filming and inspirational location tour harry potter di London part 2

Hello World

Apa kabar? semoga selalu sehat, selamat datang kembali di tulisan saya bagian kedua terkait dengan Filming and Inspirational Location Tour di London. Pada tulisan sebelumnya saya sudah bahas beberapa tempat yang menjadi lokasi inspirasi dari JK Rowling untuk menulis buku Harry Potter dan juga tempat terkait pengambilan gambar pada film Harry Potter di London. Untuk tulisan kali ini, kita akan bahas tiga tempat terakhir yaitu Craven Street, St. Pancras Station, dan Leadenhall Market.

CRAVEN STREET

Rumah-rumah bergaya Georgian menghiasi Craven Street, sebuah jalan kecil di persimpangan Charing Cross. Rumah-rumah ini ternyata adalah inspirasi dari JK terhadap rumah paling fenomenal dan sering disebut dalam buku Harry Potter yaitu 12 Grimmauld Place yang merupakan rumah Keluarga Black. Sirius Black adalah ayah baptis dari Harry, rumah Keluarga Black didaulat sebagai rumah penyihir terutama penyihir bangsawan seperti yang dikisahkan oleh JK, dan rumah bergaya Georgian yang sering dilewati oleh JK di Craven Street ini membuat dia berimajinasi bahwa rumah ini menjadi cikal bakal rumah Keluarga Black. Dan satu lagi untuk tempat syuting Rumah Keluarga Black sebenarnya bukan di sini tapi ada satu tempat lagi dengan rumah bergaya Georgian yang mirip nama jalan nya adalah Claremont Square kebetulan saya tidak ke situ, tapi jika ada kesempatan lagi mudah mudahan bisa ke sana.

Suasana di Craven Street, jalan dengan rumah rumah bergaya Georgian
Salah satu rumah bergaya Georgian di Craven Street,struktur rumah mulai dari pintu sampai bata merah sangat mirip

Selain rumah rumah cantik di wilayah Craven Street, berdekatan dengan itu tepat nya antara Cecil Court dan St Martin Lane ada sebuah restoran makanan Greek (Yunani) dengan lambang seorang pria dengan sebuah tungku masak besar. Restoran ini info dari guide adalah inspirasi JK untuk lambang pub Leaky Cauldron yaitu salah satu pub yang ada di buku Harry Potter. Sebelum jadi restoran kabarnya tempat ini memang dulunya merupakan pub setidaknya pada saat JK masih bekerja dan sering melewati tempat ini. Tidak jauh dari situ, ada sebuah pub yang walaupun tidak dikemukakan oleh guide tapi saya suka pub nya malah mirip juga dengan Leaky Cauldron.

Lambang pria di abad pertengahan dengan tungku besar, inspirasi lambang Leaky Cauldron

Setelah melewati Craven Street kita tiba di St. Martin Lane dan di sini tur berakhir, seperti biasa free walking tour, di tempat ini si guide mulai memberikan kantong yang bisa kita isi dengan tips untuk apresiasi guide yang sudah mengajak kita keliling ke tempat-tempat menarik di tur ini.

Ini pub keren yang suasananya menurut saya mirip juga di Leaky Cauldron

ST. PANCRAS STATION

Setelah selesai dengan tour, saya masih penasaran dengan info yang didapat oleh tur guide di dua tempat terakhir. Pertama, adalah St. Pancras Station yang merupakan sebuah stasiun kereta di sebelah King Cross Station. Dimana tempat ini adalah tempat adegan mobil terbang ketika Harry dan Ron tidak bisa menembus Platform 9 3/4 di film Harry Potter kedua, interior dan eksterior dari stasiun ini keren dengan warna oranye yang sangat mencolok ditambah ada sebuah menara jam nya, namun adegan tersebut banyak di salah artikan oleh fans terutama fans di luar negeri (di luar UK) mereka mengira bahwa bangunan megah itu adalah King Cross Station, kabarnya hal ini cukup banyak mengecoh para penggemar termasuk saya sebagai yang menonton filmnya dimana saya mengira itu juga adalah King Cross Station padahal bangunan megah berwarna oranye itu adalah St. Pancras Station. Ya ampun baru sadar ya setelah belasan tahun dari film tersebut.

Sumber Youtube adegan di St Pancras Station, bertajuk flying car di Harry Potter kedua
Jika dari sudut ini terlihat kan bahwa tempat ini yang menjadi lokasi syuting Flying Car di Harry Potter kedua

LEADENHALL MARKET

Tempat kedua yang tidak dikunjungi di tur tapi sempat disebutkan oleh sang guide, sehingga membuat saya penasaran dan memutuskan untuk melihatnya sendiri, yaitu Leadenhall Market. Tempat ini merupakan tempat syuting dari tempat yang menjadi penghubung London dan Diagon Alley.

Arsitektur dari Leadenhall Market yang bergaya Victorian dan keren sekali

Leadenhall Market terletak di distrik dari kota London yang bernama City of London, distrik ini merupakan distrik bisnis di London, khususnya di perbankan dan keuangan. Cara untuk ke Leadenhall Market anda tinggal naik Tube dan bisa berhenti di Bank Station atau Monument Station. Setelah keluar dari stasiun tube kalian akan melihat para bankir banyak halu lalang di wilayah ini, dan banyak sekali cabang cabang bank berseliweran di sekeliling mata memandang, saya melihat ada cabang DBS,HSBC sampai pusat nya Bank of England.

Bagian dalam Leadenhall Market pencahayaan gedung sangat baik
Bagian luar Leadenhall Market juga tidak kalah menarik

Untuk pintu masuk ke Leadenhall Market adalah dari jalan Gracechurch Street. Awalnya Leadenhall Market adalah sebuah pasar dan sudah dibangun sejak abad ke 15, bayangkan saja sudah berapa umurnya, pada saat saya ke sana sedang dilakukan renovasi. Yang paling bikin saya kagum adalah arsitektur Victorian nya yang keren sekali, langit langitnya dihiasi dengan kaca kaca yang megah dan indah. Dulunya pasar ini menjual barang kebutuhan pokok seperti keju dan daging, sekarang menjadi market pub alias kumpulan pub dan restoran ternama, masing masing restoran punya tempat duduk di luar dan sangat menarik sekali bisa nongkrong sambil makan siang di tempat ini. Kabarnya juga tempat ini merupakan tempat makan siangnya para karyawan bank di sekitaran tempat ini.

Menarik sekali kalau bisa duduk di cafe dan restoran di Leadenhall Market ini

Memang tidak salah pilihan dari Chris Columbus sang sutradara film Harry Potter pertama memilih tempat ini, jadi dimana kah tepatnya syuting dilakukan. Jadi ada sebuah toko kacamata dan di situlah tempat syuting Harry Potter dan Hagrid diambil. Dimana di toko kacamata itu di film digambarkan sebuah toko dengan pintu hitam Hagrid dan Harry bersama sama masuk melalui pintu hitam dan kemudian mereka masuk ke sebuah pub berisi banyak penyihir yang akhirnya ujung dari pub itu menembus ke Diagon Alley.

Dan disini tempat syuting nya pub yang menjadi penghubung London dan Diagon Alley, sekarang jadi Optician tempat pembuatan kacamata
Adegan Harry dan Hagrid melewati Leadenhall Market menuju ke pub rahasia yang menghubungkan London dan Diagon Alley

Demikian kisah singkat part 2 tempat tempat yang menjadi inspirasi dan juga lokasi syuting Harry Potter. Mudah mudahan bisa menambah pengetahuan dan bisa membantu bagi yang ingin jelajah London dengan tema Harry Potter. Jika kalian ingin ikut tour tematik Harry Potter kalian bisa search saja di tripadvisor Harry Potter Tour London, dan ada banyak operator tour yang menawarkan tour ini tapi pastikan untuk membaca detailnya terutama di mana meeting point nya, apakah ini free walking tour, atau private tour, apakah sesuai budget, rutenya kemana saja, silahkan baca di masing-masing deskripsinya. Kalau saya karena lebih suka yang free walking tour maka saya cenderung memilih yang free walking tour. Berikutnya, untuk tempat inspirasi dan syuting Harry Potter tidak hanya ada di London tapi lumayan tersebar beberapa tempat lain di luar London namun masih di UK. Mulai dari film 1 sampai dengan 3, syuting dilakukan di beberapa tempat menarik di UK misalnya di Oxford, Edinburgh, Gloucester, dan Durham dan untuk saat ini masih menjadi bucket list saya untuk bisa bekunjung ke kota kota tersebut selain London. Semoga suatu hari nanti.

Namun mulai dari film ke empat sampai ke tujuh film mayoritas dilakukan syuting di Studio eksklusif dengan menggunakan efek CGI yang tidak lain adalah Harry Potter Studio London bagian dari Warner Bros Studio di London. Di Harry Potter Studio London kita bisa melihat langsung tempat syuting yang dirancang untuk Harry Potter, semuanya lengkap mulai dari Diagon Alley, Gringgots Bank, dan tempat terkenal lainya. Harry Potter Studio London juga adalah tempat wisata tapi biayanya lumayan besar dan harus ada reservasi dulu untuk bisa datang ke tempat ini karena biasanya tidak pernah sepi dari turis. Saya juga belum sempat ke sini, karena harus reservasi jauh jauh hari, tempatnya lumayan jauh dari London walaupun masih di sekitaran London, dan harus satu harian jika ingin melihat semua nya secara lengkap.

Demikian kisah saya meninjau lokasi perfilman tersebut, nantikan kisah selanjutnya yang tidak kalah seru saya akan menceritakan kisah tentang inspirasi travel lain nya.

Sampai Jumpa

Ferdi Cullen

Sumber foto adalah koleksi pribadi, video dari youtube

FILMING AND INSPIRATIONAL LOCATION TOUR HARRY POTTER di london

Hello World,

Pada kesempatan tulisan ini ijinkan saya ingin berbagi pengalaman pada bulan Januari 2020, jadi pada kunjungan saya ke London sebelum pandemi saya berkesempatan untuk mengikuti sebuah free walking tour tematik dengan tema Harry Potter. Harry Potter merupakan sebuah brand yang sangat besar, setelah dirilisnya novel dan film pertama sampai ketujuh, United Kingdom (UK) sebagai negara asal JK Rowling sang penulis, tentu tidak mau ketinggalan untuk mempopulerkan brand ini. Salah satu caranya adalah beberapa tour guide di UK, mereka mengadakan filming and inspirational Location Tour terkait Harry Potter. Informasi yang ada dalam tulisan ini adalah dari sumber ketika saya mengikuti tour, dan dari beberapa sumber lain hasil riset saya sendiri. Dengan harapan setelah pandemi berakhir para penggemar Harry Potter dimanapun kalian berada bisa mendapat referensi dari tulisan saya ini.

Ini adalah rute Tour Harry Potter

Untuk memulai filming and inspirational location tour ini, saya jelaskan sedikit maksudnya inspirational location adalah tempat yang biasa dilalui oleh JK Rowling keseharian sehingga dia mendapat inspirasi dari tempat tersebut untuk dituangkan dalam novel Harry Potter dan filming location adalah tempat yang memang dijadikan tempat syuting untuk franchise film Harry Potter. Jadi ada kurang lebih 8 tempat yang akan kita kunjungi yaitu Trafalgar Square, Ministry of Defense Office, Scotland Palace, Great Scotland Yard, Cecil Court, Bedford Court, Leadenhall Market dan St. Pancras Station. Tulisan ini akan saya bagi 2 bagian, karena cukup banyak yang dibahas, jadi tetap membaca blog ini ya untuk lanjutan kisah nya.

TRAFALGAR SQUARE AND SOUTH AFRICAN EMBASSSY

Trafalgar Square di Hari Tur

Tour dimulai dari Trafalgar Square, saya sempat bingung kenapa kita mulai dari sini. Kemudian sang Guide menjelaskan bahwa JK Rowling bekerja di kantor UN yang tidak jauh dari Trafalgar Square jadi setiap hari dia selalu melewati tempat ini. Jadi bisa dikatakan di sinilah asal mula JK Rowling mendapat inspirasi dari buku yang dia tulis dengan judul Harry Potter. Saya sangat kagum dengan sosok JK, karena hanya dengan melihat bangunan atau tempat saja dia sudah punya imajinasai tingkat tinggi. Untuk mengenang kiprah JK Rowling di wilayah ini, acara premiere film Harry Potter terakhir yaitu Harry Potter and The Deathly Hallows part 2 dilakukan di Trafalgar Square ini. Kebetulan sang guide pada tahun 2011 hadir pada acara tersebut, dia pun menggambarkan kepada kami betapa hiruk pikuk nya kala itu bayangkan katanya Red Carpet terbaring sampai ke National Gallery dan banyak jalan ditutup untuk sebuah hari yang sangat bersejarah di dunia perfilman dan Harry Potter.

Video Suasana Premiere Harry Potter The Deathly Hallows Part 2

Selain kenangan premiere, ternyata ada satu bangunan yang letaknya di pojokan Trafalgar Square yang menjadi sumber inspirasi JK ketika masih bekerja di UN dan sering wara wiri di Trafalgar Square yang dia abadikan sebagai Gringotts Wizarding Bank. Bangunan itu merupakan kantor pemerintahan kedutaan dari Negara Afrika Selatan. Gedung Embassy South Africa ini menjadi cikal bakal bentuk Gringotss Wizarding Bank yaitu sebuah bank yang nasabahnya adalah para penyihir itu.

Gedung Embassy South Africa di pojok Trafalgar Square

MINISTRY OF DEFENSE, AND SCOTLAND PALACE

White Palace di depan Whitehall yang merupakan kompleks kantor pemerintahan UK

Perjalanan berlanjut ke Whitehall sekitaran White Palace, tempat ini merupakan kompleks kantor pemerintahan dari UK. Ada satu gedung yang sangat JK kagumi yang juga menjadi inpirasi JK dalam bukunya yaitu Gedung UK Ministry of Defense atau kantor Menteri Pertahanan UK, tempat ini menjadi inspirasi untuk membuat gedung Ministry of Magic di dalam buku, yaitu sebuah kementrian sihir yang bertanggung jawab mengurusi segala permasalahan dunia Sihir.

Kantor Gedung Ministry of Defense cikal bakal Ministry of Magic di Harry Potter

Tidak terlalu jauh dari Gedung Ministry of Defense ada sebuah tempat bernama Great Scotland Yard, dan ada satu jalan yang bernama Scotland Palace, di tempat ini adalah properti kepunyaan kepolisian UK. Tempat ini menjadi tempat syuting dari Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 tahun 2010 dan juga Order of The Phoenix. Adegan nya kalau masih pada ingat yaitu ketika Harry, Ron, dan Hermione menyamar menjadi tiga pegawai kementrian sihir dan mencari Hocrux nya Voldemort yang terdapat di dalam kementrian Sihir, ketika melihat sebuah connecting bridge antara satu gedung dengan gedung lain ini akan langsung membuat ingatan kita kembali ke adegan dimana Harry dan teman-temannya itu masuk ke gedung kementrian sihir.

Suasana Scotland Palace tempat syuting Harry potter ke Ministry of Magic

Ada cerita menarik di sini seperti yang dikemukakan oleh guide, syuting tidak diperbolehkan di depan kantor Ministry of Defense namun JK Rowling tidak mengijinkan apabila adegan berkaitan dengan Kementrian Sihir dilakukan di tempat lain di luar dari Whitehall (kompleks kantor kantor pemerintahan ini). Oleh sebab itu akhirnya sang sutradara memilih Scotland Palace ini.

Cerita soal ijin, masih pada ingat adegan ketika Harry, Ron, dan Hermione dijemput sama bapaknya Ron dan mereka pakai transportasi umum kereta MRT Inggris di London yang disebut dengan tube. Stasiun tempat syuting adegan itu adalah Stasiun Westminster yang merupakan stasiun yang sangat dekat dengan beberapa landmark penting di London seperti Parliaments Building, dan Big Ben kabarnya untuk mendapat ijin syuting di stasiun Westminster harus mendapat persetujuan dari Parlemen, dan kocaknya parlemen langsung setuju tanpa berpikir panjang setelah mendengar Harry Potter akan syuting di situ, dengan alasan kalau ada syuting regulasi di Parlemen adalah harus tutup dan diliburkan hal ini pernah terjadi pada saat syuting film James Bond di stasiun yang sama yaitu Stasiun Westminster, dengan harapan bisa libur tanpa pikir panjang parlemen langsung setuju hehehe cerita yang sangat lucu bukan.

Ini dia cuplikan adegan singkat di Stasiun Westminster yang meliburkan Parlemen Inggris itu

CECIL COURT AND BEDFORD COURT

Setelah bercerita terkait dengan kisah syuting Harry Potter di Deathly Hallows dan Stasiun Westminster, tur berlanjut melintasi Charing Cross dan ada sebuah jalan kecil di sebelah Charing Cross bernama Cecil Court. Di Cecil Court ini, JK Rowling mendapat inspirasi tentang Diagon Alley, walaupun ada juga versi lain mengatakan JK mendapat inspirasi di Victoria Street yang ada di Edinburgh, ketika JK tinggal di Edinburgh bisa lihat cerita nya di link ini. Apapun versinya saya percaya JK akan kombinasikan kedua tempat itu dan jadilah Diagon Alley

Cecil Court inspirasi Diagon Alley

Cecil Court ini sendiri saya rasa cukup magis ya bahkan lebih misterius dibandingkan dengan Victoria Street di Edinburgh, karena di Victoria Street layaknya toko toko di Inggris biasa tapi yang dijual di Cecil Court ini adalah barang barang yang unik dan saya rasa saya paham kenapa JK jadi terinspirasi untuk menamakan tempat ini sebagai Diagon Alley tempat nongkrong nya para penyihir. Barang unik yang dijual contohnya adalah toko yang katanya menjual lukisan-lukisan dari orang hilang jadi kalau ada keluarganya yang meninggal atau hilang mereka akan minta dilukis oleh salah satu pelukis di toko lukisan di Cecil Court ini, kemudian ada juga toko yang menjual obat obatan tradisional Inggris yang diracik sendiri macam pelajaran Herbologi di Harry Potter, dan ada juga toko buku khusus klenik yang menjual buku buku tentang riset ilmu hitam di Eropa plus ada juga toko peramal iya percaya tidak percaya ada toko yang menawarkan jasa ramalan dengan bola kristal dan kartu Tarot di Cecil Court, makanya jelas sekali saya paham bahwa jalan ini memang misterius sekali walalupun lambang toko dan warnanya sangat indah.

Selain Cecil Court tidak jauh dari situ ada yang namanya Bedford Court, jadi kalau di Inggris Court itu maksudnya adalah jalan kecil. Jalan ini hanya bisa ditempuh di Bedford Bury, dan masuk ke Bedford Court jalan yang sangat kecil ini. Di sini ada juga toko juga tapi merupakan toko biasa jual souvenir dan ada juga rumah warga, menariknya adalah Bedford Court ini menjadi cikal bakal dari Knockturn Alley, yaitu jalan yang merupakan tempat berkumpulnya para penyihir jahat, ingat dong pas di Harry Potter kedua dimana Harry tersesat dan ke Knockturn Alley kemudian ketemu Hagrid. Arsitektur toko toko di sini serba hitam dan sangat menyeramkan apalagi dengan sempitnya jalan kita jadi seakan akan berhalusinasi tentang segala hal.

Suasana Di Bedford Court yang merupakan pencitraan dari Knockturn Alley

Demikian beberapa tempat di part 1 ini, tempat tempat yang menjadi cikal bakal maupun memang tempat syuting langsung dari film Harry Potter. Sebagai penggemar Harry Potter saya sangat senang sekali bisa berkunjung ke tempat ini. Nantikan part selanjutnya karena kita akan bahas ada 2-3 tempat lagi di London yang menjadi tempat syuting dan inspirasi Harry Potter.

Sampai Jumpa

Ferdi Cullen

Sumber foto dan Video dari koleksi pribadi London Jan 2020, kecuali 2 video dari Youtube

Berkunjung ke Freemason Hall Museum London

Freemasonry tried to define a new set of moral and spiritual value

Hello World,

Merebaknya pandemi covid 19, apakah kalian pernah mendengar teori konspirasi. Mungkin salah satu teori yang kalian dengar adalah keterlibatan Freemason terhadap situasi pandemi ini. Walaupun penuh dengan konspirasi, atau pun pemberitaan negatif, komunitas yang menurut National Geographic digolongkan sebagai The Oldest Secret Societies ini sudah berumur 3 abad dan akan tetap bertahan.

Museum of Freemasonry open to all

Pada saat kunjungan saya ke London di bulan Januari 2020 lalu, saya berkesempatan untuk berkunjung ke Freemason Hall United Grand Lodge of London. Ini adalah museum dan sekaligus perpustakaan yang membahas lengkap tentang seluk beluk Freemason. Bangunan yang didirikan pada tahun 1933 ini menggunakan rancangan arsitektur Art Deco yang sangat indah sekali. Selain kita bisa mempelajari tentang Freemason kita juga bisa menikmati keindahan Art Deco bangunan ini yang unik dan berbeda dibandingkan dengan bangunan lain yang ada di London.

Gedung United Grand Lodge yang sekaligus museum

Terus terang saya pertama kali mendengar tentang Freemason pada saat membaca buku berjudul Jacatra Secret yang ditulis oleh Rizky Ridyasmara dan merupakan buku favorit saya. Di buku itu plot nya mirip sekali dengan plot yang dibuat oleh Dan Brown. Begitu juga saya suka membaca blog sejarah historiaid yang banyak membuat artikel tentang Fremason di Indonesia. Intinya adalah pada jaman dahulu kala di Indonesia pernah ada Freemason sebelum akhirnya dilarang di Indonesia. Setelah mendengar kisah kisah tentang Freemason ini membuat saya penasaran. Pada waktu saya di US saya sempat ke Masonic Temple yang ada di Philadelphia, dan kemudian saya juga pernah ke Virginia Masonic Lodge di dekat DC (tempat biasanya George Washington presiden pertama Amerika mengadakan pertemuan Freemason), dan di sekitaran kampus saya juga ada sebuah loji kecil yang sering saya lewati ketika pulang dari kampus, sedikit demi sedikit setelah berkunjung ke tempat tempat itu saya mulai paham dengan Freemason ini. Namun yang di London ini benar benar luar biasa, saya sangat kagum sekali dan saya bertujuan menulis tentang Freemason Hall ini hanya ingin mengabadikan pengalaman kunjungan dalam bentuk tulisan.

Buku yang menginspirasi saya tentang Freemason

Freemason Hall di London ini dengan alamat 60 Great Queen Street, WC2B 5AZ. Terletak di tengah kota London, dan kita bisa ke sini dengan berhenti di stasiun tube terdekat yaitu Covent Garden, dan jalan kurang lebih 800 m untuk sampai ke gedung ini. Buka dari jam 10 pagi sampai 5 sore dan tidak dipungut biaya apapun untuk masuk ke museum ini, dan terbuka untuk semua kalangan dari seluruh dunia, jadi anda tidak harus menjadi anggota Freemason untuk masuk ke museum ini. Berikutnya ada free guided tour juga mulai pukul 11- 4 sore tapi karena saya tiba jam 4.15 saya ketinggalan dan karena tidak ada cukup orang untuk tour di jam 4 sore resepsionis menginformasikan bahwa tur terakhir jam 2 siang. Tapi tidak masalah bagi saya dengan mengambil brosur saya siap menjalani museum ini sendirian. Tidak terlalu luas memang, padahal bangunan nya sangat luas karena ada beberapa tempat yang ditutup mungkin tempat yang rahasia, jadi jika ingin berkunjung kemari 45 menit saja sudah cukup.

Bagian Depan dari Museum of Freemasonry London

Bangunan nya dibangun dengan konsep Art Deco

Setelah melalui pemeriksaan tas dan scanning yang dilakukan oleh security ketika masuk ke hall, saya langsung bergegas ingin sekali ke perpustakaan nya yang saya baca sangat menarik dan indah, namun sayang sekali perpustakaan dan South Gallery tutup dan cukup kecewa juga, saya jadi berdoa mudah mudahan bisa kembali lagi dan saya bisa mampir ke perpustakaan nya. Akhirnya saya menuju ke satu satunya Gallery yang bisa dikunjungi yaitu North Gallery. Galeri ini menampilkan semua barang hasil koleksi Freemason sejak tahun 1775 atau kurang lebih sudah 3 abad sampai sekarang. Hmm bisa dikatakan museum ini cukup konvensional tidak sekeren British Museum, karena koleksinya ditaruh dalam kotak kaca yang berjejer dengan sangat rapih, koleksi yang dipamerkan ada buku-buku abad ke 17, dan artefak yang berkaitan dengan Freemason yang sudah diberikan tanda lambang Freemason yaitu “mata” dan “jangka”. Setelah membaca beberapa informasi yang ditulis di museum ini, segera menghilangkan segala macam perspektif bahwa mereka adalah sebuah secret societies apalagi sampai membuat konsipirasi, yang sebenarnya adalah kegiatan mereka di bidang sosial mulai dari charity (pengumpulan dana), pembangunan sekolah, sampai memberikan bantuan sosial kepada orang yang membutuhkan.

Artefak yang cukup menarik perhatian adalah hadiah dari Freemason kepada Raja George IV yaitu sebuah kursi biru besar yang sangat indah sekali. Sang Raja merupakan raja British Monarch pertama yang menjadi anggota Freemason, dan kursi ini dibuat dengan  ukiran simbol freemason.

Kursi Untuk Raja George IV

Artefak Freemason banyak barang yang unik

Semua Artefak berlambang Jangka dan Mata

Koleksi buku buku abad ke 17

Jika melihat ke atas atau ke bawah akan ada beberapa simbol Pentalpha khas Freemason

Simbolisme atau Symbology adalah hal yang penting di Freemason, selain kita bisa melihat koleksi dari artefak Freemason, coba perhatikan sekeliling pada saat melintasi hall dan lorong lorong. Segala bentuk simbol seperti yang dijelaskan pada Buku Rizky atau artikel artikel di historia id ada di sini. Mulai dari lambang berbentuk bintang lima dan enam banyak sekali ditemui di setiap ruang, Bintang berujung lima, ‘pentalpha’, mewakili lima hal penting dalam persekutuan Masonik yang merupakan simbol kesempurnaan dan alam semesta. Pentalpha juga merupakan lambang kuno keberuntungan dan kesehatan. Dan tentunya ada juga lambang bintang David di sini yang merupakan lambang yang ada di Solomon Temple.

Salah satu ornamen bintang David di ruangan ini (lihat ke atas)

Kent Room sebagai tempat pertemuan rahasia para Freemason menjadi tempat favorit saya di museum ini. Kent Room ini terdapat di ujung North Gallery. Sebenarnya ruang ini hanya bisa dilihat di depan pintu yang dilapis kaca, karena tidak boleh dimasuki. Melihat ruangan yang menjadi tempat prosesi upacara para anggota Freemason setiap ada pertemuan rahasia mereka ini benar benar membuat saya takjub. Ruangan nya sangat lengkap dengan susunan yang telah diatur berabad abad, dimana ada kursi biru tempat para anggota yang masih baru sampai kursi khusus untuk sang Master Mason (ini adalah tingkat tertinggi untuk anggota Freemason).

Kent Room bagian sebelah kiri

Kent Room bagian sebelah kanan

Dan hanya sampai di situ saja jadi memang museum nya sangat kecil sekali, selain galeri kalian juga bisa berkunjung ke Gift Shop yang menjual berbagai pernak pernik dan buku tentang Freemason, saya sempat membeli salah satu buku di sini. Secara keseluruhan tempat ini sangat direkomendasikan bagi anda yang mengetahui dasar dasar tentang Freemason, tapi bagi anda yang tidak paham mungkin akan terasa membosankan. Namun perjalanan saya ke sini semakin mengasah pengetahuan sejarah saya terutama yang berkait dengan Society favorit saya ini.

Salah satu buku kuno karangan Anderson tentang Konstitusi Freemason

Demikian tulisan ini jika ada pertanyaan atau komentar silahkan untuk menuliskan di kolom komentar. Dan jangan lupa juga unttuk memberikan like kepada tulisan saya ini. Nantikan kisah dan tulisan berikutnya terima kasih.

Ferdi Cullen

 

Edinburgh Kota Seribu Kastil Part 2

Hola World

Apa kabar? semoga semua pembaca blog ini dalam keadaan sehat dan bahagia selalu. Pada episode sebelumnya, saya sudah menuliskan pengalaman liburan atau petualangan saya ke destinasi di Skotlandia tepatnya di kota Edinburgh, beberapa tempat sudah dijelaskan pada tulisan tersebut seperti Calton Hill, dan Royal Mile.

Untuk bagian kedua ini saya akan menceritakan masih kisah perjalanan saya di Edinburgh dengan free walking tour bersama City Explorers. Bagi yang belum sempat baca episode 1 silahkan bisa diklik di sini. Dan perjalanan saya ke Edinburgh dilakukan pada bulan Januari 2020 tepatnya 8 bulan lalu.

Masih Seputaran Royal Mile

Perjalanan tur dimulai di Royal Mile, dimana si Guide menuju ke salah satu bangunan yang saling bersebelahan yaitu St. Giles Cathedral dan Parliament Square. St. Giles Cathedral adalah salah satu katedral Katolik tertua yang ada di Edinburgh, bangunan nya menjadi ikon kota ini jadi kalau mau berfoto dengan latar belakang Edinburgh saya sarankan dengan latar belakang gereja ini. Apalagi menara gereja yang berbentuk mahkota ini sangat ikonik dan unik. Gereja ini sendiri dibangun di tahun 1124 dan selesai pada tahun 1495.  Untuk masuk ke dalam gereja biaya nya gratis tapi akan lebih baik jika anda memberikan sumbangan seikhlasnya. Menariknya, bangunan gereja ini penuh dengan kaca  patri yang indah sekali, arsitekturnya sangat neo-gothic. Tepat di sebelah nya ada Parliament Square adalah tempat berbentuk L shaped squares yang terletak di belakang dari St. Giles Cathedral. Ini adalah gedung parlemen yang digunakan pada abad ke 17 sampai akhirnya parlemen Skotlandia dipindahkan ke gedung parlemen baru di dekat Palace Holyrood House di ujung Royal Mile arah selatan.

St Giles Cathedral, saya suka dengan menaranya yang mirip mahkota

Ada cerita menarik di balik Parliament Square, yaitu rupanya tempat parkir yang berada di depan Gedung Parlemen lama ini menyimpan sebuah rahasia. Rahasianya adalah di sini ada tempat dimakamkan nya salah satu reformis Gereja di Skotlandia bernama John Knox. Makamnya sekarang menjadi sebuah tempat parkir dan silahkan dicari di nomor parkir 23. Dan disitu ada sebuah tulisan tentang makam John Knox. Info si Guide memang John Knox pada saat meninggal sangat ingin sekali dimakamkan dekat dengan St. Giles Cathedral

Parliament Square di belakang St.Giles Cathedral

Tempat parkir nomor 23 yang merupakan tempat dikuburkan nya John Knox

Saat nya menuju ke Lawn Market, di tempat ini adalah tempat paling tua di Edinburgh, sering disebut juga sebagai Lady Stairs Close, ada satu museum yang bernama Writers Museum di wilayah ini. Dan pada saat ke sini saya baru sadar ternyata di Edinburgh ini ada jalan jalan pintas seperti gang tapi dibuat dengan menggunakan tangga, jadi jika anda ingin ke Edinburgh sepertinya anda harus rajin rajin naik tangga karena jalan pintas antara satu jalan ke jalan lain dihubungkan oleh tangga yang cukup panjang juga, jadi mau pilih mana lebih cepat naik tangga atau melalui jalur biasa yang lebih lama semua ada pada anda.

The Writers Museum salah satu bangunan tertua di Edinburgh

Ini dia salah satu jalan pintas untuk ke Castle Hill via Lady Stairs

Castle Hill dan Edinburgh Castle 

Dengan menaiki kurang lebih 20-30 anak tangga dari Lawn Market tepat di sebelah Writers Museum atau disebut Lady Stairs Close ini benar benar tangga ajaib ya, simsalabim kita sampai di Castle Hill. Padahal kalau jalan kaki dari St. Giles Cathedral ke Castle Hill bisa berjarak 1km sihir bukan. Itulah hebatnya tata kota Edinburgh dimana dengan tangga anda bisa kemana mana dengan cepat, saya saja selama 3 hari di kota ini tidak menggunakan transportasi umum saya hanya pakai kaki ikutin orang lewat tangga antah berantah alhamdulillah tidak pernah tersasar.

Lady Stairs, jalan pintas dengan mengunakan tangga siap siap naik tangga ya gaes

Cukup tentang Royal Mile, sekarang saya akan ceritakan tentang Castle Hill  yang merupakan 1/4 jalan dari Royal Mile, tempatnya keren sekali banyak sekali bangunan gothic, dan di sini tempat dimana kalian bisa melihat seorang pria mengunakan kain rok kotak kotak sebagai celananya yang membawa Bagpipe, dan kemudian meniupkan nya sehingga banyak sekali turis terpukau, mendokumentasikan nya dan kadang ingin berfoto bersama nya. Jangan lupa ya kalau sudah foto bareng atau memfoto dia kasih sedikit donasi 1 pound saja sangat berharga sekali buat dia.

Castle Hill

The Skirt Man with the bagpipe

Dari Castle Hill, kita langsung bisa melihat semacam BENTENG di atas gunung ya itu adalah Edinburgh Castle. Sebuah istana keangungan raja dan ratu skotlandia bertahta. Namun masuk ke dalam biayanya mahal sekali kurang lebih 16 Pound. Jadi agak berpikir tiga kali saya masuk, insyaallah kalau ada rejeki lagi saya mau ke Edinburgh dan masuk ke sini Amin. Jadi di sini lah raja raja seperti William Wallace dan Robert The Bruce sebagai raja raja awal Skotlandia bertahta sampai Queen Marry Stuart of Scotts sebelum akhirnya menjadi satu dengan Royal British tahun 1603 di masa meninggalnya Ratu Elizabeth I of England  yang tidak punya pengganti, dan digantikan oleh anak sepupunya Ratu Marry Stuart of Scotts yang bernama James VI of Scotland yang kemudian menjadi James I of England yang menyatukan Scotland dan England menjadi United Kingdom, dramatis ya sejarahnya.

Edinburgh Castle, benteng sekaligus istana para raja dan ratu skotlandia

Edinburgh Castle juga tempat yang bagus untuk melihat bird view dari kota Edinburgh selain Calton Hill. Tapi terus terang aku lebih suka melihat yang di Calton Hill ya. Namun tempat ini sangat pantas dikunjungi selama di Edinburgh bahkan ada beberapa travel blogger bilang kalau tidak berfoto di sini belum ke Edinburgh.

Victoria Street and Grassmarket

Sudah pada nonton film Netflix berjudul Eurovision belum? tentang perjuangan dua orang yang berasal dari Iceland mencapai impian dengan mengikuti kontes musik legenda Eurovision. Setting acara Eurovision di film tersebut berlokasi di Edinburgh, dan ada satu adegan dimana Lars dan Sigrit (tokoh utama di film) yang menaiki mobil di Victoria Street yang akan kita ceritakan selanjutnya ini.

Victoria Street, tempat syuting nya Eurovision Netflix dan mirip Diagon Alley Harry Potter juga kan

Melewati Tabooth Church di Castle Hill, sang guide mengajak kami ke Victoria Street. Victoria Street ini jalan nya memang tidak terlalu besar, tapi suasana warna warni toko di sepanjang jalan ini pasti mengingatkan anda akan sesuatu. Iya benar sekali Diagon Alley di buku Harry Potter. Seperti yang sudah saya informasikan bahwa JK Rowling pernah tinggal cukup lama di Edinburgh dan mendapatkan beberapa hal di kota ini yang menjadi inspirasi buku Harry Potter.

Grassmarket, tepat diujung Victoria Street

Victoria Street jalan yang menghubungkan antara Lawn Market, Castle Hill, dan Grass Market ini termasuk tidak terlalu panjang namun dengan bentuk rumah-rumah berjejer dengan konsep Georgian dan penuh warna warna menjadikan jalan ini sebagai jalan yang paling instagramable di Edinburgh, jadi buat anda para Tiktokers atau Instagramers jangan lupa untuk berfoto di jalan ini

Coba perhatikan tanda X yang diberikan pagar itu, disitulah terjadi kejahatan kemanusiaan di era abad ke 16 itu

Di ujung jalan Victoria Street kita sudah sampai di Grass Market, saat ini tempat ini merupakan tempat hiburan malam paling yahud di Edinburgh. Tapi awalnya ini adalah tempat seperti pasar rumput yang menjual rumput untuk hewan ternak warga seperti kuda dan keledai. Selain itu yang cukup menyeramkan adalah sang guide bercerita di sini dulu pernah terjadi kejahatan kemanusiaan pada abad ke -16 dimana warga Skotlandia yang pindah agama dari Katolik ke Protestan harus dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup tepat di tanda X yang diberikan pagar di Grass Market ini, terutama pada masa Ratu Mary Stuart of Scotts, sedih sekali memang mendengarnya. Dan kalau ikut tour tentang Hantu di tempat ini ada beberapa tempat angker nya yang bisa dijadikan uji nyali, bahkan pernah ada warga lokal yang sering seperti dilempari batu kecil ketika baru pulang dari pesta di salah satu pub di malam hari di sini. Seram juga ya. Pada abad ke 16 juga orang-orang sekitar pada saat menyaksikan pembakaran selalu melempari dengan kerikil ke arah tersangka yang diberikan hukuman itu, apa sang hantu menirukan hal itu ya? Entahlah. 

Greyfriars Bobby

Tempat terakhir yang kami kunjungi dengan walking tour adalah Greyfriars Bobby. Masih pada ingat tidak dengan film Walt Disney berjudul yang sama tahun 1961  yaitu Greyfriars Bobby. Film nya itu sedih sekali, dan kurang lebih menceritakan tentang kehidupan si Bobby anjing lucu yang menjadi anjing penjaga makam Greyfriars Kirkyard. Ya Greyfriars Bobby adalah makam yang nama aslinya adalah Greyfriars Tolbooth & Kirk kemudian menjadi Greyfriars Kirkyard, dimana ini merupakan tanah wakaf Ratu Mary Stuart of Scotts untuk menjadi tanah pemakaman umum warga Edinburgh sejak tahun 1500 sehingga di makam ini ada yang batu nisan nya mencapai umur 400 tahun dan merupakan salah satu makam tertua di dunia.

Pemakaman Greyfriars Kirkyard yang menjadi tempat wisata di Edinburgh

Kembali dengan kisah Bobby di film Walt Disney. Jadi begini ceritanya, ada seorang laki laki tua yang punya anjing bernama Bobby, karena kemiskinan akhirnya dia mau bekerja menjadi penjaga makam di Greyfriars Kirkyard, apalagi menurut guide dulu sangat dibutuhkan sekali namanya penjaga makam sebab ada semacam skandal pencurian jenajah di tahun 1800 an apalagi jenajah tersebut biasanya dijual ke para akademisi terutama untuk jadi bahan uji coba kelas Anatomi di Fakultas Kedokteran di University of Edinburgh, namun menurut guide sang universitas dengan nama besarnya tidak pernah mengakui hal tersebut dan memang secara hukum tidak pernah terbukti atau memang ditutup tutupi itulah sekilas skandal nya. Namun sejak adanya pencurian jenajah maka setiap tanah makam ada dibuat semacam jeruji yang fungsinya agar semakin sulit untuk mengambil jenajah karena kalau pakai jeruji akan berisik, dan tentunya mulai diberlakukan nya penjagaan makam oleh para penjaga makam. Kembali lagi  ke Bobby, jadi sang penjaga makam bekerja dan biasanya membawa sang anjing jenis Skye Terrier ini, kemudian setelah bertahun tahun kemudian sang penjaga meninggal dunia, dan beliau dikuburkan di makam ini,  tapi setelah meninggal si Bobby tetap ingat dengan majikan nya dan selalu mencari cara setiap pagi sampai sore ke makam Greyfriars Kirkyard, sehingga walaupun sudah dibawa pulang oleh keluarga nya tapi dia tetap setiap harinya datang ke makam ini betul betul sebuah cerita kesetiaan anjing yang luar biasa sama seperti Hachiko di Jepang. Sampai akhirnya Bobby meninggal dunia tahun 1872 dan ada dimakamkan di Greyfriars Kirkyard.

Jika keluar dari makam nanti ada persimpangan jalan dimana ada dibangun patung Bobby untuk menghormati Greyfriars Bobby

Makam di sini terkenal dengan nisan gantung nya seperti di foto ini, tapi nuansa serem tetap terasa sih apalagi kalau malam hari ya

Selain kisah Bobby yang difilmkan di Disney. Ada kisah supernatural di balik makam ini yaitu kisah poltergeist di makam George Mackenzie , dimana pada tahun 1998 ada seorang homeless yang tiba tiba masuk pengen tidur di makam dan konon katanya arwah Mackenzie terbangun dan melakukan aksi brutal seperti pencakaran dan pemukulan kepada si homeless tadi, lumayan serem ya denger nya. Jadi pesan sang guide kalau ke makam ini harus menghormati para nisan dan sebaiknya tidak usah usil seperti tidur di makam, buang sampah, atau buang botol bir, atau pegang pegang nisan segala harap dicatat ya kalau anda mau kemari hati hati.

Ini dia makam George Mackenzie yang terkenal dengan kisah poltergeist di tahun 1998 untuk memfoto ini saja awalnya aku takut tapi akhirnya memberanikan diri dengan jarak yang cukup jauh soalnya merinding juga loh di sekitar makam ini

Dan satu lagi adalah kisah Harry Potter dari si penulis luar biasa abad ke 20 JK Rowling yang kabar nya mendapat inspirasi nama Tom Riddle yang menjadi Voldemort dari salah satu nisan bernama Thomas Riddell di makam ini. Bisa bisa nya ya si JK tiap sore datang habis kerja ke makam ini, kata si Guide JK sangat menyukai arsitektur makam dengan nisan mengantung yang keren sekali dan tiba tiba saja dia menemukan sebuah nama unik yang dia sadur ke dalam buku Harry Potter

Nah pas lagi keliling akhirnya si guide menunjukan ke saya makam Thomas Riddell yang jadi inspirasi si Rowling dalam membuat nama Tom Riddle

Tur selesai pukul 1 Siang, perjalanan dengan free walking tour ini sangat menarik karena bisa ada panduan tentang sejarah kota dibalik keindahan kota ini. Tur diakhiri dengan membagikan kantong, bukan buat dibawa pulang ya tapi untuk ditaruh uang tips yang menurut kalian sepadan dari apa yang sudah dirasakan sepanjang tur. Demikian kisah hari pertama di Edinburgh yang berakhir dengan makan siang di dekat restoran halal dekat George Elliot School.

Menurut aku sebagai microtraveler, kota Edinburgh cukup dijelajahi selama 1 hari tapi jika kalian ingin lebih detail seperti masuk ke museum dan lain nya maka waktu satu hari tidak cukup dan bahkan seminggu juga tidak cukup, Jadi menurut saya tips nya adalah untuk menjadi microtraveler anda sebaiknya ikut free walking tour karena dengan hanya 3 jam kurang lebih 60% destinasi utama dari kota Edinburgh dapat ditempuh dengan baik 

Nantikan kisah lanjutan tentang Skotlandia ya karena selain di Edinburgh saya juga ada ikut sebuah tur ke Highland dan juga sekaligus mampir ke Rosslyn. Oleh sebab itu terus menjadi pembaca budiman di blog ini ya, dan jangan lupa beri tanda like atau berikan komentar jika ada pertanyaan. Tetap sehat dan sampai jumpa

Ferdi Cullen selfie di depan Edinburgh Castle

Ferdi Cullen

Edinburgh Kota Seribu Kastil Part 1

Hola World,

Apa kabar? Semoga semua pembaca blog ini dalam keadaan sehat dan aman selalu. Tulisan kali ini saya akan ceritakan pengalaman saya traveling yang masih bisa dikatakan belum lama ini. Jadi pada awal tahun 2020 tepatnya bulan Januari 2020 kemarin saya ikut rombongan keluarga temen saya yang kebetulan merencanakan ke UK karena adik temen saya yang akan wisuda. Akhirnya, karena sudah lumayan lama tidak melakukan traveling dan tiba tiba mendengar rencana tersebut akhirnya saya mengajukan diri untuk bergabung dan terima kasih nya mereka bersedia menerima saya, padahal saya agak takut juga karena mungkin bisa mengganggu kan tapi pada kenyataan nya mereka sangat menyambut sekali keikutsertaan saya di grup ini.

Perjalanan ke UK pada bulan Januari 2020 ini sangat menyenangkan sekali, dan saya sangat bersyukur masih bisa traveling di tahun 2020 ini. Coba bayangkan saja kalau saya sempat tidak memberanikan diri bilang sama temen saya itu untuk pergi bersama pasti saya sudah tidak akan traveling di tahun ini karena ada nya pandemi ini. Menyenangkan, saya berkesempatan untuk berkunjung ke Skotlandia pada lawatan ke UK kali ini. Sebelumnya saya pernah ke UK pada tahun 2015 namun belum sempat ke Skotlandia karena satu dan lain hal. Jadi saya sangat senang sekali perjalanan kali ini saya berhasil ke mampir ke negeri yang selalu disebut Ed Sheeran sebagai Castle on The Hill ini.

Kota Edinburgh merupakan kota yang sangat magis sekaligus indah sekali. Setiba saya dari London dengan kereta di Edinburgh Station saya langsung meresapi dingin nya kota ini dan sekaligus takjub dengan bangunan rumah yang semuanya memang mirip kastil tua, padahal itu bisa jadi rumah warga atau gereja. Jadi benar seperti yang diceritakan oleh Ed Sheeran di lagu Castle on The Hill, bahwa Edinburgh dan Skotlandia adalah kota seribu kastil.

Suasana Pagi di Kota Edinburgh

Calton Hill

Hari pertama saya segera beranjak ingin sekali ke Calton Hill. Saya penasaran sekali dengan pemandangan yang selama ini saya lihat di Instagram tentang tempat ini dan alhamdulillah rasa penasaran pun berhasil terobati. Ternyata Calton Hill itu berada cukup jauh dari penginapan kami. Dan karena temen saya ada bawa orangtua mereka tidak ikut ke Calton Hill, jadi saya sendirian ke sana, dengan hanya berjalan kaki sekitar kurang lebih 2km saya sampai di tempat yang mendapat julukan Edinburgh Acropolis.

Calton Hill ini juga dulu adalah sebuah gunung berapi sebelum menjadi bukit yang indah

Dengan jalan yang cukup menanjak, dan ada beberapa anak tangga yang harus dilewati jika menuju Calton Hill. Tapi sepadan dengan pemandangan panorama dari Calton Hill ini yang bisa saya bilang spektakuler, kita bisa melihat bird view dari kota Edinburgh dengan sangat mengagumkan. Walaupun sangat dingin karena jam menunjukan pukul 7 pagi dan matahari juga masih belum begitu menunjukan posisi nya. Selain pemandangan nya, Calton hill juga unik karena ada beberapa monumen yang disebut dengan National Monument Scotland di sini. Monumen ini sangat unik, kenapa karena memang sengaja tidak diselesaikan, jadi kesannya seperti reruntuhan tapi itu bukan reruntuhan, jadi monumen itu memang sengaja dibangun seakan akan kita melihat reruntuhan layaknya kota Acropolis di Yunani. Betapa mengagumkan sekali di Calton hill ini, saya menghabiskan waktu 2 jam hanya untuk foto foto dan menikmati pemandangan kota tua Edinburgh di Calton Hill.

Pemandangan dari atas Calton Hill benar benar jadi mood booster di kota ini

National Monument Scotland yang didesain mirip dengan Acropolis di Yunani

Beberapa bangunan lain di Calton Hill, ada observatory juga di sini

Free Walking Tour Edinburgh with City Explorers

Setelah puas di Calton Hill, saya melihat jam dan saya punya janji dengan City Explorers salah satu penyedia tour di Edinburgh tepat pukul 10 pagi. Saya pun bergegas ke tempat yang sudah tertulis di email saya tersebut. Ini merupakan Free Walking Tour, yang merupakan sebuah konsep bisnis yang sudah cukup lama di dunia turisme Eropa, dimana warga lokal akan membantu para turis untuk berkeliling kota tanpa biaya hanya perlu daftar di website atau bahkan sosial media mereka. Konsep pembayaran nya adalah dengan tips, dan isitilahnya adalah “pay as you wish” jadi setelah selesai acara silahkan berikan tips berapa pun yang anda rasa sesuai dengan pengalaman yang telah anda rasakan.

Suasana kota Edinburgh menjelang pukul 10 sambil nunggu tur

 

Untuk free tour kali ini guidenya ramah, dan dia mampu menjelaskan kisah Edinburgh dengan sangat baik. Tur ini ada beberapa tema, seperti Tema  Hantu di Edinburgh biasanya malam hari, atau tema Harry Potter, oh iya di Edinburgh ini tempat nya JK Rowling mendapat inspirasi untuk buku Harry Potter, tapi saya pesan yang City Tour biasa yaitu tour ke beberapa Top Spot nya kota Edinburgh. Tur dimulai dari Royal Mile, St. Giles Cathedral, The Writers Museum, Victoria Street, Grassmarket, CastleHill, dan berakhir di Greyfriars Bobby tepat pukul 1 siang. Perjalanan dengan mengunakan kaki atau jalan kaki, jadi sebaiknya menggunakan sepatu yang sesuai jika mengikuti tur ini. Kurang lebih ada 5 orang yang mengikuti tur bersama saya karena biasanya Januari adalah low season jadi tidak banyak orang yang datang ke Skotlandia tapi enak sekali karena tidak ramai, setelah ada daftar ulang sama si guide dan tepat pukul 10 (jangan telat ya karena jika telat langsung ditinggal) kami pun bergerak menuju St. Giles Cathedral.

The Royal Mile

Royal Mile, adalah sebuah jalan yang menjadi jalan yang dulu hanya boleh dilewati oleh Raja dan Ratu Skotlandia. Terbentang dari selatan yaitu di kastil tempat tinggal Raja dan Ratu Skotlandia bernama Palace of Holyrood House menuju ke Edinburgh Castle. Sepanjang Royal Mile ini banyak spot yang sangat unik untuk dijelajahi. Bahkan kalau mau satu harian tidak akan cukup menjelajahi lorong demi lorong di kota yang magis ini.

Royal Mile dimulai dari patung David Hume

Suasana Royal Mile di pagi hari

Patung Adam Smith yang merupakan patung baru dibangun tahun 2008

Yang menarik perhatian saya ada dua dan kebetulan dijelaskan juga oleh si Guide yaitu Patung Adam Smith di depan St. Giles Cathedral dan patung David Hume. Untuk Adam Smith, saya jadi teringat masa masa kuliah S1 dulu di mana saya belajar ilmu ekonomi mikro, dan selalu dosen saya membahas tentang peran Adam Smith dalam Kapitalisme dunia. Walaupun Skotlandia tidak terlalu kapitalis, tapi Bapak Wealth of Nation yaitu Adam Smith adalah orang Skotlandia dan bahkan dia merupakan alumni University of Glasgow dan professor di University of Edinburgh. Patung nya sendiri bisa dibilang belum terlalu lama, diresmikan pada tangaal 4 Juli 2008, tapi sekilas dipandang patungnya kok mirip George Washington di Amerika Serikat ya, ternyata pembuat patung memang orang Amerika dan menggunakan pernak pernik yang sama yang dipakai oleh George Washington di abad ke 18 tersebut.

Satu lagi patung yang menarik adalah patung David Hume, David Hume adalah seorang philosopis  filsafat sekaligus sejarawan terkenal di abad 18. Merupakan salah satu professor di University of Edinburgh dan sahabat dekat nya Adam Smith. Patung ini jauh lebih tua dibandingkan dengan patung Adam Smith, dibangun tepat beberapa tahun d abad ke 18 setelah Hume meninggal dunia, bahkan patung ini menjadi icon Royal Mile, jadi ingin cari Royal Mile ya tandanya adalah patung ini. Ada tradisi lokal yang menarik perhatian saya ketika dijelaskan si guide, yaitu apabila kita mengusap jari kaki Hume kita akan mendapat keberutungan silahkan boleh percaya boleh tidak dan banyak turis yang percaya sehingga mereka berfoto sekaligus mengusap jari kaki Hume tersebut

Menarik sekali bukan kota seribu kastil ini, next episode saya akan ceritakan kisah lanjutan dari perjalanan free walking tour nya ke St. Giles Cathedral, Writers Museum, Victoria Street, Castle Hill, Grassmarket, sampai ke Greyfriars Bobby nantikan part 2 dari tulisan ini ya

Pemandangan di Calton Hill tidak akan pernah saya lupakan

Sampai jumpa dan Tetap Sehat

Ferdi Cullen

 

 

Hagia Sophia : Mesjid Impian Warga Turki

Serasa bergetar dengan dingin nya musim dingin, membuat saya tidak gentar. Perlahan tapi pasti, saya melihat Tram berwarna merah itu tiba. Dengan melesat pelan namun penuh tenaga, tram itu melesat. Setelah 30 menit perjalanan dengan tram berlalu, tiba tiba dalam jarak 1 KM saya melihat kubah itu. Kubah yang sering diartikan sebagai kubah surga itu pun akhirnya saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Sekarang saya berujar Alhamdulillah dan sekaligus Masyaallah karena saya melihat Kubah Hagia Sophia. Kubah yang menjadi saksi bisu kisah pertumpahan darah para Crusader di Constantinople, dan tentunya kubah yang membuat takjub Sultan Muhammad Al Fatih ketika menaklukkan Constantinople. Kubah yang saya impikan dari membaca buku 99 Cahaya di Langit Eropa dan Inferno Dan Brown kini terpampang di mata saya.

Hola World,

Berikut di atas adalah pembukaan dari isi hati saya kala pertama kali melihat Hagia Sophia pada bulan Desember 2014. Tulisan saya berikut ini saya rangkum beberapa opini saya tentang Hagia Sophia, di Istanbul yang saat ini beralihfungsi menjadi Mesjid. Tulisan ini untuk saya buat dalam rangka berita yang sedang viral di bulan Juli ini yaitu perubahan status Hagia Sophia dari sebuah museum menjadi sebuah masjid. Penasaran dengan apa yang saya rasakan dan khidmati ketika berkunjung ke Hagia Sophia, jangan lupa untuk memberikan komentar dan juga beri tanda suka untuk artikel ini.

Hagia Sophia terlihat dari kejauhan

Di tengah masih meluasnya pandemi Covid 19, kita mendapatkan kabar yang sangat luar biasa di negara nun jauh di Turki. Per tanggal 10 Juli 2020, pengadilan Turki secara resmi membatalkan keputusan Presiden Turki Mustafa Kemal Attaturk yang melakukan perubahan Hagia Sophia dari Mesjid ke museum. Dengan demikian, Hagia Sophia akan dialihfungsikan kembali menjadi mesjid. Berita ini sangat menggembirakan warga Turki. Presiden Turki Erdogan langsung menandatangani dekrit presiden sehingga keputusan ini tidak akan diganggu lagi di masa datang. Kemudian timbul polemik, dimana negara negara tetangga seperti Uni Eropa, Yunani, Rusia, dan Amerika tidak begitu senang dengan keputusan ini. Namun apapun alasan nya, yang pasti saya ingin ceritakan bahwa selama saya berkunjung di Turki, saya pernah mendengar beberapa suara hati masyarakat Turki, mereka memang sudah mengidamkan untuk Hagia Sophia menjadi mesjid kembali. Bahkan, perjuangan rakyat Turki untuk menjadikan Hagia Sophia kembali menjadi mesjid bahkan sudah berlangsung sangat lama sehingga sepatutnya mereka bersyukur.

Hagia Sophia dari depan Sultanahmet Square

Pada saat saya berada di Istanbul di tahun 2014, saya berkenalan dengan seorang warga Turki yang bernama Mehmed, dia adalah seorang akuntan, kebetulan Mehmed ini merupakan temen nya temen saya yang ketika itu menjadi partner trip saya ke Turki. Pada saat kami minum teh sambil makan siang bareng, saya ingat sekali betapa dia menceritakan sangat memimpikan untuk melakukan ibadah sholat rutin umat muslim di Hagia Sophia. Pada masa kecilnya, Mehmed selalu diceritakan oleh kakeknya tentang betapa mahligainya menjalankan ibadah sholat di Hagia Sophia. Bahkan berdasarkan cerita Mehmed, pembacaan ayat suci Al Quran tidak perlu menggunakan pengeras suara di Hagia Sophia, karena struktur resonansi di tempat tersebut yang memang sangat bagus dan konon lengkingan para qari akan terdengar sangat syahdu di Hagia Sophia. Dari cerita Mehmed ini saya sangat paham sekali mengapa masyarakat Turki sangat menginginkan bangunan ini kembali menjadi mesjid dan saya juga memahami betapa kecewanya mereka ketika Attaturk memutuskan perubahan menjadi sebuah museum, yang menurut mereka alasan sekularisasi bukan alasan yang tepat. Namun saya yakin sekarang pasti Mehmed sudah tidak sabar ingin sholat jumat di Hagia Sophia karena kabarnya tempat ini akan dibuka untuk publik pada Sholat Jumat tanggal 24 Juli 2020.

Animasi menarik dari peralihan Byzantium dan Istanbul yang saya lihat di jalanan Istanbul

Namun di sisi yang lain saya juga merasa prihatin dengan kondisi perubahan rumah ibadah sebagai suatu tanda penaklukkan yang terjadi di era Medieval. Mungkin, jika kita lihat kisah di era Reconquista yang terjadi di Andalusia betapa penaklukkan yang sangat memilukan itu, juga membuat perubahan yang sangat kontroversi yaitu merubah Mesjid Agung Cordoba menjadi Katedral Cordoba. Berbeda dengan kisah Sultan Muhammad Al Fatih (Fatih Sultan Mehmet) yang menaklukkan Constantinople, dan kabarnya sang Sultan membeli Hagia Sophia secara sah, sehingga menjadikan Hagia Sophia adalah properti sah dari sang Sultan, sehingga sang Sultan berhak untuk merubah bangunan ini menjadi mesjid. Era dimana Sultan Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan Constantinople dalam sejarah adalah masa akhir era Medieval dan dimulainya era Renaissance berlanjut ke masa era Discovery di periode berikutnya, bahkan era Kolonialisasi di periode berikut setelah nya. Yang pasti Sultan Muhammad Al Fatih menghargai Hagia Sophia sebagai properti Kristen Ortodoks pada saat itu, dan telah mendapatkan ijin untuk perubahan menjadi mesjid.

Sang Penakluk Constantinople, Fatih Sultan Mehmet

City of Inferno, tulisan saya sebelumnya silahkan di cek di link ini ada ringkasan sejarah dari Hagia Sophia. Pada tulisan itu juga ada menceritakan pelajaran yang saya dapat ketika saya melihat Mosaik indah yang terpahat di Hagia Sophia. Mosaik tersebut merupakan peninggalan Byzantium dan dipahat pada masa Hagia Sophia menjadi katedral. Selain itu ornamen islam juga tidak kalah menariknya. Bahkan saya sempat melihat perpaduan antara ornamen Islam yang melambangkan “Allah Maha Besar” bersama dengan “Muhammad adalah Rasul Allah” bersanding dengan Mary The Virgin yang sedang memangku Baby Jesus. Melihat kombinasi ini sejenak saya jadi berpikir tentang indahnya toleransi itu. Karena sekarang sudah tidak museum lagi jelas ornamen non muslim akan sangat menggangu ibadah muslim. Tapi luar biasanya Presiden Erdogan berjanji tidak akan merusak ornamen sama sekali, ini juga menjadikan saya sangat kagum dengan sosok kepemimpinan Erdogan. Pada saat ibadah sholat, akan ada penutup ornamen tersebut dalam bentuk teknologi laser, menarik sekali tapi saya belum mendapat informasi lebih lengkap bentuk teknologi yang dikabarkan mampu menutup ornamen non muslim secara sementara ketika ibadah sholat dilakukan, tanpa merusak ornamen itu. Sebelumnya pada masa sultan Ottoman, semua ornamen non muslim memang ditutup menggunakan plaster, jadi ornamen yang ada saat ini adalah ornamen yang dibuka kembali ketika dilakukan penelitian arkeologi oleh tim peneliti Turki.

Selain janji Erdogan untuk tidak merusak ornamen non muslim, Erdogan juga menyatakan Hagia Sophia tetap dibuka untuk umum bagi semua kalangan tanpa membedakan agama maupun kebangsaan. Namun kabarnya akan ada semacam protokol baru terkait hal tersebut, apalagi di masa pandemi ini banyak tempat wisata di Eropa sudah membuat protokol baru terkait kesehatan. Jadi memang bagus langkah yang dilakukan Turki menerapkan protokol penyesuaian Hagia Sophia menjadi mesjid ditambah dengan protokol kesehatan nya di saat situasi pariwisata yang sedang menurun sehingga penyesuaian ini bisa lebih mudah dikomunikasikan.

Akan dilakukan ibadah kembali di podium ini

Kaligrafi favorit saya di Hagia Sophia

Dan yang kedua yang membuat saya bahagia adalah setelah menjadi Mesjid, kabarnya Hagia Sophia tidak akan menerapkan biaya masuk lagi. Sekedar informasi pada masa menjadi museum, biaya tiket masuk Hagia Sophia adalah 20 Turkish Lira saya dua kali masuk di tahun 2014 dan masuk lagi di tahun 2017 masih dengan harga yang sama. Walaupun secara nominal 20 TL itu lumayan juga harganya yaitu 50 ribu rupiah namun sekarang dengan menjadi mesjid kita bisa masuk tanpa bayar sama hal nya dengan Blue Mosque yang ada di depan nya.

Selama beribadah, ornamen non muslim akan ditutupi dengan teknologi laser jadi penasaran bagaimana hasilnya

Akhirnya, kita harus menghargai apapun yang menjadi keputusan Turki mudah mudahan polemik ini tidak berkelanjutan. Dan setelah pandemi Hagia Sophia akan menjadi bucket list saya berikut nya yaitu Mesjid Hagia Sophia, ingin sekali rasanya mencoba sholat juga di mesjid ini insyallah semoga ada kesempatan ke sana Amin.

Saya selfie di Hagia Sophia tahun 2014, sudah 6 tahun lalu ternyata tak terasa di tempat ini akan menjadi mesjid kembali

Terima kasih sudah membaca artikel ini semoga bermanfaat

Ferdi

Sumber foto diatas berasal dari kamera saya pribadi, dari tahun 2014 sampai dengan 2017

Pengalaman Gegap Gempita 4th of July

Hola World

Apa kabar? Semoga para pembaca blog ini selalu diberikan kesehatan dan juga rejeki Amin.

Foto lagi mejeng di pinggir Lake Union Seattle. di sekitaran Gas Work Park

Sudah lama sekali ya sejak tulisan saya terakhir di akhir Maret, tentang bagaimana keindahan Roma dan Praha sebelum lock down. Bulan Juli merupakan bulan yang sangat menggembirakan, pasalnya di bulan ini adalah bulan dimana matahari pada posisi terbaiknya. Kalau di belahan dunia disebut dengan Summer. Tulisan saya berikut ini, saya akan menceritakan pengalaman indah saya pada tahun lalu dimana saya ikut merayakan musim panas di tengah kemerdekaan Amerika Serikat. Jujur itu adalah pengalaman yang paling terkesan sepanjang hidup saya. Gegap gempita, rasa nasionalisme warga Amerika, rasa menyambut musim yang baik, dan masa liburan. Semua rasa manis ini bercampur membuat saya sangat kagum dengan makna hari kemerdekaan dari negara itu. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk baca kisah ini ya.

Alkisah di bulan Juli tanggal 4 tahun 2019, awalnya di pagi hari yang cerah, saya bangun sangat pagi karena harus merapihkan beberapa barang lagi berhubungan tidak lama lagi Visa student saya akan habis masa berlakunya dan saya harus segera cabut dari Amerika. Tepatnya tanggal 9 Juli, saya harus segera keluar dari negara Amerika Serikat, jadi pada hari itu sebenarnya saya sedang mempersiapkan diri merapihkan barang untuk pindahan. Tidak terasa waktu, pukul 8 sudah tiba saya lari pagi sebentar karena memang udaranya pas lagi hangat sekitar 20 derajat celcius pokoknya hangat sekali, sehingga saya memutuskan lari pagi selama 1 jam. Setelah itu saya kembali ke Apartemen saya untuk melanjutkan mengemas barang barang lagi dan saat itu kondisi apartemen sangat berantakan, saya bahkan tidak mengijinkan kolega dan temen datang ke apartemen karena super berantakan.

Setelah selesai merapihkan beberapa barang, Agak sorean saya janjian sama seorang temen mahasiswa internasional berkebangsaan Vietnam untuk melihat firework di Gas Work Park. Informasi, bahwa untuk perayaan 4th of July di Seattle selalu dipusatkan di Gas Work Park ini. Namun kita harus datang lebih awal dikarenakan pasti kalau datang nya agak malam sulit untuk cari tempat yang bisa melihat dengan jelas kembang api nya. Jadi disarankan datang nya di sore hari walaupun acaranya baru mulai jam 9 malam pada saat matahari terbenam (saat summer matahari terbenam sekitar jam 8.30 malam)

GAS WORK PARK

Jadi apa itu Gas Work Park, Gas Work Park adalah sebuah taman yang dulunya adalah pabrik Gas di Seattle. Jadi sekitar tahun 1906-1956, di tempat ini merupakan tempat pengolahan gas bumi. Karena adanya perubahan aturan untuk pengembangan energi alternatif selain gas, ditambah juga dengan efek lingkungan yang ditimbulkan oleh pabarik ini selama 50 tahun membuat akhirnya pemerintah kota Seattle memutuskan untuk menutup perusahaan gas ini tiba tiba dan menghentikan operasional usahanya. Baru pada tahun 1976, dua puluh tahun setelah pabrik ini tutup, hadirlah taman yang dibuka untuk publik, salah satu keindahan taman ini adalah berada tepat di pinggir danau dan bisa memandang keindahan kota Seattle yang ada di seberang danau.

Ini dia yang bikin uniik, bekas alat penyulingan Gas yang sengaja di biarkan menambah keindahan taman ini

Uniknya adalah kita bisa melihat pemandangan bekas alat alat penyulingan gas berbalut danau, skyscrapper kota Seattle, dan bukit yang hijau. Saat Summer adalah saat terbaik untuk datang ke taman ini, sebab cahaya matahari nya sangat bagus menyinari rerumputan di taman ini, banyak sekali masyarakat memilih piknik di tempat ini.

Perpaduan manis antara danau, skyscrapper, rumput hijau, dan alat penyulingan gas

Selain untuk piknik, tentunya warga Seattle menggunakan tempat ini untuk berolahraga baik naik sepeda, joging maupun kadang ada juga seperti kelas yoga di sini. Dengan luas kurang lebih 20 hektare, menjadikan taman ini sebagai “the must visit place if you go to Seattle”. Saya pribadi sangat kagum dengan taman ini karena dua hal, pertama adalah keberanian kota Seattle menutup perusahaan gas ini karena masalah lingkungan, dan kedua bagaimana sang arsitek mampu merubah suasana taman ini dari gambar di bawah menjadi begitu asri dan alamiah, seakan akan seperti tidak pernah ada pabrik gas di sini.

Courtesy : MOHAI, pabrik gas di tahun 1935, sebelum disulap jadi taman

 

FIREWORKS IN 4TH OF JULY

Salah satu tradisi dari orang Amerika pada saat  4th of July yang merupakan hari kemerdekaan Amerika Serikat adalah menyaksikan fireworks atau kembang api. Berikut adalah beberapa cuplikan video kembang api yang ada di perayaan Gas Work Park tahun lalu.

Bayangkan masih sore sudah sepadat ini, dan ada miniatur obor liberty di puncak bukit taman ini

Jam 9 malam ketika acara dimulai sudah sepadat ini

Saya tiba di tempat ini sore dan harus bersabar menunggu sampai pukul 10 malam dan kembang api hanya berlangsung selama satu jam. Betapa luar biasa bukan kita harus menunggu 5 jam untuk menyaksikan kembang api yang hanya satu jam. Mohon baca juga kisah saya di tahun baru di New York berikut, dimana peristiwa kembang api berujung hujan namun hal itu terbayar dengan kehadiran saya menyaksikan kembang api di Gas Work Park ini.

Kembang Api yang terbaik sepanjang hidup aku

Ini Kembang Api Favorit saya

Ada beberapa tempat yang sudah dijadikan VIP, dan anda harus pesan untuk bisa mendapatkan posisi tersebut. Saya mendapat posisi di atas bukit dengan dengan tanda liberty yang memang dibangun setiap tahun di tempat ini. Kemudian acara akan dimulai pada pukul 9 malam tepat matahari terbenam. acara dimulai dengan beberapa lagu dari artis lokal, dan karena ini siaran langsung ada host nya dari sebuah radio swasta di Seattle yang saya juga tidak tahu nama radionya. Baru pukul 10 malam setelah menyanyikan lagu Sfar Spangled Banner (harus pada berdiri ya saat lagu ini dinyanyikan walaupun anda bukan warga negara Amerika), barulah acara kembang api dimulai.

Jadi tepat di tengah ada sebuah kapal yang melintas di tengah Lake Union dan kapal ini tiba tiba meluncurkan kembang api juga dan saya sangat kaget melihat nya. Warna kembang api dominan merah dan ada bentuk bintang sama hal nya dengan bendera Amerika Serikat. Gegap gempita dan kemegahan ini membuat saya yakin ini adalah hari terbaik saya selama berada di  Seattle.

Demikian kisah pengalaman saya di tengah gegap gempita perayaan kemerdekaan Amerika Serikat di Seattle, semoga tulisan ini bermanfaat dan jangan lupa untuk terus nantikan kisah selanjutnya dari blog ini. Jika ingin berkomentar feel free untuk komentar atau bertanya saya siap menjawab dengan senang hati.

Happy Fourth of July

Ferdi

Prague The City of Dark Magic Part 2 : Keramaian Praha yang indah sebelum lockdown

Dzien Dobry,

Praha merupakan salah satu kota yang sangat berkesan pada saat melakukan kunjungan ke Eropa Tengah pada tahun 2017. Namun pada pertengahan Maret 2020, akibat wabah Covid-19 pemerintah Czech Republic pun memutuskan untuk melakukan lockdown. Kemudian aku melihat salah satu video youtube, link video ada di bawah terkait dengan berubahnya kota ini dari kota yang sangat ramai dikunjungi oleh turis menjadi apa ya, mungkin bisa dibilang kota hantu.

Layaknya tulisan saya minggu lalu tentang Italia yang sudah duluan Lockdown, saya ingin tribute kepada Praha dengan memberikan dokumentasi keramaian kota dulu jauh sebelum adanya lockdown atau kondisi sekarang. Dengan harapan dan doa semoga wabah Covid 19 dapat segera berakhir dan Praha bisa terbuka lagi untuk turis.

Sekedar napak tilas, mohon dibaca kembali tulisan saya tentang Praha, yang saya posting dua tahun lalu disini. Jadi ini adalah sambungan dari kisah itu dimana judulnya adalah part 1, maka tulisan saya ini adalah part 2 nya.

Tulisan saya berikut ini saya ingin menunjukan tempat tempat yang paling ramai dikunjungi oleh Turis di Praha. Kebetulan keempat tempat ini saya kunjungi, dan kalian akan saksikan bahwa tempat ini memang layak dikunjungi karena memang indah atau punya chemistry tersendiri. Keempat tempat ini muncul juga di dalam Youtube di atas, untuk kondisi sekarang di Maret 2020, kalian bisa lihat di video tersebut, yang terus terang videonya bikin saya sedih. Bagaimana bisa coba kota Prague sebuah City of Dark Magic berubah menjadi kota hantu. Akan tetapi, itulah kenyataan nya semoga saja wabah Covid 19 segera pergi dari muka bumi ini Amin…. Amin ….Amin

Charles Bridge

Jembatan yang disebut sebagai jembatan paling romantis di dunia ini tidak akan pernah sepi turis, setidaknya sampai tahun ini. Bisa dilihat di foto di bawah, kondisi ramai turis nya seperti apa. Jembatan yang menjadi tempat lewatnya Raja Raja Bohemia, ketika mereka dilakukan Coronation ini memang sangat kuno dan antik.

Percayalah dalam kondisi apa saja, baik cerah, mendung, maupun gelap suasana foto yang kita dapatkan apabila kita mengambil foto di tempat ini benar benar indah. Jadi apapun sudut nya foto kita tersebut seakan bercerita. Sekarang jembatan ini menjadi sepi, hanya satu atau dua orang saja yang lewat menjadikan jembatan ini sekilas kembali ke jaman dulu dimana hanya Raja dan para bangsawan Bohemia yang boleh lewat jembatan ini.

Charles Bridge yang dipenuhi dengan turis sebelum akhirnya sepi

Sulit dipercaya dari ramai seperti ini hingga hanya 1-5 orang saja di jembatan ini saat ini

Prague Castle 

Tempat kedua yang menjadi incaran turis dan selalu tampak ramai adalah Prague Castle. Prague Castle merupakan kediaman resmi dari Presiden Czech Republic. Sama hal nya dengan Charles Bridge, Prague Castle diyakini sudah dibangun sejak tahun 880, jadi usianya sudah 1200 tahun, Di depan Prague Castle, biasanya ada Changing of The Guard yang keren sekali. Dan biasanya acara Changing of The Guard itu pasti banyak turis yang melihatnya.

Yang paling berkesan adalah aku menemukan sebuah jalan belakang bernama Na Opsyi Gate. Kalian harus lewat jalan ini karena di belakang ini kita bisa melihat pemadangan rumah rumah tua bergaya Bohemia dengan atap orange yang ciamik sekali, saya benar benar puas melihat pemandangan ini. Untuk cerita mengenai pemandangan indah di Praha sudah pernah saya tulis disini.

Prague Castle di tahun 2017

Jalan menuju Prague Castle yang indah dan saya suka animo para turis

Lennon Wall 

Berikut nya adalah Lennon Wall, nah jadi pasti kalian bertanya tanya kenapa ada Lennon Wall yang mengindikasikan John Lennon The Beatles di Praha. Jadi agak absurd sih memang, apalagi faktanya adalah John Lennon tidak pernah datang ke Praha. Panjang sih ceritanya intinya adalah tembok yang berisi grafiti lirik lirik The Beatles yang dianggap sebagai lambang kebebasan. Jadi tembok ini merupakan ekspresi ungkapan dari para kaum muda di Praha tentang kebebasan, apalagi ketika tahun 1980 an negara ini pernah dikuasai oleh Komunis, dimana mereka tidak bebas mengungkapkan pendapat mereka, jadi di tembok ini lah mereka mengungkapkan nya.

Aksi para turis selfie di tembok ini

Menarik kan cerita tembok ini, kondisi saat itu setiap sudut tembok dihinggapi oleh turis yang sekedar selfie. Karena memang kalau dilihat bentuk tembok ini sangat instgaramable sekali, Tembok ini menjadi tempat yang cocok untuk selfie kreatif yang bisa dipajang di Instagram. Namun seperti kita lihat di video, no one theres.

Prague Old Town Square

Selamat datang di pusat keramaian Praha, ya Prague Old Town Square merupakan pusat keramaian kota ini. Bayangkan saja banyak sekali scam, toko souvenir, orang orang yang tidak berhenti menawarkan tour kepada turis. Setiap turis yang melalui spot ini pasti punya banyak kenangan, pada sore hari di tempat ini mencapai puncak keramaiannya. Deretan cafe dan restoran juga menambah keindahan tempat ini, sekedar berkumpul dan bersantai sangat menyenangkan disini.

Prague Old Town Square, sangat hidup dan segar sekali kota ini

Puncak keramaian di sore hari di Prague Old Town Square sekarang senyap…..

Ada banyak hal yang bisa kita lihat di sini, muali dari museum, kemudian Astronomical Clock yang sangat terkenal itu, dan gereja indah yang sering disebut sebagai istana Disney bernama Tyn Church. Ditambah dengan aula ala Eropa yang sangat kental dengan aristektur Bohemia yang berbeda dengan arsitektur Eropa lain nya. Sekarang jangan kan turis, hanya ada beberapa orang saja yang melintas di tempat ini.

Demikianlah tribute saya untuk Praha, semoga saja bencana ini segera berakhir dan kita bisa mengunjungi Praha lagi. Sumber dokumentasi di tulisan saya ini adalah murni hasil jepretan saya ketika berkunjung ke Praha pada tahun 2017.

Jadi buat semua please TETAP DI RUMAH, hindari kerumunan, selalu Cuci Tangan, dan lakukan Social Distancing dimana jarak berinteraksi dengan seseorang adalah 1-2 Meter. Percayalah kita mampu mengurangi penyebaran wabah ini Amin Amin Amin

#stayathome, #dirumahaja

Dekuji

Ferdi Cullen

 

Tribute kepada Venesia, Roma, dan Vatican sebelum terjadi Lockdown

Hello World!!!!

Kali ini saya ingin menunjukan rasa keprihatinan yang sangat tinggi dengan kejadian yang terjadi di dunia saat ini. Wabah Virus Corona, telah melumpuhkan segala hal yang berhubungan dengan pariwisata dan penerbangan. Betapa banyak nya orang yang membatalkan reservasi hotel, megurungkan niat nya untuk travelling, dan juga membatalkan tiket penerbangan nya. Di tulisan kali ini aku mau tribute dengan negara Italia, negara ini sangat saya rindukan sekali, Dan tepat seminggu yang lalu Italia sebagai salah satu negara yang mengalami pukulan keras pada saat wabah ini berjalan, telah memberikan keputusan lockdown seluruh kawasan nya. Karena penderita wabah virus Corona telah mencapai 20 ribu orang dan Italia adalah negara kedua terbesar setelah Tiongkok daratan yang populasi penduduknya terkena wabah ini.

Setelah saya melihat instagram dan artikel media, bayangkan saja kota-kota tua Italia seperti Venesia, Roma, dan Vatican mendadak kosong tidak ada orang. Oleh sebab itu atas dasar keprihatinan ini saya ingin flashback beberapa dokumentasi saya akan ketiga kota tersebut jauh sebelum ada nya wabah ini ataupun adanya keputusan lockdown. Foto foto berikut saya ambil pada bulan Maret 2018 jadi tepat dua tahun lalu, namun perbedaannya sangat jauh sekali.

  1. Venesia

Venesia adalah kota dengan kanal kanal yang sangat indah. Pada saat saya berada disana dua tahun lalu, suasana kotanya sangat romantis, banyak sekali bangunan tua yang megah. Gereja gereja dan istana para leluhur dari Venesia seakan akan bercerita. Tidak ada gedung yang tidak bercerita, apalagi pada saat saya ke sana pada musim dingin, jadi bisa dikatakan suasana nya sangat sepi. Walaupun belum di lockdown, tapi suasana kota nya pada musim dingin tidak jauh berbeda dengan pada saat ini. Berikut foto foto saya ketika berada di Venesia.

Suasana para pengemudi Gondola membawa penumpang, hari ini mereka hanya menangalkan perahunya di luar sedih ya…..

Kanal Kanal Di Venesia adalah kanal yang paling indah di dunia

Ponte De Rialto atau yang biasa disebut Rialto Bridge dari sini pemandangan kanal sangat indah

Lihatlah betapa banyak nya manusia yang ingin mengagumi keindahan Venesia, tapi sekarang St. Mark Square kosong

Pemandangan dari Ponte De Guglie, salah satu jembatan legenda di Venesia

2. Roma dan Vatican

Selain Venesia, kota utama Italia yaitu Roma dan bahkan sang negara kecil Vatican juga dilakukan lockdown. Saya berada di Roma satu hari, dan jujur senang sekali makan pasta di kota ini. Entah kenapa pasta di kota ini hampir sama dengan pasta yang sering saya makan ketika di Indonesia. Ditambah dengan pizza sayur bayam nya yang tidak akan pernah saya lupakan, yaitu menyantap pizza sayur pertama kali di Roma.

Vatican yang menjadi salah satu negara impian saya, karena saya sering membaca buku Dan Brown terkait dengan Vatican. Kota ini adalah kota suci umat Katolik. St. Peter Square sebuah lapangan besar dimana umat katolik melakukan peribadatan, kabarnya sangat sepi, bahkan tidak ada orang. Semua peribadatan keagamaan yang biasanya dilakukan di St Peter Cathedral jadi dilakukan di rumah melalui koneksi online. Berikut adalah beberapa dokumentasi saya dengan keindahan kota Roma dan Vatican.

St. Peter Square yang dipenuhi oleh para turis

St. Peter Cathedral dari atas St. Angelo

Sore itu melihat matahari terbenam di atas St. Angelo yang menghadap ke St. Peter Cathedral

Roma memang selalu penuh dengan orang baik itu turis, maupun para pilgrim

The Pantheon di malam hari

Salah satu piazza di kota Roma, yang biasanya banyak seniman yang bernyanyi di sini

 

Piazza De Popolo, salah satu tempat favorit aku di Roma

Bagian Dalam Pantheon yang buka 24 jam dan tidak pernah sepi

Trevi Fountain yang legendaris

Berdasarkan catatan sejarah negara negara di Eropa juga sudah mengalami hal seperti wabah ini berabad lalu. Tepatnya pada abad ke-18 wabah Black Plague telah menyebar dengan sangat luar biasa, dan diceritakan bahwa wabah tersebut telah menewaskan hampir setengan populasi warga Eropa dan bahkan menjadikan Eropa masuk dalam masa kegelapan seperti yang diceritakan oleh para pujangga Eropa. Begitu juga dengan bangunan bangunan di Italia baik di Roma, Vatican, dan Venesia, mereka sudah menyaksikan perjuangan kota ini dari satu wabah ke wabah lain nya, dulu mereka menyaksikan lockdown untuk Black Plague sekarang mereka melihat nya lagi dengan Corona. Dan pastinya bangunan ini akan terus bertahan menjadi saksi bisu.

Bagaimanapun juga lockdown sudah terjadi, mari kita berharap saja semoga wabah Virus Corona dapat segera berakhir dan negara negara yang mengalami lockdown dapat membuka pintu lagi untuk para pendatang. Terus terang saya masih ingin sekali berkunjung ke Italia, ada beberapa kota yang sangat ingin saya kunjungi. Diantaranya adalah Florence dan Milan. Semoga masalah ini segera selesai dari Italia, Indonesia, dan dunia sehingga kita bisa berkunjung lagi ke negara ini.

Namun saya juga berharap semoga Indonesia juga cepat terbebas dari wabah ini, tercatat di Indonesia sampai dengan saya menulis artikel ini sudah 117 orang yang terindikasi positif terkena wabah ini. Mungkin bisa ditarik sedikit kesimpulan bahwa memang benar beberapa teori para praktisi lingkungan, kadang dunia memang butuh break dan saat ini lah mereka break, kota kota yang sepi sehingga ekonomi menjadi sepi walaupun itu bisa membuat manusia yang hidup menjadi kewalahan tapi hal tersebut diyakini untuk hidup yang lebih baik di masa mendatang.

Terima kasih sudah membaca artikel singkat flashback saya di Italia. Yuk silahkan tuliskan komentar kalian atau pengalaman kalian di Italia atau pendapat kalian terkait wabah Corona.

Pray for the better World

Stay Safe Everyone

Ferdi Cullen

Early Spring in DC : Kisah Perjalanan Dadakan di Washington DC

Hola World…

Sudah 2020, dan Cerita kali ini saya ingin menceritakan tentang perjalanan dadakan saya ke Washington DC pada bulan Maret 2019. Kenapa disebut dadakan?, seperti biasa pesen tiket seminggu sebelum dan tidak sempat riset sana sini dengan kondisi DC terutama di bulan Maret. Akhirnya kesampaian juga ke tempat yang dianggap sebagai markas nya Donald Trump ini.

Washington DC adalah ibukota Amerika Serikat,  orang lokal suka menyebutnya dengan DC. Sedangkan DC sendiri adalah singkatan dari Distric Columbia. Inilah kota yang mana ketika saya di Amerika, sering disalah artikan oleh beberapa kolega di Indonesia. Kenapa? karena saya kuliah di Univesity of Washington, dimana ketika orang awam Indonesia mendengar nya langsung berkata “Salam dengan Donald Trump ya” helooo… apa maksudnya juga… Mereka tidak tahu bahwa kampus saya berlokasi di West Coast sedangkan ibukota Amerika adalah di East. Tapi ya sudah lah tetap saya jelaskan pelan pelan dan akhirya mereka paham.

Washington DC adalah salah satu kota favorit saya di US

DC merupakan tempat yang menyenangkan sekali, adapun kenapa saya suka sekali di kota kecil yang bangunan nya adalah bangunan pemerintahan semua. Tidak ada pusat bisnis di sini, karena memang kawasan ini hanya dikhususkan untuk pemerintahan. Jadi hampir 85% penduduk yang tinggal di wilayah ini pekerjaan nya adalah Karyawan Pemerintah atau yang lebih kita kenal sebagai PNS. Untuk kawasan bisnis ada di negara bagian sebelahnya yaitu Maryland dan ibukota Virginia yatu Baltimore.

Jika kita berkeliling DC terutama di National Mall kita akan melihat sebuah obelisk yang sangat tinggi besar bernama Washington Monument atau National Monument. Bagi kita orang Indonesia, tentu melihat National Monument kita jadi teringat dengan Monumen Nasional Indonesia yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu saya selalu menyebut monumen di DC ini dengan nama yang sama dengan di Jakarta yaitu Monas. Monas DC ini terletak di tengah tengah National Mall jadi kemana kita memandang selama berjalan di National Mall kita akan disuguhkan dengan pemandangan Monas DC.

Peta tempat wisata Di Washington DC

Selain Monas DC ada banyak sekali tempat menarik yang bisa dikunjungi di DC namun  karena keterbatasan waktu saya hanya sempat mengunjungi 4 tempat. Berikut adalah beberapa tempat menarik yang saya kunjungi ketika berkunjung ke DC. Museum Smithsonian, Lincoln Memorial, Thomas Jefferson Memorial, dan US Capitol. Saya sempat melewatkan beberapa tempat penting seperti White House, karena pada saat saya ke sana ada sebuah rapat kenegaraan penting, jadi hampir 2 km dari White House harus ditutup. Makanya kalau ke DC harus bener bener memperhatikan waktu dan tanggal ya karena bisa saja museum dan tempat wisata ditutup tanpa pemberitahuan . Maklum lah ini ibukota negara yang menjadi perhatian dunia, keselamatan US President dan Senat sangat diutamakan dibandingkan dengan turis.

  1. Museum Smithsonian dan National Mall

Smithsonian Institution adalah salah satu yayasan yang menjadi pemersatu dari seluruh museum yang ada di Amerika Serikat. Jadi mereka ini lah pengurus dari kurang lebih 17 museum, 35 pusat penelitian dari berbagai ilmu, dan hampir seluruh kebun binatang di Amerika Serikat. Luar biasa bukan perhatian masyarakat Amerika akan ilmu pengetahuan sehingga mereka mempunyai sebuah institusi yang maha keren untuk bertanggung jawab mengelola pengetahuan kerena sih menurut saya.

The Castle, disini adalah kantor lama yayasan Smithsonian

Ada mall loh di DC namanya adalah National Mall, tapi ini bukan mall ala ala shopping mall di Jakarta ya. Pada National Mall ini tempat berkumpulnya ke-17 museum Smithsonian, dari barat yaitu US Capitol sampai ke Timur ujung nya adalah Lincoln Memorial, sedangkan di tengah nya terdapat National Monument. Bisa dikatakan ini adalah mall yang isinya sejarah dan ilmu pengetahuan. Jika anda berkunjung ke DC silahkan jalan kaki saja dari ujung ke ujung dijamin tidak capek kok, kalau lagi musim panas kabarnya banyak sekali food truck di sini dengan harga yang lumayan murah, kalau pas saya ke sana di Spring ada juga beberapa food truck loh tapi tidak seramai Summer.

Natural History Museum di DC

Namun ada beberapa hal yang menyenangkan dan tak menyenangkan di sini berdasarkan pengalaman saya. Yang menyenangkan adalah semua museum di National Mall di bawah naungan Smithsonian Museum tidak dipungut biaya sedikit pun alias Gratis. Dimana lagi selain di DC bisa masuk ke museum yang gratis iyakan. Namun yang tidak menyenangkan adalah setiap masuk ke museum ada pemeriksaan ala ala bandara dan sangat ketat sekali, sehingga walaupun antrian nya tidak terlalu panjang tapi membutuhkan waktu cukup lama untuk masuk ke satu museum. Jadi bayangkan ada 17 museum kalian bisa menghabiskan waktu sepuluh hari  hanya untuk melihat semua museum itu. Satu museum saja luas nya sudah bisa mencapai luasnya British Museum di London.

Saya sempat berkunjung ke satu museum yang bernama Natural History Museum. Dan ini pun juga luas sekali museum nya. Berikut adalah nama museum yang ada di National Mall, National Museum of Natural History ( ini paling banyak pengujung nya), National Air-Space Museum, National Museum of American History, National Zoo, National Museum of African American History, American Art Museum, National Air Space Steven Udvarhazy Center, Museum of Holocaust, Smithsonian Building (The Castle), National Museum of American Indian, Hirshhorn Museum of Sculpture Garden, National Portrait Gallery, Sackler Galleries, National Postal Museum, National Museum of African Art, Anacostia Community Museum, dan gedung baru Smithsonian Institution (disini kantor pusat Smithsonian yang lebih modern dibandingkan The Castle gedung lama)

2. The Lincoln Memorial

Puas jalan jalan ke museum jangan lupa datang ke Lincoln Memorial yang masih di satu jalan ke arah timur dari National Mall. Di tempat ini yang bentuk bangunan nya mirip dengan Pantheon, adalah monumen yang dibangun untuk menghormati Abraham Lincoln presiden ke 16 Amerika Serikat.

Lincoln Memorial mirip dengan kuil Pantheon arsitekturnya

Patung Raksasa Abraham Lincoln

Kalau pernah nonton film Night At The Museum, pasti inget betapa patung besar sang Presiden yang mendadak hidup. Dan ketika di dalam beneran raksasa sekali patungnya. Saya suka sekali quotes yang ada di kuil ini. Dari tempat ini spot yang bagus kalau mau menciptakan foto bagus dengan latar belakang National Monument dan US Capitol karena kedua nya tepat di depan monumen ini.Ada kolam cantik yang bernama Reflecting Pool di sini, namun di tempat ini sangat ramai sekali dan buka 24 jam jadi bisa datang ke sini kapan saja, pagi atau malam.

Reflection Pool, dekat dengan Lincoln Memorial always full of tourist

3. US Capitol dan Library of Congress 

Setelah puas menikmati Lincoln memorial yuk ah jalan sampai ujung lagi, kita akan tiba di US Capitol Sebagai catatan ya jalan kaki di DC itu seger sekali karena polusi nya tidak terlalu sesak layaknya New York. US Capitol ini mirip gunung dan saya lebih suka bilang nya Olympus of DC Di US Capitol kami berniat untuk melihat lihat di dalam gedung kongres Amerika yang luar biasa ini. Bayangkan saja semua kebijakan Amerika baik yang memberikan kebaikan maupun tidak untuk dunia diputuskan di sini.

The US Capitol, Olympus nya DC

Pada saat masuk ke sini ternyata pintu masuk untuk pengunjung lokasi adalah 1 km dari gedung nya sempat cari cari dan tanya akhirnya dapat juga. Pintu masuk nya adalah pintu basement dari gedung ini. Kemudian lagi lagi pemeriksaan ala bandara dilakukan pada saat berada di pintu masuk. Ada tambahan di sini gak boleh namanya bawa tripod, monopod dan peralatan fotografi, hanya boleh kamera saja, akan tetapi ada beberapa tempat di dalam gedung yang mempunyai peraturan tidak boleh difoto, jadi perhatikan baik baik ya kalau tidak mau ditegur dengan keras oleh petugas di sini.

Ada free tour juga loh di US Capitol ini, caranya gampang banget tinggal daftar di Visitor Centre, biasanya setiap satu jam sekali dan ada beberapa bahasa juga yang mereka tawarkan selain Inggris, ada Spanyol, Italia, China, dan Jepang, lumayan lengkap bahasa asing nya. Sebenarnya harusnya daftar online  tapi ternyata disediakan juga antrian untuk go show, kalau tidak ramai bagus go show namun kalau go show kadang suka bisa gak kebagian tiket.

Pertama masuk ke hall yang mirip kayak bioskop dan disitu diputar kisah dokumenter perjuangan para pahlawan revolusi Amerika, sampai kisah kebijakan kebijakan populer yang dikeluarkan Kongres. Kemudian sisa tur kami diajak keliling beberapa tempat bersejarah Kongres Amerika. Namun sayangnya kami tidak diijinkan masuk ke ruang Kongres utama tempat sidang. Ada sentuhan arsitekur Eropa tapi Amerikanya lebih kental dan punya ciri khas. Ternyata Capitol Building itu bangunan tertinggi di DC. Jadi tidak boleh ada bangunan yg diperbolehkan dibangun melebihi bangunan ini kecuali Washington Monument atau Monas DC yang juga salah satu Icon DC dan Amerika

Setelah puas ikut tur, kami pun keluar dari tempat ini namun bagian underground dari US Capitol ini terhubung ke Library Congress, jadi kami tinggal jalan di sebuah terowongan yang kanan kirinya itu ada foto foto berita lawas tentang Amerika tempo dulu. Sampainya di Library of Congress kami pun langsung menuju ke Reading Hall dari Library of Congress yang keren sekali, berikut foto foto yang saya ambil di ruang baca Library of Congress.

Reading Hall Library of Congress

4. Tidal Basin and Thomas Jefferson Memorial

Tempat terakhir yang saya kunjungi selama berada di DC adalah tempat yang menurut saya sangat unik. DC sangat terkenal dengan festival Cherry Blossom nya, dan di taman bernama Tidal Basin, ada sebuah danau buatan yang dikelilingi oleh pohon Sakura, yang merupakan sumbangan dari Jepang untuk Amerika Serikat.

Tidal Basin dan tunas tunas Sakura

Namun, ketika kami ke sini pohon sakura nya masih belum mekar. Masih berbentuk tunas tunas, dan memang menurut warga lokal untuk mekarnya Cherry Blossom sangat sulit sekali diprediksi kadang awal maret sudah ada tapi paling lambat juga mekar di Awal April. Walaupun begitu suasana di tempat ini membuat hati sejuk dan tenang.

Tempat ini sejuk dan tenang, ada danau buatan di sini

Tidak jauh dari Tidal Basin ada satu memorial monumen lagi yang mirip dengan Lincoln Memorial, yaitu Thomas Jefferson Memorial. Kuil nya lebih kecil dibandingkan dengan Lincoln dan patung Thomas Jefferson juga lebih kecil, namun pemandangan National Monument di tempat ini keren juga. Saya menghabiskan waktu sore sebelum kembali ke penginapan di sini. Sambil foto foto dengan latar belakang National Monument.

Thomas Jefferson Memorial

Demikian kisah perjalanan saya ke DC ya yang menjadi atikel pembuka saya di tahun 2020 walaupun saya melakukan perjalanan ke tempat ini sudah hampir setahun yang lalu, dan berikut saya rangkum tips-tips untuk perjalanan ke DC :

  • Jam operasional setiap museum, dan tempat wisata sering berubah ubah, bahkan bisa saja tutup tanpa pemberitahuan jadi sebaiknya pada saat ke DC bikin plan A dan B ya, karena setiap ada kegiatan pemerintah federal Amerika maka manajemen tempat wisata pasti akan menutup tempat apalagi akalau kegiatan nya dilakukan oleh orang orang penting di US
  • Dilarang membawa alat alat fotografi, seperti monopod, tripod, ketika berkunjung ke museum apalagi ke US Capitol, atau mau foto dekat White House
  • Kalau kalian tinggal di Maryland, kalian bisa ke DC naik DC Circulator yaitu metro nya DC, oh iya saya suka sekali dengan desain stasiun metro di DC bersih sekali loh. Tiket isi ulang ada di setiap stasiun
  • Berikut beberapa rekomendasi kapan waktu yang tepat ke DC, Akhir Maret atau April untuk Cherry Blossom Festival, Mei banyak festival budaya, Memorial Day (25 Mei) semacam hari pahlawan Amerika banyak diskon di DC dan ada pawai sore hari yang terkenal sekali, Tgl 4 Juli hari kemerdekaan Amerika kabarnya DC adalah tempat paling meriah merayakan Fourth of July di seluruh Amerika, dan terakhir adalah di Bulan September khususnya pas Labor Day 7 September ada festival buku nasional.

Tapi jika ada kesempatan ke Amerika lagi saya ingin sekali kembali ke DC terutama ke White House. kemudian ke Georgetown dan mungkin bisa keliling wilayah Virginia dan Baltimore hope someday I’ll be back to DC Amin. Terima kasih sudah membaca artikel ini, apabila ada pertanyaan lebih lanjut atau komentar silahkan isi di kolom komentar.

Thank You

Ferdi