“We have arrived in Madrid Estacion Sur”, kurang lebih seperti itu pemberitahuan seorang pramugari dari bus yang saya naiki dalam rangka perjalanan dari Granada Ke Madrid, wanita berbadan jenjang dan khas sekali wajah latin itu tampak membangunkan semua penumpang, bagi penumpang asli spanyol dia mengunakan bahasa spanyol tapi bagi kami yang satu-satunya orang Asia di dalam bus dia menggunakan bahasa Inggris. Saya melihat jam di telepon genggam saya, wah ternyata jam sudah menunjukan waktu 01.30 dini hari. Tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah diinformasikan oleh sang pramugari manis walau jarang tersenyum tersebut. Dengan demikian sampailah kami di Madrid yang menjadi kisah saya berikutnya berjudul The Romantic City of Madrid.
Madrid Estacion Sur begitu besar namun sepi karena sudah dini hari dan kami tidak sempat untuk memeriksa lebih lanjut stasiun bus terbesar di kota Madrid ini, yang kami pikirkan kala itu adalah bagaimana bisa sampai di hostel yang sudah kami pesan pada waktu dini hari ini. Setelah sedikit berdiskusi akhirnya kami memutuskan mengunakan taksi, dan alhamdulillah taksi masih banyak berjejer di depan stasiun, kami naik dua taksi karena kami ada berlima gak mungkin dong satu taksi, Sempat terbesit di hati saya, rumor tentang supir taksi di madrid yang begitu kencang membawa mobil dan sambil berteriak teriak, ternyata rumor itu menurut saya tidak begitu benar. Buktinya supir taksi yang kami naiki adalah pria tua berusia kurang lebih 50 tahun dan santun banget memang saya lihat dia membawa mobil dari 80 sd 100 km/hour karena jalanan sepi sih jadi wajar kalau menurut saya. Dalam waktu kurang lebih 15 menit kami sampai di Far Home Atocha Hostel.
Dari nama hostelnya memang sesuai banget ya dengan para traveller yang memang Far Home hehehe, hostel nya sangat bersih dan rekomen sekali ke Plaza Mayor tinggal jalan kaki saja kurang lebih 5 menit,reception nya juga 24 jam dan menyambut kami dengan sangat baik sekali walaupun jam sudah menunjukan waktu dini hari. Kami mengambil kamar dorm yang berisi 6 mixed room dan kamarnya juga sangat nyaman disertai dengan masing-masing loker untuk para tamu hostel.
Pagi pun menjelang dan karena sangat kelelahan kami baru beranjak dari hostel itu pukul 10 pagi. Namun berdasarkan laporan dari Google hari ini memang cuacanya tidak begitu cerah di Madrid, kami lihat sudah gelap namun masih ada beberapa spot yang masih bagus untuk diambil foto karena langit masih tidak begitu gelap. Karena hanya 1 hari saja kami berada di Madrid, sehingga langkah kami sangat terbatas untuk mengunjungi beberapa tempat wisata, rencana awal kami adalah mengikuti Free Walking Tour yang ada di Plaza Mayor. Namun kami kurang beruntung hujan pun turun dan yang namanya free tour pun tidak jadi.
Dengan tidak jadinya mengikuti free tour itu kami pun mengunjungi stadion bola Real Madrid yang terkenal itu, bernama Estadio Santiago Bernabeu, kebetulan rekan travelling saya lagi incar beberapa “jersey” yang asli dari stadion ini. Stadion ini diresmikan pada 14 Desember 1947, dengan renovasi sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1982 dan 2001. Pembangunan stadion ini diarsiteki oleh Manuel Munoz Monasterio, Luis Alemany Soler, dan Antonio Lamela sebagai arsitek pembesaran stadion. Nama stadion ini diambil dari pesepakbola legenda Real Madrid, Santiago Bernabeu (sumber wikipedia).Stadion ini sangat mudah dijangkau dengan naik metro jalur 10 dan berhenti langsung di stasiun metro Santiago Barnebau, Tidak banyak yang kami lakukan hanya berfoto di depan stadion dan belanja pernak pernik Real Madrid yang merupakan cendera mata untuk handai taulan di Indonesia.
Selepas dari stadion yang sangat luar biasa ini, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke Palacio Real, biasa disebut Palacio Real de Madrid atau istana Madrid, istana ini merupakan tempat resmi tinggal raja dan ratu Kerajaan Katolik Spanyol pada era abad 16 sd 19.
Info : Do you know kalau asal muasal nama “Madrid” itu berasal dari bahasa arab “Al-Majrit” yang artinya sumber air?. Dinasti Islam Andalusia pernah juga berkuasa di Madrid, sehingga mereka menamakan kota ini “Al Majrit” yang akhirnya setelah kekuasaan Kerajaan Katolik akhirnya menjadi Madrid. Tempat in dibangun pada abad ke 16 oleh Kesultanan Andalusia namun pada abad ke 17 design dari istana ini diganti total dan selesai pada tahun 1764 dan raja terakhir yang tinggal di istana ini adalah Alfonso XIII. Istana ini luasnya 135.000 meter persegi (1.450.000 sq ft) dan berisi 3.418 kamar. Ini adalah istana kerajaan terbesar di Eropa dan disebut mampu menyaingi istana Versailes yang ada di Perancis.
Kami memulai dari belakang istana yang terdapat sebuah taman yang tempatnya gak crowded banget kayak di depan istana ini namun cukup menarik nama taman tersebut adalah Campo Del Moro yang merupakan taman istana yang dibangun pada masa kekuasaan Ratu Isabel II, dan kemudian dipercantik dengan suasana yang menurut saya mirip dengan konsep taman di British oleh Ratu Maria Christina. Dan berbagai pose yang ada yang kami buat dokumentasinya di taman ini. Menurut saya taman ini cukup merepresentasikan keindahan dari Palacio Real itu sendiri.
Setelah selesai dengan taman kami pun beranjak menuju bagian depan istana yang warnanya mentereng putih keabuan ini jadi kesannya sangat klasik sekali. Berbagai ornamen tampak menghiasi dinding dan pintu dari istana ini. Kondisi saat itu sangat ramai sekali karena jam juga sudah menunjukan waktu sore hari sehingga banyak sekali warga lokal dan juga turis yang menghabiskan waktu sorenya di sini. Kesan romantisme pun sangat terasa di istana ini. Banyak sekali pasangan yang sekedar berbincang sambil berpadu mesra menikmati keindahan dari istana ini.
Arah sisi barat dari istana terdapat sebuah Plaza yang bernama Plaza De Oriente. Sekedar informasi Plaza di Spanyol bukan pusat perbelanjaan melainkan sebuah aula tempat banyak orang berkumpul. Yang saya sukai di sini adalah koleksi patung-patung yang menghiasi plaza ini, kurang lebih ada dua puluh raja Spanyol yang sesuai dengan lima raja Visigoth dan lima belas raja-raja kerajaan Kristen di awal Reconquista berjejer di sini, patung tersebut terbuat dari batu kapur, didistribusikan dalam dua baris yang melintasi kuadran ke timur-barat, di kedua sisi tempat ini. Sayangnya saya tidak berkesempatan untuk mencari informasi lebih lanjut siapa saja Raja-Raja itu.
Kemudian kami terus berjalan ke arah selatan dan kami menemukan bagian belakang dari istana Palacio Real ini namun ternyata di sini adalah tempat masuk apabila ada turis yang ingin mengikuti tour di dalam istana, kami tidak ada niat sih untuk melihat tour jadi ya kami menikmati suasana di luar saja. Di samping Palacio Real ini ada sebuah gereja yang sangat indah sekali bernama Gereja Almudena yang nama latin nya adalah Catedral De La Almudena. Bangunan ini sangat cantik apalagi di sore hari langit mulai menggelap namun di depan gereja banyak sekali warga lokal maupun turis yang bermain di depan gereja ini sambil memandang ke arah Palacio Real. Romantisme pun kembali berasa apalagi kami berhasil capture ada dua pasangan yang sedang memadu hati tampak di depan kami.
Sedikit cerita tentang Gereja Almudena yaitu gereja ini dibangun sejak abad 9 nama awalnya adalah “Al Mudayin” namun fungsinya adalah sebagai Mesjid pada masa pendudukan kerajaan Andalusia Muslim di negeri ini, baru sejak kekuasaan Kerajaan Spanyol di abad 16 bangunan ini pun dirubah menjadi Gereja dan sampai saat ini masih sebagai Gereja. Kurang lebih bangunan yang saat ini ada adalah hasil renovasi dan nama gaya arsitekturnya adalah gothic-baroque-style yang merupakan arsitektur gereja abad pertengahan di Italia.
Langit mendung terus bergelamur di angkasa, dan tiba-tiba hujan pun datang namun alhamdulillah ternyata hujanya tidak berlangsung lama hanya 5 sampai dengan 10 menit, setelah hujan selesai dan kami puas memandang Palacio Real kami pun terus berjalan ke arah selatan maksud hati pengen ke Puerta Del sol namun ampun deh banyak banget copet di Madrid ini, sedikit cerita mengenai copet kantong tas saya terbuka loh dan saya sempat merasakan nya ketika saya ke belakang eh si copet gadis yang sangat cantik pura-pura nelpon, dan untungnya kantong tas saya yang terbuka itu hanya berisi tisu jadi alhamdulillah masih diberikan keselamatan, jadi singkat cerita kalau anda datang ke Madrid baik di metro maupun di tempat wisata anda harus ekstra hati-hati ya, kalau bisa jika bawa tas ransel bagus taruh di depan aja kemudian waspadai gelagat orang-orang di sekitar anda jika ada yang bergelagat gelisah anda harus sering-sering liat ke belakang ya, gak tanggung-tanggung sih katanya copet di sini, mereka selain merogoh tas juga sekalian merogoh kantong, pada saat kami berbelanja di salah satu toko souvenir dalam perjalanan kami ke Puerta Del Sol bahwa orang-orang yang mencopet itu adalah orang dari Eropa timur dan masyarakat spanyol tidak terima jika dibilang warga lokal yang melakukan hal tersebut, para penjaga toko sudah bersepakat apabila ada turis berbelanja di toko mereka maka mereka akan menginformasikan agar para turis waspada.
Puerta Del sol ternyata ramai banget pas kebetulan kami datang itu di hari Jumat sore dan kebiasaan orang Madrid mereka akan hangout bersama kolega dan keluarga, dan biasanya mereka memadati Puerta Del Sol dan Plaza Mayor. Jadi kami kesulitan banget berfoto di depan Puerta Del sol, kayaknya kunjungan ke Madrid harus diulang lagi nih hehehe. Dan akhirnya kami memutuskan untuk menikmati tapas khas Spanyol yang dari kemarin kami di Spanyol tidak sempat kami nikmati yaitu Churros dan cokelat panas, harganya murah kok cuman 3 Euro kita sudah dapat 3 potong Churros dan secangkir cokelat panas yang pastinya enak banget dinikmati di sore hari. Sebenarnya Churros ini lebih nikmat dinikmati di pagi hari namun kami coba cara unik aja ah dengan menikmatinya di sore hari.
Dan dengan berakhirnya kami menikmati Churros di sore hari kami terus berjalan eh udah sampai di Plaza Mayor lagi berarti penginapan udah deket. Kami sempat menikmati keramaian warga sekitar di Plaza Mayor dan warna batu bata kemerahan khas Plaza Mayor ini memang merupakan sebuah pemandangan yang sangat nikmat sekali saya rasakan karena memang bangunan nya sangat unik ditambah dengan patung Raja Felipe III di tengah city hall menambah megah dan agung nya bangsa Spanyol ini, nah ini yang paling saya sukai.
Karena mungkin masih lelah juga kali ya soalnya perjalananya hectic banget yang habis dari Granada kemarin, dan besok pagi pun ternyata pesawat kami kembali ke kota asal adalah di pagi hari wow namun tetap kesan yang tertinggal di Madrid adalah romantismenya yang tidak akan pernah saya lupakan sembari berharap bisa ulang lagi perjalananya karena banyak yang belum dilihat di Capital City of Spain ini. Demikian berakhirlah perjalanan kami yang menurut saya kilat ini di Madrid.
Terima kasih nantikan tulisan saya selanjutnya ya
Gracias
Ferdi Cullen