Tribute kepada Venesia, Roma, dan Vatican sebelum terjadi Lockdown

Hello World!!!!

Kali ini saya ingin menunjukan rasa keprihatinan yang sangat tinggi dengan kejadian yang terjadi di dunia saat ini. Wabah Virus Corona, telah melumpuhkan segala hal yang berhubungan dengan pariwisata dan penerbangan. Betapa banyak nya orang yang membatalkan reservasi hotel, megurungkan niat nya untuk travelling, dan juga membatalkan tiket penerbangan nya. Di tulisan kali ini aku mau tribute dengan negara Italia, negara ini sangat saya rindukan sekali, Dan tepat seminggu yang lalu Italia sebagai salah satu negara yang mengalami pukulan keras pada saat wabah ini berjalan, telah memberikan keputusan lockdown seluruh kawasan nya. Karena penderita wabah virus Corona telah mencapai 20 ribu orang dan Italia adalah negara kedua terbesar setelah Tiongkok daratan yang populasi penduduknya terkena wabah ini.

Setelah saya melihat instagram dan artikel media, bayangkan saja kota-kota tua Italia seperti Venesia, Roma, dan Vatican mendadak kosong tidak ada orang. Oleh sebab itu atas dasar keprihatinan ini saya ingin flashback beberapa dokumentasi saya akan ketiga kota tersebut jauh sebelum ada nya wabah ini ataupun adanya keputusan lockdown. Foto foto berikut saya ambil pada bulan Maret 2018 jadi tepat dua tahun lalu, namun perbedaannya sangat jauh sekali.

  1. Venesia

Venesia adalah kota dengan kanal kanal yang sangat indah. Pada saat saya berada disana dua tahun lalu, suasana kotanya sangat romantis, banyak sekali bangunan tua yang megah. Gereja gereja dan istana para leluhur dari Venesia seakan akan bercerita. Tidak ada gedung yang tidak bercerita, apalagi pada saat saya ke sana pada musim dingin, jadi bisa dikatakan suasana nya sangat sepi. Walaupun belum di lockdown, tapi suasana kota nya pada musim dingin tidak jauh berbeda dengan pada saat ini. Berikut foto foto saya ketika berada di Venesia.

Suasana para pengemudi Gondola membawa penumpang, hari ini mereka hanya menangalkan perahunya di luar sedih ya…..
Kanal Kanal Di Venesia adalah kanal yang paling indah di dunia
Ponte De Rialto atau yang biasa disebut Rialto Bridge dari sini pemandangan kanal sangat indah
Lihatlah betapa banyak nya manusia yang ingin mengagumi keindahan Venesia, tapi sekarang St. Mark Square kosong
Pemandangan dari Ponte De Guglie, salah satu jembatan legenda di Venesia

2. Roma dan Vatican

Selain Venesia, kota utama Italia yaitu Roma dan bahkan sang negara kecil Vatican juga dilakukan lockdown. Saya berada di Roma satu hari, dan jujur senang sekali makan pasta di kota ini. Entah kenapa pasta di kota ini hampir sama dengan pasta yang sering saya makan ketika di Indonesia. Ditambah dengan pizza sayur bayam nya yang tidak akan pernah saya lupakan, yaitu menyantap pizza sayur pertama kali di Roma.

Vatican yang menjadi salah satu negara impian saya, karena saya sering membaca buku Dan Brown terkait dengan Vatican. Kota ini adalah kota suci umat Katolik. St. Peter Square sebuah lapangan besar dimana umat katolik melakukan peribadatan, kabarnya sangat sepi, bahkan tidak ada orang. Semua peribadatan keagamaan yang biasanya dilakukan di St Peter Cathedral jadi dilakukan di rumah melalui koneksi online. Berikut adalah beberapa dokumentasi saya dengan keindahan kota Roma dan Vatican.

St. Peter Square yang dipenuhi oleh para turis
St. Peter Cathedral dari atas St. Angelo
Sore itu melihat matahari terbenam di atas St. Angelo yang menghadap ke St. Peter Cathedral
Roma memang selalu penuh dengan orang baik itu turis, maupun para pilgrim
The Pantheon di malam hari
Salah satu piazza di kota Roma, yang biasanya banyak seniman yang bernyanyi di sini

 

Piazza De Popolo, salah satu tempat favorit aku di Roma
Bagian Dalam Pantheon yang buka 24 jam dan tidak pernah sepi
Trevi Fountain yang legendaris

Berdasarkan catatan sejarah negara negara di Eropa juga sudah mengalami hal seperti wabah ini berabad lalu. Tepatnya pada abad ke-18 wabah Black Plague telah menyebar dengan sangat luar biasa, dan diceritakan bahwa wabah tersebut telah menewaskan hampir setengan populasi warga Eropa dan bahkan menjadikan Eropa masuk dalam masa kegelapan seperti yang diceritakan oleh para pujangga Eropa. Begitu juga dengan bangunan bangunan di Italia baik di Roma, Vatican, dan Venesia, mereka sudah menyaksikan perjuangan kota ini dari satu wabah ke wabah lain nya, dulu mereka menyaksikan lockdown untuk Black Plague sekarang mereka melihat nya lagi dengan Corona. Dan pastinya bangunan ini akan terus bertahan menjadi saksi bisu.

Bagaimanapun juga lockdown sudah terjadi, mari kita berharap saja semoga wabah Virus Corona dapat segera berakhir dan negara negara yang mengalami lockdown dapat membuka pintu lagi untuk para pendatang. Terus terang saya masih ingin sekali berkunjung ke Italia, ada beberapa kota yang sangat ingin saya kunjungi. Diantaranya adalah Florence dan Milan. Semoga masalah ini segera selesai dari Italia, Indonesia, dan dunia sehingga kita bisa berkunjung lagi ke negara ini.

Namun saya juga berharap semoga Indonesia juga cepat terbebas dari wabah ini, tercatat di Indonesia sampai dengan saya menulis artikel ini sudah 117 orang yang terindikasi positif terkena wabah ini. Mungkin bisa ditarik sedikit kesimpulan bahwa memang benar beberapa teori para praktisi lingkungan, kadang dunia memang butuh break dan saat ini lah mereka break, kota kota yang sepi sehingga ekonomi menjadi sepi walaupun itu bisa membuat manusia yang hidup menjadi kewalahan tapi hal tersebut diyakini untuk hidup yang lebih baik di masa mendatang.

Terima kasih sudah membaca artikel singkat flashback saya di Italia. Yuk silahkan tuliskan komentar kalian atau pengalaman kalian di Italia atau pendapat kalian terkait wabah Corona.

Pray for the better World

Stay Safe Everyone

Ferdi Cullen

Ayo Ke Museum : Berkunjung ke Museum Vatican tanpa Tur

Hello World….!

Pada kesempatan ini, ferdi ingin tulis cerita tentang pengalaman Ferdi berkunjung ke salah satu museum yang paling berkesan sepanjang perjalanan yang saya tempuh. Museum Vatican, sebuah museum yang terletak di negara paling kecil di dunia ini. Kejadiannya sudah hampir dua tahun lalu tepatnya pada bulan Maret 2018, di perjalanan ke Eropa saya di tahun 2018 sebelum ke Amerika. Selain sebagai pusat agama katolik, Vatikan juga tempat dipajangnya koleksi seniman terbaik dunia pada masa renaissance, jadi berjalan di Vatican sendri saya merasa sudah berada dalam sebuah museum. Apalagi di dalam musuem Vatican,yuk simak kisah Flashback perjalanan saya di Museum Vatican.

Pintu Keluar Museum Vatican

Museum Vatikan (Musei Vaticani), yang terletak di Kota Vatikan (bisa dibilang negara, negara terkecil di dunia), adalah salah satu objek wisata yang harus Anda saksikan saat berkunjung ke Roma. Di sini Anda akan menemukan karya seni yang tak ternilai, mulai dari barang antik Mesir dan Romawi hingga lukisan karya seniman terpenting Renaissance. Kunjungan ke Museum Vatikan juga mencakup Kapel Sistine (Sistine Chapel), di mana Anda dapat melihat fresko paling terkenal Michelangelo (fresko yang sering kita lihat di film film Hollywood).

Vaticano Prati, adalah apartemen tempat tinggal saya ketika berkunjung ke sini. Harganya lumayan murah nama brand nya adalah Deluxe Room Rome, tapi ini seperti sebuah apartemen saya tinggal di lantai 5. Dan resepsionisnya juga ramah sekali, harganya hanya 25 Euro satu malam untuk private room (single room), senang sekali kan bisa dapat harga segitu. Untuk menuju ke Vatican hanya diperlukan jalan kaki saja 5 menit maka terlihat gerbang besar Vatican, pada saat masuk ke tembok besar Vatican, hati hati ya banyak sekali orang yang begitu melihat wajah anda wajah Asia mendekati dan menawarkan berbagai macam paket tur. Namun sehubungan saya sudah riset banyak hal terkait ini saya percaya diri dengan menolak satu persatu orang yang mendekati saya menawarkan paket tur tersebut.

Ketika sampai di pintu besar Vatican, pintu menuju Museum Vatican tidak menghadap ke St.Peter Basilica, ada juga pintu di situ namun sepertinya itu akses khusus dari travel agent tertentu. Pintu masuk untuk orang yang tidak ikut tour ada d belakang sekali atau arah utara, jadi kita harus keluar lagi dari Vatican dan menuju ke arah tembok belakang. Begini ya nasib orang tidak ikut tour jadi paling belakang hehehe. Dan disepanjang perjalanan menuju pintu belakang tetap banyak saja orang Italia maupun orang pendatang yang terus berusaha mendekati  ingin rasanya pakai topeng saja untuk menutupi wajah Asia saya, soalnya menurut beberapa info yang paling sering ikut tour itu orang Asia makanya setiap ada wajah Asia datang lah mereka menemui kita.

Yes dan akhirnya saya menemukan pintu masuk ke Regular Entry, oh iya pada saat mereka para calo tour itu menawari saya paket tur mereka agak menakut-nakuti  dengan menginformasikan kalau masuk secara regular akan antri lama, terus ada maksimal jumlah tiket yang dijual dan ini itu ini demi meyakinkan kita agar beli paketnya di mereka. Ternyata itu salah besar ternyata, tidak sampai 15 menit saya antri karena kebetulan saya datang pagi sekitar pukul 9 pagi. Dan memang ada banyak sekali keamanan berlapis ketika masuk ke museum ini, pertama ketika kita masuk ruang ticket box eh ada pemeriksaan ala ala di bandara gitu, terus setelah lewat ticket box pas udah beli tiket ada lagi pemeriksaan ala bandara sebelum akhirnya kita disuruh melakukan penitipan tas kita (gratis) di loker yang ada di museum ini.

Kalau kamu tidak ikut tour, silahkan masuk dari utara gerbang Vatikan betuknya seperti gambar ini

Oh iya berbicara soal tiket ini ternyata agak berbanding terbalik dengan museum lain. Harga nya lebih murah kalau kita langsung beli tiket di ticket box yaitu 17 Euro daripada kita beli di online web nya yaitu 20 Euro. Tapi walaupun harga tiket nya lumayan mahal menyenangkan sekali bisa berada di tempat ini. Dan kelebihan membeli tiket online walaupun lebih mahal 3 euro adalah tidak perlu antri, dan bisa langsung masuk. Jadi pada saat masuk di pintu utara sudah dibagi dua, jalur tiket online dan jalur bagi yang belum punya tiket, tapi sejauh yang saya alami saya hanya antri kurang lebih 15 menit dan itu sudah melalui segala pemeriksaan kemananan.

Ticket Box pembelian tiket

Museum Vatican ini luas sekali, sama hal nya dengan British Museum saya rasa luasnya. Dan saya tidak ke semua tempat, tapi pada saat kesini tips dari saya adalah sering sering mendongkak ke atas karena atap nya itu wuihh karya seni ratusan  tahun loh… keren keren dan saya bisa rasakan bedanya karya seni yang beneran asli sama karya seni yang mirip mirip seperti yang menghiasi kasino di Vegas atau Macau, bedanya adalah kecerahan warnanya, di sini warnanya beneran kilap dan kilau, beda sangat dengan yang ada di casino-casino di Macau atau Las Vegas.

Suasana halaman museum

Tempat pertama yang saya kunjungi adalah The Gregorian Museum, bagian ini terletak satu lantai di bawah pintu masuk jadi agak ke bawah gitu tapi bukan basement ya. Pada bagian ini terdapat koleksi peradaban Etruscan, yang dicari serta dikoleksi oleh Paus Gregorius XVI. Peradaban Etruscan sendiri adalah peradaban kuno jauh sebelum adanya Roma, artefak di tempat ini meliputi perunggu, kaca , gading, sarkofagus, patung patung dan makam makam yang usianya sudah ribuan tahun.

The Gregorian Museum

Selanjutnya saya melewati Galeria degli Arazzi (Gallery of Tapestries) yang merupakan Galeri yang menampilkan sebuah karya seni berjudul The Resurection. Moving Perspective adalah salah satu teknik yang dikembangkan oleh Barberini yang membuat karya seni ini (The Resurection). Perhatikan saja mata Jesus ketika melewati ruangan ini, pasti kalian akan merasakan seperti mata tersebut bergerak dari kiri ke kanan, agak serem tapi itulah seni yang dibuat oleh Barberini.

Galeria degli Arazzi

Berikutnya adalah Gallery of Map. Sesuai judulnya tempat ini adalah tempat memajang semua koleksi lukisan berhubungan dengan peta. Mulai dari peta Italy, Eropa, sampai peta dunia abad ke 12-13. Siap siap lihat ke atas ya pas melewati tempat ini, karena langit langit dari galeri ini menyajikan karya seni dari Ignazio Danti seorang pendeta dari Dominika. Tempat ini adalah favorit saya ketika berada di museum ini karena megah sekali perpaduan atap fresco dan lukisan peta di bawahnya.

Gallery of Map

Setelah puas menikmati langit langit indah, saya masuk ke salah satu koleksi patung patung para dewa Romawi. Saya lumayan heran pada saat berada di ruangan ini, karena yang saya tahu semua patung para dewa Romawi ini bukan nya dihancurkan ya pada saat agama Katolik menjadi agama negara ini, jauh pada abad ke 4 M. Ternyata semua patung ini tidak dihancurkan dan disimpan di ruang bawah tanah Vatican. Banyak sekali beberapa dewa Romawi yang berada di bagian ini yang bernama Pio Clementio.

Pio Clementio

Tibalah saya di Meseum khusus karya Raphael bernama Raphael Rooms. Fresco dan marble khas Raphael terpanjang di sini. segala karya seni yang sangat detail. Saya tidak begitu paham karena semua cerita yang ada di setiap lukisan bener bener menjadi kesatuan dan indah sekali. Beberapa yang sangat paham seni bahkan sampai membawa sebuah teleskop mini guna melihat lebih detail serutan setiap garis yang diciptakan oleh Raphael. Kini saya percaya Raphael memang salah satu seniman besar di masa Renaissance.

Raphael Rooms

Tempat yang paling ditunggu setiap orang yang hadir di museum ini yaitu Sistine Chapel. Kapel ini adalah tempat yang sangat penting di Vatikan, karena di tempat ini lah diadakan Conclave, sebuah sidang yang dilakukan oleh para kardinal dalam menentukan siapa Paus baru yang akan terpilih. Jadi setiap ada Conclave para kardinal akan dikunci di dalam kapel ini, dan semua kegiatan mereka sangat dirahasiakan. Walaupun tempat ini terbuka untuk pengunjung Museum Vatikan, hanya saja yang mengecewakan adalah kita tidak boleh memfoto ataupun membuat video di kapel ini. Dan penjaga yang ada di sini sangat ketat sekali, saya mencoba untuk cheating dengan mengambil foto lagi lagi gagal mereka sepertinya berpengalaman sekali mencegah para pengunjung mengambil foto atau video. Namun tempat ini biasanya dikunjungi oleh 4 juta orang satu tahun, jadi wajar kalau sudah masuk ke sini ramainya luar biasa, saya saja tidak nyaman menikmati keindahahan tempat ini karena banyak nya pengunjung.

Kapel ini sangat megah sekali ada beberapa lukisan yang berbiaya tinggi pada masa abad ke 16. Salah satu lukisan yang terkenal adalah The Last Judgement dari seniman papan atas Renaissance yaitu Michelangelo. Kemudian karya Michelangelo yang lain adalah The Creation of Adam. Dari yang saya kunjungi ada beberapa hasil riset yang saya temukan yang cukup menarik ketika datang ke kapel ini.

  1. Sistine Chapel, awalnya dibangun untuk tempat perlindungan para Kardinal apabila terjadi perang atau gempa besar. Sehingga kabarnya dinding dinding di kapel ini adalah dinding paling kuat yang tidak akan bisa ditembus dengan senjata bahkan gempa.
  2. Pembangunan kapel ini adalah salah satu kontroversi terbesar dalam Sejarah, karena biaya nya berasal dari biaya penjualan indulgensi atau surat pengampunan dosa, sama hal nya dengan biaya pembangunan St. Peter Cathedral.
  3. Michelangelo adalah seorang pematung, dan mendapatkan mandat oleh Paus untuk melukis, awalnya Michelangelo berada di bawah tekanan karena dia memang seorang pematung tidak punya sedikit pun pengalaman melukis. Sampai ada beberapa teori mengatakan bahwa hal ini adalah kesengajaan karena pihak gereja ada yang tidak suka dengan seniman ini, sehingga apabila gagal maka hukuman mati akan menghampirinya.
  4. Menurut beberapa literatur, arsitektur kapel ini menyerupai Solomon Temple yang ada di Jerusalem. Walaupun Solomon Temple sudah tinggal reruntuhan dan bahkan menjadi terbagi dua yaitu temboknya menjadi Tembok Ratapan dan tanah nya dibangun Dome of Rock atau Mesjid Al Aqsa.
  5. Namun akhirnya Michelangelo berhasil melakukannya setelah empat tahun mengerjakan proyek ini. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat gambar animasi dan sketch. Tapi ternyata jiwa seni nya sangat luar biasa sehingga dia mampu menyelesaikan tantangan karya ini.

Setelah melewati Sistine Chapel saya pun menuju ke The Spiral Staircase, yaitu sebuah tangga melingkar yang diciptakan oleh Giuseppe Momo tahun 1932. Tangga ini adalah salah satu tangga yang cukup viral di Instagram. Dan memang bentuk spiral nya itu sangat unik saya suka sekali melihat tangga ini, dimana tangga ini menambah kesan elegan dari museum dan juga kota Vatikan.

The Spiral Staircase

Secara keseluruhan jarak dari pintu masuk Museum Vatikan ke Kapel Sistine adalah sekitar 500 meter jika Anda menuju ke sana langsung, tetapi ada sekitar 7,5 km (4,5 mil) galeri dan koridor secara total yang bisa anda saksikan sebelum anda memasuki Sistine Chapel. Semua koleksi banyak berasal dari abad ke 16, museum ini memiliki ribuan koleksi lukisan Renaisansce yang mengagumkan, barang antik kuno, permadani yang tak ternilai, dan seni religius dan sekuler. Pokoknya ini adalah perjalanan ke museum terbaik yang pernah saya rasakan.

Molte grazie!

Ferdi Cullen