetap terasa sekali bahwa banyak pengambilan gambarnya di dalam studio termasuk adegan di hutan , kabarnya pengerjaan set filmnya ini memakan waktu 15 hari karena harus memasukkan pohon-pohon asli, pagar, dan gerbang es batu. Semua itu menghantarkan film ini sebagai film terbaik nomor 5 di dalam list ini.

4. Pengabdi Setan

Saya sangat gembira sekali ketika mengetahui bahwa film Pengabdi Setan akan dibuat lagi, dengan ekspektasi awal sama seperti film sebelumnya versi 80 an namun reboot versi Joko Anwar ini dapat saya katakan spektakuler. Bagaimana tidak film ini jadi film Indonesia terlaris sepanjang 2017 dan film horror terlaris di Indonesia. Dengan dialog yang sangat sederhana serta efek visual yang juga sangat sederhana tidak menggunakan embel-embel CGI film ini sukses membuat takut pengemar film horor di Indonesia.

Tokoh Ibu yang merupakan tokoh baru di film versi ini sukes menaklukan hati para netizen, muncul banyak sekali meme dan jenaka gempita di social media terkait aksi sang ibu. Menurut saya film ini tidak hanya sukses merubah citra film horor Indonesia tapi juga membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bisa membuat film horor berkelas internasional. Bravo untuk Joko Anwar dan film ini pantas berada di nomor 4 dalam list ini.

3. IT

Another reboot and its the best reboot in my opinion. IT yang merupakan adaptasi novelis misteri Stephen King sukses besar dan berhasil meraup keuntungan besar. Tokoh Pennywise Clown yang ada di film ini tampil dengan ciri khas sarkastik nya yaitu kekejaman demonic yang luar biasa. Akting Bill Skarsgad  menurut saya brilian dia mampu membawa karakter baru dalam Pennywise Clown yang tegas tapi kejam.

Selain Pennywise Clown, aksi anak-anak di era 80 an ini cukup menarik perhatian bayangkan saja kostum dan gaya rambut anak muda tahun 80 an ini dikemas sangat menarik di film ini sehingga terlihat menarik sekali. Namun yang paling saya sukai adalah humor genk Loser yang memang mengocok perut dan lucu sekali, sebagai film horor yang berbalut humor memang tidak seram saya rasa cuman lucu tapi ada tegang nya juga . Luar biasa dan two thumbs up untuk film ini, saya sendiri terus terang sudah nonton film ini 3X dan masih tetap kagum dengan film ini.

2. Dunkirk

Sebagai film yang disebut para kritikus sebagai The Best Film of The Year dan The Greatest War Movie Ever Made, memberikan kesan bahwa Christopher Nolan sang sutradara sangat sukses mengemas film ini. Film yang sangat menyenttuh sekaligus memukau ini memang sebuah konsep film perperangan yang totally different sekali. Nolan memang berpengalaman kalau sudah bikin film yang unik lihat saja Inception atau Following yang juga sukses mengharumkan namannya di antara para kritikus film.

Yang saya paling sukai dari film ini adalah there is almost no dialogue, tapi gak kayak film bisu juga sih, maksud saya adalah film ini menyajikan percakapan yang singkat singkat saja dan gak panjang-panjang, sederhana. Mungkin berkaca dari film perang yang bikin pusing dengan percakapan tingkat tinggi karena strategi perang nya, atau karena mengisahkan kisah hidup pejuangnya yang dibumbui dengan kisah cinta dan bla bla bla. Film Dunkirk membuang itu semua dan berfokus hanya pada interpretasi aksi yang heroik, film ini mengambil 3 perspektif pertama di darat tepatnya di pantai, kedua di udara dalam pesawat, dan ketiga di laut dalam kapal laut. Dan sebagai penonton awam saya langsung bisa mengambil benang merah diantara 3 perspektif tersebut. Luar biasa nilai 9.5 kalau saya rasa film ini

1  The Last Jedi

Yup film yang menjadi film terlaris versi Box Office Mojo ini adalah film terbaik dalam list saya dia adalah The Last Jedi. Sebagai kelanjutan dari kisah-kisah Star Wars sebelumnya dan saat ini sudah memasuki episode 8 dan sudah 40 tahun  sejak film pertama Star Wars, menjadikan franchise ini sudah mempunyai fanatik fans.

Inovasi adalah kunci film ini, walaupun banyak fans fanatik yang tidak menyukai hal tersebut dikarenakan mereka masih merasa bahwa Jedi, Sith dan Skywalker merupakan hal inti dari Star Wars, tapi di sisi lain saya estuju dengan Rian Johnson yang berusaha membawa iklim baru di film ini bahwa Force ada di dalam setiap orang (hmm artinya saya juga punya Force). Tapi walaupun banyak yang baru dengan munculnya adegan Master Yoda,  saya tidak begitu yakin bahwa Star Wars akan melepas Jedi dan Sith apalagi Master Yoda, atau Darth Vader sebagai komponen utama di dunia Star Wars era dulu, saya yakin bahwa episode 9 akan menampilkan sesuatu yang lebih mempesona lagi dan mungkin kejutan dari tokoh lama yang akan muncul lets wait for that.

Pertarungan pun sangat keren, Pretorian Guard yang berpakaian warna merah darah ini benar benar sangat memukau dan mengobati keinginan saya yang dulu pengen banget lihat Imperial Guard, yang juga berpakain warna merah pada episode 4-6 namun gak pernah bertarung dengan Skywalker atau cuman jadi cameo. Di film ini Pretorian Guard tampil sangat powerful sebagai alternatif selain Stormtrooper tentu nya mereka adalah petarung yang kekuatan nya setara dengan para Jedi.

Kemudian saya juga sangat suka dengan suasana alam di Skelig Michael sebagai situs warisan dunia di Irlandia yang menjadi bucket list saya. Secara keseluruhan film ini perfect sekali The Best dan mengakhiri tahun 2017 dengan cemerlang. May The Force Be With You

 

Wah sudah tidak sabar ini untuk melihat film-film di tahun 2018, dan sekedar informasi saya akan membuka kategori baru di blog saya yaitu movie review yang akan menuliskan film yang sudah saya tonton dan bagaimana penilaianya jaid nantikan dan terus pantau blog saya ya. Oh iya menurut kalian apa 10 film terbaik versi kalian di tahun 2017 ditunggu di komentar ya. Selamat Tahun Baru 2018.

Ferdi Cullen

The Terminal : Kreativitas Saat di Bandara

Day 9 : A Movie That You Know Practically The Whole Script Of

Hello Im back again, still with the movie challenge, kali ini memang agak bingung dengan tantangan di hari kesembilan saya menulis tentang perfilman ini. Akhirnya saya memilih film The Terminal sebagai film yang saya rasa saya sangat tahu banget merasakan sesuai dengan karakter dan script yang diceritakan. Jadi jika dihitung saya sudah 11 kali lihat film ini sejak film ini dirilis tahun 2004. Mau tau lebih lanjut ayo mari kita bahas.

Film ini memang udah lama sekali yaitu tahun 2004, merupakan genre film komedi, dan merupakan salah satu karya besar dari Steven Spielberg. Sudah pasti pada kenal dong dengan nama Spielberg dengan film besarnya, namun di film ini Spielberg mencoba tantangan baru melalui genre komedi dan setting filmnya itu loh. Tahukan kamu apa itu setting filmnya, yup kalau sudah baca resensi nya pasti tahu yaitu Bandara John F Kennedy di New York. Bayangkan saja bandara yang menjadi top destination in the world kala itu dijadikan miniaturnya oleh Spielberg dengan sangat persis sama 100% sama persis.

Ceritanya juga sangat unik diperankan oleh artis papan atas Tom Hanks. Duh perpaduan yang luar biasa bukan antara Tom Hanks dan Spielberg. Nah ceritanya adalah Tom Hanks memerankan Victor Navorski seorang traveller dari negara Krakozia namun nasib buruk terjadi di tengah perjalanan nya menuju ke New York yang menghabiskan hampir 24 jam penerbangan itu, negara nya mengalami kudeta sehingga terjadi kejatuhan kedaulatan kenegaraan sehingga dalam status internasional negaranya sudah tidak ada lagi. Ketika Navorski tiba, dia tidak tahu menahu mengenai kondisi tersebut dan dengan santainya menuju ke imigrasi namun Visa dan pasportnya dinyatakan tidak berlaku. Wah saya kebetulan seorang Traveller dan pastinya ini adalah sebuah mimpi buruk bagi semua traveller.

Sejak itu Navorski yang tidak bisa dipulangkan ke Krakozia dan sekaligus tidak diijinkan masuk ke Amerika, dia hanya boleh berkeliling di Bandara JFK sampai ada kepastian dari negaranya bagaimana nasib warga negara nya di dunia internasional. Dimulailah petualangan Navorski yang sangat unik sekali, di bandara JFK mulai dari dia membantu kisah cinta seorang petugas imigrasi, mencari pekerjaan di bandara, membantu para penumpang, sampai percintaan nya dengan seorang pramugari.

Hmm sedikit rahasia dulu waktu saya masih mahasiswa ini merupakan salah satu film favorit saya dan ada beberapa kali saya tonton sehingga saya terinspirasi mau jadi traveller ingin banget merasakan gimana transit di bandara sekelas JFK alhamdulillah walupun belum sampai ke JFK akhirnya hal tersebut tercapai saat ini saya sudah keliling 22 negara. Insyaallah bisa ke JFK Amin. Ok itu lah diasedikit nostagia saya dengan film yang luar biasa ini.

Konflik pun terjadi, kepala imigrasi yang diperankan oleh Stanley Tucci tidak senang dengan keberadaan Navorski, dia merasa tidak sabar menunggu apalagi di film ini Navorski menunggu sampai 7 bulan wow bayangkan saja 7 bulan hanya bisa keliling terminal transit doang. Tucci yang memerankan Mr. Dixon ini mencari cari apapun agar Navorski bisa keluar dari bandara itu, misalnya membuat Navorski dipecat dari pekerjaan nya di bandara, kemudian membuat agar Navorski secara diam-diam melintas pintu pintu darurat yang sengaja dibuat tidak berkunci agar dia menjadi kriminal dan ditangkap polisi. Namun apapun yang dilakukan oleh Dixon selalu gagal. Navorski merupakan karakter yang jujur dan lugu yang membuat dia jadi terselematkan.

Banyak adegan yang sangat berkesan bagi saya di film ini sehingga dapat saya katakan saya sangat memahami film ini dengan baik. Apa saja sebagai berikut :

  1. Adegan Navorksi bersama Petugas Imigrasi dengan kata khas nya :”Next”

Heheheh adegan ini adalah yang paling lucu saya rasa, apalagi sang petugas imigrasi diperankan sama Zoe Saldana udah tau kan siapa doi yup Gamora di Guardian of The Galaxy, kalau gak salah ini sebelum dia di film Avatar jadi masih muda banget lah dia kala itu, saya malah tidak mengenali dia ketika di GTG. Ciri khas wajah Zoe yang memang kaku dan keras sama seperti karakter nya di GTG atau Avatar membuat gadis ini khas banget dengan kejutekan serta keseriusan para petugas imigrasi yang sering saya lihat di bandara yang memang sepertinya mereka gak boleh positif thinking harus selalu tegas dan Next… Next….

 

2. Adegan mandi ala kadar di Bandara

Nah kalo ini saya pernah lihat jadi ada bandara yang memang belum memberikan kelengkapan fasilitas shower sehingga ada beberapa orang yang memang hanya mandi ala kadar pakai buka baju atas saja untuk membersihkan bagian atasnya di wastafel hehehe. Namun saya gak percaya masa sekelas JFK gak ada fasilitas shower ya atau mungkin yang dimaksud di film ini adalah Navorski belum berpengalaman untuk masalah mandi di bandara namun adegan ini membuat saya terpingkal pingkal.

3.  Adegan Navorski Makan hemat,

Heheheh saya gak menampik saya pernah melakukan ini dan ide saya memang dari film ini dimana saya menggabungkan beberapa biskuit yang ada stok nya saya bawa dari Indonesia dan jadilah sandwich hehehe, kemarin hal ini terjadi karena saya kehabisan duit di bandara dan karena sudah waktu pulang malas banget mau narik lagi di ATM nanti malah jadi pengen belanja banyak kan hehehe jadi ya hehehe makan hemat deh dengan campuran biskuit jadi sandwich.

4. Adegan Tidur di Bench Ruang Tunggu

Gak tau juga ya apakah mungkin di era 2000 an fasilitas bandara belum selengkap sekarang ya, atau memang seperti poin 2 Navorski agak kalut jadi melakukan apa saja yang rasa dia bisa dilakukan. Jika sekarang kalau mau tidur pastinya ada khusus di bandara bandara internasional sekelas Changi Singapore, yaitu sebuah bench khusus untuk para traveller. Namun lucunya di film ini Navorksi menarik beberapa bench dan dijadikan satu menjadi tempat tidur.

5. Ngumpulin Trolley dapat 25 Cent 

Ini sebenarnya belum pernah saya lihat dan ketika saya mau coba gak ada kayaknya yang kayak gini hehehe, jadi Navorski semacam mengambil masing-masing trolley orang-orang dan siapa yang menaruh nya bakal dapat duit tips gitu 25 cent wow betapa luar biasa Navorski langsung ambil puluhan trolley dan akhirnya dia dapat makan Burger King hehehe lucu banget loh tapi Smart lohhh….

Totally Creative dan menjadi traveller memang harus Kreatif, bahkan kalau bisa sangat kreatif kita gak pernah tahu tantangan apa yang akan kita jumpai baik itu di bandara ataupun di negara yang kita tuju. So Be Crative you all traveller out there. Pelajaran yang sangat bagus dari film Terminal ini bagi yang belum nonton yuk segera nonton film lama yang dijamin masih bikin kita ketawa dan bagi yang sudah nonton bagaimana menurut kalian isi dong di komentar di bawah. Demikian hari kesembilan completed.

Ferdi Cullen

 

Les Miserables (2012) : Film Tersedih Yang Pernah Ada

Day 8 : A Movie That Makes You Sad

Di Hari kedelapan saya menulis tentang perfilman ini saya memilih satu buah film yang menurut saya sedih banget. Bersetting di negara Eropa yaitu Perancis pasca Revolusi Perancis, film Les Miserables (2012) merupakan film yang cukup menyayat hati. Dari judulnya saja artinya adalah “Penderitaan” (Les Miserables) yang diambil dari bahasa Perancis. Bayangkan saja setiap adegan dan dialog di film ini menyatakan kekejaman dan kepahitan hidup terutama di negeri yang sedang bergejolak kala itu di Perancis.

Lambang teater Musikal Les Miserables yaitu Cossete gadis yang harus menghadapi kekejaman Perancis

Film ini diperankan oleh Hugh Jackman sebagai Jean Valjean, yang mencoba peran di film drama walaupun identitas Wolverine nya masih terasa kental. Kemudian ada aktris Anne Hathaway sebagai Fantine, dan Russel Crowe sebagai Inspector Javert. Selain nama itu, saya baru ngeh ketika nonton film ini yang ketiga kalinya bahwa Eddie Redmayne juga main di film ini sebagai Marius Pontmercy. Banyak lagi bintang bersinar lainnya seperti Amanda Seyfried, Sacha Baron Cohen, dan ada juga si cantik Helena Bonham Carter.

Akting Hugh Jackman di sini sangat memukau dia berhasil lepas dari sosok Wolverine yang selama ini dia sandang

Berdasarkan info dari wikipedia film ini diadaptasi dari pentas musikal yang diangkat dari novel karya Victor Hugo. Dari awal film kita sudah disuguhkan oleh sebuah fakta yang sangat menyakitkan dimana Jean Valjean harus merasakan hukuman penjara 19 tahun penjara karena mencuri roti. Belum lagi kisah Fantine yang mempunyai anak di luar pernikahan, dia selalu dicemooh dan dianggap wanita tuna susila. Belum lagi kisah Fantine yang akhirnya harus menjadi wanita tuna susila yang sesungguhnya untuk membiayai kehidupan anak semata wayangnya Cossete. Dan belum lagi Fantine yang harus merasakan penganiyaan sampai akhirnya dia tewas akibat pekerjaan barunya itu. Banyak sekali lah kepahitan hidup yang tergambarkan dan terlukiskan di film ini.

Lagu yang dinyanyikan oleh Anne Hathaway benar benar memukau dan mampu membuat kita menangis

Yang paling saya sukai di film ini adalah karakter Gavroche seorang anak kecil yang diperankan oleh Daniel Huttlestone. Saya melihat Gavroche ini sebagai seorang yang sangat berani walaupun dirinya masih kecil dan seharusnya mengecam pendidikan formal di sekolah namun karena kerasnya hidup di Paris kala itu mengharuskan seorang anak seperti Gavroche terjun ke jalan melakukan kejahatan dan berjuang bersama para aktivis revolusi. Gavroche mengambarkan sebuah implikasi politik dari rakyat jelata, artinya nyanyian dan dialog yang disampaikan Gavroche mengambarkan situasional aspirasi masyarakat bawah kala itu. Pahitnya adalah anak seperti Gavroche yang mungkin akan sangat jarang kita temui saat ini harus bernasib pahit yaitu tewas ditembak oleh militer Perancis pada saat adegan hari kudeta. Jujur saya sedih banget melihat Gavroche harus bernasib naas seperti itu.

Jika anda tidak  biasa lihat opera mungkin anda tidak akan menyukai film ini. Dari awal sampai dengan akhir adegan demi adegan adalah bernyanyi terus gak henti hentinya. Namun jika anda sudah biasa dengan pentas opera atau musikal saya yakin film ini akan menjadi film paling favorit Anda.

Banyak sekali yang bisa kita pelajari di film ini ya beberapa yang berhasil saya pelajari adalah Tanggung Jawab dan Semangat Berjuang yang digambarkan oleh Jean Valjean, Gavroche, Fantine, sampai Marius yang diperankan oleh Eddie Redmayne. Kita juga mempelajari betapa hidup itu tidak selamanya indah namun dengan bersyukur pasti semua akan indah pada waktunya.

Udah deh jangan sedih terus yang penting film ini bener-bener film yang luar biasa walaupun sedihnya juga sangat kentara. Buktinya film ini berhasil meraih banyak penghargaan loh, terutama akting Anne Hathaway yang berhasil menyandang predikat Best Supporting Actress di ajang Academy Awards tahun 2013.

Dan terakhir saya tampilkan foto saya ketika berada di Les Miserables London yaitu salah satu teater yang official melakaukan pemutaran musical show Les Miserables di London (51 Shaftesbury Avenue, London) sebuah pengalaman yang luar biasa saya bisa berfoto di depan teater yang menyuguhkan sebuah arti kehidupan sini mudah-mudahan next time ke London harus nonton ini drama musikal nya Amin amin amin.

Demikian review film di hari kedelapanya dan siap menuju dua puluh dua hari lagi.

Ferdi Cullen

Notting Hill : The Movie That Makes Me Happy

Day 7 : A Movie That Makes You Happy

Happy atau kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat subjektif. Belum tentu orang akan berkata bahagia jika melihat film ini mungkin saja mereka sedih atau hanya lucu atau biasa aja. Namun menurut saya film yang membuat saya bahagia adalah Notting Hill. Film ini bergenre Komedi Romantis jadi ramuan antara adegan kocak namun romantis. Film ini diperankan oleh Hugh Grant dan Julia Robert.  Film yang dibuat tahun 1999 ini bercerita tentang bagaimana nasib seorang pria biasa yang mempunyai travel bookshop di salah satu sudut kota London berubah sejak mengenal seorang artis dari Amerika.

William di Portobello Market

Kisah cintanya memang sangat sederhana menurut saya, saya sangat suka dengan setting kota London di era 90 an yang keren banget betapa Portobello Market begitu ramai dan colourful di film ini. Dan film ini memberikan suatu pelajaran buat kita yaitu walaupun hidup kita sederhana kita harus mensyukuri nya, terus berusaha, dan asalkan kita selalu dekat dengan keluarga dan sahabat.

Bersyukur bersama Keluarga dan Sahabat

Selain kisah nya yang sangat sederhana dan penuh dengan kejenakaan yang juga sederhana satu lagi yang membuat saya bahagia adalah soundtrack dari film ini yang keren banget. Masih ingat dong dengan Ronan Keating yang menjadi pentolan boyband era 90 an yaitu Boyzone. Ronan menyanyikan lagu garapan ulang berjudul “When You Say Nothing At All”. Lagu ini mengawali solo karir nya Ronan loh, selain lagu nya Ronan ada juga lagu nya Elvis Costello yang berjudul “She” yang benar-benar melow dan bikin happy hehehe. Ada juga “Ain’t No Sunshine” dari Lighthouse Family dan “I Do (Cherish You)” dari 98 degrees. Berikut beberapa cuplikan video nya di you tube.

Nah kebetulan saya pernah berkunjung ke Potobello Road loh di London namun pada saat saya berkunjung Portobello Market sudah tutup karena sudah sore. Akhirnya saya menemukan Travel Bookshop yang menjadi tempat Hugh Grant kala itu memerankan William Thacker yang menjadi British Bookseller di toko tersebut. Dan anehnya tepat di depan travel bookshop itu ada dua orang pasangan yang sedang memadu kasih ya agak sedikit berimajinasi bahwa itu adalah Anna Scott dan William Thacker.

Notting Hill The Bookshop yang saya ambil dari kamera saya ketika berkunjung ke London tahun 2015

Overall film ini merupakan film yang membuat saya sangat bahagia sudah berulang kali saya menonton film ini dan tidak pernah sedikit pun kebahagiaan itu lenyap. Mulai dari lagu, kota London, kesederhanaan, kekeluargaan dan sahabat serta kejenakaan membuat saya saya semakin mantap bahwa film ini membuat saya sangat bahagia. Kira-kira film apa yang membuat Anda bahagia silahkan list di comment. Terima kasih

Ferdi Cullen

Ferdi Cullen at Notting Hill Bookshop di Portobello Road London Juni 2015